You are on page 1of 48

i

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS LILA PADA IBU HAML DI WILAYAH
KERJAS PUSKESMAS PERUMNAS II PONTIANAK BARAT

Dipersiapkan dan disusun oleh:

MASRUL AQLIA
NIM 20152110728

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji


Pada tanggal, 09 Juli 2018

Susunan Dewan Penguji

1. Nopriantini, SP, MPd Ketua............................................

2. Agustiansyah, SKM, M.Kes Anggota........................................

3. Iman Jaladri, S.SiT, M.Kes Anggota........................................

Dalam penulisan KTI ini dibimbing oleh

1. Iman Jaladri, S.SiT, M.Kes Pembimbing Utama........................

2. Jurianto Gambir, S.SiT, M.Kes Pembimbing Pendamping..............

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
Mendapatkan gelar AHLI MADYA GIZI di Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Pontianak

Pontianak, 09 Juli 2018


iKetua Jurusan Gizi

Edy Waliyo, S.Gz, M.Gizi


NIP. 197306161997031

i
i
i

BIODATA PENULIS

Nama : Masrul Aqlia

Tempat, Tanggal lahir : Sungai Bakau Besar Laut, 12 Desember 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Aswar RT 16 RW 03 Sungai Bakau Besar


Laut Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten
Mempawah

Nama Orang Tua : Ibu : Yuna


Ayah : Ahmad
Alamat : Jln. Aswar RT 16 RW 03 Sungai Bakau Besar
Laut Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten
Mempawah

JENJANG PENDIDIKAN

1. TK : TK Panca Karsa
2. SD : Madrasah Ibtidaiyah Negeri SBBL
3. SMP : Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Wannajah
4. SMA : Madrasah Aliyah Negeri Mempawah

ii
i
ii

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI LILA PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS II PONTIANAK BARAT
Masrul Aqlia ¹), Iman Jaladri²), Jurianto Gambir³)

Vii + 36 halaman, 9 tabel, 1 gambar, 8 lampiran

ABSTRAK

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.


Perkembangan janin ibu hamil iberkaitan dengan bagaimana dia mengkonsumsi
pola makan. Pertumbuhan dan perkembangan janin ibu hamil sebagian besar
ditentukan oleh jumlah pola makan yang dikonsumsi, termasuk energi dan zat
gizi lainnya yang terkandung didalam pola makan tersebut.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pola makan dan status
gizi lila pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan


cross sectional yang dilaksanakan di Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat
pada bulan Mei 2018 yang diperoleh sampel 44 responden, menggunakan
purposive sampling.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil sebagian besar


mengkonsumsi pola makan yang tidak baik dibandingkan dengan ibu hamil ang
mengkonsumsi pola makan yang baik. Sedangkan status gizi LILA pada ibu
hamil yang memiliki status gizi normal lebih sedikit yang mengkonsumsi pola
makan yang baik dibanding yang mengkonsumsi pola makan yang tidak baik.

Kesimpulan dari penelitian ini sebagian besar pola makan ibu hamil
mengkonsumsi pola makan yang tidak baik. Sedangkan Status untuk gizi ibu
hamil lebih banyak yang memiliki status gizi normal.

Saran

Daftar Bacaan : 28 (2001-2016)


Kata Kunci : Pola Makan dan Status Gizi berdasarkan LILA
Keterangan : 1) Peneliti, 2)Pembimbing Utama, 3) Pembimbing
Pendamping

iii
i
v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan judul “Gambaran Pola Makan dan Status LILA pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat” sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan kuliah di Politeknik Kesehatan Pontianak Jurusan Gizi.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Selanjutnya terima kasih penulis sampaikan
kepada Bapak Iman Jaladri, S.SiT, M.Kes, selaku dosen pembimbing utama dan
Bapak Jurianto Gambir, S. SiT, M.Kes, selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran yang bersifat membangun
sehingga diselesaikannya Tugas Akhir ini. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz,M. Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Pontianak.
2. Bapak Edy Waliyo, S.Gz, M.Gizi selaku Ketua Jurusan Gizi.
3. Ibu Shelly Festilia A, S.Gz, MPH selaku Ketua Prodi D3 Gizi.
4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Pontianak.
5. Kedua Orang tua tercinta, saudara-saudaraku dan seluruh keluarga yang
telah mendoakan dan memberi dukungan baik moril maupun materi.
6. Rekan-rekan mahasiswa/i Jurusan Gizi angkatan 2015 yang selalu
mendukung dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
Penulis sudah semaksimal mungkin dalam menyusun Tugas Akhir ini
namun tentunya masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun
penulisannya untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Semoga Tugas Akhir ini berguna bagi penulis sendiri maupun pihak lain
yang memanfaatkannya, kritik dan saran sangat penulis harapan demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Pontianak, Juni 2018

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
ABSTRAKiiii ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

BABII TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4


A. Gizi Ibu Hamil ............................................................................................. 4
B. Pola Makan Pada Ibu Hamil ..................................................................... 11
C. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil ................................................................ 16

BAB III KERANGKA KONSEP, PERTANYAAN PENELITIAN DAN DEFINISI


OPERASIONAL ................................................................................................ 21
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 21
B. Pertanyaan Penelitian............................................................................... 21
C. Definisi Operasional.................................................................................. 21

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 24


A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 24
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 24
D. Jenis dan Instrument Pengambilan Data .................................................. 26
E. Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 28


A. Hasil ......................................................................................................... 28
B. Pembahasan ............................................................................................ 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 38


A. Kesimpulan ............................................................................................... 38
B. Saran ........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39

LAMPIRAN

v
v
i

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil .................................................. 17
n
Tabel 2. Distribusi Usia Kehamilan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPK
Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota
Pontianak...................................................................................... 28
Tabel 3. Distribusi Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPK Puskesmas
Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak .............. 29
Tabel 4. Distribusi Pola Makan Ibu Hamil Di Puskesmas Perumnas II
Pontianak Barat ............................................................................ 29
Tabel 5. Distribusi Jenis Makanan Ibu Hamil Di Puskesmas Perumnas II
Pontianak Barat ............................................................................ 29
Tabel 6. Distribusi Jumlah Konsumsi Energi Ibu Hamil Di Puskesmas
Perumnas II Pontianak Barat ........................................................ 30
Tabel 7. Distribusi Jumlah Konsumsi Protein Ibu Hamil Di Puskesmas
Perumnas II Pontianak Barat ........................................................ 30
Tabel 8. Distribusi frekuensi Makan Ibu Hamil Di Puskesmas Perumnas II
Pontianak Barat ............................................................................ 30
Tabel 9. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas Perumnas II
Pontianak Barat ............................................................................ 31
Tabel 10. Distribusi Gambaran Pola Makan terhadap Status Gizi Ibu Hamil
Di Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat ................................. 31

vi
v
ii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep ............................................................................ 21

vii
v
iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Formulir Konsumsi Makan Ibu Hamil (Recall) 1x24 jam

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Lembar Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 5 :Data Penelitian

Lampiran 6 :Hasil Data SPSS

Lampiran 7 :Dokumentasi

viii
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang

diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional.Untuk mencapai sumber

daya manusia berkualitas, faktor gizi sangat memegang peran penting. Gizi yang

baik akan mencerdaskan, menyehatkan serta membuat fisik yang tangguh dan

produktif. Perbaikan gizi perlu dilakukan pada seluruh siklus kehidupan, sejak

kehamilan, bayi dan balita, pra sekolah, anak sekolah, remaja dan dewasa

sampai usia lanjut (Depkes, 2005).

