Professional Documents
Culture Documents
BAB 6
Luka Senjata Tajam
Luka senjata tajam memberikan rentan spektrum dari luka gores dan luka
tusuk. Ciri khas pada luka ini, dengan sifatnya, dihasilkan oleh alat dan senjata
khusus, sebagai contoh luka akibat benda tumpul yang dapat diperolah akibat dari
jenis luka, perlukaan, atau gangguan dari jaringan pada manusia. Di dalam dunia
patologi forensik, sebuah laserasi dibedakan secara nyata dari luka goresan dan
luka tusukan di dalam laserasi yang perlukaannya sangat kuat pada jaringan
karena kekuatan benturan benda tumpul. Berbeda dengan tepi tajam dari cedera
benda tajam, margin robekan cenderung tidak teratur. Adanya perbedaan antara
2
mendalam.
Luka akibat senjata tajam menambah dimensi lain dari nilai pembuktian
ketika alat meninggalkan tanda pada tulang rawan ataupun pada tulang. Tanda alat
terutama berlaku dalam studi dari sisa-sisa barang bukti di mana instrument yang
Sebuah luka insisi di buat oleh instrument yang tajam seperti pisau, pisau
bedah, atau silet telah ditetapkan, tepi yang tidak terkelupas dan tidak ada jaringan
yang terpapar. Dan luka insisi adalah luka iris yang panjang dari pada kedalaman
luka tersebut. sebuah luka tusuk lebih dalam dari panjang permukaan lukanya.
Luka akibat tusukan pisau mungkin memiliki ujung yang tupul serta ujung yang
lancip, menunjukkan pisau dengan tepi yang tunggal. Lebar dari luka dengan
ujung yang tumpul akan mendekati ketebalan pangkal (bukan tepi pemotong) dari
pisau. Luka tusukan mungkin menganga pada beberapa area tubuh. Perkiraan
kembali dari tepi kulit akan memberikan pengukuran yang lebih akurat (tepi dapat
Pisau memiliki ciri fisik yang sangat penting untuk penyelidikan forensik
akibat cedera senjata tajam ( Gambar 6.1 ). Ciri ini termasuk pegangan,
3
crossguard (area berbentuk suar dari pengaman di antara pegangan dan pisau;
panah A), ricasso (segmen tumpul yang berdekatan dengan crossguard; panah B)
dan pisau. Ciri penting dari pisau termasuk panjangnya, lebar, ketebalan, apakah
memiliki satu atau dua tepi potong (yaitu tepi tunggal atau ganda) dan apakah satu
atau kedua tepi bergerigi. Ciri khas dari ricasso adalah memiliki dua ujung tumpul
sehingga jika pisau dimasukkan, luka tusukan mungkin memiliki dua ujung
tumpul. Jika pisau ditusukkan dengan kekuatan ke dalam tubuh akan membuat
crossguard berdampak pada kulit, motif memar atau konsistensi abrasi dengan
menimbulkan luka gores dan luka tusukan, pegangan pisau dapat digunakan
sebagai senjata tumpul yang dapat meninggalkan luka bermotif dari suatu
pukulan.
Tepi tunggal
Luka dari pisau dengan tepi tunggal biasanya memiliki ujung yang tajam
atau runcing dan ujung yang tumpul (Gambar 6.2) tetapi mungkin juga memiliki
dua ujung yang meruncing jika pisau dimasukkan secara dangkal. Dalam contoh
ini luka sedikit menganga. Luka tusukan yang dibuat dari pisau yang sama
mungkin juga dapat memunculkan berbagai variasi seperti celah atau luka
menganga berdasarkan orientasinya serta elastis pada kulit. Jika luka tusukan
secara kebetulan sejajar ke serat elastis, luka akan muncul seperti celah. Jika luka
tusukan tegak lurus terhadap serat elastis, tepi luka akan tertarik keluar satu sama
lain, dan akan membuat luka menganga. Sebuah luka tusukan dengan orientasi
4
miring ke serat elastis akan membuat tampilan yang bervariasi atau luka
pengukuran lebar luka, atau dapat juga didekatkan kembali dengan pita (Gambar
6.3) untuk memberikan hasil akhir yang akurat dari ukuran luka. Beberapa luka
senjata tajam yang besar dan menganga lebar, mendistorsi bentuk asli luka
tersebut. tepi luka harus didekatkan kembali secara manual atau dengan pita untuk
Tepi ganda
Luka yang dihasilkan oleh pisau bermata dua biasanya memiliki titik atau
Bergerigi
Luka tusuk melengkung yang lebar di sisi kiri leher memiliki gerigi halus
pada tepi posterior (Gambar 6.5). Sebuah pisau bergerigi tidak selalu
meninggalkan luka bergerigi. Foto makroskopik setiap luka pada saat otopsi akan
menangkap rincian halus yang mungkin terlewatkan oleh ahli patologi selama
pelaksanaan otopsi. Dalam contoh ini, gerigi halus terlihat di sepanjang tepi
inferior pada luka tusuk yang menganga ( Gambar 6.6). Pisau yang sama
menyebabkan abrasi pada lengkung pararel sama seperti goresan tepi pisau
Gunting
5
Sebuah luka tusuk dari gunting meninggalkan luka yang lebih luas
daripada tusukan khas luka dengan pisau karena pisau gunting jauh lebih tebal.
