Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ghazia Fathimatuzzahroh
201410330311017
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Gangguan cemas panik adalah salah satu gangguan jiwa yang paling
sering ditemukan pada populasi umum. Gangguan diawali serangan panik yang
terjadi beberapa kali dalam satu hari.1 Kondisi lebih lanjut gangguan ini dapat
karena ketakutan akan ditinggalkan, tidak berdaya atau merasa tidak ada yang
Lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat menderita kondisi ini. Data
epidemiologi menunjukkan prevalensinya pada wanita lebih besar dua sampai tiga
Pada umumnya terjadi pada usia dewasa muda, sekitar 25 tahun, tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk terjadi pada usia berapapun. Sembilan puluh satu
mengalami setidaknya satu gangguan psikiatrik lainnya.3 Salah satu faktor yang
diduga turut berperan dalam timbulnya gangguan panik adalah riwayat perceraian
atau perpisahan yang baru terjadi.3 Lima belas sampai 30 % mengalami fobia
panik.4
panik.6
13q, 14q, 22q, 4q31-q34, serta 9q31 berkaitan erat dengan heritabilitas fenotip
Disfungsi neurokimia ini diperkuat oleh temuan hasil scanning PET yang
dan penurunan ikatan reseptor serotonin tipe 1A pada cingula anterior dan
Sedangkan teori kognitif menyatakan bahwa pasien dengan gangguan panik telah
panik.1.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut yang intens dan bervariasi
dari sejumlah serangan sepanjang hari sampai hanya sedikit serangan selama satu
tahun. Setiap episode berlangsung sekitar 15-30 menit, meskipun efek sisa dapat
berlangsung lebih lama. Serangan panik dapat terjadi secara spontan atau sebagai
Panik berasal dari kata Pan yaitu nama Dewa Yunani yang tinggal
Riwayat Gangguan Panik ini berasal dari konsep yang dikemukakan oleh Jacob
ditempat umum teutama tempat yang sulit untuk keluar dengan cepat saat terjadi
serangan panik.4 Perlu diperhatikan bahwa serangan panik dapat terjadi pada
gangguan anxietas lain seperti pada fobia dan gangguan stres pascatrauma. Karena
itu, perlu dengan teliti membedakan ciri-ciri gangguan tersebut dengan gangguan
panik.4
Gangguan panik merupakan salah satu jenis gangguan cemas kronik yang
ditandai oleh serangan panik parah yang berulang dan tak terduga, frekuensi
serangannya bervariasi mulai dari beberapa kali serangan dalam setahun hingga
beberapa serangan dalam sehari. Serangan panik dapat pula terjadi pada jenis
gangguan cemas yang lain, namun hanya pada gangguan panik, serangan terjadi
mood secara potensial meningkatkan onset serangan panik. Gangguan panik juga
bisa didiagnosis dengan atau tanpa agoraphobia. Selain itu gangguan panik juga
pemeriksaan yang tepat terhadap gangguan panik sangat dibutuhkan untuk efikasi
cemas yang dikenal dan cukup sering terjadi. Gangguan panik ditandai dengan
adanya serangan panik yang tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode
rasa takut intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan
sendirian di tempat umum seperti pasar, atau terutama tempat yang sulit
2.2 Epidemiologi
Serangan Panik sekitar 3-6%. Wanita 2-3 kali lebih banyak menderita gangguan
Panik bisa terjadi kapan saja sepanjang hidup,onset tertinggi usia 20-an, ditandai
dengan perasaan serangan cemas tiba-tiba dan terus menerus,sesak nafas, disertai
perasaan akan datangnya bahaya, serta ketakutan akan kehilangan kontrol atau
menjadi gila. Bila tidak diobati beresiko terjadinya ide bunuh diri dan percobaan
meminta pertolongan.2
hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan
yang belum lama. Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda - usia
rata-rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun. Tetapi baik gangguan panik maupun
panik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dan remaja. dan kemungkinan
2.3 Etiologi
1. Faktor Biologis
panik dapat disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan
fungsi otak.3 Pada otak pasien dengan gangguan panik beberapa neurotransmiter
mengalami gangguan fungsi, yaitu serotonin GABA (Gama Amino Butiric Acid)
dan norepinefrin. Hal ini didukung oleh fakta bahwa Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRIs) efektif pada terapi pasien-pasien dengan gangguan cemas,
terhadap stimuli yang berulang dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli
yang sedang.3 Serangan panik merupakan respons terhadap rasa takut yang
terkondisi yang ditampilkan oleh fear network yang terlalu sensitif, yaitu amigdaa,
Dalam model ini, seorang dengan gangguan panik menjadi takut akan terjadi
serangan panik.2
2. Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan
panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan
gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien
3. Faktor Psikososial
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari
perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan klasik. Teori
tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang
tertentu. Harapan ini merupakan suatu ancaman terhadap figur yang melekat.