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang

tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Ibu hamil harus

mendapatkan gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka

bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk

kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan

janin berjalan dengan baik. Selama hamil, ibu akan mengalami banyak

perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya,

memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan

dilahirkan (Francin, 2005).

Hasil data PSG Kalimantan Barat 2016 ibu hamil yang memiliki risiko

kurang energi kronis (KEK) sebesar 67,9%. Ibu hamil yang mengalami defisit

energi sebesar 71,5%, sedangkan yang defisit protein sebanyak 61,9%.

Persentase konsumsi energi dan zat gizi secara nasional : indeks energi

(71,2%),indeks protein (94,5%), indeks karbohidrat (69,4%) dan (74,2%) indeks

1
2

lemak. Persentase Ibu hamil KEK di Pontianak Kalimantan Barat yang

mendapatkan makanan tambahan sebesar 78,7% (Data PSG, 2016).

Status gizi ibu yang kurang baik, sebelum maupun sewaktu hamil

cenderung menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan berat rendah. Oleh sebab

itu, ibu hamil perlu memperhatikan kuantitas dan kualitas makanan yang

dikonsumsinya setiap hari sebab faktor gizi merupakan penentu perkembangan

janin dalam kandungan (Walani, 2002). Rendahnya status gizi ibu hamil dapat

disebabkan beberapa faktor, antara lain yaitu rendahnya pengetahuan ibu hamil

tentang nutrisi, pendapatan keluarga di bawah rata-rata, dan tidak teraturnya pola

makan (Notoatmodjo, 2007).

Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi

seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) (Handayani, 2011). Kekurangan Energi

Kronik adalah keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan (Depkes,

2002). Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau

tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil

tersebut dikatakan KEK atau kurang gizi dan berisiko melahirkan bayi dengan

BBLR. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65%) Wanita Usia Subur (WUS)

menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat

pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko pada bayi dengan BBLR

(Depkes RI, 2002).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola makan dan

2
3

status gizi LILA pada ibu hamil di wilayah kerja Puskemas Perumnas II Pontianak

Barat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pola makan dan status LILA pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pola makan pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat

b. Mengetahui gambaran status LILA pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat : Sebagai informasi mengenai gambaran pola makan dan

status LILA padai bu hamil di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II

Pontianak Barat.

2. Bagi institusi pendidikan : Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjut.

3. Bagi penulis : Menambah wawasan tentang penelitian di bidang gizi

khususnya pola makan dan status LILA ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

3
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Ibu Hamil

Masa kehamilan adalah masa yang sangat penting, keadaan ibu dan janin

terkait satu dengan yang lain. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat

menentukan kualitas sumber daya manusia dimasa depan, karena tumbuh

kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam

kandungan. Keadaan kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat

menentukan terhadap kesehatan ibu hamil (Mitayani, 2010).

Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zar-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ, serta

menghasilkan energi (Supariasa, 2002). Gizi seimbang dalam masa kehamilan

dan sesuai dengan kebutuhan pada tiap semesternya (Mitayani, 2010).

1. Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik, baik

dan lebih (Almatsier, 2001). Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi

pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, pada saat

sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR). Disamping itu, akan mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan otak janin dan bayi baru lahir mudah terkena infeksi (Supariasa,

2002).

4
5

Kondisi anak yang lahir dari ibu yang kekurangan gizi dan mudah terkena

infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang

kurang optimal. Keadaan ini berbeda berbeda dengan negara-negara maju

seperti jepang, dimana status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan dalam

kondisi baik, sehingga menghasilkan anak dengan potensi pertumbuhan prima

karena status gizi ibu baik (Supariasa, 2002)

2. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil

Penilaian status gizi yang sering digunakan yaitu dengan antropometri.

Antropometri secara umum adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. Digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola

pertumbuhan fisik, proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air

dalam tubuh. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat

badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB) (Supariasa, 2002).

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) pada kelompok Wanita Usia Subur

(WUS) dan ibu hamil adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat

dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko

Kekurangan Energi Kronis (KEK) (Depkes RI, 1994).

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK pada

Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil adalah Lingkar Lengan Atas (LILA).

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi

dalam jangka pendek (Supariasa, 2002).

5
6

Menurut Supariasa, dkk (2002) tujuan pengukuran LILA dalam mencakup

masalah pada WUS, ibu hamil, calon ibu, masyarakat umum dan petugas lintas

sektoral, adalah untuk :

a. Mengetahui resiko KEK pada WUS, ibu hamil dan calon ibu. Untuk menapis

wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR).

b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

c. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

d. Meningkatkan peran petugas dilintas sektoral dalam perbaikan gizi pada

WUS yang menderita KEK.

e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK.

3. Batas ambang

Batas ambang LILA pada WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah

23,5 cm dan apabila kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA artinya

wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR).

4. Cara pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter

dengan batas ambang 23,5 cm (batas ambang merah dan putih). Pengukuran

LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah diterapkan. Ada 7 urutan

pengukuran LILA, yaitu :

a. Tetapkan posisi bahu dan siku

6
7

b. Letakkan pita antara bahu dan siku

c. Tentukan titik tengah lengan

d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

e. Pita jangan terlalu ketat

f. Pita jangan terlalu longgar

g. Cara pembaca skala yang benar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah:

a. Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.

b. Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju dan lengan dalam keadaan

tidak tegang dan kencang.

c. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-

lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.

5. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Definisi KEK

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan ibu menderita

kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Penderita KEK mempunyai risiko

untuk melahirkan Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) lebih tinggi dibandingkan

dengan WUS normal, dan (50,9%) ibu hamil KEK menderita anemia gizi

sebagai salah satu faktor penyebab tingginya kematian ibu.

b. Etiologi

Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa

jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh

kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang,

7
8

mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal

untuk diserap dan digunakan untuk tubuh.

