You are on page 1of 24

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN.

0852-5426

KAJIAN BUDIDAYA POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon


Fab), IKAN BANDENG (Chanos-chanos Forskal) DAN RUMPUT LAUT
(Gracillaria sp) SECARA TRADISIONAL

Murachman dan Sahri Muhammad


Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UB

Nuhfil Hanani dan Soemarno


Dosen Fakultas Pertanian, UB

ABSTRAK

Budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut merupakan
alternatif untuk memecahkan masalah kualitas air yang menjadi kendala turunnya produksi
ikan di tambak. Tujuan penelitian mengetahui model pengelolaan budidaya polikultur
udang windu, ikan bandeng dan rumput laut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode studi kasus di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo. Sampel berupa pembudidaya tambak beserta tambaknya sebanyak 38
pembudidaya terdiri dari 18 pembudidaya polikultur tiga komoditas (udang windu, ikan
bandeng dan rumput laut) dan 20 pembudidaya polikultur dua komoditas (udang windu dan
ikan bandeng) yang ditentukan secara proporsional sampling. Variabel yang diteliti terdiri
dari jenis komoditi, perlakuan yang dilakukan pada proses budidaya, padat tebar, sumber
dan kualitas air, hutan mangrove, kelembagaan sosial dan ekonomi, modal investasi dan
operasional, produksi, kualitas air dan kesuburan perairan dan keuntungan finansial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model budidaya polikultur tiga komoditas
terdiri dari komponen penetapan lokasi tambak, persiapan tambak, pemeliharaan, panen,
kelembagaan sosial dan kelembagaan ekonomi. Terdapat tiga faktor pendukung penetapan
lokasi tambak yaitu tanah dasar tambak, sumber air laut dan air tawar dan keberadaan hutan
mangrove. Kualitas air berada pada kesesuaian standar kualitas air untuk tambak dengan
kesuburan yang relatif tinggi. Padat tebar udang windu dan ikan bandeng tidak berbeda
nyata antara budidaya polikultur dua komoditas dan tiga komoditas. Sedangkan padat tebar
rumput laut 975 kg/ha untuk tambak tiga komoditas. Keberadaan rumput laut pada tambak
polikultur tiga komoditas menjadikan kualitas airnya lebih baik dibandingkan dengan
tambak budidaya polikultur dua komoditas. Kandungan oksigen terlarut 7, 165 mg/l,
kecerahan air 50, 875 cm, NH3 0, 157 mg/l, H2S 0, 025 mg/l, NO2 0, 109 mg/l, PO-34 0,
461 mg/l, pH 8, 05, TOM 38, 635 mg/l, TSS 176, 418 mg/l, alkalinitas 4, 665 mg/l, suhu
32, 965 0C, salinitas 32,5, BOD 2, 88 mg/l dan logam Pb 0, 245 mg/l. Produksi udang
windu 201, 11 kg/ha/mt dan ikan bandeng 1180, 56 kg/ha/mt adalah lebih tinggi dari
produksi tambak polikultur dua komoditas baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara
kuantitatif menunjukkan bahwa untuk udang windu kelimpahan plankton dalam lambung
11. 466 ind/lt, pertumbuhan mutlak 23, 93 gram, kegemukan 0, 604114, kelulushidupan 53
% dan ukuran rata – rata 34 ekor/kg. Sedangkan untuk ikan bandeng kelimpahan plankton
dalam lambung udang 69. 845 ind/lt, pertumbuhan mutlak 354, 99 gram, kegemukan 0,
814181, kelulushidupan 95 % dan ukuran rata – rata 4, 25 ekor/kg. Keuntungan finansial
pembudidaya polikultur tiga komoditas mencapai Rp. 20. 717. 628,- ha/MT dan
pembudidaya dua komoditas mencapai Rp. 11. 924. 115,-ha/MT.

Kata kunci : polikultur, dua komoditas, tiga komoditas

93
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

ABSTRACT

Polyculture is an alternative to solving water quality problems leading to decrease


of fish production in the ponds. The present research is aimed at establishing the
management of polyculture of black tiger prawn, milkfish, and seaweed. This study
employs method of case study in Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, sub-district of Jabon,
Regency of Sidoarjo. Samples were collected from 18 polyculturers of three commodities
(black tiger prawn, milkfish, and seaweed) and 20 polyculturers of two commodities (black
tiger prawn and milkfish) by means of proportional sampling. Variables to be investigated
were type of commodity, treatment in the polyculture processes, stocking density, water
quality, mangrove forest, social and economic institutions, investment and operational
funds, production, quality and fertility of water, and financial gain.
Results of the present study show that the three-commodity model of polyculture
consists of capability to determine pond sites, pond preparation, maintenance, harvesting,
and social and economic institutions. There are three supporting factors in determining
pond sites, namely pond bottom soils, sources of freshwater and seawater and the presence
of mangrove forest. Water quality is in agreement with standards of water quality for ponds
with relatively high fertility. Stocking densities for black tiger prawns and milkfish are not
significantly different between two- and three-commodity polyculture. The stocking density
for seaweed is 975 kg/ha for three-commodity ponds. The presence of seaweed in the three-
commodity polyculture ponds results in better water quality compared to the two-
commodity polyculture ponds. Dissolved oxygen content is of 165 mg/l, water clarity of
50.875 cm, NH3 of 0.157 mg/l, H2S of 0,025 mg/l, NO2 of 0,109 mg/l, PO4-3 of 0,461
mg/l, pH of 8.05, TOM of 38.635 mg/l, TSS of 176,418 mg/l, alkalinity of 4,665 mg/l,
temperature of 32.965C, salinity of 32.5, BOD of 2.88 mg/l and Pb of 0,245 mg/l.
Production of black tiger prawns of 201.11 kg/ha/m and milkfish of 1180,56 kg/ha/m are
higher than production of two-commodity polyculture ponds, both quantitatively and
qualitatively. Quantitatively, it is shown that, for black tiger prawns, abundance of plankton
within intestines are of 11,466 individuals/liter, absolute growth is 23.93 g, fatness is
0.604114, survival of 53%, and average size of 34 animals/kg. meanwhile, for milkfish, it is
shown that abundance of plankton within intestines are of 69,845 individuals/liter, absolute
growth is 354,99 g, fatness is 0.814181, survival rate of 95%, and average size of 4.25
animals/kg. Financial profit of three-commodity polyculture amounts to Rp. 20,717,628 per
ha per culture season and two-commodity polyculture amounts to Rp. 11,924,115 ha per
culture season.

Key words : polyculture, two commodities and three commodities

PENDAHULUAN atau udang dan ikan bandeng (Dahuri et


al., 1996). Pembudidayaan ikan merupakan
Wilayah pesisir merupakan kawasan kegiatan memelihara, membesarkan dan
yang mempunyai karakteristik tertentu dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang
subur, sehingga memiliki daya tarik yang terkontrol. Pembudidayaan ikan dapat
besar sebagai tujuan wisata dan pengem dilakukan secara polikultur yaitu pembu
bangan kegiatan perikanan serta tujuan lain didayaan ikan lebih dari satu jenis secara
yang menghasilkan banyak keuntungan terpadu. Budidaya polikultur terpadu dan
finansial. Kegiatan perikanan di wilayah sinergis saat ini banyak diteliti dan dikaji
pesisir adalah usaha perikanan budidaya di karena dapat meningkatkan kulitas air.
tambak untuk udang, ikan bandeng dan Diintegrasikannya rumput laut (Gracilaria

