You are on page 1of 4

Pelindung

Achmad Sauqi, M.Pd.I


Dr.Ngainun Naim, M.HI
Penanggung Jawab Umum
Nasrudin el-Zain
Staf Ahli
Shuraa Gheni
Pimpinan Umum
M. Son Haji
Pimred
Anggakafi
Dewan Redaksi
Wirasena
Sirkulasi
”Attar Addakhil”
Alamat Redaksi
Padepokan PKFT
JL. Cempaka No. 19
Tulungagung
Tlp. 085790220677
Facebook
Buletin aufklarung
Blog
www.BuletinAufklarung.com
Ngoco
ketat tidak harus di longgarkan dan di rapikan juga. Dimana yang katanya kita di untut
untuk berbuat adil tapi kami tidak di beri keadilan. Tolong didik kami dengan baik.

Apakah mereka yang berambut rapi selalu bisa melebihi mereka yang berambut
panjang dalam hal pemikiran ? Apakah kami bisa mendapat IPK tinggi hanya dengan
rambut rapi dan bermodalkan dasi. Kami ini generesi bangsa, kami perlu berekspresi.
PERADABAN ATAU KOLONIAL?
Tolong jangan batasi kami dalam hal ini. Penampilan bukan jaminan untuk segalanya.
Maulana Bagus Nawawi (IAT-1B)
Pernyataan dari salah satu mahasiswa fakultas FUAD ini perlu di tanggapi oleh pihak
kampus. Apalagi setelah kami mendengar masalah dari fakultas FTIK, satu kelas diancam
73 tahun indonesia telah merdeka, tapi kenapa ibu pertiwi masih terpengaruh
akan tidak diluluskan hanya karena salah satu mahasiswa di kelas tersebut berambut
idiologi lama. Karena sejak masuknya islam dan bangsa barat ke indonesia rambut
gondrong. Ingat “dosen bukan dewa”. Biarkan mereka yang ingin rapi menjadi rapi,
mulai menjadi penanda seksualitas. Pria berambut pendek dan rapi sedangkan wanita
mereka yang ingin kritis menjadi kritis.
berambut panjang. Dan yang lebih parah lagi bahwa rambut di anggap sebagai
pelambang moralitas dan status sosial. Menurut saya ini sangat tidak adil bahwa Kampus kami ini sedang di jajah kenikmatan, yang di ciptakan mereka yg berdasi
rambut gondrong identik dengan orang" tidak bermoral. Apalagi setelah memasuki dan berpakaian rapi. Nyatanya bazar buku tak lagi laku, warung kopi free wifi semakin di
era rezim Soeharto, rambut gondrong malah divonis sebagai gaya yang bertentangan penuhi, mereka bukan diskusi. Tapi bermain sosial media dan mencari sensasi. Ini relitas
dengan kepribadian bangsa. Memangnya bagaimana kepribadian bangsa kita ? pak, bukan sekedar mitos.
Apakah ada raja raja dari kerajaan indonesia yang berambut rapi seperti bangsa eropa.
Kenapa kami malah di tuntut untuk mengikuti budaya dari luar negeri ? Kami masih Memang tidak ada habis habisnya jika kita membahas si panjang dan si rapi. Nyatanya
mencintai sejarah kerajaan indonesia. pria berambut panjang dan gemar membaca masih menjadi idaman bunga" desa. Bukan
itu saja, mereka juga masih mampu membahagiakan kedua orang tuanya. Ibu, kami ingin
Sekarang mulai terdengar lagi pro kontra rambut gondrong dan rapi, antara pulang. Kami butuh kebenaran. Kami hanya mengidamkan keadilan bahwa rambut
pendidik dan yang di didik. Memang di sejumlah perguruan tinggi di indonesia sudah panjang tidak selalu identik dengan kenakalan. Kami menuntut hak kami. Karena kami
menyarankan mahasiswanya untuk tidak berambut panjang (gondrong). Masalah kecil bukan sekedar ayam yang hanya akan diam ketika di bungkam. Kami akan terus
yang seharusnya tidak dipermasalahkan. Malah kami menganggap bahwa itu bukan berekspresi. Kami mohon segera di tindak lanjuti. Karena kami cinta kampus ini, yang
masalah, kenapa itu semua di jadikan masalah yang mengatasnamakan pendidikan. katanya kampus peradaban bukan kampus kolonial. Kami perlu mediasi antara kampus
Banyak aturan yang tidak di perlakukan dan diberlakukan. Jika kami para mahasiswa dan mahasiswa.
berargumen sebagian dari mereka menanggapi dengan represif, padahal kami di tuntut
untuk kritis, kreatif dan imajinatif.