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang

dikandungnya yaitu meliputi:

a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu:

1) terus menerus merasa letih

2) kesemutan

3) muka tampak pucat

4) kesulitan sewaktu melahirkan

5) air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,

sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.

b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain

1) Keguguran

2) pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah

(BBLR)

3) perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya

kecerdasan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)

4) kematian bayi.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

8
9

Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa hal yang utama pada kehidupan

manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan akan terbentuk melalui

proses pengorganisasian pengetahuan baru dan struktural yang telah ada

setelah pengetahuan baru tersebut diinterprestasikan melalui proses berfikir dan

belajar.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang

makin tinggi pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam upaya pencegahan

kekurangan gizi pada ibu hamil pada masa kehamilannya (FKM UI, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah suatu bantuan yang

diberikan pada individu, kelompok dalam rangka mencapai peningkatan

kemampuan yang diharapkan, sehingga dengan pendidikan yang makin tinggi

akan semakin baik dalam pemahaman tentang kesehatannya.

Tujuan umum dari pendidikan gizi untuk ibu hamil adalah setelah

mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan

memahami kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi selama masa kehamilan.

Sedangkan tujuan khusus pendidikan gizi adalah setelah mendapatkan

pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan mampu:

1) Menjelaskan pengertian ibu hamil

2) Menguraikan manfaat gizi pada ibu hamil

3) Menguraikan hubungan gizi dengan perubahan fisiologis selama hamil

4) Membedakan pola makan yang baik dan yang tidak baik bagi ibu hamil

5) Menjelaskan kebutuhan gizi pada ibu hamil

9
1
0

6) Menguraikan dampak yang akan terjadi akibat pemenuhan gizi yang kurang

pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

7) Menguraikan cara mengolah makanan bagi ibu hamil (Paath, 2004).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari untuk mencari

nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat menggambarkan

tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek

kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan dengan penghasilan

yang didapatkan dari pekerjaan tersebut. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan

dapat berperan dalam pemenuhan zat-zat gizi pada masa kehamilan

(Notoatmodjo, 2003).

d. Umur

Umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat

reproduksinya. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 21-35 tahun.

Kehamilan kurang dari 21 tahun secara biologi belum optimal, emosinya

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami

keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhuan

kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan kehamilan pada usia

lebih dari 35 tahun terkait dengan kemunduran fungsi organ yang menyebabkan

harus bekerja maksimal sehingga memerlukan tambahan energi yang cukup

selain itu juga terkait penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit

(Proverawati, 2009).

10
1
1

B. Pola Makan Pada Ibu Hamil

Pola makan adalah suatu informasi mengenai jenis dan jumlah pangan

yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu,

sehingga penilaian konsumsi pangan dapat berdasarkan pada jumlah maupun

jenis makanan yang dikonsumsi (Ari Istiany dan Rusilanti, 2013).

Pendapat para pakar tersebut dapat diartikan secara umum pola makan

merupakan cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau kelompok orang

dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap

hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang

berdasarkan pada faktor-faktor sosial budaya dimana mereka hidup (Almatsier,

2006).

Pola makan yang disesuaikan berkaitan lebih utama dengan waktu dan

cara makan. Masalah jenis makanan dan zat nutrisi yang terkandung didalamnya

adalah sebuah ketetapan yang harus dipenuhi. Tinjauan medis mengatakan

bahwa sebaiknya dalam memenuhi peningkatan kebutuhan asupan gizi yang ada

ibu hamil melakukannya secara bertahap. Prinsipnya makan sedikit-sedikit tetapi

sering lebih diutamakan dibandingkan makan besar sekaligus. Selain itu perlu

diperhatikan perubahan umum yang terjadi dalam kehamilan seperti

betambahnya berat badan yang sebagian besarnya terdiri dari cairan.

Tujuan penataan gizi pada ibu hamil adalah menyiapkan (Arisman, 2002) :

1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologis tinggi, vitamin, mineral, dancairan

untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, dan plasenta.

2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan

lemak.

11
1
2

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan yang

dianjurkan selama kehamilan.

4. Perencanaan dan perawatan gizi yang diatur sedemikian rupa yang

memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mencukupi kebutuhan

gizinya sehingga dapat menjalani kehamilan yang seharusnya.

5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi mual dan

muntah secara berlebihan.

6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan yang dapat menyulitkan

selama proses kehamilan berlangsung.

7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk menerapkan kebiasaan makan

yang baik yang dapat diturunkan untuk kebiasaan anaknya kelak.

1. Menu Seimbang untuk Ibu Hamil dan Janin

Hal yang mendasari harusnya mengonsumsi makanan seimbang pada ibu

hamil adalah masa kehamilan merupakan masa terjadinya wanita dalam keadaan

hamil mengalami stress fisiologis karena terdapat penyesuaian tubuh ibu

terhadap perubahan fisik tubuh. Penataan makan pada ibu hamil sebenarnya

sama dengan ibu yang tidak hamil, namun baik kualitas maupun kuantitasnya

harus mengalami peningkatan melalui pola makan dan kebiasaan makan yang

baik. Pola makan dan kebiasaan makan yang baik adalah menu makanan yang

seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Desi Purwitasari dan Dwi

Maryanti, 2009: 31).

Dalam penyusunan menu seimbang dapat dilakukan dengan melakukan

perencanaan. Yaitu:

1. Perencanaan menu seimbang bagi ibu hamil

(1) Zat tenaga

12
1
3

(2) Zat pembangun

(3) Zat pengatur

2. Persentase pembagian makanan dalam sehari

(1). Makan pagi : jam 07.00 : 25%

(2). Selingan pagi : jam 10.00 : 10%

(3). Makan siang : jam 12.00 : 25%

(4). Selingan siang : jam 15.00 : 10%

(5). Makan malam : jam 18.00 : 25%

(6). Selingan malam : jam 20.00 : 10%

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat,

protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi dapat

digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk pengganti protein hewani dapat

digunakan Tempe, Tahu. Makanan ibu selama hamil diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Demi

suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam

keadaan baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan protein, mineral,

vitamin dan energi (Prastiono, 2009).

Makanan yang tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil adalah makanan

kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu berlemak, margarin yang

berlebihan, makanan yang sudah tidak segar (Depkes RI, 2000).

Untuk kelancaran pencernaan dianjurkan menghindari makanan yang

banyak bumbu, terlalu panas/dingin dan tidak menggunakan alkohol. Dianjurkan

juga banyak makan sayuran berwarna hijau (Prastiono, 2009).

