You are on page 1of 21

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 07 Muharram 1440 H

Senin, 17 September 2018 M

📚 *QS. 66. AT-TAHRIIM ( ‫( ) التتححمريِمم‬Bagian 1)*

‫بمحسمم ت‬
‫ام الترححمممن الترمحيِمم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

◼ Mengharamkan

◼ Madaniyyah, 12 ayat

◼ Turun sesudah Surat Al-Hujurat

📚 Tafsir Ayat 1-5

◼ Ayat 1-5
‫ضاَةم أمحزموامج م‬
{‫ك‬ ‫ميِاَ أميَيِمهاَ النتبميَي لممم تممحررمم مماَ أممحتل ت‬
‫ا م لم م‬
‫ك تمحبتممغي ممحر م‬

‫} مو ت‬
‫ام مغمفوُرر مرمحيِرم‬

"Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari
kesenangan hati istri-istrimu?

Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

--------

{ ‫ام لممكحم تممحلتةم أمحيِمماَنممكحم‬


‫ض ت‬
‫قمحد فممر م‬

‫ام ممحوُلْمكحم موهمموُ احلمعمليِمم احلمحمكيِمم‬


‫} مو ت‬

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu;

Dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

---------

{ َ‫ض أمحزموامجمه محمديِثثا‬


‫موإمحذ أممستر النتبميَي إمملىَ بمحع م‬

‫ضهم موأمحعمر م‬
‫ض معحن بمحع ض‬
‫ض‬ ‫ام معلمحيِمه معتر م‬
‫ف بمحع م‬ ‫ت بممه موأم ح‬
‫ظهممرهم ت‬ ‫فملمتماَ نمبتأ م ح‬

‫ت ممحن أمحنبمأ م م‬
‫ك هممذا‬ ‫فملمتماَ نمبتأ ممهاَ بممه مقاَلم ح‬

‫} مقاَمل نمبتأ منممي احلمعمليِمم احلمخمبيِمر‬

"Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafsah)
suatu peristiwa.

Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu
(semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad, lalu Muhammad
memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain
(kepada Hafsah).
Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah), lalu Hafsah
bertanya, "Siapakah yang telah memberitahukan hal itu kepadamu?”

Nabi menjawab, "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

-------

‫صاَلممح احلممحؤمممنيِمن مواحلمملَئممكةم بمحعمد مذلم م‬


{ ‫ك ظممهيِرر‬ ‫ظاَهممرا معلمحيِمه فمإ متن ت‬
‫ام همموُ ممحوُلْهم مومجحبمريِمل مو م‬ ‫ت قمملوُبممكمماَ موإمحن تم م‬
‫صمغ ح‬ ‫} إمحن تممتوُمباَ إمملىَ ت‬
‫ام فمقمحد م‬

"Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk
menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya
Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu
malaikat-malaikat adalah penolongnya pula."

--------

{ ‫ت موأمحبمكاَثرا‬
‫ت ثميِرمباَ ض‬
‫ت مساَئممحاَ ض‬ ‫ت مقاَنممتاَ ض‬
‫ت متاَئممباَ ض‬
‫ت معاَبممدا ض‬ ‫طلتقممكتن أمحن يِمحبمدلمهم أمحزمواثجاَ مخحيِثرا ممحنمكتن ممحسلممماَ ض‬
‫ت ممحؤمممناَ ض‬ ‫} معمسىَ مريَبهم إمحن م‬

"Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadamu dengan istri-istri yang
lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan
ibadat, yang berpuasa, yang janda, dan yang perawan."

-----

★ Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan asbabun nuzul yang melatarbelakangi penurunan
permulaan surat At-Tahrim ini.

★ Pendapat 1 :

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mempunyai seorang budak perempuan yang beliau gauli yaitu
Mariyah Al-Qibtiyyah.

Lalu 'Aisyah dan Hafsah terus-menerus dangan gencarnya menghalang-halangi Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam untuk tidak mendekatinya lagi hingga pada akhirnya Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam
mengharamkan budak itu atas dirinya.
Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan firman-Nya: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan
apa yang Allah menghalalkannya bagimu? (At-Tahrim: 1), hingga akhir ayat.

★ Pendapat 2 :

Pendapat yang kuat dan benar.

Terjadi berkenaan dengan pengharaman Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam terhadap madu (putih).