Masih tentang masalah rambut panjang (gondrong), kampus kami tercinta IAIN
tulungagung pun mengeluarkan SK tentang kode etik mahasiswa pada pasal 6K bahwa
kampus melarang mahasiswanya untuk berambut gondrong. Seribu pertanyaan pun keluar
dari mahasiswa, terutama mereka yang berambut panjang. Kenapa ? Kenapa ? Dan kenapa
mereka melarang kami berekspresi. Bagaimana kami bisa berkreasi jika imajinasi kami di
SCRIBO ERGO SUM
batasi. Apakah mereka juga masih menganut ideologi pada masa kolonial ? Saya mohon
itu jangan dilakukan. Jika rambut panjang di larang dan harus di rapikan, kenapa celana
Bandung menggelar razia anti orang gendut, sebuah bentuk ekspresi kekecewaan terhadap

Sabdotomo maraknya pejabat yang korup.

Mereka tidak setuju apabila kaum gondrong diintimidasi dan dicap mereka di
HISTORIOGRAFI GONDRONGERS bawah kaum rapi. Pada kenyataannya para pelaku yang merusak negeri ini kebanyakan
Moh. Tsalis Amanullah (IAT 1-B) adalah kaum rapi. Mereka (gondrongers) ingin mengekspresikan sikap muak dengan
perbudakan sistem yang ada, dimana kaum rapi dicap lebih baik di atas gondrongers.
Pada dasarnya Gondrong tak bisa jadi acuan untuk menjadi tolak ukur Mereka cenderung memandang sebelah mata saat first impression. Padahal tak ada
kecerdasan atau kepribadian sosial seseorang, apalagi kriminalitas. Nakal, brutal dan kaitannya rambut dengan cara berfikir seseorang.
urakan mungkin itu yang terbesit difikiran orang-orang ketika mendengar ataupun
melihat orang berambut panjang (gondrong), ada banyak orang beranggapan mereka Walaupun dapat dikatakan bahwa rambut gondrong sangat dipengaruhi oleh
yang memelihara rambut gondrong sebagai tipikal manusia yang tak mau diatur, gerakan hippie dan perkembangan musik Rock saat itu, namun kita juga harus melihat
korak, dan sering sekali disebut (maaf!) tidak mengenal sopan santun. Tidak faktor ekonomi dan korupsi sangat berpengaruh besar dalam memicu keresahan
mengherankan, dalam film-film Borjuis para penjahat digambarkan dengan rambut mahasiswa saat itu. Boleh dikatakan, bahwa pilihan rambut gondrong telah menandai
gondrong. perpisahan antara gerakan mahasiswa dan orde baru/militer.
Jika ditilik secara historis, seluruh argumen diatas akan segera berguguran. Begitulah, hingga gerakan mahasiswa tahun 1998 yang berhasil menjatuhkan
misalnya, menurut Anthony Reid “rambut gondrong sangat melekat dalam tradisi Soeharto, aktivis mahasiswa banyak sekali yang berambut gondrong. Ketika saya
masyarakat Asia Tenggara, termasuk nusantara saat itu, sebagai perlambang atau menginjakkan kaki pertama kali di Universitas, aksi protes di depan kampus dipimpin dan
simbol kekuatan dan kewibawaan seseorang” kecuali peci dan pakaian rapi sebagai diramaikan oleh mahasiswa berambut gondrong.