luka ini akan memiliki " step " kecil sepanjang satu atau kedua tepi untuk
Luka tusuk yang berpola di sisi kanan dahi dan dada (Gambar 6.10)
menyerupai empat titik bintang sesuai dengan bentuk obeng(Gambar 6.11). Luka
lainnya di dada memiliki konfigurasi yang berbeda dan konsisten dengan yang
Penusukan luka oleh pisau yang sama dapat bervariasi dalam ukuran dan
bentuk, tergantung pada jenis pisau, wilayah tubuh ditikam, kedalaman masuknya,
dan sudut penarikan. Sebuah luka tusuk tunggal kulit dapat memiliki lebih dari
satu jalur dalam tubuh karena mungkin sebagian ditarik dan dimasukkan kembali
tanpa benar-benar ditarik keluar dari kulit. Oleh karena itu, jejak luka dari setiap
6.13, korban ditusuk dengan pisau tepi tunggal. Tusukan luka di sisi paling kanan
dari foto menunjukkan bagian ujung superior tumpul dan bagian ujung inferior
Sebuah bentuk V, bentuk chevron atau tanda centang pada luka menunjukkan
Secara akademis, foto x-ray dada sebelum otopsi pada korban dengan
tusukan / atau luka diiris dapat digunakan menilai adanya emboli udara, yang akan
mendokumentasikan embolus udara dijelaskan secara lebih rinci dalam Bab 29.
Sebuah embolus udara dapat dibuat jika vena dipotong (terutama di leher atau
dada bagian atas), yang memungkinkan udara masuk ke sistem vena menjadi
8
sebelum isi intrakranial diperiksa secara otopsi. Ini akan mencegah jejak artifak
melalui jaringan otak yang halus. Berikut dokumentasi fotografi, luka tusuk di
bagian lain dari tubuh dapat dideteksi dengan halus melalui jaringan subkutan
Jangan pernah mengeluarkan isi perut sampai organ diperiksa secara in situ untuk
cedera terkait dengan jejak pada luka. Bahkan, cara terbaik untuk memperkirakan
panjang jejak pada luka pada penyelidikan melalui kulit dan jejak pada luka
melalui organ terluka dan jaringan untuk pemutusan jejak ini sebelum
pengeluaran isi. Kebanyakan luka tusuk secara penetrasi namun dapat menjadi
perforasi. Pintu keluar luka perforasi pada luka tusukan harus diuraikan dengan
sedetail (lokasi, ukuran, orientasi, dll) sebagai luka masuk dan arah pada luka.
Jarak melalui tubuh dari pintu masuk pada luka ke pintu keluar pada luka harus
dicatat.
Panjang (atau kedalaman) dari seluruh jalur luka, mulai dari permukaan
kulit, harus diukur atau diperkirakan dengan pendekatan terbaik; pengukuran ini
akan jatuh ke arah belakang rongga dada. Jalur luka melalui jantung dan paru-paru
juga harus diukur. Hal ini juga hanya perkiraan di perut karena pisau dapat masuk
sehingga membuat jalur luka yang secara faktual lebih panjang dari panjang
dimasukkannya pisau. Pada anak-anak dan dewasa muda di mana dinding dada
dan tulang rusuk relatif elastis, prinsip yang sama berlaku bahwa pisau yang
dipaksa untuk dimasukkan atau penekanan terus tekanan yang diberikan pada
lintasan luka yang secara faktual lebih panjang dari panjang pisau yang
tusukan mungkin lebih panjang dari jalur luka di tubuh karena tidak dimasukkan
secara penuh.
