Professional Documents
Culture Documents
oleh:
Rini Novitasari
NIM 122311101040
oleh:
Rini Novitasari
NIM 122311101040
A. Latar Belakang
Hipotermia merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka
morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. Hipotermia pada bayi baru lahir
disebabkan belum sempurnanya pengaturan suhu tubuh bayi, maupun
pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan bayi baru lahir yang benar.
Hipotermia merupakan suatu keadaan suhu tubuh dibawah 36,5ºC, dan gejala
awala dari hipotermia adalah kedua kaki dan tangan teraba dingin. Pengaturan
suhu tubuh bayi baru lahir sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
mencegah terjadinya hipotermia. Hipotermia pada bayi baru lahir mempengaruh
metabolisme tubuh dan mengakibatkan komplikasi hipoglikemia, asidosis
metabolik, distres pernapasan, dan infeksi (Ayeye, 2010).
Hingga saat ini angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi.
Menurut World Health Organization (WHO), data statistik menyatakan bahwa
Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010 adaah 17 per 1000 kelahiran
(WHO, 2012). Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007,
prevalensi kematian neonatus pada bayi usia 0-6 hari di Indonesia yang
disebabkan oleh hipotermia adalah sebesar 7% (Depkes RI, 2008).
Data Dinkes Kabupaten Jember pada tahun 2013, tercatat 1.099 kelahiran
bayi dan pada bulan September-Oktober 2013, terdapat kejadian hipotermia pada
bayi baru lahir di Kabupaten Jember yaitu hipotermia ringan 35,29%, hipotermia
sedang 14,71%, dan hipotermia berat 8,82% (Dinkes Jember, 2014). Angka
prevalensi dan angka insidensi hipotermia pada anak dapat diturunkan dengan
cara mencegah dan memberikan penanganan yang tepat pada hipotermia.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan seperti
diare adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier (Friedman, Bowden, &
Jones, 2010). Perawat memiliki peran penting dalam upaya untuk mencegah
hipotermia pada neonatus/bayi. Sesuai dengan tujuan dari keperawatan keluarga,
yaitu meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota
keluarga dengan cara pencegahan. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya hipotermia adalah pencegahan primer. Pencegahan primer,
meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang
untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cidera (Friedman, Bowden, &
Jones, 2010).
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
G. Pengorganisasian
1. Penanggungjawab dan Penyaji : Rini Novita Sari
H. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 2 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 20 menit
tentang : menanggapi dengan
a. Pengertian pertanyaan
hipotermia.
b. Penyebab
hipotermia.
c. Tanda dan gejala
hipotermia.
d. Cara mengatasi
hipotermia di
rumah.
2. Memberikan
kesempatan pada
audience untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan audience
4. Memberikan
kesempatan kepada
perwakilan audience
untuk menjelaskan
kembali materi yang
sudah disampaikan.
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 3 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan Leaflet
tentang penanganan
hipotermia pada
nenonatus/bayi
4. Salam penutup
I. Evaluasi:
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (leaflet)
b. Persiapan tempat yang digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi proses
a. Selama penyuluhan kesehatan, peserta memperhatikan penjelasan
yang disampaikan
b. Selama penyuluhan kesehatan, peserta aktif bertanya tentang
penjelasan yang disampaikan.
c. Selama penyuluhan kesehatan, peserta aktif menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta pendidikan kesehatan dapat :
a. Mengetahui pengertian hipotermia.
b. Mengetahui penyebab hipotermia.
c. Mengetahui tanda dan gejala hipotermia.
d. Mengetahui cara mengatasi hipotermia di rumah.
J. Daftar Pustaka
Dinkes Jember. 2013. Laporan Bulanan Program Kesehatan Kabupaten Jember
2013. Jember
Friedman, Marilyn M., Bowden, Vicky R., & Jones, Elaine G. 2010. Keperawatan
Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius
Riskesdas. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Lampiran 1. Materi
HIPOTERMIA
A. Pengertian
Hipotermia adalah suatu keadaan bayi dengan suhu tubuh dibawah 36,5º-
37,5ºC (Sudarti & Fauziah, 2013). Gejala awal hipotermia adalah suhu < 36ºC dan
kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, bayi
sudah mengalami hipotermia sedang (32º-36ºC), disebut hipotermia berat bila
suhu tubuh < 32ºC (Deslidel, 2011).
B. Penyebab
Menurut Sudarti & Fauziah (2011), faktor-faktor yang menyebabkan
hipotermia adalah :
1) Kesalahan perawatan bayi segera setelah lahir
2) Jaringan lemak sub-kutan tipis/rendah
3) Bayi dipisahkan dengan ibunya setelah lahir
4) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
5) Kondisi ruang yang dingin
6) Prosedur penghangatan yang tidak adekuat
7) Asfiksia, hipoksia
BERITA ACARA
Pada hari Rabu, 18 Juli 2018 Pukul 14.00-selesai WIB bertempat di Ruang
Perinatologi RSD dr. Soebandi Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Penanganan Hipotermia Pada
Neonatus/Bayi oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh……orang (daftar hadir
terlampir)
Mengetahui,
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Hipotermia Pada
Neonatus/Bayi di Ruang Perinatologi RSD dr. Soebandi Kab. Jember oleh
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Jember. Pada hari Rabu, 18 Juli 2018 jam 14.00-selesai WIB
bertempat di Ruang Perinatologi RSD dr. Soebandi Kab. Jember.
No. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.