94
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

sp) kedalam kegiatan polikultur udang pling. Sampel sebanyak 38 pembudidaya


windu (Penaeus monodon Fabrisius) dan terdiri dari 18 pembudidaya polikultur tiga
ikan bandeng (Chanos-chanos Forskal) komoditas dan 20 pembudidaya polikultur
secara terpadu. Pada umumnya pembudi dua komoditas. Variabel penelitian meli
dayaan secara tradisional selalu menge puti lingkungan makro tambak, karakte
depankan luas lahan, pasang surut, ristik pembudidaya, cara pengelolaan
intercrop dan tanpa pemberian makanan tambak dan perlakuan – perlakuan yang
tambahan sehingga makanan bagi komo diberikan, padat tebar, kualitas air,
ditas yang dibudidayakan harus tersedia kesuburan air, produksi tambak, keuntung
secara alami dalam jumlah yang cukup. an pembudidaya polikultur dan model
Udang windu, ikan bandeng dan budidaya polikultur tiga komoditas.
rumput laut secara biologis memiliki sifat Pengumpulan data dilakukan dengan
– sifat yang dapat bersinergi sehingga cara mengadakan pengamatan, wawancara
budidaya polikultur semacam ini dapat dan pengumpulan data sekunder. Disam
dikembangkan karena merupakan salah ping sampel tersebut diatas juga diadakan
satu bentuk budidaya polikultur yang pengujian terhadap tanah dasar tambak, air
ramah terhadap lingkungannya. Rumput sumber dan air tambak beserta komoditas
laut merupakan penyuplai oksigen melalui yang dibudidayakan. Untuk mencapai
fotosintesis pada siang hari dan memiliki tujuan penelitian, penelitian dilakukan
kemampuan untuk menyerap kelebihan dengan berbagai tahapan yaitu :
nutrisi dan cemaran yang bersifat toksik di
dalam perairan. Sedangkan ikan bandeng Keadaan lingkungan makro poli-
sebagai pemakan plankton merupakan kultur
pengendali terhadap kelebihan plankton
dalam perairan. Kotoran udang, ikan Keadaan umum dan cara penge
bandeng dan bahan organik lainnya meru lolaan tambak polikultur
pakan sumber hara yang dapat diman
faatkan oleh rumput laut dan fitoplankton Analisis kualitas air dan kesuburan air
untuk pertumbuhannya. Hubungan yang di tambak polikultur dua dan tiga komo
seperti ini dapat menyeimbangkan eko ditas.
sistem perairan. Sehingga perlu diteliti Produksi tambak dan analisa finansial
bagaimana model pengelolaan budidaya yang diterima oleh pembudidaya polikultur
polikultur udang windu, ikan bandeng dan Penyusunan model budidaya poli
rumput laut. kultur udang windu, ikan bandeng dan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui rumput laut.
model budidaya polikultur udang windu, Data dianalisa secara deskriptif dan
ikan bandeng dan rumput laut secara untuk melihat perbedaan antar variabel
tradisional. dilakukan uji t.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan


mengguna kan metode studi kasus di
Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Keca
matan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Kasus
berupa kegiatan budidaya polikultur
tradisional di tambak. sampel berupa
pembudidaya polikultur beserta tambaknya
yang ditetapkan secara porposive sam

95
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

HASIL DAN PEMBAHASAN tambak mencapai 8,71 ha dengan luas


terkecil 6,0 ha dan luas terbesar 24,0 ha.
Keadaan Umum Pembudidaya
Tabel 2. Karasteristik Tingkat Mata Penca-
Tabel 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan, harian Pembudidaya Budidaya Poli-
Jumlah Keluarga Dan Pengetahuan kultur 2 Komoditas dan 3 Komoditas
Pembudidaya Budidaya Polikultur 2
Komoditas dan 3 Komoditas Pembudidaya
Karakteristik 2
3 komoditas
komoditas
Pembudidaya
Kepemilikan Lahan
Karakteristik 2 (Ha) :
3 komoditas
komoditas Minimal 5 Ha 6 Ha
(%)
(%) Maksimal 25 Ha 24 Ha
Pendidikan : Rata – rata 10.5 Ha 8.7 Ha
SD 50 50 Pekerjaan (%)
SMP 20 44.5 Petambak 30 % 16.7 %
Petambak dan 45 % 55.6 %
SLTA 10 5.6
sampingan
Tidak tamat SD 20 - Pendega tambak 10 % 16.7 %
Jumlah Keluarga : Pendega dan 15 % 5.6 %
Minimal 2 2 sampingan
Teknologi yang
Maksimal 6 9
digunakan (%) :
Rata – rata 4.5 4.3 Tradisional 100 % 100 %
Penyuluhan : Semi tradisional - -
Pernah 20 33.3 Intensif - -
Tidak Pernah 80 66.7 Pengetahuan
Budidaya (%) :
Tingginya tingkat pendidikan pembu Pengalaman sendiri 60 % -
didaya tiga komoditas karena sebagian Informasi sesama 30 % 50.6 %
besar berasal dari perkotaan yang kemu petambak
dian membeli tambak di dusun Tanjung Pengalaman dan 10 % 44.4 %
sari. Rendahnya intensitas penyuluhan ini, lainnya
mengakibatkan pembudidaya untuk mema
jukan teknologi budidayanya terpaksa
banyak yang berusaha mencari tahu kepada Pengetahuan pembudidaya dua komo
sesama pembudidaya. Penyuluhan meru ditas sebanyak 60 % diperoleh dari hasil
pakan kegiatan yang sangat penting karena pengalaman sendiri yang didasari penge
segala bentuk kegiatan penyuluhan meru tahuan dari nenek moyangnya dan seba
pakan kegiatan pendidikan bagi petani, nyak 30 % pengetahuan budidaya poli-
peternak maupun nelayan. Tujuan pendidik kultur ikan bandeng dan udang diperoleh
an penyuluhan ialah untuk membantu dari berita sesama pembudidaya, sedang
masyarakat agar dapat berusaha tani kan sisanya sebanyak 10 % diperoleh dari
dengan lebih baik, dan menikmati kehi gabungan pengalaman sendiri dan berita
dupan rumah tangga dengan lebih baik dan dari sesama pembudidaya. Sedangkan
memuaskan. pengetahuan budidaya polikultur tiga
komoditas yaitu ikan bandeng, udang dan
Mata Pencaharian Pembudidaya Ikan rumput laut pembudidaya sebanyak 55,56
Pembudidaya dua komoditas rata – % menyatakan memperoleh dari berita
rata kepemilikan tambak mencapai 10,5 ha, sesama pembudidaya, sedangkan sisanya
dengan luas terkecil 5,0 ha dan luas sebanyak 44,44 % pembudidaya mem-
terbesar 25,0 ha. Sedangkan pembudidaya peroleh dari berbagai sumber dari kegiatan
tiga komoditas rata – rata kepemilikan seperti mengikuti penyuluhan yang