√ HR. Al-Bukhari & Muslim :

Dari 'Aisyah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dahulu suka tinggal di tempat Zainab
binti Jahsy dan minum madu di rumahnya.

Maka Aku (Aisyah) dan Hafsah mengadakan kesepakatan bahwa kepada siapa pun di antara kami berdua
Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menggilirnya, hendaklah ia mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya
aku mencium darimu bau magafir, engkau pasti telah makan magafir.'

Lalu Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menggilir salah seorang dari keduanya, maka istri yang digilirnya
mengatakan kepadanya hal tersebut.

Lalu Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam berkata kepadanya: "Tidak, bahkan aku hanya minum madu di
rumah Zainab binti Jahsy, dan aku tidak akan meminumnya lagi."

Maka turunlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang
Allah menghalalkannya bagimu? (At-Tahrim: 1) sampai dengan firman-Nya: "Jika kamu berdua bertobat
kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan) (At-
Tahrim: 4)

Kamu berdua ini ditujukan kepada Aisyah dan Hafsah.

√ Al-Bukhari : Magafir mirip dengan getah yang terdapat pada batang kayu, getah ini rasanya manis.

√ HR. Muslim :

Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam adalah seorang yang merasa sangat
tidak enak (tidak suka) bila dari dirinya tercium bau yang tidak enak. Yang dimaksud dengan bau yang
tidak enak ialah bau yang busuk.
Karena itulah mereka mengatakan, "Engkau telah makan magafir" mengingat bau magafir tidak enak.

Dan ketika Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Tidak, aku hanya minum madu."

Mereka (istri-istri beliau) menjawab, "Barangkali lebahnya mengisap getah pohon 'urfut," yang getahnya
menghasilkan magafir. Karena itulah maka baunya terasa di madu yang diminumnya.

√ HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Turmuzi dan An-Nasai :

Dari Ibnu Abbas RA bercerita bahwa sudah lama ia ingin menanyakan kepada Umar RA tentang dua
orang wanita dari kalangan istri-istri Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang disebutkan di dalam firman-
Nya QS. At-Tahrim: 4.

Hingga ketika Umar RA mengerjakan haji dan aku ikut haji bersamanya.

Di tengah perjalanan Umar menepi, lalu aku pun menepi pula bersamanya dengan membawa wadah air,
kemudian Umar membuang hajat.

Setelah itu Umar datang kepadaku, maka kutuangkan kepadanya air, dan Umar berwudhu dengannya.

Lalu kutanyakan kepadanya, "Wahai Amirul Mu’minin, siapakah dua orang wanita dari istri-istri Nabi
Shallallahu 'Alayhi Wasallam. yang disebutkan di dalam firman Allah Swt.: Jika kamu berdua bertobat
kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan) (At-
Tahrim: 4)?"

Maka Umar berkata, "Pertanyaanmu aneh, hai Ibnu Abbas."

Az-Zuhri memberi komentar, bahwa demi Allah, Umar tidak suka dengan pertanyaan itu, (sebab anaknya
sendiri —yaitu Hafsah— terlibat), sedangkan ia tidak boleh menyembunyikannya (bila ada yang
bertanya).

Akhirnya Umar menjawab, "Aisyah dan Hafsah."

Kemudian Umar melanjutkan kisahnya dengan panjang lebar, "Dahulu kami orang-orang Quraisy adalah
suatu kaum yang tidak memberi kesempatan kepada wanita untuk berperan.
Dan ketika kami tiba di Madinah, kami jumpai suatu kaum yang kaum wanita mereka mempunyai peran.

Akhirnya kaum wanita kami setelah bergaul dengan kaum wanita mereka belajar dari mereka."

Umar melanjutkan kisahnya bahwa tempat tinggalnya berada di perkampungan Bani Umayyah ibnu Zaid,
yaitu di tempat yang tinggi.

Umar melanjutkan bahwa pada suatu hari ia marah terhadap istrinya, tetapi tiba-tiba istrinya itu
melawannya sehingga Umar kaget melihat sikapnya yang demikian, ia tidak menyukai sifat tersebut.

Istrinya menjawab, "Mengapa engkau merasa kaget bila aku berani melawanmu.

Demi Allah, sesungguhnya istri-istri Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam sendiri berani melawan
beliau, bahkan salah seorang dari mereka berani tidak berbicara dengan beliau hari ini sampai malam
harinya."