Hal yang mendasari harusnya mengonsumsi makanan seimbang pada ibu

hamil adalah masa kehamilan merupakan masa terjadinya wanita dalam keadaan

13
1
4

hamil mengalami stress fisiologis karena terdapat penyesuaian tubuh ibu

terhadap perubahan fisik tubuh. Penataan makan pada ibu hamil sebenarnya

sama dengan ibu yang tidak hamil, namun baik kualitas maupun kuantitasnya

harus mengalami peningkatan melalui pola makan dan kebiasaan makan yang

baik. Pola makan dan kebiasaan makan yang baik adalah menu makanan yang

seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Desi Purwitasari dan Dwi

Maryanti, 2009).

2. Pengaturan Makanan Selama Hamil

Selama masa kehamilan, sangat dibutuhkan asupan bahan makanan yang

bernilai gizi tinggi dan diperlukan dalam menjada kesehatan dan meningkatkan

kecerdasan janin. Oleh karena itu, agar ibu dan janin tetap mendapat asupan gizi,

berikut beberapa saran yang bisa dilakukan (Siti Misaroh Ibrahim dan Atikah

Proverawati: 2010).

a). Jangan biarkan perut kosong.

b). Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat lambung yang

terasa perih seperti terelaksasi.

c). Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, maka makanlah biscuit dan teh

hangat. Namun begitu, ibu harus tetap mencoba sarapan.

d). Bila ibu sering merasa kembung, hindari makanan yang dapat memicu

kembung antara lain kacang tanah yang biasa berada didalam bumbu

kacang.

e). Batasi masakan bersantan, ketan, nangka, sayur nangka, sayur asem, buah-

buahan yang asam atau dapat mengiritasi lambung.

f). Penting untuk menghindari rokok, cuka, kopi, juga narkoba karena akan

membahayakan ibu maupun janin.

14
1
5

g). Umumnya ibu hamil membutuhkan lebih banyak darah, untuk itu ibu hamil

diharuskan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi,

seperti sayuran hijau tua, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dan

kacang-kacangan lainya, telur, ikan, daging. Jangan lupa minum obat

penambah darah sesuai anjuran dokter.

h). Penting pula bagi ibu hamil untu makan buah-buahan segar seperti jeruk,

apel, papaya, dan sebagainya. Buah-buahan berfungsi untuk menyuplaii

vitamin.

Pada trimester kedua, peran hormon kehamilan yang membuat kondisi ibu

tidak karuan sudah tergantikan oleh plasenta sehingga ibu tidak lagi mual dan

muntah. Bahkan nafsu makannya sudah berkembang mengikuti kebutuhan gizi

ibu yang terus bertambah. Apalagi pertumbuhan janin yang makn pesat juga

membutuhkan asupan nutrisi yang besar. Inilah saat yang tepat untuk mengejar

ketinggalan gizi pada trimester pertama. Aturlah pola makan ibu, sehingga gizi

yang dibutuhkan akan tercukupi.

3. Makanan yang Baik dan Sehat Bagi Ibu Hamil

Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang

seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Ibu hamil sebaiknya

menerapkan menu empat sehat lima sempurna. Triwulan I, pertumbuhan janin

masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu

besar, tetapi pada masa ini sering terjadi masalah-masalah “ngidam” dan muntah,

karena itu kebutuhan gizi harus diperhatikan. Triwulan II dan III, pada masa ini

pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dan perlu diperhatikan kebutuhan

gizinya. Kebutuhan kalori ibu hamil ditambah 300 kalori sehingga menjadi sekitar

2500 Kkal (Ambarwati, 2012).

15
1
6

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum

hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan

untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan

pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk

pertumbuhan janin sebesar 40%, sedangkan yang 60% untuk memenuhi

kebutuhan ibu. Apabilamasukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai dengan

kebutuhan maka kemungkinan terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap

ibu maupun janin yang dikandungnya (Ambarwati, 2012).

C. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil

Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung

karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat

pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Nutrisi yang

dibutuhkan ibu akan meningkat selama kehamilan, namun tidak semua

kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional (Sophia, 2009).

Untuk mengetahui tingkat kecukupan gizi seseorang maka ditetapkan

Angka Kecukupan Gizi Indonesia yang disusun oleh LembagaI lmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI), risalah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 yang

dituliskan dalam buku Gizi Ibu Hamil oleh Safitri Sayoga (2007). Berikut tabel

angka kecukupan gizi untuk ibu hamil:

16
1
7

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil


(10 BB TB Energi Pro Le Karbo
Kolom) (Kg) (KG) (Kkal) tein mak hidrat
(gr) (gr) (gr)
Perempuan 10- 36 145 2000 60 67 275
12tahun
Perempuan 13- 46 155 2125 69 71 292
15tahun
Perempuan 16- 50 158 2125 59 71 292
18tahun
Perempuan 19- 54 159 2250 56 75 309
29tahun
Perempuan 30- 55 159 2150 57 60 323
49tahun
Perempuan 50- 55 159 1900 57 53 285
64tahun
Perempuan 65- 54 159 1550 56 43 252
80tahun
Perempuan >80tahun 53 159 1425 55 40 232
TambahanBu Trimester +180 +20 +6 +25
mil 1
TambahanBu Trimester +300 +20 +10 +40
mil 2
TambahanBu Trimester +300 +20 +10 +40
mil 3
TambahanBus 6blnperta +330 +20 +11 +45
ui ma
TambahanBus 6 bln +400 +20 +13 +55
ui kedua

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004

Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin, untuk itu ibu harus

memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang terjadi sangat pesat agar keluaran

kehamilannya berhasil dengan baik dan sempurna.

Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi (mikro dan makro) yang

dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I, trimester II,

dan trimester III dan harus cukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari

kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh

dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah (Almatsier, 2006).

17
1
8

Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin, untuk itu ibu harus

memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang terjadi sangat pesat agar keluaran

kehamilannya berhasil dengan baik dan sempurna.

Kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu

hamil saja, melainkan juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin yang

dikandungnya, oleh karena itu kebutuhan gizi ibu hamil lebih banyak jika

dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil (Muhilal, 2007). Adapun kebutuhan

gizi ibu hamil adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi pada waktu ibu hamil adalah sekitar 300-500 kkal lebih

banyak dari makanan yang dimakan ibu setiap hari. Berat badan ibu akan

bertambah sampai 12,5 kg untuk menambah berat badan sebanyak itu,

dibutuhkan kalori berkisar 80.000 kalori dalam jumlah tersebut, 36.000 kalori

untuk pembakaran tubuh, 44.000 kalori sisanya untuk pembuatan jaringan baru.

Dalam tambahan 300 kalori tersebut harus ada protein, lemak, dan zat patinya

(Nasidul, 2007).

2. Protein

Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino

untuk perkembangan janin, penambahan volume darah dan pertumbuhan ibu,

serta jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil adalah 30 gram lebih

banyak dibandingkan kondisi ibu sebelum hamil (Proverawati dan Asfuah, 2009).