96
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan antara lain seperti : keduk teplok,
Kelautan Kabupaten Sidoarjo dan pihak pengapuran, pemupukan, pemberian
lain yang berkepentingan dengan produksi saponin, dan pemasukan air. Untuk lebih
tambak seperti perusahaan pembekuan, jelasnya, disajikan dalam Tabel 4.
perusahaan pakan dan lain – lainnya. Di-
samping itu juga diperoleh dari kunjungan
lapang ke daerah lain, pelatihan budidaya Tabel 3. Karakteristik Awal Usaha, Peruntukan
ikan dan berita dari media cetak dan Tambak dan Teknologi yang Digu
elektronik. Kunjungan lapang ke daerah nakan Pembudidaya Budidaya Poli
kultur 2 Komoditas dan 3 Komoditas
lain dan pelatihan budidaya ikan biasanya
difasilitasi dan direkomendasikan oleh
Pembudidaya
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karakteristik 3
Sidoarjo. 2 komoditas
komoditas
Usaha (%) :
Awal Usaha, Peruntukkan Tambak dan Usaha tambak 52, 63 47, 36
Awal Usaha :
Teknologi yang Digunakan Sebelum 2006 100 33, 36
2006 – sekarang - 66, 67
Ditinjau dari jenis komoditas yang di Peruntukkan :
budidayakan di tambak secara polikultur, Untuk 2 komoditas 100 -
Untuk 3 komoditas - 83, 33
pembudidaya dapat di kelompokkan Sebagian untuk 2 - 16, 67
menjadi dua kelompok pembudidaya yaitu komoditas
pembudidaya polikultur dua komoditas
yaitu udang dan ikan bandeng serta
kelompok pembudidaya polikultur tiga Tabel 4. Hasil Pengamatan dan Wawancara
komoditas yaitu udang, ikan bandeng dan Tahap Persiapan Tambak Budidaya
rumput laut. Udang yang dibudidayakan Polikultur Dua Komoditas dan Tiga
secara terintegrasi baik dengan ikan Komoditas
bandeng ataupun dengan ikan bandeng dan
Tambak Polikultur
rumput laut adalah udang windu (Penaeus 3
monodon). Sedangkan rumput laut yang No. Kegiatan 2
Komodita
Komoditas
dipilih untuk dibudidayakan adalah s
Gracilaria sp. Udang windu dipilih sebagai 1. Keduk teplok (%)
Melakukan 70 88, 89
komoditas yang dibudidayakan, karena Tidak melakukan 30 11, 11
menurut Mujiman dan Rachmatun (1989), 2. Pengapuran (kg/ha)
Udang putih (Penaeus merguiensis) dan Minimal 4 2
udang windu (Penaeus monodon) cepat Maksimal 100 100
Rata – rata 64, 29 31,65
menjadi besar dan pada dewasa mempu 3. Pemupukan (kg/ha)
nyai pasaran yang baik untuk diekspor. a. Urea
Awal usaha, peruntukan tambak dan Minimal 12, 5 5, 0
teknologi yang digunakan, disajikan dalam Maksimal 100 100
Rata – rata 38, 39 35, 15
Tabel 3. b. TSP (kg/ Ha)
Minimal 12, 5 1, 0
Maksimal 50, 0 100
Pengelolaan Tambak Polikultur Rata – rata 31, 95 32, 12
c. Bangeran - -
4. Saponin (kg/ Ha)
Pelaksaan Operasional Tambak Minimal 3, 0 2, 5
Polikultur Maksimal 50, 0 25, 0
Rata – rata 11, 02 16, 18
5. Pemasukan air 1000 100
Tahap persiapan baik tambak dua (%)
komoditas maupun tambak tiga komoditas

97
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

baran nener bandeng dapat dilakukan kalau


tambak sudah mengandung pakan alami.
Pemeliharaan di Tambak Polikultur Pelaksanaan operasional tambak untuk
budidaya polikultur udang dan ikan
Pada budidaya ikan di tambak dengan bandeng seperti pada Gambar 1. Skema
menggunakan metode tradisional di mana bagan alir budidaya polikultur udang dan
ikan yang dibudidayakan hanya menggan ikan bandeng.
tungkan pada pakan alami, maka pene

Laut

Pemberian
saponin

Pengeringan

Keduk Teplok

Pengapuran
Penebaran
Pemupukan nener bandeng

Kali Alo
Pakan alami
tumbuh Penebaran
Penebaran nener benih udang

Penebaran
benur
Pemeliharaan

Panen

Hasil Panen

Gambar 1. Skema Bagan Alir Operasional Tambak Dua Komoditas

Pelaksanaan operasional budidaya alir budidaya polikultur udang, ikan


polikultur udang, ikan bandeng dan rumput bandeng dan rumput laut.
laut seperti pada Gambar 2 skema bagan

98
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Laut
Panen

Pemberian saponin

Pengeringan

Keduk Teplok

Pengapuran

Pemupukan
Ketinggian air 10-15cm
Pemasokan Rumput Laut
Air 7 hari

Penebaran RL
Nener
bandeng
7 hari

Penebaran nener
7 hari Benur Udang

Penebaran benur

Udang, ikan bandeng


Pemeliharaan dan rumput laut

Panen

Hasil Panen

Gambar 2. Skema Bagan Alir Operasional Tambak Tiga Komoditas

Padat Tebar produksi yang diinginkan. Untuk memas


tikan padat tebar yang diinginkan, pembu
Padat tebar komoditas yang akan didaya menggunakan dasar pengalaman
dibudidayakan tergantung pada target yang pernah dilakukan dan prediksi

99
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

besaran nilai mortalitas atau survival rate yang dilakukan pembudidaya baik untuk
tiap komoditas. Berdasarkan hasil wawan dua atau tiga komoditas seperti pada Tabel
cara dengan pembudidaya, padat tebar 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan dan Wawancara Padat tebar Udang Windu, Ikan Bandeng dan
Rumput Laut Pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas dan Dua Komoditas

Tambak Polikultur
No Keterangan
2 komoditas 3 komoditas
1. Kepemilikan tambak (Ha) 10.28947 8.6388
Padat Tebar Udang Windu :
Jumlah/ha 12.960 14.472
2.
Biasa > 1 cm - -
Gelondongan 1-1,5 cm 100 % 100 %
Padat Tebar Ikan Bandeng :
Jumlah/ha 2.102 2.381,33
3.
Biasa > 3 cm 10 % -
Gelondongan 3-5 cm 90 % 100 %
Padat Tebar Rumput Laut :
4. Jumlah / kg - 975, 47
Ukuran 5 gr - 94, 49 %
Ket : Ukuran gelondongan benur udang windu : 1 cm – 1,5 cm/ PL 12
Ukuran gelondongan nener bandeng : 3 cm – 5 cm

Pemeliharaan dan Perawatan oksigen terlarut > 3,0 mg/l; total organik
matter < 150 mg/l; amonia < 1 mg/l; nitrat
Pemeliharaan mengandung unsur < 0,1 mg/l; kecerahan 30 – 45 cm dan
pencegahan hama dan penyakit, pengelo kedalaman air > 70 cm (Supito et al.,
laan kualitas air, manajemen pakan alami 2005).
dan buatan serta panen (Anonymous,
2002). Pemeliharaan pada budidaya inten Tabel 6. Hasil Pengamatan dan Wawancara
sif, semi intensif dan tradisional sangat Pemeliharaan Pada Budidaya Polikultur
Dua Komoditas dan Tiga Komoditas
berbeda dalam kadar maupun jenis ke-
giatannya. Pemeliharaan pada budidaya
Tambak Polikultur
tradisional sangat sederhana. Kegiatan Kegiatan Pemeliharaan 2 3
pemeliharaan pada budidaya polikultur dua komoditas komoditas
komoditas dan budidaya polikultur tiga Pergantian air 100 % 100 %
komoditas seperti pada Tabel 6. Pemberantasan Hama :
Saponin 4, 325 3, 77
Jenis lain (kg/ha) : -
Kondisi Kualitas Air Tambak - Rempah 0, 24 -
Polikultur - Tiodan 1 lt 1, 875 lt
Penambahan Pupuk :
Urea (kg/ha) 4, 176 5, 257
Pengelolaan air bertujuan untuk mem- TSP/ Phonska - -
pertahankan kualitas air layak untuk Bangeran (ikat/ha) 1050 -
pemeliharaan dan pertumbuhan biota yang Jumlah penambahan - 3, 6
dibudidayakan. Pada prinsipnya pengelo- pupuk
Keamanan 100 %
laan air dilakukan untuk mempertahankan
nilai parameter air yang layak seperti: suhu
Parameter kualitas air pada beberapa
27 – 33 0C; salinitas 15 – 33 permil;
penelitian tiga komoditas yang diinte
alkalinitas 90 – 158 mg/l; pH 7,5 – 8,5;
grasikan pada budidaya polikultur adalah

100
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, terlarut, TOM dan amonia (Rosyadi dan
pH, TOM, amonia, nitrit dan kecerahan air Daryono, 2000).
(Supito, et al., 2005 dan Komaruddin et al., Hasil pengamatan data kualitas air
2005). Sedangkan parameter kualitas air pada tambak dua komoditas dan tiga
pada budidaya dua komoditas yang komoditas, dapat dilihat pada Tabel 7 dan
diintegrasikan secara polikultur adalah 8.
suhu, salinitas, pH, kandungan oksigen

