You are on page 1of 1

Filosofi Aksara Jawa

Aksara Jawa memiliki pola tertentu. Tapi menghafal huruf dengan pengurutan “konvensional” agak susah karena tidak
memperhatikan pola tsb.
Urutan konvensional aksara Jawa adalah:
HaNaCaRaKa DaTaSaWaLa
PaDhaJaYaNya MaGaBaThaNga

Penghafalan aksara jawa ini akhirnya saya buat seperti berikut:


payaraga nakahala
dasawata banyathanga
cadhamaja
Saya sempat ceritakan juga sedikit tentang filosofi huruf Jawa ini. Salah satu interpretasi yang pernah saya baca diajarkan oleh Ki
Hajar Dewantara (kalo nggak salah, saya baca di Wikipedia). Huruf Jawa dengan urutan “Ha Na Ca Ra Ka..” memiliki kepanjangan
dan makna sendiri-sendiri.

Ha: Hurip = hidup


Na: Legeno = telanjang
Ca: Cipta = pemikiran, ide ataupun kreatifitas
Ra: Rasa = perasaan, qalbu, suara hati atau hati nurani
Ka: Karya = bekerja atau pekerjaan.
Manusia “dihidupkan” atau dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan “telanjang”. Akan tetapi manusia memiliki cipta-rasa-karsa; otak
yang mengkreasi cipta, hati yang melakukan fungsi kontrol (dalam bentuk rasa) serta raga/tubuh/badan yang bertindak sebagai
pelaksana.

Da: Dodo = dada


Ta: Toto = atur
Sa: Saka = tiang penyangga
Wa: Weruh = melihat
La: lakuning Urip = (makna) kehidupan.
Dengarkanlah suara hati (nurani) yang ada di dalam dada, agar bisa berdiri tegak seperti halnya tiang penyangga (saka) sehingga
akan mengerti makna kehidupan yang sebenarnya.

PA DHA JA YA NYA = sama kuat


Pada dasarnya/awalnya semua manusia mempunyai dua potensi yang sama (kuat), yaitu potensi untuk melakukan kebaikan dan
potensi untuk melakukan keburukan.

Ma: Sukma = sukma, ruh, nyawa


Ga: Raga = badan, jasmani
Ba-Tha: bathang = mayat
Nga: Lungo = pergi
Meski dengan kehebatan cipta-rasa-karsa, entah kita baik atau jahat, akhirnya ruh/nyawa pasti suatu saat akan kembali ke
Pencipta-nya. Sehingga manusia harus bisa mempersiapkan diri.
Budaya Jawa memang sebenarnya memiliki kearifan dan filsafat yang sangat dalam (huruf Jawa ini hanya salah satunya).
Sayangnya semakin lama semakin Kita melupakan. Jadi sepantasnyalah kita mulai menggali mutiara-mutiara terpendam ini lagi.

You might also like