Arah dari luka insisi pada penderita sulit untuk ditafsirkan secara pasti.
Titik tanda pada kulit menunjukkan ke arah ujung awal atau sejumlah kecil dari
secara langsung.
ditentukan oleh luka saja. Jika posisi relatif dari korban dan penyerang yang
dikenal pada saat penusukan, sebuah opini dapat diberikan pada satu yang lebih
10
gagang pisau (atau bagian terkena senjata) untuk jejak bukti dan sidik jari sebelum
dari sudut yang berbeda (Gambar 6.15). Pisau atau senjata harus ditandai pada
tingkat lapisan kulit; hal ini memberikan informasi kedalaman luka tusuk oleh
untuk melihat dan memotret senjata di tempat, setelah membuat sayatan otopsi
standar di dada dan perut, sebelum menarik keluar pisau. Perlahan-lahan menarik
pisau, mencatat arah jalan luka relative pada korban (misalnya, dari depan korban
ke punggungnya, dari sisi kiri ke arah sisi kanan, dan ke bawah ke arah kaki).
Sekarang anda memiliki kedalaman dari luka(kecuali pisau sudah sebagian ditarik
oleh penyerang) dan arah jalur luka. Penarik keluar pisau harus difoto dengan
skala (Gambar 6.16). Pisau harus didapatkan dan tidak boleh dibersihkan ke badan
investigasi. Luka sekarang dapat didokumentasikan dalam mode rutin untuk luka
tusuk, termasuk fotografi luka tusuk itu sendiri (Gambar 6.17). Jika abrasi
pisau, dan memotret luka dan crossguard dengan skala jika abrasi ini sama dengan
Radiografi ini pada kepala sangat buruk (Gambar 6.18). Perhatikan bahwa
gagang pisau logam ini memiliki lima lubang hias bulat. Orang ini bertahan satu
hari di rumah sakit setelah ditikam di kepala . Hanya tiga dari lima lubang hias di
gagang pisau terekspose keluar, dan ujung pisau mencapai batang otak. Setelah
pisau itu dilepaskan dari kepala meninggalkan sedikit luka tusuk menganga yang
dipenuhi dengan gumpalan darah (Gambar 6.19). Ujung luka tampak tumpul dan
pegangan. Bilah pisau yang memiliki tepi ganda, dengan gerigi halus di satu
ujung, tapi pegangan adalah persegi panjang, sama dengan bentuk luka (Gambar
6.20).
12
Luka akibat pertahanan adalah luka yang diderita oleh korban karena
insisi seluruh aspek volar dari jari-jari dari pisau yang tergelincir sebagai salah
satu akibat mengirisan tomat yang dilakukan di tangan- yang luka secara anatomis
sama dengan cedera pertahanan, tapi bukan karena cedera pertahanan dengan
keadaan. Secara klasik, luka pertahanan merujuk luka senjata tajam di tangan,
lengan, dan bahkan lengan atas, berpotensi melibatkan ekstensor dan aspek
fleksor. Oleh definisi, luka pertahanan juga dapat diperoleh akibat pertahankan
pada kaki dan kaki korban berada di tanah untuk menendang pergi seorang
penyerang. Luka akibat pertahanan tidak terbatas pada luka senjata tajam, tapi
termasuk luka akibat benda tumpul, luka tembak , dan luka tebasan.
