You are on page 1of 4

LAPORAN AKI DAN AKB DI INDONESIA, SUMATERA SELATAN DAN

KOTA PALEMBANG
MAKALAH
Tugas pada Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat
Program Studi Kebidanan Semester IV Reg A2

Dosen Pengampu
Suci Sulistyorini. SST., M.Kes

Disusun Oleh
Yepi Septiani NPM 15-15401-11-21

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017
Laporan AKI dan AKB di Indonesia tahun 2012

Angka kematian bayi dan anak disajikan di Tabel 8.1 untuk 3 periode lima tahunan
sebelum survei. Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa kematian anak selama lima tahun sebelum
survei (merujuk ke tahun 2008-2012) adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Artinya,
setiap satu dari 31 anak yang lahir di Indonesia meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun.
Enam puluh persen bayi mati terjadi pada umur 1 bulan, menghasilkan angka kematian
neonatum sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Delapan puluh persen anak meninggal
terjadi saat berumur 1-11 bulan, yang menghasilkan angka kematiaan pos neonatum sebesar 13
kematian per 1.000 kelahiran.
Angka kematian balita dan anak masing-masing sebesar 40 dan 9 kematian per 1.000
kelahiran. Angka kematian anak adalah sekitar sepertiga dari angka kematian bayi, 9 berbanding
32 kematian per 1.000 kelahiran.
Menggunakan angka perkiraan dari SDKI sebelumnya, Tabel 8.2 menunjukkan bahwa
angka kematian bayi telah turun separuhnya, dari 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup untuk
periode 1987-1991 menjadi 32 kematian per 1.000 kelahiran untuk periode 2008-2012. Lebih
mengejutkan lagi adalah penurunan sebesar 72 persen untuk kematian anak dan penurunan 64
persen in kematian pos neonatum di periode yang sama. Penurunan yang sama terjadi di
kematian neonatum sebesar 41 persen. Perbandingan enam SDKI (1991, 1994, 1997, 2002-2003,
2007, dan 2012) menunjukkan pola yang berbeda dalam penurunan kematian neonatum, bayi,
dan kematian balita. Perbandingan angka kematian untuk dua survei terakhir menunjukkan
kematian bayi dan anak turun sedikit, kecuali kematian neonatum yang tetap konstan. Terkait
tujuan MDGs dalam menurunkan kematian bayi dari 90 kematian per 1.000 kelahiran di tahun
1990 menjadi 23 kematiaan per 1.000 kelahiran di tahun 2015, nampaknya berat bagi Indonesia
untuk mencapai tujuan ini. Segala usaha harus ditingkatkan, seperti keberadaan fasilitas
kesehatan, akses ke fasilitas kesehatan, dan petugas kesehatan baik dalam jumlah dan kualitas.
tentang ematian anak menurut provinsi.
Laporan AKI dan AKB Sumatera Selatan 2012

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup mengindikasikan
meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 1990,
estimasi angka kematian bayi di Sumatera Selatan diperkirakan 71 per 1000 kelahiran,
sedangkan berdasarkan SP 2000, angka kematian bayi di Sumatera Selatan turun drastis
menjadi 53 per 1000 kelahiran, atau turun 25 persen selama 10 tahun atau rata-rata turun 2,5
persen per tahun. AKB Sumsel lebih tinggi dibandingkan Angka Nasional yaitu 42 per 1000
kelahiran hidup (SUSENAS 2007). Menurut target MDGs AKB diharapkan turun menjadi
23 per 1000 kelahiran hidup.

2. Angka Kematian IbuMaternal (AKI)


Sampai dengan saat ini informasi tentang AKI masih berpedoman pada hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Menurut SKRT, AKI Nasional menurun dari 450 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI. Kemudian pada tahun 2002-
2003, AKI menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Demografi
dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2003. AKI Provinsi Sumatera Selatan masih
berpedoman pada hasil SUSENAS 2005 yaitu 262 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini
menunjukkan bahwa AKI cenderung mengalami penurunan. Target yang ingin dicapai
secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup.

Laporan AKI dan AKB Kota Palembang Tahun 2014


1. Angka Kematian Bayi (AKB).
Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2012 diestimasi sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup, sedangkan untuk Propinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per 1.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012). Untuk Kota Palembang, berdasarkan laporan program anak, jumlah kematian
bayi di tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari 29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi
Pelayanan Kesehatan Dasar, 2015). Penyebab kematian antara lain adalah BBLR, down
syndrome, infeksi neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory
distress syndrome, post op hidrosefalus, dan lainnya.

2. Angka Kematian Ibu (AKI).


Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Angka Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 395 per 100.000. Jumlah kematian
ibu tahun 2014 di Kota Palembang, berdasarkan laporan sebanyak 12 orang dari 29.235
kelahiran hidup (Profil Pelayanan Kesehatan Dasar, 2015). Penyebabnya yaitu perdarahan
(41.7 %), diikuti oleh emboli paru (1 kasus), suspek syok kardiogenik (1 kasus), eklampsia
(1 kasus), suspek TB (1 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1 kasus), dan lainnya.
Sedangkan target MDG’s tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup (DepkesRI,
2010).

You might also like