Umar melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia pergi dan masuk ke dalam tempat Hafsah (putrinya), lalu
bertanya kepadanya, "Apakah engkau telah berani menentang Rasulullah?"

Hafsah menjawab, "Ya."

Umar berkata, "Apakah benar ada seseorang dari kalian yang mendiamkan beliau hari ini sampai malam
harinya?"

Hafsah menjawab, "Ya."

Umar berkata, "Sungguh telah kecewa dan merugilah orang yang berani berbuat demikian dari kalian
terhadapnya.

Apakah dia dapat menyelamatkan dirinya bila Allah murka terhadap dirinya karena murka Rasulullah?

Sudah dapat dipastikan dia akan binasa.

Dan kamu janganlah sekali-kali berani memprotes Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan jangan
pula kamu meminta sesuatu darinya, tetapi mintalah kamu kepadaku dari hartaku menurut apa yang
kamu sukai.

Dan jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh madumu yang lebih cantik serta lebih dicintai oleh Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam daripada kamu (maksudnya Aisyah)."

Umar melanjutkan kisahnya, "Dahulu aku mempunyai seorang tetangga dari kalangan Anshar, dan kami
biasa silih berganti turun menemui Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.
Di suatu hari gilirannya dan di hari yang lain giliranku.

Maka tetanggaku itu menyampaikan kepadaku tentang berita wahyu dan hal penting lainnya, begitu pula
yang kulakukan kepadanya bila tiba giliranku."

Umar melanjutkan kisahnya, bahwa kami mendapat berita bahwa orang-orang Gassan sedang
mempersiapkan pasukan berkuda untuk menyerang kami, berita ini menjadi topik pembicaraan yang
hangat di kalangan kami.

Kemudian di suatu hari tiba giliran temanku itu untuk turun, kemudian di waktu isya ia datang dan
langsung mengetuk pintu rumahku seraya memanggilku.

Maka aku keluar menemuinya, dan ia langsung berkata, "Telah terjadi peristiwa yang besar."

Aku bertanya memotongnya, "Apakah pasukan Gassan telah datang?"

Lelaki Anshar tetangganya menjawab, "Bukan, tetapi peristiwanya lebih besar dan lebih panjang
daripada itu. Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam telah menceraikan istri-istrinya."

Umar melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia berkata kepada dirinya sendiri bahwa Hafsah benar-benar
telah kecewa dan merugi.

Aku telah menduga kuat bahwa peristiwa ini pasti terjadi.

Dan setelah ia menyelesaikan shalat Shubuhnya, lalu ia langsung turun dan menuju ke rumah Hafsah,
kemudian masuk menemuinya yang saat itu Hafsah dijumpainya sedang menangis.

Umar bertanya, "Apakah Rasulullah telah menceraikanmu?"

Hafsah menjawab, "Tidak tahu, tetapi beliau sedang menyendiri di ruangan itu."

Maka aku (Umar) menemui pelayan beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang berkulit hitam dan
kukatakan kepadanya, "Mintakanlah izin kepadanya buat Umar."

Pelayan itu masuk untuk meminta izin, kemudian ia keluar lagi dan menemuiku, lalu berkata, "Aku telah
menyebutkan namamu, tetapi beliau hanya diam."

Maka aku pergi hingga sampai di mimbar.


Ternyata di dekat mimbar terdapat sekumpulan orang-orang yang sedang duduk, sebagian dari mereka
ada yang menangis.

Maka aku duduk sebentar di tempat itu, kemudian aku tidak tahan lagi karena penasaranku, maka
kudatangi lagi pelayan itu dan kukatakan kepadanya, "Mintakanlah izin masuk buat Umar."

Maka pelayan itu masuk, kemudian keluar lagi dan mengatakan, "Aku telah menyebutkan namamu,
tetapi beliau hanya diam saja."

Maka aku keluar lagi dan menuju ke mimbar, kemudian rasa penasaranku kembali mendorongku dengan
dorongan yang kuat.

Akhirnya kudatangi lagi pelayan itu dan kukatakan kepadanya, "Mintakanlah izin masuk buat Umar."

Pelayan itu masuk, kemudian kembali lagi kepadaku dan mengatakan, "Aku telah sebutkan namamu,
tetapi beliau masih diam saja."

Akhirnya aku berpaling untuk pergi, tetapi tidak lama kemudian si pelayan itu memanggilku dan
mengatakan, "Masuklah, beliau telah mengizinkanmu untuk menemuinya."

