You are on page 1of 2

Motivasi saya untuk menjadi Pencerah Nusantara adalah untuk menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah saya terima dalam proses perkuliahan, karena belajar bukan hanya
dalam kelas, tapi juga perlu penerakan di lingkungan. sehingga ilmu pengetahuan yang
didapatkan bisa berguna bagi masyarakat. terutama sebagai seorang tenaga kesehatan
masyarakat khususnya dalam bidang gizi, kita perlu turun langsung di masyarakat untuk
melihat bagaimana status gizi masyarakat dan melihat apa masalah gizi yang terjadi di
masyarakat sehingga bisa dilakukan penanggulangan dan pencegahan masalah gizi.

Tantangan terbesar yang pernah dihadapi yaitu dalam penyelesaian pendidikan, dimana
ketika saya sedang melakukan penelitian di Kab. Banggai pada saat menyelesaikan studi S2
saya, pada saat itu saya dan teman-teman peneliti perlu melakukan pendekatan terhadap
stakeholder seperti Bupati dan Kementrian Agama agar program pelayanan prakonsepsi
dalam upaya peningkatan 1000 HPK bisa dilakukan di Kab. Banggai. Masa prakonsepsi
adalah masa dimana sebelum terjadinya kehamilan, yakni pada masa kanak-kanak, remaja
dan dewasa. Pada masa prakonsepsi calon ayah dan calon ibu perlu menyiapkan diri agar
pada masa kehamilan dan persalinan, bayi yang akan lahir nantinya dalam keadaan sehat.
Oleh karena itu, persiapan pernikahan untuk melahirkan generasi kedepan yang lebih baik
seharusnya mulai dilakukan jauh sebelum masa ini salah satunya dengan program pelayanan
prakonsepsi. Kemudian dengan pendekatan komunikasi akhirnya bupati setuju dan
mengeluarkan Peraturan Tentang Pelayanan Prakonsepsi yang sampai saat ini dilaksanakan di
Kab. Banggai dalam rangka peningkatan 1000 HPK.

Saya pernah terlibat dalam suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat antar sektor, dimana
kami memperkenalkan program pelayanan prakonsepsi dalam upaya peningkatan 1000 HPK
di Kab. Banggai. Program ini membutuhkan kerjasama antar sektor dimana bukan hanya
orang kesehatan saja yang bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Saya ikut berkontribusi dalam melakukan sosialisasi mengenai program
pelayanan prakonsepsi ini kepada sektor-sektor lain non kesehatan dan juga ikut dalam
pelaksanaan program pelayanan prakonsepsi ini. Dimana pelayanan prakonsepsi adalah
pelayanan yang bersifat menyeluruh kepada wanita dan pria prakonsepsi yang akan
melangsungkan pernikahan dan telah menikah, yang meliputi pelayanan administrasi,
pelayanan kesehatan dan pelayanan konseling. Dampak jangka pendek dari program ini
adalah adanya peningkatan kontak dengan petugas kesehatan sebelum hamil (5 kali),
memperpendek usia kehamilan ibu saat pemeriksaan K1 (4,2 minggu), dan peningkatan
pengetahuan ibu mengenai kesehatan reproduksi dan 1000 HPK,. Dan dampak jangka
panjangnya adalah, penurunan AKI, penurunan AKB, dan melahirkan generasi kedepan yang
lebih baik.

Pengalaman terbaru saya berkerja sama dalam tim adalah pada saat saya menjadi salah satu
peneliti di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Saya bersama dengan peneliti S3 (3 orang)
dan peneliti S2 (1 orang) yang berasal dari beberapa Universitas yang berbeda. Kami bekerja
sama untuk menyukseskan program pelayanan prakonsepsi ini. Saya aktif dalam pelaksanaan
program dan sosialisasi program pelayanan. Kami bekerja sama dengan baik untuk
melaksanakan program sehingga program dapat berjalan dengan baik.
Menurut saya peran pemerintah lokal (desa/kecamatan) terhadap pembangunan
kesehatan masyarakat di daerah sangat penting dimana pemerintah merupakan faktor penguat
(reinforcing) dalam perubahan perilaku masyarakat. Untuk berperilaku sehat, masyarakat
kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas
saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama
dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan. Di samping itu, undang-undang juga
diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Dengan adanya intervensi dapat
membangun sinergitas peran semua instansi yang terlibat, maupun Pemda dengan perguruan
tinggi, serta dengan kelompok masyarakat. Masalah kesehatan itu sendiri merupakan masalah
lintas sektoral dimana perlu ditindaklanjuti dengan komitmen bersama dan melaksanakan
secara berkesinambungan untuk menyelesaikan masalah kesehatan secara menyeluruh.

Tugas utama dari seorang Pencerah Nusantara adalah perbaikan pelayanan kesehatan
primer serta upaya promotif dan preventif untuk mengubah paradigma masyarakat menuju
paradigma sehat. Pencerah Nusantara bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia, dengan menempatkan para Pencerah Nusantara di kantung-
kantung penduduk yang membutuhkan intervensi, terutama di bidang kesehatan. Kompetensi
yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Pencerah Nusantara adalah pengetahuan dan
ketrampilan medis, kepemimpinan, ketahanan dan kemampuan adaptasi, kemampuan bekerja
dalam tim dan berkomunikasi serta kemampuan dalam memecahkan masalah.

Untuk mendukung tercapainya tujuan Pencerah Nusantara angkatan 6, kompetensi yang


saya miliki adalah pengetahuan dan ketrampilan medis, kepemimpinan, ketahanan dan
kemampuan adaptasi, kemampuan bekerja dalam tim dan berkomunikasi serta kemampuan
dalam memecahkan masalah. Untuk kompetensi pengetahuan dan ketrampilan medis saya
sudah mempelajarinya di bangku perkuliahan sehingga saya ingin bisa
mengimplementasikannya kepada masyarakat melalui Pencerah Nusantara, untuk kompetensi
kepemimpinan, ketahanan dan kemampuan adaptasi saya memiliki pengalaman dari beberapa
organisasi yang saya ikuti dan saya juga sudah beberapa kali beradaptasi dengan situasi yang
baru dan saya bisa mengatasinya dengan baik,untuk kompetensi kemampuan bekerja dalam
tim saya mempunyai kemampuan yang baik, saya suka bekerja sama dengan teman dalam tim
dan juga suka berbagi pikiran dan pendapat dengan teman-teman, untuk komunikasi dan
pemecahan masalah saya memiliki kekepercayaan diri untuk berhadapan dengan masyarakat
karena sudah memiliki beberapa pengalaman dan bisa memecahkan masalah yang terjadi
dengan mendapatkan solusi yang terbaik.

You might also like