You are on page 1of 9

PEMBIAYAAN

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN


TRI WAHYUNINGSIH 25417061

MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN (SAPPK)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
OUTLINE

SKEMA BARANG DAN JASA

COMMON POOL DAN URGENSI PEMBIAYAANNYA

KONSEP PEMBIAYAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

APLIKASI PEMBIAYAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI


PERAIRAN (KKP) RAJA AMPAT
SKEMA BARANG DAN JASA
Exclusive Ownership
COMMON POOL PRIVATE
GOODS & SERVICES GOODS & SERVICES
(Nature and Environmental (Private Money)
Degradation)

• Who gets benefit?


Consumption

Consumption
Non-Rivalry

• Who pays?

Rivalry
• How economic efficiency?
• How equity?
• How externalities?
• How effectiveness?

PUBLIC JOINT TOLL


GOODS & SERVICES GOODS & SERVICES
(Tax Money) (User Fees/Charges)
National/Regiona/Local Non-Exclusive Ownership

Source: Material Course of Urban Finance, 2017


COMMON POOL DAN URGENSI PEMBIAYAANNYA
• Pembiayaan perkotaan meliputi 4 aspek yaitu Ekonomi, Kesejahteraan, Modernisasi, dan
Sustainability
• Pembiayaan untuk pembangunan berkelanjutan salah satunya adalah Pengelolaan Sumber Daya
Alam. Salah satu tujuan pengelolaan sumber daya alam adalah menjamin kesinambungan
pembangunan berwawasan lingkungan demi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang
• Kawasan Konservasi Perairan didefinisikan sebagai kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan
sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara
berkelanjutan
• Melalui forum internasional pada pertemuan para pihak Convention on Biological Diversity (COP CBD),
bulan Maret 2006 di Brasil, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengembangkan
kawasan konservasi perairan seluas 10 juta hektar pada tahun 2010. Komitmen ini ditindaklanjuti dan
berlanjut hingga tercapainya 20 juta hektar pada tahun 2020
• Data Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) menyebutkan bahwa sampai Tahun 2010
tercatat seluas 13,9 juta hektar kawasan konservasi perairan laut di Indonesia
• Upaya konservasi perairan tidak cukup berhenti pada target luasan kawasan konservasi, namun
secara konsisten berupaya mewujudkan pengelolaan kawasan konservasi perairan yang efektif bagi
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan pendanaan yang
berkelanjutan
Kawasan Konservasi Perairan

Common Pool Goods and Services What type of goods and services? Joint Toll Goods and Servisces

• Penyusunan zonasi kawasan konservasi perairan • Pengembangan wisata bahari dan ODTW lainnya
(zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona untuk memaksimalkan PAD
pemanfaatan terbatas, zona lainnya) • Contoh wisata bahari pada kawasan konservasi
• Upaya pengelolaan dan pengawasan kawasan perairan (diving, kayaking, live aboard, snorkeling,
konservasi: pengelolaan terumbu karang berbasis sport fishing)
masyarakat, program COREMAP, dll

APBN/APBD, hibah penelitian dari GEF/AusAID, Who funds? Pemerintah Daerah & Swasta
pinjaman dari World Bank, ADB
• Pengelolaan kawasan adalah pemerintah dengan
• APBN/APBD dari Tax payers menunjuk unit khusus pengelola/badan pengelola
Who finance?
• Pinjaman dibiayai oleh future tax payers • Pemerintah menetapkan tarif wisata bahari bagi
wisatawan asing dan lokal
Efisien memenuhi:
Utilitarian
KONSEP • Swasta sebagai penyedia akomodasi dan fasilitas
wisata (resort, hotel, homestay) dan pendukung
• Adanya rencana zonasi kawasan konservasi perairan PEMBIAYAAN atraksi wisata (alat snorkeling, live aboard)
sebagai pedoman perencanaan jangka panjang yang
mempetimbangkan keberlanjutan kawasan KAWASAN User Fee
Masyarakat dan Alam