Tabel 7. Hasil Olahan Data Kualitas Air Selama Masa Penelitian Pada Budidaya Polikultur
Dua Komoditas

Lama Pemeliharaan (Bulan)


Kualitas Air
1 1,5 2 2,5 3
Kecerahan (cm) 46 34,25 34,8 46 38
Suhu (°C) 33,7 32,55 33,58 34,4 33,94
Salinitas (‰) 31 37 32 36,6 33,4
DO (mg/l) 6,83 6,33 5,53 6,58 6,92
TOM (mg/l) 29,705 22,7515 24,7748 30,336 22,2472
TSS (mg/l) 101,2 207,04 331,6 398,72 322,88
pH 8,3 8,1 8,2 8,05 8,12
Alkalinitas (mg/l) 116,5 107 89,6 40 89,6
NH3 (mg/l) 0,2825 0,26 0,112 0,15 0,188
H2S (mg/l) 0,118 0,032 0,025 0,025 0,0029
NO2 (mg/l) 0,1116 0,0898 0,109 0,1297 0,1284
PO3-4 (mg/l) 0,2732 0,3417 0,4821 0,4513 0,7601
BOD (mg/l) 5,82 5,06 4,462 5,01 7,148
Pb (mg/l) 0,24 0,44 0,56 0,68 0,698

Data kualitas air dikelompokkan ber- liharaan 90 hari (Rosyadi dan Daryono,
dasarkan lama pemeliharaan budidaya poli 2000). Sedangkan Supito et al., (2000),
kultur. Untuk lama pemeliharaan budidaya dalam penelitiannya tentang produksi
polikultur dua komoditas berselang waktu induk udang windu secara polikultur
0,5 bulan selama 3,0 bulan. Sedangkan dengan ikan bandeng, menggunakan lama
untuk lama pemeliharaan budidaya poli pemeliharaan 124 hari.
kultur tiga komoditas berselang waktu 1,0 Nilai rata – rata setiap parameter
bulan selama 5,0 bulan. Perbedaan ini kualitas air tambak selama pemeliharaan
disebabkan adanya perbedaan lama pene antara budidaya polikultur dua komoditas
litian, terutama pada komoditas udang dan budidaya polikultur tiga komoditas
windu. Beberapa hasil penelitian yang dengan menggunakan Uji Test seperti pada
dilakukan oleh para peneliti yang mem- Tabel 9.
budidayakan udang dan ikan bandeng
secara polikultur menggunakan lama peme

101
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 8. Hasil Olahan Data Kualitas Air Selama Masa Penelitian Pada Budidaya Polikultur
Tiga Komoditas

Lama Pemeliharaan (Bulan)


Kualitas Air
2 3 4 5
Kecerahan (cm) 45,5 48,33 50,75 56,25
Suhu (°C) 32,7 33 33,23 32,8
Salinitas (‰) 31 34 37 28
DO (mg/l) 7,52 7,26 8,23 6,1
TOM (mg/l) 24,02 31,37 44,87 53,25
TSS (mg/l) 193,792 189,29 185,44 148,23
pH 8,3 7,95 8,08 7,88
Alkalinitas (mg/l) 5 6,33 4,5 3
NH3 (mg/l) 0,14 0,213 0,18 0,1
H2S (mg/l) 0,022 0,026 0,024 0,033
NO2 (mg/l) 0,1299 0,1181 0,116 0,1071
PO3-4 (mg/l) 0,6392 0,6583 0,5361 0,4148
BOD (mg/l) 1,78 3,12 3,46 3,98
Pb (mg/l) 0,1375 0,3517 0,3225 0,2575

Tabel 9. Hasil Penelitian Uji Test Kualitas Air Tambak Antara Dua Komoditas dan Tiga
Komoditas

Dua Komoditas Tiga Komoditas F


Kualitas Air F Hit
Min Maks Rerata Min Maks Rerata Tabel
Kecerahan
32,33 46 39,165 45,5 56,25 50,875 2,91* 2,3
(cm)
Suhu (°C) 32,55 34,4 33,475 32,7 33,23 32,965 1,94 ns 2,3
Salinitas (‰) 31 37 34 28 37 32,5 0,96 ns 2,3
DO (mg/l) 5,53 6,92 6,225 6,1 8,23 7,165 1,75 ns 2,3
TOM (mg/l) 22,2472 30,336 26,2916 24,02 53,25 38,635 1,99 ns 2,3
TSS (mg/l) 34,4 410,8 251,144 67,04 245,44 176,418 1,54 ns 2,3
pH 8,05 8,3 8,175 7,88 8,3 8,09 1,07 ns 2,3
Alkalinitas 2,3
40 116,5 78,25 3 6,33 4,665 5,60 *
(mg/l)
NH3 (mg/l) 0,112 0,2825 0,197 0,1 0,213 0,157 0,95 ns 2,3
H2S (mg/l) 0,015 0,28 0,0487 0,015 0,045 0,025 0,63 ns 2,3
NO2 (mg/l) 0,1071 0,1299 0,119 0,0898 0,1297 0,109 0,44 ns 2,3
PO3-4 (mg/l) 0,4148 0,6583 0,537 0,2732 0,6497 0,461 0,94 ns 2,3
BOD (mg/l) 4,462 7,148 5,805 1,78 3,98 2,88 3,61 * 2,3
Pb (mg/l) 0,24 0,698 0,469 0,1375 0,3517 0,245 2,45 * 2,3

102
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Gambar 3. Kualitas air selama pemeliharaan antara budidaya polikultur dua komoditas dan
tiga komoditas.

a. Kecerahan

b. Alkalinitas

103
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

c. BOD

d. Pb

Gambar 3. Grafik Kualitas air pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga
Komoditas Selama Pemeliharaan

Kondisi Kesuburan Air Tambak tetapi juga karena plankton menjadi


Polikultur makanan biota yang dibudidayakan
terutama udang dan ikan bandeng. Untuk
Kelimpahan, Keanekaragaman, Kese- pertumbuhan udang dan ikan bandeng
ragaman dan Dominansi tergantung kepada plankton sebagai
makanannya. Oleh karena itu tingginya
Dalam budidaya polikultur udang dan kelimpahan plankton akan menentukan
ikan bandeng atau udang, ikan bandeng pertumbuhan udang dan ikan bandeng.
dan rumput laut secara tradisional, kelim Hasil pengamatan kelimpahan plankton di
pahan plankton mempunyai arti yang tambak polikultur dua dan tiga komoditas
sangat penting. Kelimpahan plankton tidak disajikan pada Tabel 10.
hanya menjadi indikasi kesuburan perairan,

Tabel 10. Kelimpahan Jumlah Fitoplankton dan Zooplankton di Tambak Budidaya Polikultur Dua
dan Tiga Komoditas

Tambak Polikultur
No Plankton
2 Komoditas 3 Komoditas
1. Kelimpahan (individu/liter)
Fitoplankton 9848 11316
Zooplankton 1718 6615
Total Plankton 11566 17931
2. Jenis
Fitoplankton 11 jenis 9 jenis
Zooplankton 3 jenis 3 jenis
Total jumlah 14 jenis 12 jenis
3. Fitoplankton
Keanekaragaman (H) 3,0680 2,6262
Keseragaman (E) 0,8909 0,8754
Dominansi (D) 0,1570 0,1884
4. Zooplankton
Keanekaragaman (H) 1,3478 1,2114
Keseragaman (E) 0,8660 0,8101
Dominansi (D) 0,5114 0,5211

104
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Apabila dibandingkan kelimpahan, Keanekaragaman jenis merupakan


keanekaragaman, keseragaman dan domi parameter yang sering digunakan dalam
nansi baik fitoplankton maupun zoo- mengetahui suatu komunitas. Parameter ini
plankton pada tambak di kedua model mencirikan kekayaan jenis dalam
budidaya polikultur tersebut, maka diper keseimbangan dalam suatu komunitas.
oleh bahwa ditinjau dari kelimpahan Fitoplankton selain berfungsi sebagai
fitoplankton pada tambak budidaya tiga keseimbangan ekosistem perairan budi
komoditas lebih tinggi. Keanekaragaman daya, juga berfungsi sebagai pakan alami
fitoplankton pada tambak budidaya dua pada budidaya ikan dan udang (Pirzan,
komoditas lebih tinggi dan zooplankton 2006).
memiliki keanekaragaman yang sama.
Sedangkan pada indeks keseragaman dan Perkembangan Plankton Selama
dominansi memiliki nilai yang sama. Pemeliharaan di Tambak
Ekosistem dengan keanekaragaman tinggi
lebih stabil dan kurang terpengaruh Hasil pengamatan kelimpahan fito
terhadap tekanan dari luar dibandingkan plankton dan zooplankton air tambak pada
dengan ekosisitem yang memiliki keaneka budidaya polikultur tiga komoditas selama
ragaman yang rendah (Boyd, 1999). pemeliharaan seperti pada Tabel 11 dan 12.

