Professional Documents
Culture Documents
Ismu, 2012
Balai Taman Nasional Bali Barat dalam situs resminya menyebutkan bahwa
topografi kawasan terdiri dari dataran landai, agak curam, dengan ketinggian tempat
antara 0 s/d 1414 mdpl. Jenis tanah di TNBB sebagian besar terdiri dari jenis Latosol.
Berdasarkan Schmidt dan Ferguson, kawasan TNBB termasuk tipe klasifikasi curah
hujan D, E, C dengan curah hujan rata-rata D : 1064 mm/ tahun, E : 972 mm/ tahun, dan
C : 1559 mm/ tahun. Temperatur udara rata-rata 33o C pada beberapa lokasi, kelembaban
udara di dalam hutan sekitar 86 % (Balai Taman Nasional Bali Barat 2009).
Fauna tanah merupakan salah satu komponen ekosistem tanah yang
berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan berat jenis,
peningkatan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas penyimpanan air,
dekomposisi bahan organik, pencampuran partikel tanah, penyebaran mikroba, dan
perbaikan struktur agregat tanah (Witt, 2004). Walaupun pengaruh fauna tanah
terhadap pembentukan tanah dan dekomposisi bahan organik bersifat tidak
langsung, secara umum fauna tanah dapat dipandang sebagai pengatur terjadinya
proses fisik, kimia maupun biokimia dalam tanah (Hill, 2004). Fauna tanah
menurut tempat hidupnya dibagi menjadi dua yaitu epifauna dan infauna (Ross,
1965). Epifauna yaitu hewan yang hidup di permukaan tanah. Infauna yaitu hewan
yang hidup didalam tanah. Dengan menggunakan Barless-Tulgreen untuk
mendekantasikan infauna kita dapat mengetahui jenis spesies dan
keanekaragaman jenis infauna yang terdapat di Hutan Perbatasan Jembrana,
Buleleng Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
1. Fauna tanah merupakan salah satu organisme penghuni tanah yang berperan sangat
besar dalam perbaikan kesuburan tanah sebab dapat mendekomposisi bahan
organik tanah untuk penyediaan unsur hara.
2. Metode isolasi kering merupakan salah satu metode untuk mendapatkan hewan
tanah terutama untuk jenis infauna. Memiliki prinsip utama yakni adanya respon
positif dan negative hewan tanah terhadap sinar. Intensitas cahaya matahari
menyebabkan perubahan suhu lingkungan, sehingga merangsang hewan tanah
untuk bergerak (Suin, 1989).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia.
Taman nasional ini mempunyai luas 77,000 hektar, yang kira-kira meliputi 10% dari
luas daratan pulau Bali. Taman Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan
dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung
berapi dari zaman Pleistocene, dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat
ini.
2.2 Fauna Tanah
Fauna tanah merupakan hewan yang menempati tanah sebagai habitatnya.
Menurut Adianto (1980) dalam Fatawi (2002) menyatakan bahwa kehadiran fauna
tanah pada habitatnya tidak sama, ada yang secara temporer da nada pula yang
menetap. Fauna tanah secara umu dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh,
dan menurut tempat hidupnya.
Berdasarkan ukurannya Van Der Driff (1951) dalam Fatawi (2002) membagi
fauna tanah menjadi empat kategori sebagai berikut:
Secara umum, keberadaan aneka macam fauna tanah pada tanah yang
tidakterganggu seperti padang rumput, karena siklus hara berlangsung secara
kontinyu (Arief, 2001). Fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting
dalam perombakan zat atau bahan-bahan organik dengan cara :
METODE PENELITIAN
- Botol serangga
- Cetok
- Soil analyzer
- Termometer tanah
- Botol plakon
- Jarum pentul
- Lembar data
- Alat tulis
- Mikroskop
3.3 Cara Kerja
Meletakkan sampel tanah dalam corong pada set barleese tulgreen dan
memasang botol serangga berisi alkohol 70%.
Keterangan: Pi = n/N
H1 = Indeks keragaman Shannon – Wiener
Pi = Kelimpahan proporsional
S 1
ln N
Keterangan: R = Richness/kekayaan
S = Jumlah spesies (n1, n2, n3,…..)
N = Total semua jenis individu dalam komunitas
(Junaidah, 2001)
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Lilis. 2001. Studi Keanekaragaman Fauna Tanah Pasca Erupsi Gunung
Kelud Kecamatan Ngancar Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA
UM.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Jakarta: Kanisius.
Barnes, B. V., Donald R. Z., Shirley R. D. and Stephen H. S. 1997. Forest
Ecology. 4th Edition. New York. John Wiley and Sons Inc.
Darmawan, A., dkk. 2005. Ekologi Hewan. Malang: FMIPA UM
Fatawi, Zaim. 2002. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah (Epifauna) pada
Berbagai Ketinggian di Lereng Gunung Ijen Kabupaten Banyuwangi. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.
Hill. B.S. 2004. Soil fauna and agriculture : Past findings and future priorities. EAP
Pub. 25. 8pgs. http://eap.megill.ca/Publications/eap-head.htm