13
Luka akibat pertahanan dengan sikap seperti lengan kiri muncul untuk
extensor lengan (gambar 6.21). Jika pisau yang menyambar, bisa menimbulkan
luka di telapak dan volar aspek jari (gambar 6.22). Ketika lengan disiapkan untuk
melindungi wajah dan dada, maka luka mungkin yang ditimbulkan pada telapak
tangan 6.23(gambar) atau di lateral aspek lengan atas (gambar 6.24). Sebuah
gambar 6.25).Gambar 6.26 menunjukkan suatu luka yang proksimal jari tengah ,
selama serangan dari pisau terjadi. Tubuh laki laki ditemukan di sebuah mobil
- Lokasi di tubuh
- Pengukuran dari bagian yang penting seperti bagian atas kepala dan jarak dari
- Ekimosis
- Cedera jaringan
- Kehadiran benda yang dipakai menandai pada tulang rawan dan tulang
Luka Tebas
Luka tebas adalah luka antara benda tumpul dan tajam yang melibatkan
kedua laserasi jaringan dan irisan. Di antara benda paling umum yang
parang, dan baling-baling dan mesin pisau. Luka tebas dari perahu bilah baling-
Luka dimulai pada wajah dan terus ke bawah leher ke bahu kiri dan lengan atas
kiri (Gambar 6.29). Sebuah luka di dahi mengakibatkan patah tulang frontal,
termasuk lempeng orbital (Gambar 6.30). Ini juga akan melintasi pada lobus
luka (Gambar 6.31 dan 6.32). Tubuh pria itu ditemukan terapung di laut sekitar
awalnya oleh penyidik polisi menjadi luka baling- baling berkelanjutan setelah
digambarkan beberapa laserasi lengkung di sisi kiri dan belakang kepala (Gambar
garis "memotong" luka yang berorientasi di bidang yang berbeda, tidak konsisten
dengan luka paralel diharapkan dari serangan baling-baling (Gambar 6.35). Dalam
contoh ini, perhatikan jelas, luka linear pada sisi samping kiri tengkorak, yang
15
Luka tusukan dapat disebabkan oleh benda yang bukan pemotong alat
(instrumen senjata), seperti kabel, tusuk sate, obeng, dan kaca. Fotografi teliti
melarikan diri. Selain lecet di sisi kanan dahi, dan beberapa luka di bagian bawah
wajah dan leher dari peluru, ia mengalami cedera senjata tajam di hidungnya.
botol. Cedera pada hidung adalah luka irisan dengan tepi bersih akibat oleh kaca
botol yang pecah (Gambar 6.36). Serpihan pecahan kaca di luka dapat bernilai
pembuktian dan harus diuji. Sebuah kursi penumpang belakang kanan yang tak
terkendali terdorong ke ujung depan selama tabrakan. Pada Gambar 6.37, dagunya
bertumpu pada dashboard dan wajahnya tertancap dikaca. Beberapa lecet dan luka
dangkal dari pecahan kaca dari kaca depan menutupi wajahnya. Jika pecahan kaca
cukup tajam, tepi luka mungkin cukup bersih untuk dipertimbangkan luka irisan.
Gambar 6.38 melalui 6.41 area seorang pria yang tertusuk kawat karena kerusakan
peralatan selama produksi beton pratekan. Kabel di radiograf sesuai dengan kabel
melubangi lengan kiri dan kabel lainnya menembus perut (Gambar 6.38). Kawat
16
menembus perut hingga menusuk ginjal kiri (Gambar 6.39). Korban telah ditarik
keluar dua kabel dari dadanya di tempat kejadian sebelum ia dibawa ke rumah
sakit. Kedua kabel telah melubangi trakea dan aorta descending dada. Pada
Gambar 6.40, penyelidikan warna hijau melalui luka di aorta. Pada Gambar 6.41,
traumatis. Dia batuk darah di TKP. Luka tusukan dapat dihasilkan dari beberapa
objek, termasuk gigi. Sebuah harimau putih menerkam seorang karyawan kebun
binatang yang lalai dan membuat terlalu banyak suara saat membersihkan sarang
harimau (Gambar 6.42). Sebuah gigitan di kepala dan leher pria itu meninggalkan
beberapa luka yang tidak teratur (Gambar 6.43). Salah satu gigi harimau itu sangat
tertanam dalam luka tusukan dari gigitan (Gambar 6.44 dan 6.45).
17
18
Bunuh diri
Sebagian besar luka tusuk bunuh diri mudah dibedakan dengan luka tusuk
tusukan dan luka gores pada bagian tubuh yang mudah di jangaku oleh korban,
(misalnya luka tusukan di dada). Luka tusukan di bagian belakang tidak mungkin
19
dilakukan. Pada pemeriksaaan kasus ini harus cermat karena dapat membantu
atau memang korban bunuh diri. Pemuda yang menggores lengan bagian depan
sebelum gantung diri (Gambar 6.46). Orang yang bunuh diri dengan luka senjata
tajam, sering memiliki beberapa luka gores dengan variasi kedalaman, dapat
ditemukan pada leher, lengan (terutama antecubital fossa dan lengan bagian atas).