Aku masuk dan mengucapkan salam penghormatan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan
kujumpai beliau sedang bersandar pada tumpukan pasir yang beralaskan tikar, sedangkan anyaman tikar
telah membekas pada lambung beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Maka kutanyakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apakah engkau telah menceraikan istri-istrimu?"

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengangkat kepalanya memandang ke arahku seraya menjawab,
"Tidak."

Aku berkata, "Allah Maha Besar. Wahai Rasulullah, sebagaimana yang engkau ketahui bahwa kita ini
orang-orang Quraisy adalah suatu kaum yang tidak memberikan peran kepada wanita.

Tetapi ketika kita tiba di Madinah, kita menjumpai suatu kaum yang kaum wanita mereka mempunyai
peran di kalangan mereka. Maka kaum wanita kita langsung belajar dari kaum wanita mereka.

Dan di suatu hari aku marah terhadap istriku, tetapi tiba-tiba dia berani menjawabku, maka aku tidak
suka dengan sikapnya itu.
Tetapi ia berkata, "Mengapa engkau tidak suka dengan sikapku ini? Demi Allah, sesungguhnya istri-istri
Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam sendiri berani menentang beliau dan ada salah seorang dari mereka
yang berani mendiamkannya hari ini sampai dengan malam harinya."

Maka kukatakan kepadanya, "Sesungguhnya telah merugi dan kecewalah wanita yang berani berbuat
demikian. Apakah seseorang dari kalian dapat menyelamatkan dirinya bila Allah Subhanahu Wa Ta'ala
murka karena murka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam. Dia pasti akan binasa."

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam tersenyum mendengar ceritaku, lalu aku berkata, "Wahai
Rasulullah, aku telah menemui Hafsah dan telah kukatakan kepadanya, 'Jangan sekali-kali kamu
terpengaruh oleh madumu yang lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam daripadamu'."

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam tersenyum lagi.

Maka aku berkata kepadanya, "Aku merasa rindu kepada engkau, wahai Rasulullah."

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Ya."

Maka aku duduk dan kutengadahkan pandanganku ke atas rumah.

Demi Allah, aku tidak melihat sesuatu pun di dalam rumah beliau sesuatu yang menarik pandanganku
kecuali aku merasa segan dengan kedudukan beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah semoga Allah memberikan keluasan kepada
umatmu. Karena sesungguhnya Dia telah memberi keluasan kepada orang-orang Persia dan orang-orang
Romawi, padahal mereka tidak menyembah Allah."

Maka beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam bangkit dan duduk dengan tegak, lalu bersabda:

"Hai Ibnul Khaththab, apakah engkau berada dalam keraguan ?

Mereka adalah suatu kaum yang disegerakan kepada mereka kebaikan-kebaikannya dalam kehidupan
dunia ini."

Maka aku berkata, "Mohonkanlah ampunan kepada Allah bagiku, ya Rasulullah."


Tersebutlah bahwa beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam telah bersumpah tidak akan menggauli istri-istri
beliau selama satu bulan, karena kemarahan beliau terhadap mereka, hingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala
menegurnya.

★ "...dan orang-orang mukmin yang baik" (ayat 4)

Yakni Abu Bakar dan Umar; Al-Hasan Al-Basri menambahkan, juga Utsman.

★ Ayat 5

√ Al-Bukhari :

Umar RA berkata bahwa istri-istri Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam berkumpul dalam kasus
kecemburuan mereka terhadap beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Maka kukatakan kepada mereka, "Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti
kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu.”

Maka turunlah ayat ini.

√ "....yang janda dan yang perawan."

Maksudnya, di antara mereka ada yang janda dan ada pula yang perawan, agar penganekaragaman ini
lebih menambah dorongan selera dan lebih menyenangkan hati beliau.

📚 Demikian Tafsir Surat AT-TAHRIIM bagian pertama

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia, anugerah yang telah dilimpahkan-Nya, dan hanya kepada-Nya
memohon taufik dan pemeliharaan.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.


📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14

Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------
📚 Edisi : 08 Muharram 1440 H

Selasa, 18 September 2018 M

📚 *QS. 66. AT-TAHRIIM ( ‫( ) التتححمريِمم‬Bagian 2)*

‫بمحسمم ت‬
‫ام الترححمممن الترمحيِمم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 6-8

◼ Ayat 6

{ ‫ام مماَ أممممرهمحم مويِمحفمعملوُمن مماَ يِمحؤمممرومن‬ ‫س مواحلمحمجاَمرةم معلمحيِمهاَ مملَئممكةر مغلَظر مشمدارد ملْ يِمحع م‬
‫صوُمن ت‬ ‫} ميِاَ أميَيِمهاَ التمذيِمن آمممنوُا مقوُا أمحنفممسمكحم موأمحهمليِمكحم مناَثرا مومقوُمدمهاَ التناَ م‬

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan."

★ Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka :


√ 'Ali ibnu Abu Thalib RA :

Yaitu didiklah mereka dan ajarilah mereka.

√ Ibnu Abbas RA :

Yaitu amalkanlah ketaatan kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah,
serta perintahkanlah kepada keluargamu untuk berdzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari
api neraka.

√ Mujahid :

Yaitu bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk bertakwa kepada
Allah.

√ Qatadah :

Yaitu engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan engkau cegah mereka dari perbuatan
durhaka terhadapNya.

Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap mereka perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk
mengerjakannya serta engkau bantu mereka untuk mengamalkannya.

Dan apabila engkau melihat di kalangan mereka terdapat suatu perbuatan maksiat terhadap Allah, maka
engkau harus cegah mereka darinya dan engkau larang mereka melakukannya.

√ Ad-Dahhak dan Muqatil :

Bahwa sudah merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya (baik
dari kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya) hal-hal yang difardhukan oleh Allah dan
mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus mereka jauhi.

√ HR. Ahmad, Abu Daud, dan At-Turmuzi :

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan shalat bila usianya mencapai tujuh tahun; dan apabila
usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya."
√ Ulama fiqih : hal yang sama diberlakukan terhadap anak dalam masalah puasa, agar hal tersebut
menjadi latihan baginya dalam ibadah, dan bila ia sampai pada usia baligh sudah terbiasa untuk
mengerjakan ibadah, ketaatan, dan menjauhi maksiat serta meninggalkan perkara yang mungkar.

★ Bahan bakarnya adalah manusia dan batu.

Bahan bakarnya yang dimasukkan ke dalamnya, yaitu tubuh-tubuh anak Adam dan batu.

√ Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan batu adalah berhala-berhala yang dahulunya
dijadikan sesembahan, seperti tercantum dalam QS. Al-Anbiya: 98 :

"Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam."

√ Ibnu Mas'ud, Mujahid, Abu Ja'far Al-Baqir, dan As-Saddi : bahwa batu yang dimaksud adalah batu
kibrit (fosfor).

√ Mujahid : bahwa batu itu lebih busuk baunya daripada bangkai.

★ Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras.

Yakni watak mereka kasar dan telah dicabut dari hati mereka rasa belas kasihan terhadap orang-orang
yang kafir kepada Allah.

Mereka juga keras, yakni bentuk rupa mereka sangat keras, bengis, dan berpenampilan sangat
mengerikan.

√ Ikrimah :

Bahwa apabila permulaan ahli neraka sampai ke neraka, maka mereka menjumpai pada pintunya empat
ratus ribu malaikat penjaganya, yang muka mereka tampak hitam dan taring mereka kelihatan hitam
legam.

Allah telah mencabut dari hati mereka rasa kasih sayang; tiada kasih sayang dalam hati seorang pun dari
mereka barang sebesar zarrah pun.
Seandainya diterbangkan seekor burung dari pundak seseorang dari mereka selama dua bulan terus-
menerus, maka masih belum mencapai pundak yang lainnya.

Kemudian di pintu itu mereka menjumpai sembilan belas malaikat lainnya, yang lebar dada seseorang
dari mereka sama dengan perjalanan tujuh puluh musim gugur.

Kemudian mereka dijerumuskan dari satu pintu ke pintu lainnya selama lima ratus tahun, dan pada tiap-
tiap pintu neraka Jahanam mereka menjumpai hal yang semisal dengan apa yang telah mereka jumpai
pada pintu pertama, hingga akhirnya sampailah mereka ke dasar neraka.

★ Para malaikat penjaga neraka itu tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

Apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada para malaikat itu, maka mereka segera mengerjakannya
tanpa terlambat barang sekejap pun, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakannya, tugas
apa pun yang dibebankan kepada mereka, mereka tidak mempunyai kelemahan.