bahwa perpisahan dan kelekatan sebagai suatu yang mutually exclusive; hal ini
kehilangan akan rasa aman dan perlindungan. Kesulitan ini tampak dalam
keseharian pasien yang cenderung menghindari perpisahan dan pada saat yang
psikologis.4,7
Lebih jauh, pasien secara khas mengalami penderita lebih hebat akan peristiwa
panik cenderung melibatkan arti peristiwa yang menimbulkan stres secara tidak
disadari serta bahwa patogenesis serangan panik dapat berkaitan dengan faktor
panik memiliki gaya kelekatan yang salah. Perpisahan atau kelekatan sering
maupun kehilangan rasa aman dan perlindungan. Kesulitan ini tampak dalam
keseharian pasien yang cenderung menghindari perpisahan, dan pada saat yang
2.4 Patofisiologi
Gangguan ini biasa dimulai pada akhir masa remaja, awal masa dewasa
atau pada usia pertengahan. Pada umumnya tidak ditemukan stresor saat awitan,
panik biasanya berlangsung kronis, sangat bervariasi pada tiap pasien. Dalam
jangka panjang, 30-40% pasien tidak lagi mengalami serangan panik, 50%
Pada serangan pertama atau kedua, pasien sering mengabaikan dan baru
menyadari setelah frekuensi dan intensitas bertambah. Hal ini juga dapat dipacu
oleh konsumsi kafein dan nikotin yang berlebihan. Depresi sering menyertai, yaitu
pada 40-80% kasus. Walaupun jarang terungkap ide bunuh diri, namun risiko
tersebut meningkat dan 20-40% diantaranya juga mengkonsumsi alkohol atau zat
lainnya. Sering terjadi perubahan perilaku, interaksi dalam keluarga dan hasil
akademis dan pekerjaan mungkin dapat memburuk. Agorafobia yang terjadi pada
ketika gangguan panik diobati, agorafobia sering membaik seiring waktu. Untuk
Serangan panik terjadi secara spontan dan tidak terduga, disertai dengan gejala
tercekik.
menjadi sangat khawatir bahwa ia akan mengalami hal tersebut lagi (anticipatory
Pernapasan yang cepat dan pendek merupakan salah satu gejala yang sangat jelas
diraskan pasien. Seringkali gejala sistem pernapasan yang tidak stabil adalah
Peningkatan denyut nadi dan pernapasan yang tidak stabil bisa timbul
tanpa terjadi serangan panik. Sebaliknya serangan panik tidak selalu disertai
mental yang dirasakan adalah rasa takut yang hebat, ancaman kematian atau
bencana. Pasien bisa merasa bingung dan sulit berkonsentrasi. Tanda fisik yang
dapat dialami saat serangan. Fokus perhatian somatik pasien adalah perasaan takut
mati karena masalah jantung atau pernapasan. Pasien sering merasa hampir-
hampir menjadi gila. Apabila disertai dengan agorafobia, maka pasien akan
menolak untuk meninggalkan rumah ke tempat ramai yang sulit untuk keluar.