Ibu hamil membutuhkan protein yang lebih banyak dari biasanya, paling sedikit

60 gram/hari. Hampir sekitar 70% protein digunakan untuk pertumbuhan janin.

Kebutuhan protein hewani lebih besar dari pada protein nabati. Ikan, daging,

susu, dan telur perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan dengan tahu, tempe,

18
1
9

dan kacang. Protein digunakan untuk menambah jaringan tubuh ibu, dan uterus.

Selain itu protein digunakan untuk penambahan unsur-unsur didalam darah,

terutama pada hemoglobin dan plasma darah. Kedua unsur ini penting untuk

menunjang kehamilan dalam kebutuhan zat asam dan meningkatkan aliran darah

(Nadisul, 2007).

3. Vitamin

Kebutuhan vitamin umumnya meningkat selama masa kehamilan. Vitamin

diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein. Adapun

macam-macam vitamin yaitu:

a. Vitamin A

Vitamin A penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta meningkatkan

daya tahan tubuh terhadap infeksidan juga diperlukan untuk pemeliharaan

jaringan mata (Musbikin, 2008).

b. Vitamin B

VitaminB komplek mengandung: Vitamin B1 (anevrin), Vitamin B2

(Riblovlavin), Vitamin B6 (Peridoksin), Vitamin B12 (Cyanocobalamin), dan

asamfolik (Almatsier, 2011).

Asam folat berperan sebagai koenzym dalam transportasi pecahan-

pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam amino dan sintesis asam

nukleat. Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel

darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Asam folat

berperan sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Vitamin

B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi

normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sum-sum

tulang,dan jaringan saraf (Almatsier, 2008).

19
2
0

4. Mineral

a. Zat kapur

Zat kapur sangat penting untuk pertumbuhan tulang anak. Seorang ibu

hamil membutuhkan zat kapur tambahan 400 mg. Zat kapur banyak didapatkan

dari susu,keju, eskrim dan kue, kacang-kacangan, sayur-sayuran yang berwarna

hijau, dan makanan laut (Thompson, 2009).

b. Fosfor

Mineral ini cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan

erat dengan zat kapur, jika jumlahnya tidak seimbang didalam tubuh maka akan

timbul gangguan seperti kram pada tungkai (Thompson, 2009).

c. Zat besi

Sel darah merah ibu bertambah hingga 30% berarti tubuhnya memerlukan

tambahan zat besi. Setiap hari ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi sekitar

100-800 mg. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan Trimester

2 dan 3, pada masa ini kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu

sehari-hari saja, tetapi ibu hamil perlu tambahan tablet besi. Kekurangan zat besi

akan mengakibatkan seorang ibu hamil mengalami anemia zat besi.

20
2
1

BAB III KERANGKA KONSEP, PERTANYAAN PENELITIAN DAN DEFINISI


OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel Dependent Variabel Independent

Pola Makan Status LiLA

Gambar 1. Kerangka Konsep

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Gambaran Pola Makan dan Status LILA pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

C. Definisi Operasional

1. Pola makan adalah frekuensi makan, jumlah makan dan jenis makanan.

Jenis makanan merupakan makanan yang dikonsumsi ibu hamil yang terdiri

dari makanan pokok, lauk pauk serta sayuran. Jumlah makan merupakan

suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali

makan. Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari yaitu sebanyak

3 kali makan (pagi, siang dan malam).

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner Food recall

Hasil Ukur :

1. Baik jika memenuhi 3 kriteria (Jenis, Jumlah dan Frekuensi)

2. Tidak Baik jika tidak memenuhi 3 kriteria (Jenis, Jumlah dan

Frekuensi).
21
2
2

a. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah seringnya seseorang melakukan kegiatan makan

dalam sehari baik makanan utama maupun makanan selingan.

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner Food recall

Hasil Ukur :

1. Baik jika 3 kali makan lengkap dalam sehari (makanan pokok,

lauk pauk, sayuran dan buah).

2. Tidak baik jika kurang 3 kali makan lengkap dalam sehari

(makan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah) dan atau lebih 3

kali makan lengkap (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan

buah).

b. Jenis Makanan

Jenis Makanan adalah keberagaman makanan yang dikonsumsi setiap kali

makan yang meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah.

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner Food recall

Hasil Ukur :

1. Baik jika hidangan makanan terdiri dari : makanan pokok, lauk

pauk, sayuran dan buah.

2. Tidak baik jika hidangan makanan tidak terdiri dari : makanan

pokok, lauk pauk, sayuran dan buah

22
2
3

c. Jumlah makanan

Jumlah makan merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Untuk melihat jumlah energi dari makanan

yang dikonsumsi diperoleh dengan Kuesioner Food recall kemudian dirata-

ratakan.

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner Food recall

Hasil Ukur :

1. Baik jika ≥100% AKG

2. Tidak Baik jika ≤100% AKG.

2. Status LiLA

Status Gizi Ibu hamil adalah kondisi kesehatan ibu hamil sebagai akibat

dari pola konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat–zat gizi per

orang/hari agar terjadi perbaikan status gizi, dinilai dengan indikator :

LILA (lingkar lengan atas)

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm.

Hasil ukur : 1. Normal apabila LILA ≥ 23,5 cm.

2. KEK apabila LILA < 23,5 cm.

23
2
4

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ni menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan

desain cross sectional yaitu suatu subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja

dan pengukuran dilakukan sekaligus pada suatu saat yang sama.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II pada

bulan Mei 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh bagian

dari populasi yang menjadi objek penelitian, dalam penelitian ini menggunakan

teknik purpossive sampling yaitu setiap ibu hamil yang memenuhi kriteria

penelitian sampai waktu tertentu.

a. Jumlah Sampel

Perhitungan Sampel :

n
𝑛=
1 + N (d)²

24
2
5

78
𝑛=
1 + 78 (0,1)²

78
𝑛=
1 + 78 (0,01)

78
𝑛=
1,78

= 44 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔

Dimana :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

d = tingkat kepercayaan yaitu 0,1 atau 10%.

b. Kriteria Sampel

1. Ibu hamil yang berada di Wilayah Puskesmas Perumnas II.

2. Ibu hamil yang memiliki buku pemeriksaan kehamilan atau buku Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA).

3. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

4. ibu hamil trimester I – trimester III.

c. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara random sampling

yaitu suatu teknik sampling yang dipilih secara acak.

25
2
6

D. Jenis dan Instrument Pengambilan Data

1. Jenis pengumpulan data

Data primer : Data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan

menggunakan formulir food recall yang telah disediakan.