Itulah Malaikat Zabaniyah atau juru siksa, semoga Allah melindungi kita dari mereka.

◼ Ayat 7

{ ‫} ميِاَ أميَيِمهاَ التمذيِمن مكفممروا ملْ تمحعتممذمروا احليِمحوُمم إمنتمماَ تمحجمزحومن مماَ مكحنتمحم تمحعممملوُمن‬

"Hai orang orang kafir, janganlah kamu mengemukakan udzur pada hari ini.

Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan."

★ Yaitu dikatakan kepada orang-orang kafir kelak di hari kiamat, bahwa janganlah kalian mengemukakan
alasan, karena sesungguhnya tidak akan diterima hal itu dari kalian, dan tidaklah kalian dibalasi
melainkan menurut apa yang telah kalian perbuat.

Dan sesungguhnya pada hari ini kalian hanya dibalasi menurut amal perbuatan kalian.
◼ Ayat 8

{ ‫ام‬ ‫ت تمحجمريِ ممحن تمححتممهاَ الحنمهاَمر يِمحوُمم ملْ يِمحخمزيِ ت‬ ‫صوُثحاَ معمسىَ مريَبمكحم أمحن يِممكفرمر معحنمكحم مسيِرمئاَتممكحم مويِمحدمخلممكحم مجتناَ ض‬ ‫ميِاَ أميَيِمهاَ التمذيِمن آمممنوُا متوُمبوُا إمملىَ ت‬
‫ام تمحوُبمةث نم م‬
‫ك معملىَ مكرل مشحيضء قممديِرر‬ ‫ي موالتمذيِمن آمممنوُا مممعهم منوُمرهمحم يِمحسمعىَ بمحيِمن أمحيِمديِمهحم موبمأ محيِمماَنممهحم يِممقوُملوُمن مربتمناَ أمحتممحم لممناَ منوُمرمناَ مواحغفمحر لممناَ إمنت م‬
‫} النتبم ت‬

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya,
mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi
dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami
cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.""

★ Taubat nasuha : taubat sebenar-benarnya

★ Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah yang sebenar-benarnya lagi pasti, maka akan terhapuslah
semua kesalahan yang terdahulu.

Dan taubat yang sebenarnya dapat merapikan diri pelakunya dan menyegarkannya kembali serta
menjadi benteng bagi dirinya dari mengerjakan perbuatan-perbuatan yang rendah.

√ Umar ibnul Khaththab RA :

Taubat nasuha yaitu bila seseorang bertaubat dari perbuatan dosa, kemudian tidak mengulanginya lagi,
atau tidak berkeinginan mengulanginya lagi selama-lamanya.

√ Para ulama :

Bahwa taubat yang murni ialah bila seseorang menghentikan dirinya dari perbuatan dosa di saat itu juga,
kemudian ia menyesali apa yang telah dilakukannya di masa lalu, dan bertekad di masa mendatang ia
tidak akan mengerjakan hal itu lagi.
Kemudian jika hak yang dilanggarnya berkaitan dengan hak Adami, maka ia diharuskan
mengembalikannya dengan cara yang berlaku.

√ HR. Ahmad, Ibnu Majah :

Dari Abdullah ibnu Mas'ud RA bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Penyesalan adalah taubat"

√ HR. Ibnu Abu Hatim :

Dari Ubay ibnu Ka'ab RA berkata, "bahwa pernah dikatakan kepada kami (para sahabat) banyak hal yang
akan terjadi di penghujung umat ini di saat kiamat telah dekat.

Antara lain lelaki menggauli istrinya atau budak perempuannya pada liang anusnya.

Yang demikian itu termasuk perbuatan yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, juga dimurkai oleh
Allah dan Rasul-Nya.

Antara lain lelaki mengawini sesama jenisnya, yang demikian itu merupakan perbuatan yang diharamkan
dan dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dan antara lain ialah perempuan mengawini sesama jenisnya, padahal yang demikian itu merupakan
perbuatan yang dimurkai dan diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Mereka tidak diterima shalatnya selama masih tetap melakukan perbuatannya yang terkutuk itu, sampai
mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya."

Lalu Zur ibnu Hubaisy bertanya kepada Ubay ibnu Ka'ab, "Apakah yang dimaksud dengan taubat yang
semurni-murninya?"