Tabel 11. Hasil Pengamatan Kelimpahan Rata-rata Fitoplankton dan Zooplankton Air
Tambak (Ind/l) Pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas Selama Pemeliharaan

Lama Pemeliharaan (Bulan) Kenaikan


Plankton rata/bulan
2 3 4 5 (%)
Fitoplankton 8279,5 11283,17 10741,5 14975 23,63
Zooplankton 5443,75 7729,17 5292,75 6033 7,93
Jumlah Plankton 13723,25 19012,34 16034,25 21008 17,97

Tabel 12. Hasil Pengamatan Kelimpahan rata-rata Fitoplankton dan Zooplankton Air
Tambak (Ind/l) Pada Budidaya polikultur dua Komoditas Selama Pemeliharaan

Lama Pemeliharaan (Bulan) Kenaikan


Plankton rata/bulan
0,5 1 1,5 2 2,5 3 (%)
Fitoplankton 9184,67 24840,5 9460,25 8418 10019 5955,6 15,20
Zooplankton 1108 6159 1036,75 2149,5 466 1101,6 107,62
Jumlah
10292,67 30999,5 10497 10567,5 10485 7057,2 20,45
Plankton

Ditinjau dari persentase kenaikan baik plankton lebih tinggi pada tambak tiga
fitoplankton, zooplankton maupun fito- komoditas. Tren perkembangan fito
plankton dan zooplankton lebih tinggi pada plankton dan zooplankton seperti dapat
tambak dua komoditas, tetapi ditinjau dari dilihat pada Gambar 4.
kelimpahannya jumlah fitoplankton, zoo
plankton maupun fitoplankton dan zoo

105
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

a.

Gambar 4. (a) Grafik Kelimpahan Fitoplankton pada Budidaya Polikultur dua dan tiga
komoditas; (b) Grafik Kelimpahan Zooplankton pada Budidaya Polikultur dua
dan tiga komoditas

Produksi dan Penerimaan komoditas mencapai berat 23,62 gram


Keuntungan Finansial sedangkan pertumbuhan mutlak udang
windu yang dipelihara di tambak polikultur
Produksi Tambak Polikultur tiga komoditas mencapai berat 23,93 gram.
Grafik pertumbuhan udang windu dapat
Pertumbuhan Udang Windu dilihat pada Gambar 5.
Pertumbuhan mutlak udang windu
yang dipelihara di tambak polikultur dua

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Mutlak Udang Windu Selama Pemeliharaan Pada


Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

106
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Pertumbuhan Ikan Bandeng kultur tiga komoditas mencapai berat


354,99 gram. Effendi (1997), menyatakan
Pertumbuhan mutlak ikan bandeng bahwa dalam polikultur yang berpengaruh
yang dipelihara di tambak polikultur dua pada pertumbuhan ikan adalah makanan
komoditas mencapai berat 184,74 gram dan suhu. Gambar 6 berikut adalah grafik
sedangkan pertumbuhan mutlak ikan pertumbuhan ikan banding di tambak
bandeng yang dipelihara di tambak poli polikultur.

Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Mutlak Ikan Bandeng Selama Pemeliharaan Pada


Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

Kegemukan Udang Windu kisaran minimum 0,248629 dan maksimum


0,775869. Sedangkan kegemukan udang
Tingkat kegemukan udang windu yang windu rata – rata yang dipelihara di tambak
dipelihara pada tambak tiga komoditas polikultur tiga komoditas mencapai
lebih gemuk dari pada udang windu yang 0,604114 dengan kisaran minimum
dipelihara pada tambak dua komoditas. 0,359692 dan maksimum 0,799065.
Kegemukan udang windu rata – rata yang Gambar 7 adalah grafik kegemukan udang
dipelihara di tambak polikultur dua windu di tambak polikultur.
komoditas mencapai 0,550996 dengan

Gambar 7. Grafik Rasio Kegemukan Udang Windu Selama Pemeliharaan Pada Budidaya
Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

107
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Kegemukan Ikan Bandeng penentu dimana kelimpahan tingkat


Kegemukan ikan bandeng rata – rata kebutuhan pada budidaya polikultur tiga
yang dipelihara di tambak polikultur dua komoditas lebih tinggi daripada dua
komoditas mencapai 0,807412 dengan komoditas. Kelimpahan fitoplankton dan
kisaran minimum 0,301860 dan maksimum zooplankton pada tambak polikultur tiga
0,981162. Sedangkan kegemukan ikan komoditas lebih tinggi daripada kelim
bandeng rata – rata yang dipelihara di pahan fitoplankton dan zooplankton pada
tambak polikultur tiga komoditas mencapai dua komoditas. Gambar 10 berikut adalah
0,814181 dengan kisaran minimum grafik kegemukan ikan bandeng di tambak
0,638937 dan maksimum 1,275966. Faktor polikultur.
ketersediaan makanan menjadi faktor

Gambar 8. Grafik Rasio Kegemukan Ikan Bandeng Selama Pemeliharaan Pada Budidaya
Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

Kelimpahan Plankton dalam komoditas lebih tinggi, hal ini disebabkan


Lambung Udang Windu rumput laut dalam tambak dapat
mengurangi kandungan toksik seperti
Kelimpahan plankton dalam lambung logam berat dan bahan organik lainnya
udang tiga komoditas selama pemeliharaan yang dapat mengurangi laju pertumbuhan
berkisar di antara 8.180 – 15.048 plankton dalam tambak.
individu /liter dengan rata – rata sebesar
11.466 individu/liter. Sedangkan Kelimpahan Plankton dalam
kelimpahan plankton dalam lambung Lambung Ikan Bandeng
udang dua komo ditas selama
pemeliharaan berkisar di antara 3.657 – Kelimpahan plankton dalam lambung
12.025 individu/liter dengan rata – rata ikan bandeng tiga komoditas selama
sebesar 8.890 individu/liter. Kelimpahan pemeliharaan berkisar diantara 43.806,5 –
plankton dalam lambung udang tidak 112.370 individu/liter, dengan rata – rata
berbeda nyata (uji t), tetapi bila dilihat rata kelimpahan sebesar 69.845,13 individu /
– rata kelimpahan plankton dalam lambung liter. Sedangkan kelimpahan plankton
udang selama pemelihara an kelimpahan dalam lambung ikan bandeng yang dikon
plankton pada lambung udang tiga sumsi bandeng dua komoditas selama

