Professional Documents
Culture Documents
Riwayat keluarga. Anda berisiko tinggi memiliki alergi makanan jika Anda memiliki keluarga
dengan riwayat alergi makanan.
Mengalami alergi lain. Jika Anda telah memiliki alergi terhadap satu makanan, Anda
berisiko tinggi untuk mengalami alergi terhadap makanan lain. Demikian juga, jika Anda
memiliki jenis reaksi alergi lain, seperti alergi debu, risiko Anda memiliki alergi makanan
menjadi lebih besar.
Umur. Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak, khususnya anak-anak kecil dan
bayi. Saat Anda tumbuh besar, sistem pencernaan Anda menjadi lebih matang dan tubuh
Anda meminimalisir mencerna makanan yang merangsang alergi.
Asma. Asma dan alergi makanan umumnya terjadi bersamaan. Ketika hal ini terjadi, alergi
makanan dan asma, gejala keduanya cenderung lebih berat.
Reaksi yang muncul segera setelah alergen masuk dalam tubuh. Disebut
juga reaksi alergi, reaksi anafilaksis dan immediate hypersensitivity.
Apabila terjadi pajanan ulang terhadap alergen, terjadi aktivasi sel mast
dan dikeluarkannya mediator seperti sitokinin, vaso aktif amin dan
mediator lipid. Sitokin akan membuat reaksi fase lambat 2-24 jam setelah
pajanan ulang terhadap alergen, sedangkan vasoaktif amin dan mediator
lipid akan bereaksi cepat, dalam beberapa menit setelah panajan ulang.
Ada 3 fase :
Reaksi disfungsi seluler : pada sebagian kasus ada antibodi yang melawan
reseptor pada permukaan sel. Akibatnya terjadilah gangguan dan
disregulasi fungsi sel tanpa disertai cedera maupun inflamasi sel.
Reaksi tipe III disebut juga kompleks imun yakni terjadi kompleks antigen-
antibodi IgM dan IgG dalam jaringan yang memicu komplemen yang akan
dikeluarkannya berbagai mediator seperti Faktor Kemotaktis Makrofag.
Reaksi ini disebut juga reaksi hipersensitivitas tipe lambat, atau sel T
mediated hipersensitivitas. Reaksi ini timbul lebih dari 24 jam setelah
pajanan. Reaksi ini melalui delayed hipersensitivias dan sel T mediated
citolisis.
Dalam Delayed tipe, akan melalui sel CD4, dimana sel ini melepaskan
sitokunyang mengaktivasi makrofag sehingga timbul inflamasi. Kerusakan
jaringan akibat produk makrofag yang diaktifkan seperti enzim hidrolitik,
oksigen reaktif intermediet, dan oksida urat. Contohya : dermatitis kontak,
granuloma, reaksi tuberkulin.
Tipe sel T mediated sitolisis, melalui sel CD8 yang akan mendestruksi sel
sasaran. Disini akan terjadi inflamasi yang diperantarai sitokin. Contohnya
: dermatitis kontak, skleross multipel, diabetes melitus tipe I, artritis
reumathoid, penyakit usus inflamatorik dan tuberkulosis.
Menurut dokter pakar imunologi Iris Rengganis, alergi memang tidak selalu muncul ketika baru
pertama kali terpapar alergen (protein pemicu alergi). Paparan pertama biasanya disebut
dengan sensitisasi. Dalam tahap ini, tubuh belum menunjukkan tanda-tanda alergi. "Namun
tahap sensitisasi tidak tentu jangka waktunya, kita tidak tahu kapan kita akan mengalami alergi
setelah terpapar alergen," ujar dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ini. Karena itu, alergi bisa saja terjadi ketika dewasa,
meskipun sejak usia lebih muda sudah berkali-kali terpapar alergen yang baru menyebabkan
alergi. Alergi yang terjadi saat dewasa juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan seperti campuran bahan-bahan lain yang bercampur dengan alergen bisa membuat
reaksi alergi. Misalnya dulu udang yang dimakan tidak terkontaminasi merkuri, berbeda dengan
udang yang dimakan baru-baru ini. Hal seperti itulah yang juga menambah risiko alergi.
Sebaliknya, alergi juga bisa hilang sendiri seiring bertambahnya usia. Misalnya alergi susu yang
banyak terjadi pada anak-anak. Setelah dewasa, alergi susu akan hilang, karena sistem
pencernaan berkembang sehingga mampu untuk mencerna protein pada susu.