Maka Ubay ibnu Ka'ab RA menjawab, bahwa ia pernah menanyakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam, dan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam. menjawab:

"Penyesalan atas perbuatan dosa manakala kamu telah mengerjakannya, lalu kamu memohon ampunan
kepada Allah dengan penyesalanmu itu di waktu seketika, kemudian kamu bertekad untuk tidak
mengulanginya lagi selama-lamanya."

√ Al-Hasan :
Bahwa taubat yang semurni-murninya ialah bila kamu berbalik membenci dosa sebagaimana kamu
menyukainya sebelum itu, lalu kamu memohon ampun kepada Allah bila kamu teringat kepadanya.

Apabila seseorang telah bertekad untuk taubat dan meneguhkan pendiriannya pada taubatnya, maka
sesungguhnya taubatnya itu dapat menghapus semua dosa yang sebelumnya.

Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits shahih, yaitu:

"Islam menghapuskan semua dosa yang sebelumnya, dan taubat menghapuskan dosa yang
sebelumnya."

√ Apakah syarat taubat yang semurni-murninya itu mempunyai pengertian keberlangsungan dalam
keadaan demikian sampai mati, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits dan atsar, kemudian
tidak mengulanginya lagi untuk selama-lamanya?

Dalilnya hadits shahih :

"Barang siapa yang berbuat baik dalam Islam, maka ia tidak akan dihukum karena apa yang telah
dilakukannya di masa Jahiliah.

Dan barang siapa yang berbuat buruk dalam masa Islamnya, maka ia dihukum karena perbuatan buruk di
masa awal dan akhirnya."

Ataukah cukup hanya dengan tekad bahwa ia tidak akan memikirkan masa lalunya, hingga manakala ia
terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa sesudah taubatnya itu, maka hal tersebut tidak mempengaruhi
penghapusan dosa yang telah dilakukannya?

Sebab makna umum yang terkandung di dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengatakan:
"Taubat dapat menghapuskan dosa yang sebelumnya."

Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

★ Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke


dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.

√ Kalau lafaz 'Asa yang artinya mudah-mudahan bila dari Allah berarti suatu kepastian.
★ Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia.

Yakni Allah tidak mengecewakan mereka yang bersama dengan Nabi di hari kiamat.

★ Sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.

★ Sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah
kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

√ Mujahid, Ad-Dahhak, Al-Hasan Al-Basri, dan lain-lainnya :

Bahwa inilah perkataan orang-orang mukmin ketika mereka melihat di hari kiamat cahaya orang-orang
munafik padam.

√ HR. Ahmad :

Dari seorang lelaki dari kalangan Bani Kinanah yang mengatakan bahwa ia pernah shalat di belakang
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam pada hari penaklukan Mekah, lalu ia mendengar beliau
Shallallahu 'Alayhi Wasallam membaca doa berikut, yaitu:

"‫َّ ملْ تمحخمزمني يِمحوُمم احلقمميِاَمممة‬،‫"اللتهمتم‬

"Ya Allah, janganlah Engkau hinakan aku pada hari kiamat."

√ Abu Dzar RA dan Abu Darda RA berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Aku adalah orang yang mula-mula diberi izin baginya untuk bersujud di hari kiamat, dan orang yang
mula-mula diberi izin untuk mengangkat kepalanya, lalu aku memandang ke arah depanku, maka aku
mengenal umatku di antara umat-umat lainnya.

Dan aku melihat ke arah kananku, maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya.

Dan aku memandang ke arah kiriku, maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya.
Maka ada seorang lelaki yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah engkau mengenal umatmu di
antara umat-umat lainnya?"

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab: "Anggota tubuh mereka kelihatan bercahaya
kemilauan karena bekas air wudhu, dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun dari kalangan umat lain
yang selain mereka.

Dan aku mengenal mereka karena kitab-kitab catatan amal perbuatan mereka diberikan dari arah
kanannya.

Dan aku mengenal mereka melalui tanda yang ada pada kening mereka dari bekas sujudnya.

Dan aku mengenal mereka karena nur (cahaya) nya bersinar di hadapan mereka."

📚 Demikian Tafsir Surat AT-TAHRIIM bagian kedua

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia, anugerah yang telah dilimpahkan-Nya, dan hanya kepada-Nya
memohon taufik dan pemeliharaan.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an


Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

You might also like