108
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

pemeliharaan berkisar antara 11.207 – bandingkan dengan Cyanophyta yang me-


43.806,5 individu/liter dengan rata – rata miliki kadar mucus tinggi dan Clorophyta
sebesar 22.956,56 individu/liter. yang memiliki dinding sel yang tebal.
Kelimpahan plankton dalam lambung
ikan bandeng tidak berbeda nyata (uji t), Index of Selecftivity (E) Udang
tetapi bila dilihat rata – rata kelimpahan Windu dan Ikan Bandeng
plankton dalam lambung udang selama
pemeliharaan kelimpahan plankton pada Udang pada tambak tiga komoditas
lambung udang tiga komoditas lebih melakukan pilihan positif tertinggi pada
tinggi. Hal ini disebabkan rumput laut Nitzschia curvula, terlihat dari nilai indek
dalam tambak dapat mengurangi kan- pilihan tertinggi yakni 0,78 dan melakukan
dungan toksik seperti logam berat dan pilihan negatif (kurang begitu menyukai)
bahan organik lainnya yang dapat mengu- terendah pada Holopedium sp terlihat dari
rangi laju pertumbuhan plankton dalam nilai indek pilihan terendah yakni sebesar
tambak. -0,38 (Tabel 13). Udang pada dua komo
ditas melakukan pilihan positif tertinggi
Analisa Kebiasaan Udang Windu pada Nitzschia seriata terlihat dari nilai
dan Ikan Bandeng indek pilihan tertinggi yakni 0,99 , dan
Pada lambung udang dengan metode melakukan pilihan negatif (kurang begitu
dua komoditas dan tiga komoditas, menyukai) terendah pada Trichodesmium
sepecies plankton yang paling banyak erthreum terlihat dari nilai indek pilihan
ditemukan adalah Nitzschia vermicularis. terendah yakni sebesar -0,94. Tabel 13
Pada lambung udang polikultur dua adalah Index Selectivity Udang Windu di
komoditas, frekwensi kejadian sepecies ini tambak polikultur.
adalah 100 % yang artinya, sepecies ini Bandeng pada tambak tiga komoditas
ditemukan disetiap lambung udang yang melakukan pilihan positif tertinggi pada
diamati. Sedangkan pada lambung udang Nitzschia vermicularis, terlihat dari nilai
polikultur tiga komoditas adalah 85 % indek pilihan tertinggi yakni 0,9, dan
yang artinya, dari 20 lambung udang yang melakukan pilihan negatif (kurang begitu
diamati spesies plankton ini ditemukan menyukai) terendah pada Chorella sp
didalam 17 lambung udang. terlihat dari nilai indek pilihan terendah
Frekuensi kejadian plankton yang yakni sebesar -0,45 (Tabel 14). Bandeng
dikonsumsi bandeng pada tambak dua pada dua komoditas melakukan pilihan
komoditas tertinggi pada Nitzschia curvula positif tertinggi pada Nitzschia curvula
sebesar 90 %, dan pada tambak tiga terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi
komoditas frekuensi tertinggi pada yakni 0,97, dan melakukan pilihan negatif
Nitzschia vermicularis sebesar 85 %. (kurang begitu menyukai) terendah pada
Nitzschia curvula dan Nitzschia vermi Chorella sp terlihat dari nilai indek pilihan
cularis temasuk dari golongan Chryso terendah yakni sebesar -0,45. Sedangkan
phyta, hal ini menunjukkan bandeng dan bandeng pada tambak tiga komoditas
udang pada tambak polikultur dua dan tiga melakukan pilihan positif tertinggi pada
komoditas memiliki kecenderungan lebih Nitzschia vermicularis, terlihat dari nilai
tinggi untuk mengkonsumsi plankton dari indek pilihan tertinggi yakni 0,9 dan
jenis Chrysophyta dibanding dengan melakukan pilihan negatif (kurang begitu
plankton dari jenis lain. Hal ini dapat menyukai) terendah pada Chorella sp
disebabkan karena pada umumnya Chryso terlihat dari nilai indek pilihan terendah
phyta keberadaanya melimpah dan berada yakni sebesar -0,45. Bandeng pada dua
hampir disemua lingkungan perairan komoditas melakukan pilihan positif
(Wijarni,1998), selain itu Chrysophyta tertinggi pada Nitzschia curvula terlihat
relatif lebih mudah untuk dicerna di- dari nilai indek pilihan tertinggi yakni

109
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

0,97, dan melakukan pilihan negatif indek pilihan terendah yakni sebesar -0,45.
(kurang begitu menyukai) terendah pada Table 14 berikut adalah Index Selectivity
Holopedium irregulare terlihat dari nilai ikan bandeng di tambak polikultur.

Tabel 13. Indeks Pilihan Udang di Tambak Polikultur Dua dan Tiga Komoditas (index of
selectivity)

2 komoditas E 3 komoditas E
Nitzchia seriata 0,99248 Nitzchia curvula 0,77565
Gonatozygon
Melosira salina 0,987616 0,756711
monotaenium
Nitzchia vermicularis 0,936513 Thallasiotrix 0,75387
Gonatozygon monotaenium 0,930002 Nitzchia vermicularis 0,669769
Rhizosolenia styliformis 0,923656 Polyedrium trigonum 0,667973
Calothrix 0,899487 Microcystus airuginosa 0,665314
Nitzchia curvula 0,88199 Cymbella helvetica 0,623895
Euglena oxyurus 0,839408 Navicula insuta 0,569515
Microcystus airuginosa 0,767043 Cosmarium cucurbitimum 0,507542
Thallasiotrix 0,749277 Melosira salina 0,294448
Rotifer citrinus 0,674111 Anabaena sp 0,242153
Nitzchia closterium 0,653741 Nitzchia closterium 0,22804
Asplanchaa herricki 0,251218 Rhizosolenia cylindrus 0,158845
Trichodesmium erthreum -0,94656 Gonatozygon aculeatum 0,116037
Holopedium -0,38797

Produksi windu dan ikan bandeng yang dihasilkan


dari budidaya polikultur tiga komoditas
Secara kuantitatif dan kualitatif berda- lebih tinggi dari yang dihasilkan dari
sarkan parameter produksi. Produksi budi- budidaya polikultur dua komoditas. Hal ini
daya polikultur tiga komoditas lebih baik disebabkan karena terintegrasinya rumput
dari pada produksi budidaya polikultur dua laut ke dalam budidaya polikultur,
komoditas. Secara kuantitatif produksi menyebabkan kualitas air tambak menjadi
udang windu dan ikan bandeng yang lebih baik. Rumput laut Gracilaria menurut
dihasilkan dari budidaya polikultur tiga Kandhasamy and Arunachalam (2008)
komoditas lebih banyak dari produksi yang mengandung methanolic yaitu bioaktif
dihasilkan budidaya polikultur dua komo- yang bersifat antibakterial yang mampu
ditas (Tabel 15). Secara kualitatif ditinjau mencegah masuknya patogen ke dalam
dari pertumbuhan mutlak, tingkat kege- tubuh udang windu dan ikan bandeng dan
mukan ukuran dan kelulushidupan udang adanya infeksi patogen.

110
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 14. Indek Pilihan Ikan Bandeng di Tambak Polikultur Tiga dan Dua Komoditas

3 komoditas E 2 komoditas E
Nitzschia vermicularis 0,900565 Nitzschia curvula 0,974631196
Melosira salina 0,86584 Lyngbya spirulinoides 0,966117188
Holopedium irregulare 0,831227 Anabaena raciborskii 0,958415548
Trychodesmium erythreum 0,673441 Rotifer neptunius 0,951889279
Cosmarium auriculatum 0,583491 Nitzschia vermicularis 0,916701293
Nitzschia curvula 0,585374 Amphora sp 0,861339093
Anabaenopsis raciborskii 0,54665 Microcystus airuginosa 0,859504786
Cyclotella operculata 0,545728 Nitzschia seriata 0,850619835
Pleurosigma angulatum 0,536995 Gyrosigma acuminatum 0,672061928
Gonatozygon
0,530297 Closterium spp 0,617682779
monotaenium
Microcystus airuginosa 0,46259 Naviculla 0,599828252
Pleurosigma compacta 0,449319 Oscillatoria sp 0,599334304
Nitzschia lorenziana 0,269598 Pleurosigma angulatum 0,557357244
Dissodinium lunula 0,239024 Merismopedia minuta 0,517713759
Cylindrocystys
Merismopedia minuta 0,135662 0,458141425
brebissonii
Gonatozygon
Loxodes sp 0,131923 0,42433601
monotaenium
Eudorina wallichii -0,29823 Disodinium 0,414572864
Selenastrum sp -0,39754 Chorella 0,243673174
Cosmarium cucurbitium -0,40002 Cosmarium auriculatum 0,229701596
Chorella -0,44822 Gonatozygon aculate -0,486782133
Holopedium irregulare -0,532414159

Analisis Finansial Tambak rimaan hasil penjualan produksi tambak.