Data sekunder : Diperoleh dengan melihat data umum tentang ibu hamil yang

ada di Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

2. Instrument pengambilan data

a. Kuesioner ( Form Food Recall )

b. Pita LILA

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing (koreksi)

Tahap awal yang dilakukan peneliti untuk memeriksa atau mengoreksi data

mentah dan kelengkapan prngisian kuesioner, sehingga jika terjadi kesalahan-

kesalahan dapat segera diperbaiki.

b. Entry Data

Memasukkan data penelitian kedalam program komputer SPSS untuk

selanjutnya dilakukan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Coding

Memberikan kode pada data yang telah diperoleh sehingga memudahkan

untuk melakukan pengecekan selanjutnya.

d. Tabulating

Data yang telah dikumpulkan dan diolah, dikelompokkan dan selanjutnya

disajikan dalam bentuk tabel untuk dianalisis.


26
2
7

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah untuk menganalisis variabel-variabel yang ada

secara deskriptif dengan menghitung frekuensi dari subjek penelitian.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan

dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat.

27
2
8

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

UPK Puskesmas Perumnas II berada dalam wilayah Kecamatan Pontianak

Barat Kota Pontianak, yaitu di Kelurahan Sungai Beliung dengan luas wilayah

kerja 567 Ha dan memiliki 37 Rukun Warga (RW) dan 195 Rukun Tetangga (RT).

Kelurahan Sungai Beliung sebagai wilayah kerja Puskesmas Perumnas II

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : sebelah Barat : berbatasan

dengan Desa Sungai Rengas Kabupaten Kubu Raya, sebelah Timur :

berbatasan dengan Kelurahan Sungai Jawi Luar, sebelah selatan: berbatasan

dengan Kelurahan Pal Lima dan sebelah utara: berbatasan dengan Sungai

Kapuas.

Jumlah Penduduk di wilayah kerja UPK Puskesmas Perumnas II pada Tahun

2017 adalah 68.071 jiwa, yang terdiri dari 34.866 laki-laki dan 33.205 perempuan

serta terdiri dari 18.204 Kepala Keluarga ( 15.204 KK laki-laki ) dan (3.063 KK

Perempuan).

2. Gambaran Umum Responden

a. Usia Kehamilan

Jumlah responden pada ibu hamil yaitu sebanyak 44 orang dengan kisaran

usia kehamilan 7 - 9 bulan. Responden terbanyak adalah usia kehamilan 7 bulan

(47,7 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2. Distribusi Usia Kehamilan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPK Puskesmas
Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak.

Usia Kehamilan n %
7 21 47,7
8 11 25
9 12 27,3
Total 44 100,0

28
2
9

b. Usia Ibu Hamil

Tabel 3. Distribusi Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Perumnas II
Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak 2018
Usia Ibu Hamil N %
19 tahun 1 2.27
20 tahun 3 6.82
21 tahun 4 9.09
22 tahun 5 11.36
23 tahun 1 2.27
25 tahun 1 2.27
26 tahun 2 4.56
27 tahun 3 6.82
28 tahun 2 4.55
29 tahun 2 4.55
31 tahun 1 2.27
32 tahun 4 9.09
33 tahun 2 4.55
34 tahun 2 4.55
35 tahun 1 2.27
36 tahun 3 6.82
37 tahun 2 4.56
38 tahun 1 2.27
40 tahun 3 6.82
42 tahun 1 2.27
Total 44 100,0

Pada tabel 3. terdapat 11 ibu hamil atau (25%) yang beresiko karena belum

meimenuhi usia ideal untuk hamil dan melahirkan disebabkan usia ibu hamil

masih dibawah 21 tahun dan lebih dari 35 tahun. Sementara untuk usia ibu hamil

yang tidak beresiko ada 33 ibu hamil (75%) karena sudah memenuhi usia ideal

untuk hamil yaitu minimal 21 tahun dan maksimal 35 tahun.

3. Analisis Univariat

1. Pola Makan Ibu Hamil

Pola makan sangat mempengaruhi saat kehamilan untuk itu pola makan

benar harus diterapkan sejak masa pra konsepsi atau kira-kira 3 bulan sebelum

hamil. Sehingga ibu sehat, fit dan memiliki berat badan ideal untuk mengandung

bayi. Setelah hamil, lanjutkan pola makan yang benar dengan jumlah makan

29
3
0

yang harus cukup, jenis makan harus sehat dan bervariasi dan frekuensi makan

yang teratur untuk ibu hamil.

Tabel 4. Distribusi Pola Makan Ibu Hamil pada bulan Mei di Wilayah Kerja UPK
Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak 2018
Pola Makan N %
Baik 20 45,5
Tidak Baik 24 54,5
Jumlah 44 100,0

Tabel 4. diketahui bahwa 20 ibu hamil (45,5%) memliki pola makan yang

tidak baik, karena tidak memenuhi 3 kriteria yaitu dari jenis, frekuensi dan jumlah

makanan yang dikonsumsi. Sementara yang memiliki pola makan yang baik ada

24 ibu hamil (54,5%).

a. Jenis Makanan

Jenis makanan yang baik bagi ibu hamil adalah kebergaman makanan

yang sering dionsumsi setiap kali makan seperti makanan pokok, lauk pauk,

sayuran dan buah karena seringnya ibu hamil mengkonsumsi keberagaman jenis

makanan seperti makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah akan semakin

baik terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandung.

Tabel 5. Distribusi Jenis Makanan Ibu Hamil pada bulan Mei di Wilayah Kerja
UPK Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak 2018
Jenis Makanan N %
Baik 21 47,7
Tidak Baik 23 52,3
Jumlah 44 100,0

Jenis makan ibu hamil dari tabel 5. Di atas diketahui bahwa dari 44 ibu

hamil terdapat 23 ibu hamil (52,3%) yang memiliki jenis makan yang tidak baik.

Sementara yang memiliki jenis makan yang baik ada 21 ibu hamil (47,7%).

b. Jumlah Makanan

Sumber energi sangat diperlukan untuk ibu hamil untuk menjaga kesehatan

jaringan saraf dan sel darah merah . Jika sumber energi kurang maka dapat

30
3
1

mengganggu proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam

tubuh ibu hamil. Selain itu konsumsi energi yang rendah akan menyebabkan

banyak protein terbuang sebagai sumber energy.