Cari bekas luka di daerah yang sama untuk menunjukkan usaha-usaha sebelumnya
(Gambar 6.47). Pergelangan tangan harus diperluas untuk mengekspos bekas luka
antara luka bunuh diri dan pembunuhan. Luka tusuk di dada dan perut (Gambar
6.48),bersama dengan luka gores di sisi luar leher kiri dan luka gores di fossa
antecubital kiri dan di pergelangan tangan kiri.Luka di sisi luar kiri dan luka gores
Tanda keraguan
Tanda luka yang membuat ragu-ragu apabila luka gores yang berdekatan
dengan luka yang lebih besar dan lebih dalam yang berpotensi akan menyebabkan
kematian oleh senjata tajam.(Gambar 6.50), luka karena pecahan botol, tidak
disertai luka lainnya.hanya pada leher depan bagian kiri (Gambar 6.51).
superfisial, tetapi jika ada sejumlah luka yang dalam, dan berdarah, luka tsb akan
tangannya dan diduga menunjuk pistol pada polisi sebelum ia ditembak dan
dibunuh. Sebuah diseksi dari luka gores akan mengklarifikasi tendon otot yang
mengikuti luka gores (Gambar 6.52). Dengan kata lain, setelah luka adalah diri
mempersenjatai kembali dan titik itu pada polisi? Atlas anatomi adalah
sumsum tulang belakang atau medulla oblongata), dan korban masih bisadarah
paru bergerak setelah cidera. Ini, tentu saja, tergantung pada pembuluh darah dan
jaringan yang terluka. Misalnya, luka tusuk jantung, aorta, dan pembuluh paru
akan menyebabkan kematian lebih cepat dari cedera pembuluh tekanan yang lebih
kecil atau lebih rendah seperti pembuluh darah, tetapi masih dapat mengizinkan
berfungsi setelah cedera fatal. Dalam satu studi, 22 persen korban luka tusuk
diamati memiliki beberapa upaya (mulai dari berjalan hingga berlari beberapa
ratus meter). Studi lain menunjukkan bahwa setelah cedera seperti itu, antara 24,5
persen dan 71 persen korban selamat setidaknya 5 menit setelah cedera fatal,
22
termasuk beberapa individu dengan cedera jantung dan aorta. Kemungkinan yang
terluka, usia dan kesehatan individu, hasil analisis toksikologi, dan semua temuan-
temuan lainnya.
Seorang pria ditusuk di dada saat ia berada di jalan (Gambar 6.53), namun
masih bisa berjalan setidaknya 30 kaki kemudian korban jatuh dan mati di depan
pintu rumahnya (Gambar 6.54). Pada otopsi ditemukan luka tusukan ke ventrikel
kiri jantung
Analisis tanda
menyebabkan keparahan luka. Pola yang dikenali Meskipun pola-pola ini dapat
ada pada kulit, pola tersebut tidak hilang diawetkan dalam jaringan padat seperti
tulang rawan dan tulang di mana bentuk dan tekstur dapat diimplrmrntasikan.
contoh dari tanda alat dari tanda cedera benda tumpul termasuk pukulan ke kepala
dengan palu dan kunci. Tanda diskrit diamati pada tulang rawan atau tulang
kortikal, kematian karena cedera senjata tajam; tanda alat yang jauh lebih sedikit
berbeda pada tulang meduler. Pada Gambar 6.55, perhatikan lekukan linear
ditemukan pada tengkorak korban penusukan. Seperti tanda alat yang ditemukan
di beberapa kematian pada cedera benda tumpul, yang dihasilkan dari trauma
Gambar 6.56, perhatikan goresan pada permukaan potongan tulang rawan kosta
23
permukaan tulang rawan dan ujung tombak pisau tersangka (Gambar 6.58).
oleh karena itu, luka tusukan melalui tulang rawan pasti disebabkan oleh pisau
tersangka.
