Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Profesi Guru
Yang dibina oleh Prof. Dr. Mimien Henie Irawati Al Muhdar, M.S dan Bpk. Deny Setiawan,
M.Pd
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul Hakikat Profesionalisme sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya. Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Prof. Dr. Mimien Henie Irawati
Al Muhdar, M.S dan Deny Setiawan, M.Pd selaku dosen pembina mata kuliah
Pengembangan Profesi Guru. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan juga
sumber belajar mengajar di dalam perkuliahan.
Penulis mengakui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami sebagi penulis berharap kepada para
pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
Kata “Profesi” jika ditinjau secara etimologi berasal dari bahasa Latin
proffesion, artinya pekerjaan atau janji. Makna profesi secara sempit dapat diartikan
dengan suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu
sesuai dengan bidangnya serta sesuai dengan norma yang ada. Volmer dan Mills dalam
Jarvis (1983) menjelaskan bahwa profesi adalah kegiatan,aktivitas atau pekerjaan yang
membutuhkan intelektual, keterampilan/keahlian dan pelatihan khusus guna memberi
pelayanan kepada masyarakat serta menerima upah tertentu. Suatu profesi harus
memiliki kemampuan dan keahlian, jika tidak maka profesi itu dinilai kurang tepat dan
memuaskan. Adapun aspek yang harus ada pada suatu profesi menurut Gilley dan
Eggland yakni ada 3, ilmu dasar, keahlian dan berguna untuk kepentingan umum.
Dari beberapa pendapat ahli dan pengertian lain dari kata profesi, dapat
disimpulkan bahwa profesi merupakan pekerjaan yang didasari dengan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan keahlian terhadap bidang khusus dan ditujukan untuk
kepentingan masyarakat atau umum.
2. Karakteristik Profesi
Dari paparan ciri dan karakteristik profesi di atas, jika dikaitkan dengan dunia
pendidikan, menurut Educational Policies Commission of the NEA, Proffesional
Organization in American Education (Komisi Kebijakan Pendidikan NEA Amerika
Serikat)ciri profesi antara lain;
Dijelaskan sebelumnya bahwa profesi selalu berkaitan dengan suatu pekerjaan yang
menuntuk pelakunya untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, serta bersifat untuk
masyarakat luas, sedangkan profesional juga memliki maksud tersendiri yang telah
dijabarkan dalam berikut ini:
1. Definisi Profesional
Kata profesional memiliki arti pencaharian dalam kata sifat, sedang untuk kata benda
memiliki arti orang yang mempunyai keahlian misalnya guru, dokter, dan sebagainya.
Sehingga pekerjaan profesional ialah pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang
memang khusus dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut dan buka pekerjaan yang
diakukan oleh orang-orang yang tidak mampu memperoleh pekerjaan lain. Menurut
Usman (2006) suatu pekerjaan yang bersifat profesional, membutuhkan beberapa
bidang ilmu yang harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum.
Kata Profesional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia meliputi:
a. Berhubungan dengan profesi
b. Membutuhkan kepandaian khusus dalam menjalankannya
c. Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
Profesional merupakan sifat dari suatu profesi yang maknanya adalah kumpulan
pekerjaan berdasarkan bidang masing-masing (Kusnandar,2007). Menurut Moenir
(2002), profesional juga diartikan sebagai sebutan bagi seseorang yang menguasai ilmu
pengetahuan dibidangnya secara mendalam, melakukan kreativitas dan inovasi atas
bidang keahliannya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika
dan integritas profesi. Untuk itu penting sekali bagi setiap orang untuk bersikap
profesional jika ingin mencapai kesuksesan. Profesi dalam arti sebenarnya yakni ahli
dalam bidangnya dan selalu berintegritas dan berkonsistensi pada bidang keahlianya
(Sya’bani,2007)
2. Tingkatan Profesional
Menurut Semiawan dalam Samad (2004) didapati adanya tingkatan profesional antara
lain:
a. Tenaga profesional, yakni tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi
pendidikan minimal strata satu dan memiliki pengendalian pendidikan.