simbol aktivis pergerakan, rambut gondrong pun pernah menjadi identitas para
pemuda dalam perjuangan revolusi Indonesia. Hal tersebut terbukti mulai dari jaman Sekarang ini, seiring dengan menyusutnya gerakan mahasiswa di berbagai
Jepang hingga masa-masa revolusi, merek semakin identik dengan rambut gondrong kampus dan pengaruh kuat lifestyle baru dari luar, mahasiswa berambut gondrong mulai
dan seragam militer. berkurang pula. Kalaupun ada yang masih berambut panjang, itupun bukan lagi “gaya
gondrong” ala mahasiswa tahun 1980-1990-an.
Setelah memasuki era rezim Soeharto, rambut gondrong semakin ditindas dan
divonis sebagai gaya yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Pangkopkamtib Kembali ke masa lama, ketika mahasiswa kutu buku, rambut gondrong dan
Jenderal Sumitro telah berkata, bahwa rambut gondrong membuat pemuda onverschillig, bertahta menjadi idaman para wanita, zaman itu memang meriah sekali progresifitasnya.
acuh tak acuh. Alhasil, sebagai pelaksanaan petuah dari petinggi militer, gerakan anti- Mereka dengan lantang menyuarakan diri menjadi martir-martir yang siap untuk menata
gondrong pun mulai dikampanyekan di segala lini kehidupan. ulang segala bentuk antagonisme entah dari perpolitikan, ekonomi, pendidikan, sosial dan
beberapa penyakit-penyakit masyarakat. Kini model seperti itu sudah mati dalam
Di sejumlah perguruan tinggi, para pimpinan Universitas sudah menyarankan kenangan-kenangan gincu mantan. Aku ingin menggali ulang seperti ini? Namun dengan
mahasiswanya untuk tidak gondrong, terutama dikampus-kampus negeri. Jika tetap cara apa? Kurasa alangkah baiknya ya memprotes zaman ini, dimana model rambut hanya
memilih gaya tersebut mereka dipersilahkan memilih pindah ke kampus lain yang menjadi sarana untuk menunjang popularitas semata.
menerima mahasiswa berambut gondrong. Marah Halim, gubernur Sumatera Utara
periode 1967-1978 telah membentuk BAKORPRAGON (Badan Koordinator Namun demikian, ini tidak berarti bahwa mahasiswa yang bangkit melawan dan
Pemberantasan Rambut Gondrong) yang tugasnya adalah melakukan operasi dan menjadi aktivis harus berambut gondrong, tidak harus dan tidak perlu begitu. Kalau kita
menangkap mereka yang berambut gondrong. melihat dari sudut pandang “penentang” atau kegiatan subversive, tidak mengherankan
jika sebagian aktivis mahasiswa lebih memilih “berambut gondrong”sebagai pilihan untuk
Mahasiswa yang semakin “kesal” dengan sikap Soeharto dalam memberantas menunjukkan perlawanan dan kritik.
korupsi, menjadikan rambut gondrong sebagai salah satu bentuk perlawanan. Ketika
pemerintah melakukan razia anti gondrong, berbagai elemen gerakan mahasiswa di
menurut Machiavelli pemimpin lebih baik di takuti

Selayang Pandang dari pada dicintai karena ketakutan lebih kuat dari
pada rasa cinta.