24
Jika evaluasi Anda dari korban penusukan telah menemukan tanda, Hti2
hasil nanti. Setelah tanda telah diidentifikasi, dijelaskan, dan difoto bagian tulang
rawan atau tulang kering harus dihapus tanpa penanganan permukaan dengan
tanda alat. Hal ini sering membantu untuk label reseksi Anda sendiri
Margin dengan tinta atau penanda lainnya. jaringan lunak berlebih harus dihapus
Pemotongan tubuh
Pemotongan jenajah dibawah yurisdiksi lembaga polisi penyidik, dan ahli patologi
harus bekerja sama dengan penegak hukum. Hasil pemotongan dan temuan-
harus diperiksa untuk menentukan apakah mereka berasal dari satu korban atau
bercampur sisa-sisa dari lebih dari satu korban. Setelah selesai jenazah
pencarian harus dibuat untuk tanda alat, terutama pada tulang rawan artikular,
tulang rawan lainnya, dan tulang kortikal halus. deskripsi yang tepat harus
dilakukan untuk mengidentifikasi seperti tato dan bekas luka. spesimen yang
sesuai harus diperoleh untuk analisis toksikologi, DNA dan alat seksual. Sampel
untuk analisis DNA mungkin termasuk otot, segmen poros dari tulang panjang,
dan rambut. Bagian tubuh yang bagus untuk diidentifikasi adalah kepala, terutama
gigi yang masih utuh. Tergantung pada keadaan keawetannya, di ambil sebuha
foto untuk identifikasi hukum; gigi harus diperiksa oleh odontoligist forensik.
dimensi. Perlu diingat bahwa DNA lain dapat ada di bawah kuku.
potngan2an tubuh dpt dtumkan dlam satu tmpt kemudian dibuang atau di buang
dalam tmpt yg berbeda. Tas biru di Gambar 6.59 yang diambil dari tempat sampah
oleh seorang pria . Di dalamnya ada dua paket yang dibungkus plastik hitam dg
selotip . Setiap paket berisi paha dari orang dewasa yg berkulit putih (Gambar
6.60 dan 6.61). Karena ditemukan di tempat sampah maka tempat sampah harus
26
tersebut berisi spons berwarna kuning, dua cangkir steroform putih, dan tiga
sarung tangan karet berwarna kuning. Ditemukan ada darah di spons. Paket yang
lain ditemukan telur kecil, dibungkus dalam kantong sampah hitam dengan selotip
(Gambar 6.62). ditemukan lagi kantong plastik hitam yang berisi, pantat orang
dewasa berkulit putih (Gambar 6.63). Paket ini berisi panggul yang di potong-
potong dan kemaluan laki-laki yang tidak disunat. Hari berikutnya, seorang
sampah tersebut didapatkan dua kantong plastik. Isi kantong tersebut adalah
tungkai bawah dan kaki (Gambar 6.64). Hotel tersebut lokasinya tidak jah dari
penemuan tas biru yang berisi potongan paha. Setelah diselidiki lima bagian tubuh
berasal dari korban yang sama. Kemudian bagian bagian tersebut disatukan
dengan dijahit. Tepi kulit pada bagian tubuh yang berdekatan yang dijahit
(Gambar 6.65 dan 6.66). Perhatikan bahwa pada proses penyatuan bagian tersebut
memiliki bagian potongan potngan yang sama itu berate bahwa bagian tersebut
berasal dari orang yang sama. Tulang rawan(Gambar 6.67). Ukuran pinggang
bahwa pergelangan kaki kiri lebih kaku dari kanan, dan lingkar betis kiri lebih
27
kecil dari lingkar betis kanan, temuan ini mengarahkan kepada kemaian karena
Luka Postmortem
Mayat yang membusuk akan terjadi perubahan warna. Jalur luka masih
dan sekitarnya tidak berwarna merah namun tetap berwana kuning .seorang
(Gambar 6.68) disertai dengan noda darah dan di samping jenazah ada kantong
plastik hitam (Gambar 6.69). Kantong tersebut berisi usus kecil, pisau dan plastik
(Gambar 6.72). Pemuda ini adalah kurir narkoba yang telah menelan heroin yang
dibungkus plastik latex dari kolombia ke amerika serikat. Itu menunjukan bahwa
korban bertemu dengan penerima paket. Namun, korban meninggal sebelum paket
tersebut bisa melewati saluran pencernaannya. Orang yang ingin mengambil paket
yang masih berada dalam tubuh korban dan menyayat perut korban, di ambil usus
kecil, dan kemudian usus kecil diperah sampai isi paket keluar. Ada beberapa
paket yang masih tertinggal di bagian usus kecil. Dari hasil temuan didapatkan
toksisitas heroin.
Perendaman yang lama di air, luka antemortem pada tubuh akan menjadi
pucat dan dan luka khas dari luka antemortem akan menghilang. Hal ini karena
29
darah tercuci dan keluar oleh air dalam waktu yang lama.sangat sulit untuk
menentukan luka antemortem dan postmortem pada jenzah yang membusuk di air.