b. Tenaga semi profesional merupakan tenaga kependidikan dengan kualifikasi
pendidikan tenaga kependidikan diploma tiga atau yang setara, dan telah
berwenang mengajar secara mandiri, tetapi harus juga harus melakukan konsultasi
dengan tenaga kependidikan yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam
hal perencanaan, pelaksanaan, penilaian ataupun pengendalian pengajaran
c. Tenaga para profesional merupakan tenaga kependidikan yang memiliki
kualifikasi pendidkan tenaga kependidikan minimal diploma dua, yang
memerlukan pembinaan dalam perencanaan, penilaian dan pengendalian
pengajaran.
3. Urgensi Profesional
Suatu pendidikan haruslah dikelola secara profesional untuk itu, Sanusi dalam Samad
(2004) menjelaskan:
a. Pendidikan dilakukan secara intensional, yang memiiki makna dilakukan secara
sadar dengan tujuan yang jelas
b. Substansi pendidikan ialah proses yang didalamnya berupa proses terjadinya
dialog antara peserta didik dengan pendidik.
c. Subjek pendidikan yaitu pada dasarnya manusia dengan memiliki kemuan,
pengetahuan, emosi, perasaan, dan potensi yang dapat dikembangkan.
d. Berbagai teori dalam pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis untuk
menjawab segala persoalan pendidikan
e. Manusi memiliki potensi yang baik untuk berkembang maka perlu dilakukan
suatu proses pendidikan terhadapnya.
4. Pendekatan dalam Profesional
Maksud dari pendekatan profesional yakni dalam memahami suatu konsep
profesional dapat ditinjau dari beberapa perspektif. Hal ini menandakan bahwa
profesional merupakan kata yang dapat diletakkan dalam segala bidang berdasarkan
tinjauan yang digunakan. Menurut Gilley dan Enggland dalam A. Rusdiana dan Yeti
Heryati, profesional dapat didekati dengan empat perspektif yakni:
1. Filosofis
2. Tahapan Perkembangan
3. Karakteristik
4. Non tradisional
Profesional tidak lepas dari tahapan perkembangan dalam mencapai suatu kualitas
kemampuan pengetahuan dan keterampilan khusus, dimana dalam proses
perkembangan untuk menjadi kualitas profesional butuh waktu tertentu. Ciri serta
karateristik profesional dapat dijadikan sebagai ukuran serta indikator dalam menilai
sesorang telah profesional dalam bidangnya. Pendekatan karakteristik dirumuskan
berdasarkan atas kerangka ilmiah dalam menentukan ciri-cirinya bukan atas dasar
tradisi atau yang sudah terbiasa berlaku. Sesorang dikatakan profesional jika kerangka
pengetahuan dan keterampilannya berdasarkan hal yang logis dan ilmiah.
1. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berkaitan dengan kata profesi dan juga profesional. Tidak jarang
orang awam mengartikan profesionalisme sama dengan profesional dan profesionalitas.
Jika disamakan antara keduanya ini tidaklah tepat. Profesi diartikan sebagai pekerjaan
dengan kemampuan, keahlian dan keterampilan di bidang tertentu, profesional diartikan
sebagai sifat dari suatu profesi, sedangkan profesionalisme merupakan kemampuan dan
keterampilan dari seseorang.
Secara keseluruhan, makna atau pengertian dari profesionalisme adalah suatu paham
yang terwujud akibat adanya penerapan sikap dengan suatu pengetahuan, keterampilan
dan keahlian yang ditujukan untuk melayani masyarakat.
Profesionalitas berhubungan dengan mutu, kualitas, dan sikap yang merupakan ciri
suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Menurut Mulyasa (2006), terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi profesionalitas kerja yaitu:
1. Ketrampilan
Keterampilan yang dimaksud disini adalah berlandaskan pada suatu kompetensi
atau pengetahuan teoritis, yakni berhubungan dengan kemampuan akademiknya.