Pemeriksa harus waspada terhadap tendensi bunuh diri. Gejala penyerta lainnya
adalah depresi, obsesi kompulsif, dan pemeriksa harus waspada terhadap tendensi
bunuh diri.
gangguan panik. Klinisi harus berupaya untuk mendapatkan setiap kebiasaan yang
penggunaan kafein, alkohol, nikotin atau zat lain, pola tidur atau makanan yang
tidak biasa, dan situasi lingkungan tertentu seperti pencahayaan yang berlebihan.3
biasanya dapat meyakini bahwa palpitasi dan nyeri dada menunjukkan bahwa
mereka akan mati. Sebanyak 20% pasien benar-benar mengalami episode sinkop
Terjadinya beberapa serangan berat ansietas otonomik, yang terjadi dalam periode
kira-kirasatu bulan.
b. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat
diduga sebelumnya;
c. Adanya keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam periode antara serangan-
(2) Sedikitnya satu serangan telah diikuti selama 1 bulan (atau lebih) oleh salah
ii. Khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan (cth., hilang kendali,
hipertiroidisme);
d. Serangan panik tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan jiwa lain, seperti
fobia sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca
(2) Sedikitnya satu serangan telah diikuti selama 1 bulan (atau lebih) oleh salah
2.ii. Khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan (cth., hilang kendali,
serangan jantung, menjadi gila);
b. Adanya agorafobia;
hipertiroidisme);
manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
b. Ansietas yang timbul harus terbatas pada setidaknya dua dari situasi berikut:
DSM-IV-TR Agorafobia
ansietas akan mengalami serangan panik atau gejala mirip panik, atau
c. Ansietas atau penghindaran fobik tidak disebabkan gangguan jiwa lain, seperti
fobia sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca
2.6 Diagnosis
mencapai puncaknya dalam beberapa menit diikuti dengan gejala. Selain itu
2. Berkeringat
3. Gemetaran
memandang usia atau faktor risiko, melapor ke ruang gawat darurat dengan gejala
yang lengkap harus didapatkan dan pemeriksaan fisik harus dilakukan, begitu pula
kecurigaan klinisnya adalah gangguan panik.3 Selain itu, kondisi seperti gangguan
zat tertentu, penyakit paru obstruksif, gangguan sistem jantung, memiliki gejala
adalah tanda khas gangguan panik, serangan panik terikat situasi umumnya
menunjukan suatu kondisi yang berbeda, seperti fobia sosial atau fobia spesifik
(jika terpajan dengan situasi fobik), gangguan obsesif kompulsif (ketika mencoba
I. Non Psikofarmakologik2
2) Terapi Keluarga.
4) Psikoterapi Kombinasi.
II. Psikofarmakologik2
Depresi, ide atau percobaan bunuh diri, dan gejala sudah cukup berat.
hipotensi orthostatistik).
Lorazepam) punya kemampuan spesifik sebagai anti panik, tapi pemakaian jangka
lama harus sangat hati-hati karena akan mudah menimbulkan toleransi serta
kombinasi Psikoterapi dan Farmakoterapi memberikan hasil yang lebih baik pada
beberapa kasus2
2.9 Prognosis
dengan fungsi premorbid yang baik serta durasi serangan yang singkat
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
serangan panik berulang. Serang panik terjadi secara spontan dan tidak terduga,
Gejala yang timbul akan mirip dengan gangguan jantung, yaitu rasa nyeri di
Gangguan panik dialami oleh lebih kurang 1.7% dari populasi orang dewasa di
negara barat. Etiologi dari gangguan panik berasal dari faktor biologis,
menyertainya.
Daftar Pustaka
UNIKA Atmajaya;2013.
5. McLean PD & Woody SR. Panic diorder and agoraphobia. In: Anxiety
Disorders in Adults. Vancouver: Oxford University Press; 2001. Cp.5
6. Saddock BJ & Saddock VA. Panic disorder and agoraphobia. In: Kaplan
& Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. Sec.16.
7. Yaunin, Yaslinda., 2012, Gangguan Panik dengan Agoraphobia, Majalah
Hal 416-420.