Yang masih mungkin bisa membedakan luka antemortem dan luka postmortem,
seperti perdarahan sepanjang jalur luka, mungkin ditemukan selama diseksi luka.
Semua luka harus dievaluasi dalam temuan otopsi. Misalnya, beberapa luka
tusukan ditemukan pada pangkal leher dan badan. Ditemukan batang tubuh pria
yang sedang mengapung disungai. Kepala, tangan, dan kaki tidak ada. Diketahuai
bahwa di sungai tersebut ada buaya, tidak adanya kepala dan tidak adanya anghota
gerak menjadi pertanyaan (Gambar 6.73). kecurigaan muncul ketika pada hasil
temuan ada bekas beton diikat ke pinggang dan beberapa luka tusuk berada di
BAB 7
Seorang ahli forensik yang memeriksa kematian karena luka tembak harus
memahami pemahaman dasar pada cedera balistik (pembelajaran dari efek benda
yang menembus tubuh). Kebanyakan dari pengetahuan scientifik dari bagian ini
adalah hasil dari dr pengerjaan dr.Martin Fackler dan yang lain dari institusi
peneliti Letterman Army. Informasi yang lebih banyak, pembahasan ini akan
merujuk kepada literatur yang diterbitkan oleh kelompok ini, atau volume dari
Morfologi dari luka tembak, tergantung dari jalan yang telah terbentuk
ditubuh, walaupun menembus hingga keluar maka semua ini disebabkan oleh
senjata ditembakan, perantara diantara target dan tembakan, dan lainnya. Secara
alami luka tembak dalam jaringan dipengaruhi oleh sudut hantaman , jenis
jaringan yang dilewati oleh proyektil( seperti tulang, lemak ), seberapa dalam
proyektil menembus, pecahan dari misil , dan ruang yang terbentuk permanen
yang dibentuk oleh tempat lewat proyektil. Ruang sementara disebabkan ketika
dibandingakan dengan percikan yang terlihat ketika kita melempar batu kedalam
air ( percikan jaringan yang tidak melukai) seorang praktisi berpengalaman telah
ruang permanen menimbulkan sekuele yang serius. Ini adalah sebagian bukti dari
ketika proyektil dengan kecepatan tinggi menembus organ padat, melukai organ-
organ, biasanya seperti hati, ginjal, limfa dan bahkan aorta (gambar 7.1). Namun
potensial tergantung dari letak dan penembusan dari proyektil, sudut kavitasi
dari jaringan target.(10) jaringan elastis seperti paru memiliki luka yang relatif
kecil, sebaliknya organ pada seperti hati dan ginjal akan ruptur dan laserasi.
(gambar 7.1) gelombang ini berjalan lebih cepat melewati jaringan dibanding
proyektil itu sendiri, namun tidak memberikan efek jejak bentuk luka.(5,7,11)
karena kecenderungan proyektil itu sendiri rusak dan pecah dan menjadi tidak
stabil selama melewati jalur tubuh( pembelokan dan rotasi tentang axis horizontal)
juga menyebabkan cedera yang signifikan. Walaupun kemiringan dari peluru itu
sendiri dapat berkontribusi dalam bentuk luka, ini tergantung dari proyektil dapat
pecah atau tidak yang dapat berperan penting dalam luka balistik.(6,12,13)
gelombang sonic melalui jalur peluru proyektil itu sendiri adalah ruang permanen.
Sesuai dengan ruang sementara telah terbentuk oleh goresan yang mengelilingi
area. Direproduksi dengan izin dari ML. Cedera balistik , Ann emerg med
1986;15(12):1451-5
Luka dapat beralih dari lukanya sendiri dari bentuk dari batas abrasi dapat
bermacam-macam dan menjadi asimetris dan tidak beraturan. Sebuah batas abrasi
eliptkal eksentrik dapat menjadi petunjuk kearah jalur proyektil. Sebuah batas
abrasi Eksentrik hasil dari satu sisi proyektil yang diorientasikan oblique
menyetuh dan menggarut kulit lebih dari pada sisi lain. Istilah jarak yang tidak
menentu lebih baik dan lebih akurat dibanding luka tembak jarak jauh luka
tembak jarak tidak menentu adalah 1 dari kurang fitur yang mendefinisi sebuah
jarak tidak menentu atau sebuah luka tembak kontak, sebuah target tidak menentu
( termasuk pakaian) dapat melindungi kulit dan layar atau penyaring keluar mesin
dan sulang.