1. Energi

Tabel 6. Distribusi Jumlah Konsumsi Energi Ibu Hamil pada bulan Mei di Wilayah
Kerja UPK Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak
2018
Konsumsi Energi N %
Baik 20 45,5
Tidak Baik 24 54,5
Jumlah 44 100,0

Dengan melihat tabel 6. ditemukan 20 ibu hamil (45,5) jumlah energi tidak

baik. Sementara yang mengkonsumsi jumlah energi yang baik ada 24 ibu hamil

(54,5%)

2. Protein

Protein berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah bagi janin dan

ibu hamil. Ibu hamil kekurangan nutrisi terutama nutrisi protein akan mengalami

anemia. Darah merah dalam ibu hamil dibagi menjadi dua yaitu untuk jani yang

dikandung dan juga untuk dirinya sendiri. Jika kekurangan nutrisi protein tentu

ibu hamil akan mengalami anemia

Tabel 7. Distribusi Jumlah Konsumsi Protein Ibu Hamil bulan Mei di Wilayah
Kerja UPK Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak
2018
Konsumsi Protein N %
Baik 18 40,9
Tidak Baik 26 59,1
Jumlah 44 100,0

Tabel 7. menunjukkan (59,1%) atau 26 ibu hamil mengkonsumsi protein

dalam kategori tidak baik. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 7 di atas.

31
3
2

c. Frekuensi Makan

Frekuensi makan ibu hamil yang baik untuk ibu hamil adalah jika ibu hamil

sering mengkonsumsi makanan baik makanan lengkap maupun makanan

selingan. Ibu hamil yang jarang mengkonsumsi makanan lengkap dan selingan

akan berpengaruh bagi ibu hamil dan janin tersebut karena ibu hamil

memerlukan asupan untuk menunjang tumbuh kembang janin yang dikandung.

Tabel 8. Distribusi frekuensi Makan Ibu Hamil bulan Mei di Wilayah Kerja UPK
Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak 2018
Frekuensi Makan N %
Baik 42 95,5
Tidak Baik 2 4,5
Jumlah 44 100,0

Frekuensi makan ibu hamil dapat dilihat tabel 8. diketahui bahwa dari 44

ibu hamil terdapat 2 ibu hamil (4,5%) yang masih memiliki frekuensi makan yang

tidak baik. Sementara yang memiliki frekuensi makan yang baik ada 42 ibu hamil

(95,5%).

3. Status LiLA

Pengukuran status LiLA adalah cara pengukuran untuk dilakukan untuk

mengetahui status gizi ibu hamil apakah ibu hamil mengalami kekurangan energi

kronis (KEK) atau tidak. Hal ini disebabkan LiLA dianggap merupakan cara

pengukuran efisien dan efektif untuk mengetahui resiko kekurangan energi kronis

(KEK) pada ibu hamil karena apabila KEK dialami oleh seorang ibu hamil maka

akan berdampak buruk bagi ibu hamil dan janinnya.

Tabel 9. Distribusi Status LiLA Ibu Hamil pada bulan Mei di Wilayah Kerja UPK
Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai Beliung Kota Pontianak 2018
Status LiLA N %
Normal 39 88,6
KEK 5 11,4
Jumlah 44 100,0

32
3
3

Dari tabel 9. diketahui bahwa sebanyak 5 ibu hamil (11,4%) termasuk

dalam kategori status gizi KEK. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 9 diatas.

4. Analisis Bivariat

Gambaran Pola Makan Terhadap Status LiLA Ibu Hamil

Tabel 10.Distribusi Gambaran Pola Makan terhadap Status LiLA Ibu Hamil pada
bulan Mei di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Perumnas II Kecamatan Sungai
Beliung Kota Pontianak 2018
Pola Makan Status LiLA Jumlah
Normal KEK
n % n % n %
Baik 19 43,2 1 2,3 20 100,0
Tidak Baik 20 45,5 4 9,1 24 100,0
Jumlah 39 88,6 5 11,4 44 100,0

Menurut hasil tabel 10. diketahui bahwa status gizi ibu hamil yang KEK

lebih banyak pada pola makan yang tidak baik 9,1% ibu hamil, dibandingkan

dengan pola makan yang baik (2,3%). Sebaliknya status normal lebih banyak

pada pola makan yang tidak baik (45,5%) dibandingkan pola makan yang baik

(43,2%).

33
3
4

B. Pembahasan

1. Gambaran Pola Makan

Dari 44 sampel yang diteliti dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki pola makan yang tidak baik yaitu sebesar 65,9%,

dibandingkan dengan pola makan yang baik yaitu sebesar 24,1%. Berdasarkan

penelitian sebagian besar pola makan ibu hamil tidak baik dikarenakan bu hamil

kurang mengkonsumsi jenis makanan dan jumlah makanan ibu hamil juga

kurang sehingga pola makan ibu menjadi tidak baik.

2. Gambaran Jenis Makanan

Dari 44 sampel yang diteliti dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai jenis makanan yang tidak baik yaitu sebesar 52,3%, dibandingkan

dengan jenis makanan yang baik yaitu sebesar 47,7%. Berdasarkan hasil recall

yang dilakukan 1x24 jam, 23 responden yang memiliki jenis makanan tidak baik

dikarenakan menu makanan yang dikonsumsi oleh responden tidak bervariasi

setiap harinya. Pada saat makan, responden bergantung pada menu yang

tersedia dirumah dan ada beberapa responden yang setiap harinya

mengkonsumsi jenis makanan yang sama. Berdasarkan pengamatan, responden

memang jarang sekali untuk mengkonsumsi jenis makanan yang berbeda setiap

hari karena pada saat hamil ibu-ibu merasa tidak enak untuk mengkonsumsi

jenis makanan yang berbeda karena pada saat hamil ibu merasakan mual

sehingga jarang mengkonsumsi jenis makanan yang berbeda setiap hari.

Seharunya ibu hamil lebih memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi yang

terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah karena jenis makanan

yang dikonsumsi mempengaruhi janin yang di kandung ibu hamil.

34
3
5

3. Gambaran Jumlah Makanan

Dari hasil penelitian ini menunjukkan darii 44 sampel dapat dilihat pada

sampel yang mempunyai jumlah zat energi dalam kategori tidak baik sebesar

54,5%, dibandingkan dengan yang dalam kategori baik yaitu sebesar 45,5%.

Terkait masih banyaknya ibu haml yang memiliki jumlah zat Energi dalam

kategori tidak bak hal ini disebabkan ada beberapa responden kurang

mengkonsumsi karbohidrat

Pada hasil penelitian jumlah zat Protein pada 44 sampel dapat dilihat

sebagian besar responden memiliki jumlah zat Protein tidak baik yaitu sebesar

59,1%. Responden yang memiliki jumlah protein baik sebesar 40,9%. Terkait

hasil recall 1x24 jam bahwa dari 44 sampel yang paling banyak adalah jumlah

zat protein dalam kategori tidak baik. Dapat diketahui bahwa dari hasil recall

yang dilakukan ada beberapa ibu hamil yang jarang mengkonsumsi makanan

yang mengandung zat gizi protein terutama pada protein hewani dan protein

nabati.