MENGUAK KONSEP POLITIK PARA PENGUASA Karena keterusteranganya dalam buku ini,
Muhammad Hirzuddin Al bashor (HES 1A) Machiavelli selama berabad-abad di jadikan suatu
sinonim negatif atas kepalsuan dan kelicikan.
Buku “Il Principle” dengan tebal 184 halaman, bersampul hitam kombinasi Seseorang yang terlihat ambisius serta menggunakan
merah versi penerbit Narasi merupakan terjemahan dari karya Niccolo Machiavelli. segala cara agar tujuanya tercapai akan di sebut
Secara fisik buku tersebut terlihat amat sederhana, namun tentu saja tidak secara isi. Machiavellis. Tak di ragukan lagi hampir semua
Karena konon tokoh-tokoh besar dunia seperti Napoleon hingga Hitler juga pernah pemimpin di dunia pernah membaca buku ini, bahkan
membacanya. Saya rasa fakta tersebut sudah bisa menjelaskan terkait seberapa kabarnya napoleon tidur dengan buku ini berada di
berpengaruh buku ini dalam perjalanan sejarah umat manusia. bawah bantalnya, begitu pula Hitler, Lenin, dan stalin.
Bahkan Bennito Mussolini secara khusus mengkaji
Machiavelli dilahirkan dari seorang pasangan jaksa. Ia mendapatkan buku ini dalam karya tulis doktoralnya. Bila membaca
pendidikan bahasa, retorika, dan bahasa latin. Berdasarkan konteksnya Ia menulis lebih mendalam tentang buku ini, maka kita akan
buku ini agar pangeran yang berkuasa pada saat itu tidak mengalami kesalahan yang menemukan kesamaanya dengan metode yang dulu
sama dengan para pemimpin pendahulunya. Nicollo Machiavelli pada konteks pernah di terapkan di Indonesia.
zamannya ingin memaparkan kejadian-kejadian yang terjadi, terutama yang berkaitan
dengan sosial-politik. Perlu diketahui kembali bahwa pada saat itu pemerolehan Michael Hart menjuluki buku ini sebagai
ataupun pemertahanan kekuasaan oleh penguasa identik dengan tipu daya. Alhasil buku pedoman para diktator, apakah layak buku ini di
banyak terjadi pemberontakan juga invansi dari beberapa Negara. Seperti kasus jadikan bahan bacaan? Sedangkan di dalamnya penuh
tentang bagaimana Agathocles yang berasal dari kalangan masyarakat paling bawah dengan kontroversi, seperti pembunuhan atas teman
bisa menjadi raja Syracuse, dia menceritakan pelbagai kelicikan Agathocles. sendiri, melegalkan pemfitnahan serta strategi dengan kelicikan. dalam segi bahasa pun
mengawali karirnya di militer kemudian menaikkan derajatnya sampai menjadi buku “Il Principle” mungkin akan sukar untuk di pahami oleh kaum awam, tapi sisi positif
administrator di kerajaan Syracuse. Ia menggunakan segala cara untuk mencapai apa yang dalam buku ini adalah kita sanggup memahami pola pikir para penguasa, mana yang lebih
Ia inginkan. Memerintahkan pembunuhan atas semua senator dan orang kaya yang ada, ber orientasi kepada kekuasaan mana yang lebih memihak kepada kepentingan rakyat.
Setelah kematian mereka ia menjadi penguasa tanpa adanya pemberontakan sipil, menurut selain itu kita juga semakin paham bagaimana cara agar negeri kita tidak jatuh ke tangan
Machiavelli membunuh sahabat seperjuangan, mengkhianati teman sendriri, tidak Machiavellis (diktator).
memiliki iman tidak memiliki belas kasihan, kesemua hal ini tidak bisa di golongkan
sebagai tindakan yang bermoral, namun dapat memberikan kekuatan. dalam tulisanya ini
Machiavelli seakan mengkritik dan melegalkan suatu tindakan secara bersamaan.

Niccolo Machiavelli juga membahas terkait kekejaman dan klemensi mana yang Judul Buku: “Il Principle” (Sang Pangeran)
lebih baik ditakuti atau dicintai. Machiavelli mencontohkan bagaimana raja Cesara Borgia Penulis: Niccolo Machiavelli
yang dianggap kejam, Namun kekejamanya sanggup menciptakan kedamaian dan Penerbit: Narasi
keteraturan di Romagna. Membayang-bayangi mereka dengan rasa takut menjadikan Tahun Terbit: 2008
mereka setia kepada raja, di sini Machiavelli berpendapat bahwa manusia tidak segan Tebal Buku: 184 Halaman
segan (lebih) membela orang yang mereka takuti dibanding yang mereka cintai. Karena
cinta di ikat oleh rantai kewajiban pada saat manusia telah mendapatkan apa yang di
inginkannya, rantai tersebut akan putus (sebaliknya) rasa takut tidak pernah gagal, jadi

You might also like