Polikultur Ada beberapa pengeluaran untuk biaya
operasional tambak polikultur dua komo-
Analisis finansial tambak polikultur ditas dan tiga komoditas yaitu keduk
bertujuan untuk mengetahui besarnya teplok, pemupukan tanah dasar, pemberian
penerimaan atau keuntungan bersih yang kapur atau dolomit, pemberian saponin dan
diterima pembudidaya. Analisis finansial pembelian benih atau bibit. Total
meliputi perhitungan biaya pengeluaran pengeluaran rata – rata untuk budidaya
atau biaya operasional tambak dan pene- tambak dua komoditas mencapai Rp.

111
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

3.169.556 /ha/mt, sedangkan untuk penerimaan bersih yang diterima pembu-


budidaya tambak tiga komoditas adalah didaya polikultur dua komoditas sebesar
mencapai Rp. 2.361.994 /ha/mt. Rp.11.924.115 /ha/musim tanam dan untuk
Penerimaan kotor yang diterima pem- tiga komoditas sebesar Rp. 20.717.628
budidaya tambak polikultur dua komoditas /ha/musim tanam. Untuk lebih jelas,
sebesar Rp.17.455.665/ha/mt, sedangkan perhitungan analisis finansial dapat dilihat
untuk budidaya tambak tiga komoditas pada Tabel 16, Tabel 17 dan Tabel 18
sebesar Rp. 27.152.496 /ha/mt. Total berikut.

Tabel 15. Produksi Budidaya Polikultur Dua dan Tiga Komoditas

PRODUKSI
PARAMETER PRODUKSI 2 KET
3 KOMODITAS
KOMODITAS
1. UDANG WINDU
1.1 Kelimpahan plankton 8.890 11.466
(ind/lt)
1.2 Jumlah jenis plankton :
Fitoplankton (%) 74, 5 78, 5
Zooplankton 25, 5 21, 5
1.3 Kesukaan plankton (jenis) 14 15

1.4 Pertumbuhan mutlak (gram) 23, 62 23, 93


= lebih tinggi
1.5 Kegemukan (faktor kondisi) 0,550998 0,614114

1.6 Produksi rata-rata 181, 75 201, 11


(kg/ha/mt)
1.7 Ukuran (ekor/kg) 35 34
Minimum 40 / 50 50 / 60
Maksimum 30 30
1.8 Kelulushidupan (%) 49 53

2. IKAN BANDENG
2.1 Kelimpahan plankton 22, 957 69, 845
(ind/lt)
2.2 Jumlah jenis plankton :

Fitoplankton (%) 90, 0 85, 0


Zooplankton 10, 0 15, 0
2.3 Kesukaan plankton (jenis) 21 20

2.4 Pertumbuhan mutlak 184, 74 354, 99


(gram)
2.5 Kegemukan (faktor 0, 807412 0, 814181
kondisi)
2.6 Produksi rata-rata 926, 75 1180, 56
(kg/ha/mt)
2.7 Ukuran (ekor/kg) 4, 6 4, 26
Minimum 5/6 5/6
Maksimum 3/4 3

112
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

2.8 Kelulushidupan (%) 95 95

3. RUMPUT LAUT (kg/ekor/mt) - 5492

Tabel 16. Perhitungan Pengeluaran Usaha Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga
Komoditas

TAMBAK POLIKULTUR
KEGIATAN
2 KOMODITAS 3 KOMODITAS
Keduk teplok 1 Ha Rp 2.013.000 1 Ha Rp 538.333
Pengapuran 45 kg Rp 26.875 27.5 kg Rp 34.354
Pemupukan :
Urea 26875 kg Rp 67.188 35.15 kg Rp 87.875
TSP 15975 kg Rp 15.975 24983 kg Rp 24.983
Saponin 9375 kg Rp 46.875 4533 kg Rp 22.664
Penambahan pupuk
43808 (3x)
Urea 14617 kg Rp 36.541 kg Rp 34.460
Bangeran 262750 kg Rp 393.750 - -
Pembelian benih :
Udang 12960 ekor Rp 64.800 14472 ekor Rp 72.360
Ikan bandeng 2102 ekor Rp 504.552 2381 ekor Rp 571.520
Rumput laut - - 921.3 ekor Rp 921.278
Pemberian obat-
obatan :
Tiodin - - 0.416 liter Rp 54.167
TOTAL PENGELUARAN Rp 3.169.556 Rp 2.361.994

Sumbangan rumput laut terhadap pembudidaya dua komoditas. Perbedaan


penerimaan pembudidaya polikultur tiga tersebut diawali dengan harga udang antara
komoditas mencapai Rp. 4.185.833/ha/mt dua komoditas dan tiga komoditas dari tiap
atau sebesar 16 % dari penerimaan – tiap ukurannya terlihat sangat jelas.
pembudidaya. Adanya penambahan komo Perbedaan tersebut bahwa secara kualitas,
ditas rumput laut yang diintegrasikan ke udang dari tiga komoditas lebih sehat dan
dalam budidaya polikultur udang dan ikan tidak berpenyakit karena ada peran dari
bandeng ternyata secara ekonomi dapat rumput laut sebagai filter sehingga air
menambah keuntungan pembudidaya. pemeliharaan lebih bersih dengan kandung
Secara keseluruhan, penerimaan bersih an oksigen yang relatif tinggi.
atau keuntungan bersih pembudidaya tiga
komoditas lebih tinggi dari keuntungan

113
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 17. Perhitungan Hasil Produksi Usaha Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan
Tiga Komoditas

2 Komoditas 3 Komoditas
JENIS Volume Harga satuan Total Volume Harga satuan Total
PRODUKSI
(kg) (kg/Rp) (Rp) (kg) (kg/Rp) (Rp)

Udang windu :
Ukuran 20 - - - 150 Rp 80.000 Rp 12.000.000
Ukuran 25/30 - - - 350 Rp 50.000 Rp 17.500.000
Ukuran 30 100 Rp 53.000 Rp 5.300.000 200 Rp 70.000 Rp 14.000.000
Ukuran 30/35 - - - 100 Rp 80.000 Rp 8.000.000
Ukuran 30/40 500 Rp 50.000 Rp 25.000.000 470 Rp 73.300 Rp 34.451.000
Ukuran 35 300 Rp 50.000 Rp 15.000.000 250 Rp 60.000 Rp 15.000.000
Ukuran 35/40 1075 Rp 50.000 Rp 53.750.000 650 Rp 70.000 Rp 45.500.000
Ukuran 40 1260 Rp 45.700 Rp 57.582.000 - - -
Ukuran 45 - - - 550 Rp 55.000 Rp 30.250.000
Ukuran 40/50 400 Rp 50.000 Rp 20.000.000 - - -
Ukuran 40/60 - - - 650 Rp 60.000 Rp 39.000.000
Ukuran 50/60 - - - 200 Rp 60.000 Rp 12.000.000
Jumlah 3635 Rp 298.700 Rp 176.632.000 3570 Rp 658.300 Rp 227.701.000
Rata-rata 181,75 Rp 49.783 Rp 8.831.600 201,11 Rp 65.830 Rp 12.650.056
Ikan bandeng :
Ukuran 3 1060 Rp 10.000 Rp 10.600.000 - - -
Ukuran 3/4 - - - 4800 Rp 7.800 Rp 37.440.000
Ukuran 4 1050 Rp 11.000 Rp 11.550.000 - - -
Ukuran 4/5 8300 Rp 9.186 Rp 76.243.800 6850 Rp 9.667 Rp 66.218.950
Ukuran 4/6 1425 Rp 8.500 Rp 12.112.500 - - -
Ukuran 5 6700 Rp 9.250 Rp 61.975.000 7200 Rp 9.200 Rp 66.240.000
Ukuran 5/6 - - - 2400 Rp 7.000 Rp 16.800.000
Jumlah 18535 Rp 47.936 Rp 172.481.300 21250 Rp 33.667 Rp 186.698.950
Rata - rata 926,75 Rp 9.587 Rp 8.624.065 1180,556 Rp 8.417 Rp 10.372.164
Rumput laut - - - 98.850 Rp. 16.900 Rp 75.345.000
- - - 5.492 Rp. 939 Rp 4.185.833