4. Gambaran Frekuensi Makan

Dari hasil penelitian frekuensi makan menunjukkan bahwa dari 44 sampel

dapat dilihat sebagian besar responden memiliki frekuensi makan baik yaitu

sebesar 95,5% sedangkan ibu hamil yang dengan kategori tidak baik yaitu

sebesar 4,5%.

Berdasarkan hasil recall yang sudah dilakukan selama 1x24 jam responden

yang memiliki frekuensi makan tidak baik disebabkan ada beberapa responden

mengatakan pada tidak sempat mengkonsumsi makan pagi karena beberapa

responden ada yang bekerja sebagai petani. Terkait frekuensi makan responden
35
3
6

ada yang tidak baik, seharusnya ibu hamil bisa mengatur frekuensi makannya.

Perlu keadaran dan motivasi dalam diri sendir untuk memperbaiki frekuensi

makan.

5. Gambaran Status Gizi

Dari hasil penelitian status gizi pada 44 sampel dapat dilihat sebagian

responden memiliki status gizi normal sebesar 88,6%, responden yang memiliki

status gizi KEK sebesar 11,4%.

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada 44 sampel

responden yang memiliki status gizi KEK disebabkan LiLA <23,5 cm, sedangkan

untuk mahasiswa yang memiliki status gizi normal disebabkan LiLA >23,5 cm.

Dari hasil wawancara yang juga sudah dilakukan bahwa masih ada responden

yang memiliki status gizi KEK dikarenakan ada beberapa ibu hamil yang belum

mengetahui bahwa status gizi ibu hamil mempengaruhi janin yang dikandung

dan ada beberapa ibu hamil yang masih melakukan pekerjaan terlalu keras

seperi bertani.

6. Gambaran Pola Makan dan Status LiLA

Dari Hasil penelitian 44 sampel terlihat bahwa sebagian besar responden

yang memiliki pola makan yang baik dengan status gizi normal yaitu 43,2% dan

responden yang memiliki pola makan yang tidak baik memiliki status gizi normal

sebesar 45,5%. Terkait dengan pola makan responden yang masih banyak yang

tidak baik ada beberapa responden yang sudah tahu mengenai pola makan yang

baik bagi ibu hamil karena setiap pemeriksaan kehhamilan sudah diberi tahu

oleh ahli gizi puskesmas bahwa pentingnya pola makan yang baik bagi ibu hamil

tetapi tidak ditrerapkan dalam kehidupan sehari-hari karena ada beberapa


36
3
7

responden yang sibuk dengan pekerjaan, dan beberapa responden dengan

frekuensi makan yang baik tetapi jumlah makanan yang kurang hal in juga

termaasuk pola makan yang tidak baik.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Anindya

(2014) tentang Hubungan Pola Makan dan Status Lila Ibu Hamil di Puskesmas

Tamamung Makassar, dimana responden yang memiliki pola makan dengan

status LiLA normal sebanyak 46% sedangkan yang memilki pola makan dengan

status gizi kurang KEK 74%. Dalam penelitian, Anidya (2014) menyimpulkan

bahwa pola makan berkaitan dengan status gizi. Pola makan mempunyai

pengaruh terhadap status gizi responden, ditunjukkan dengan pola makan yang

semakin membaik. Setiap responden memerlukan waktu yang berbeda-beda

dalam memperbaik pola makan.

37
3
8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada penelitian pola makan, sebagian besar pola makan ibu hamil di

Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat lebih banyak yang

mengkonsumsi pola makan yang tidak baik.

2. Pada penelitian jenis makanan, sebagian besar responden mempunyai jenis

makanan dengan kategori tidak baik sebesar 52,3%

3. Pada peneltian jumlah makanan, responden yang memiliki jumlah makanan

zat energi sebagian besar tidak baik yaitu 54,5%. Responden yang memiliki

jumlah makanan zat protein sebagian besar tidak baik yaitu sebesar 59,1%.

4. Pada penelitian frekuensi makan sebagian besar responden dengan

frekuensi makan baik yaitu sebesar 95,5%

5. Status LILA ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak

Barat lebih banyak yang normal.

B. Saran

Pihak Puskesmas perlu melakukan pengukuran status gizi ibu hamil

secara berkesinambungan setiap bulannya agar mencegah gizi kurang pada ibu

hamil dan untuk pembaca untuk melihat lagi indikator status gizi lainnya.

38
3
9

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi . Jakarta : Gramedia pustaka utama.

Almatsier. 2006. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Almatsier, M. 2008. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

Almatsier, S. 2011.Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT.


Gramedia Pustaka Utama

Ambarwati, 2012. Gizi & Kesehatan Reproduks,.Yogyakarta : Cakrawala Ilmu

Arisman. 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta.

Ari Istiany & Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Depkes. R.I. 1994. Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkaran Lengan atas
(LILA) pada Wanita Usia Subur. Jakarta ;.

Depkes RI, 2000. Gerakan Partipasif Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui dan
Bayi. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI, 2002. Nutrisi Ibu Selama Kehamilan, 2002.

Departemen Kesehatan, RI. 2005, Profil Kesehatan Indonesia, 2005.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (2016) Laporan Hasil Pemantauan


Status Gizi (PSG) Provinsi Kalimantan Barat 2016. Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat.

Fiona Thompson, (2009). Panduan Lengkap kebidanan. Cetakan V. Jakarta :


Pall Mall.

Francin, 2005. Gizi Tentang Kesehatan Reproduksi, Jakarta : FKUI.

Karyadi D, Muhilal. 2007. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Mitayani, 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. CV. Jakarta : Trans info media

Musbikin, Imam. 2008. Panduan ibu hamil dan melahirkan. Yogyakarta: Mitra
pustaka

Nadesul, H. (2007). Makanan sehat untuk ibu hamil. Jakarta: Puspa Swara.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

39
4
0

Notoatmodjo, S. 2007.promosi kesehatan dan ilmu perilaku manusia.jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Paath, E. F. (2004). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Proverawati. (2009). Buku ajar gizi untuk kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Purwitasari, Desi Maryanti, Dwi. 2009. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: NUHA MEDIKA.

Sophia, E. (2009). Kebutuhan Gizi untuk Ibu Hamil. Available from


www.medicastore.com/kebutuhan-gizi-ibu-hamil.htm.(diakses: Selasa, 18
Oktober 2011).

Sukmadinata. , 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya


Bandung

Supariasa, dkk. (2002). "Penilaian Status Gizi". Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Walani, R.A. (2002) Berat lahir bayi ditijau dari dukungan sosial selama
kehamilan serta pola konsusmsi dan status gizi ibu. Tesis, Universitas
Gadjah Mada.

WKNPG. (2004). Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia.

40

You might also like