• Pemanfaatan oleh masyarakat nelayan karena


sumber daya laut yang melimpah KONSERVASI • Wisata bahari dikembangkan sebagai publicly
• Dengan dibentuknya UPTD yang bertanggung jawab provided goods and services (disediakan secara publik
dalam upaya pengelolaan kawasan Who gets benefit? tetapi bukan milik publik) dikonsumsi secara eksklusif
Contractarian
• Upaya pengelolaan kawasan konservasi perairan Pemerintah, Swasta, Masyarakat Lokal
merupakan langkah berkelanjutan dalam memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa merugikan • Swasta memperoleh keuntungan ekonomi karena
generasi yang akan datang (keadilan antargenerasi) mendukung wisata bahari
• Upaya pengelolaan kawasan konservasi sebagai upaya • Pemerintah memperoleh non tax revenue dari
perlindungan sumber daya alam dan tanggung jawab pengembangan wisata bahari
moral manusia terhadap sumber penghidupannya • Masyarakat lokal berpeluang mengembangkan UMKM
APLIKASI PEMBIAYAAN KAWASAN KONSERVASI
KABUPATEN RAJA AMPAT

PERAIRAN Kepulauan Raja Ampat dan Laut di Sekitarnya ditetapkan menjadi Kawasan
Konservasi Perairan Nasional (KKPN) pada 3 September 2009 melalui Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan RI Nomor Kep.64/Men/2009

Kepulauan Raja Ampat secara administratif berada di bawah pemerintah Kabupaten


Raja Ampat, Provinsi Papua Barat

Raja Ampat ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) karena
memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi berupa terumbu karang,
mangrove, litoral dan rumput laut

Wilayah ini terletak di ‘jantung’ kekayaan terumbu karang dunia yang dikenal dengan
sebutan Segitiga Karang/Coral Triangle

Kepulauan ini merupakan salah satu kawasan yang memiliki fauna ikan karang terkaya di
dunia yang terdiri dari paling sedikit 1,074 spesies serta merupakan areal pembesaran bagi
sebagian besar jenis penyu yang terancam punah
GAMBARAN UMUM
KKPN SAP Raja Ampat secara geografis terletak pada
koordinat 0014’18” – 0O25’29”LS dan 130O18’32” –
130O10’29”BT
Secara administratif wilayah ini masuk ke dalam Distrik
Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua
Barat.
Luas KKPN SAP Raja Ampat dan laut sekitarnya +
60.000 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Waigeo
• Sebelah Selatan berbatasan dengan perairan
Kepulauan Fam
• Sebelah Timur berbatasan dengan perairan Pulau
Gam
• Sebelah Barat berbatasan dengan perairan Pulau
Batangpele dan Pulau Maijafun
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN RAJA AMPAT

Pemerintah Indonesia

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat

UPTD Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat


(Sebagai pengelola Kawasan Konservasi Perairan)
Prinsip pengelolaan kolaboratif yang melibatkan banyak
pihak dalam tataran pemerintah, masyarakat, dunia
usaha, dan LSM (TNC, CI, dan WWF)

Pengembangan sosial Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Wisata Bahari


Konservasi habitat induk ikan
ekonomi masyarakat melalui Pengembangan
pemanfaatan SD laut Dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi wisata bahari dalam
meningkatkan PAD Kabupaten Raja Ampat
Perbup No. 4/ 2011 Tentang Pengembangan Wisata Selam Rekreasi Raja
Ampat

Penetapan Perbup No. 3/2011 Tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata


Pendanaan dari APBN, APBD, hibah penelitian, pinjaman
dari World Bank Penetapan entrance fee dengan Perbup No. 63/2007 Tentang Retribusi
Izin Masuk Wisata: wisatawan lokal (Rp. 250.000) dan wisatawan asing
(Rp. 500.000)

Dana non retribusi kepada Tim Pengelola

• 40% untuk Dana


Dana dialirkan sebagai PAD
Kesejahteraan Masyarakat
• 40% untuk Dana Konservasi
• 20% untuk operasional
pengelolaan
REFERENSI

• Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat. Buku 2: Data dan Analisis Rencana Pengelolaan Taman
Pulau-Pulau Kecil Daerah Raja Ampat. 2012. Raja Ampat: UPTD Kawasan Konservasi Perairan Daerah
• Djangkaru, Riyanni dan Dimas Sugih Cahaya. Beautifull Raja Ampat. 2016. Jakarta: COREMAP II
• Kementerian Kelautan dan Perikanan. Profil Kawasan Konservasi Perairan Nasional. 2010. Jakarta: Direktorat
Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
• Kementerian Kelautan dan Perikanan. Profil Kawasan Konservasi Provinsi Papua-Papua Barat. 2015. Jakarta:
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
• Patta, Johny. Material Course of Urban Finance. 2017. SAPPK ITB

You might also like