114
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 18. Perhitungan Penerimaan Total Usaha Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan
Tiga Komoditas

Tambak
Keterangan
2 Komoditas 3 Komoditas
Penerimaan Kotor Rp 17.455.665 Rp 27.152.496
Jumlah Pengeluran Rp 3.169.556 Rp 2.361.994
Biaya keamanan (15 %
Rp 2.361.994 Rp 4.072.874
penerimaan kotor)
Penerimaan bersih Rp 11.924.115 Rp 20.717.628

KESIMPULAN DAN SARAN pada kedua model polikultur dilaksanakan


secara tradisional plus
Kesimpulan Dengan di integrasikannya rumput laut
kedalam budidaya polikultur udang windu
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dan ikan bandeng (3 komoditas), ternyata
analisis data dan pembahasan penelitian meningkatkan kandungan oksigen terlarut
dapat disimpulkan sebagai berikut : dalam air tambak dan menurunkan kan-
Kondisi lingkungan makro yang dungan amoniak (NH3), Hidrogen Sulfida
merupakan daya dukung tambak polikultur (H2S), Nitrit (NO2), Ortho Fosfat (PO43),
secara topografis dan geografis memiliki Biological Oksigen Demand (BOD) dan
jenis tanah allufial kelabu dengan ke- kandungan Logam Berat Pb Dalam air
tinggian 0 – 3 meter diatas permukaan laut tambak. Kecerahan, alkalinitas, BOD dan
dengan kemiringan kurang dari 2% , kandungan logam Pb pada air tambak
bertekstur lempung liat berpasir sampai budidaya polikultur 3 komoditas berbeda
liat dengan kedalaman tanah efektif 90 cm. sangat nyata dengan kandungan air pada
Sumber air tambak berupa laut yang budidaya polikultur 2 komoditas. Kesu-
memperoleh pasok air tawar dari 5 sungai. buran air tambak 3 komoditas lebih tinggi
Kualitas dan kesuburan air cukup baik dan dari kesuburan air tambak 2 komoditas
berada pada kisaran standard kualitas air walaupun secara statistik tidak menunjuk-
untuk tambak. Hutang mangrove seluas kan perbedaan yang nyata.
581,955 ha dengan ketebalan 500 meter, Produksi tambak 3 komoditas berupa
kerapatan 1 – 2 pohon / m2 terdapat udang windu 201,11 Kg/ha/mt, ikan
disepanjang pantai, kiri kana sungai dan bandeng 1180,56 Kg/ha/mt dan rumput
ditanam di pematang tambak adalah laut 5492 Kg/ha/mt adalah lebih tinggi dari
merupakan pelindung kawasan tambak produksi tambak 2 komoditas berupa
polikultur. udang windu 181 Kg/ha/mt dan ikan
Tingkat pendidikan pembudidaya tam- bandeng 198,33 Kg/ha/mt. Produksi udang
bak polikultur udang windu, ikan bandeng windu dan ikan bandeng ditambak 3
dan rumput laut (3 komoditas) lebih tinggi komoditas secara statistik tidak menunjuk
dari tingkat pendidikan budidaya polikultur kan perbedaan yang nyata, tetapi pene
udang windu dan ikan bandeng (2 komo- rimaan keuntungan pembudidaya poli
ditas). Tingginya tingkat pendidikan mem- kultur 3 komoditas lebih tinggi dan
pengaruhi pemilihan usaha budidaya berbeda sangat nyata dengan keuntungan
polikutur melalui pemikiran yang lebih pembudidaya polikultur 2 komoditas.
rasional dengan mempertimbangkan
keadaan alamnya. Pengelolaan tambak

115
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Saran-saran degem, M.C.J. 1995. Perkem


bangan Budidaya Udang Windu
Mengingat kemampuan rumput laut (Penaeus monodon) dan Udang
sebagai penyuplai oksigen melalui foto Putih (Penaeus merguiensis) di
sintesis pada siang hari dan kemampu Jawa Timur. Bulletin Perikanan.
annya untuk menyerap kelebihan nutrisi, Edisi 5. Fakultas Perikanan
amoniak, hidrogen sulfida, nitrit,ortho Universitas Brawijaya. Malang.
fosfat, total suspended solid dan logam Pb Kandhasamy M and Arunachalam K.D.,
berarti dapat meningkatkan kualitas air. 2008. Evaluation of in vitro
Kemampuan rumput laut ini hendaknya Antibacterial Property of Seaweeds
dijadikan dasar pengembangan budidaya of Southeast Coast of India. African
polikultur secara sinergis yang ber- Journal of Biotechnology. Vol. 7.
wawasan lingkungan dalam upaya pening 12 pp (1958 – 1961).
katan budidaya perikanan dan kesejahte Mudjiman, A. 1986. Budidaya Ikan di
raan pembudidaya polikultur. Sawah Tambak. CV. Penebar
Kegiatan budidaya polikutur 3 Swadaya. Jakarta.
komoditas dapat pula dilakukan pada tanah Mulyono Sri. 1991. Operatians Research.
dasar bertekstur liat dengan syarat pene Lembaga Penerbit Fakultas
baran rumput laut dilakukan dengan Ekonomi Universitas Indonesia.
metode lepas dasar long line atau rakit Pirzan, A. M., P. R. Pong-Masak dan
dengan salinitas 15 – 30 ‰ , pasang surut Utojo. 2006. Keragaman Fito
teratur dan pH air 7,5 – 8,5. plankton Pada Lahan Budidaya
Peningkatan produksi tambak poli Tambak Di Kawasan Pesisir
kultur 3 komoditas dapat dilakukan dengan Donggala Dan Parigi-Moutong,
meningkatkan padat tebar. Sulawesi Tengah. Jurnal Riset
Akuakultur. Volume 1 Nomor 3
Tahun 2006. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Supito, M. Seri dan Madenur. 2005.
Budidaya Terpadu Ikan Bandeng,
Anonymous. 2002. Petunjuk Teknis Udang Windu, Rumput Laut dan
Budidaya Udang. Direktorat Jen- Kekerangan. Laporan Tahunan
deral Perikanan Budidaya Direk- Balai Riset Perikanan Budidaya Air
torat Pembudidayaan. Program Payau. Pusat Riset perikanan
Intensifikasi Pembudidayaan Ikan. Budidaya Badan Riset kelautan
Jakarta. Dan Perikanan Departemen
Boyd, CE. 1999. Management of Shrimp Kelautan Dan Perikanan. Hal 88-96
Ponds to Reduce the Eutrophication Xu Yongjian, Fang Jianguang and Wei
Potential of Effluents. The Wei. 2008. Aplication of Gracilaria
Advocate. Desember. 1999. p 12 – lichenoides (Rhodophyta) for
14. Alleviating Nutriens in Aqua
Dahuri R, Jacob Rais, S.P.Ginting dan H. J. culture. Journal Application Phycol.
Sitepu. 1996. Pengelolaan 20 : 199 – 203.
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. P.T. Pradnya
Paramitha. Jakarta. Indonesia
Effendi. 1997. Metode Biologi Perikanan.
Yayasan Dewi Sri. Bogor.112
Halaman
Hariati, A.M., Wiadnya, D.G.R., Prajitno,
A., Sukkel, M., Boon, J.H., Ver

116

You might also like