Professional dapat diasumsikan memiliki kompetensi atau pengetahuan teoritis
yang ekstensif serta memiliki ketrampilan yang berlandaskan pada kompetensi
atau pengetahuan tersebut dan dapat diterapkan dalam praktik
2. Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya membutuhkan kualifikasi pendidikan yang lama
dalam jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan personal yang sesuai dengan
pekerjaannya akan menjadikan personal tersebut memiliki
kemampuan(kompetensi) yang baik dalam hal beradaptasi, baik terhadap bidang
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya maupun terhadap
lingkungan pekerjaan
3. Pelatihan institusional
Pelatihan akan dapat mengkondisikan atau membantu kemampuan seseorang
untuk menjalankan tugas berdasarkan bidang pekerjaannya masing-masing,
sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang baik karena seseorang tersebut sudah
dinilai memiliki kapasitas pada bidangnya. Selain dalam hal ujian, biasanya juga
dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional
mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
4. Otonomi
Kerja Profesional cenderung mengendalikan kerja dan kompetensi teoritis agar
terhindar adanya intervensi dari luar, maksudnya adalah dengan adanya otonomi
kerja maka pegawai diberikan suatu kepercayaan yang penuh untuk
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
disepakati sebelumnya, tanpa harus terbebani oleh intervensi atau campur tangan
dari pihak lain
5. Kode etik
Organisasi profesi umumnya mempunyai kode etik bagi para anggotanya serta
prosedur kedisiplinan bagi anggotanya apabila melanggar aturan. Kode etik
profesi merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Profesi merupakan pekerjaan yang didasari dengan ilmu pengetahuan, keterampilan
dan keahlian terhadap bidang khusus dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat
atau umum. Karakteristik dari profesi sendiri yaitu: Memiliki ilmu dan pengetahuan
di bidang tertentu/khusus, solidaritas, bertujuan meningkatkan kompetensi, melayani
kesejahteraan maupun pertumbuhan professionl bagi anggotanya, dan berkontribusi
terkait kebijakan pemerintah.
2. Pendekatan profesional yakni dalam memahami suatu konsep profesional dapat
ditinjau dari beberapa perspektif. Profesional dapat didekati dengan empat perspektif
yaitu Filosofis, Tahapan Perkembangan, Karakteristik, dan Non tradisional
3. Profesionalisme adalah suatu paham yang terwujud akibat adanya penerapan sikap
dengan suatu pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang ditujukan untuk
melayani masyarakat. Adapun ciri atau karakteristik dari profesionalisme antara
lain:Memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian terhadap bidang yang
ditekuninya, Mampu menggunakan sarana penunjang guna mendukung kinerja atas
bidangnya.Memiliki kecakapan dalam analisis dan tanggap , Memiliki tujuan dan
rencana yang baik, mampu menerima pendapat orang lain dan bersifat selektif atas
pendapat tersebut, serta mandiri dan percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya.
4. Profesionalisasi adalah terdapat suatu upaya untuk meningkatkan kualitas
keprofesian personal supaya dapat menggapai standar level profesi yang mana telah
ditetapkan dan disahkan. Dalam profesionalisasi yang ditekankan adalah upaya
untuk peningkatan serta pengembangan kualifikasi dan kualitas keprofesian sampai
menggapai capaian suatu profesi yang telah ditentukan.
5. Profesionalitas sebagai komitmen para personal suatu profesi bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi profesionanya dan secara kontinyu mengembangkan
strategi-strategi atau trik- trik yang digunakannya dalam melaksanakan suatu
pekerjaan berdasarkan profesinya.
DAFTAR RUJUKAN
Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses Dalam
Development.hlm76
Moenir. 2002. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara. hlm.
64