Defek terkecil dari 1 hasil proyektil dari serangan lurus ke kulit. Sudut
Jarak kontak
Luka tembak kontak dikenali dari berbagai fitur, sulang dan bubuk mesiu
sisa yang dikeluarkan sepanjang proyektil yang ditembakan akan menodai tepi
luka abu-abu gelap hingga hitam. Derajat dari pewarnaan gelap adalah tergantung
pada senjata dan amunisi. Sulang sekitar kulit mengindikasikan adanya beberapa
34
ruang mulut dari senjata dan kulit untuk mengeluarkan sulang. Akhir dari laras
(moncong) dari senjata api dapat meninggalkan sebuah ekimosis atau tanda
moncong pada kulit yang terkelupas mengecap pada kulit sekitar luka tembak
kontak.
(gambar .7.3 dan 7.4) moncong yang mengecap dapat sebagian (gambar 7.5 dan
7.6) kontak luka tembus kuat, dimana moncong ditekankan dengan kuat ke kulit.
Dapat menghasilkan tetesan yang memberi konfigurasi taburan bintang pada luka,
ini paling sering terlihat pada luka tembak ke kepala dimana agar panas memuai
menekan antara kulit kepala dan calvarium terlepas dengan menimbulkan tetesan
dikulit kepala. Gambar 7.7 menunjukan sebuah kontak sembuh kutaneus pada
Deposisi sulang pada otot temporalis dan meja terluar dari tulang kepala
Sebuah kontak kuat jalan masuk luka tembus dengan laserasi pada kulit
dan deposisi residu pada tepi luka pada dahi dari korban pembunuhan baru
(gambar 7.8). Ini dekat (longgar) luka tembak kontak melewati rambut dengan sisi
wilayah terbakar (gambar 7.9) lapis rambut baru membuat ruang cukup untuk
sulang untuk mengisi pada kulit. Rambut sekitar seperti luka tembak dapat dikirim
kepada pemeriksa senjata api untuk analisis residu, dalam kontak longgar atau
kontak dekat luka tembak, selalu ada kulit yang terbakar oleh gas panas yang
keluar dari moncong. Bekas bakaran dapat membuat warna hitam atau iritan
Kontak senjata api pada wilayah temporal kiri (gambar 7.10) telah
menggores kulit dan beberapa deposisi jelaga dan bubuk mesiu sisa disekitar tepi
Luka tembak kontak melewati perantara tipis, seperti pakaian, dan masih
sering dikenali sebagai kontak luka, ini akan optimal jika lubang pelurupada baju,
atau perantara target lain, dapat diperiksa untuk tetesan, jelaga dan sisa bubuk
mesiu.
Luka tembak dalam mulut ke kepala tergambar paling baik dan ditunjukan
setelah tidak direseksi (gambar 7.11 dan 7.12). sekali otak telah dilepaskan, jalur
Batas abrasi disekitar jalan masuk luka kering dan dapat berubah menjadi
merah hitam gelap; artifak kering ini dapat luput dari interpretasi sebagai jelaga
dan residu dalam tepi luka, dan seluruh luka dapat ditandai keliru sebagai luka
kontak ( gambar 7.14). perubahan warna gelap yang alami sesungguhnya dapat
mikroskopis. Gambar 7.15 adalah potongan lemah dari luka tembak dalam tubuh
yang terbakar- ini tidak mustahil untuk ditentukan luka kontak. Pada kekuatan
lebih tinggi (gambar 7.16) translusen, nonrefraktil partikel asing baha tetap
Jarak sedang
Ketika pistol ditembakan, bagian tembakan dan tidak terbakar pada mesiu
dan jelaga yang dikeluarkan bersamaan dengan proyektil dengan jarak luka
oleh bagian mesiu yang menghantam dan kulit yang menggarut. Abrasi belang
walaupun bubuk mesiu tertanam dalam kulit dan masuk dalam abrasi dapat
dibersihkan. Stipling penting dalam jarak ciri stippling kesatuan pada senjata api
dan peluru. Uji tembak dengan senjata sama dan peluru identik disarankan,
walaupun layak, untuk memperkirakan jarak tembak. Jelaga dapat terdeposit pada
kulit pada luka jarak tembak sedang dan biasanya tidak terlihat lewat jarak biasa.
Jelaga dan stippling paling terkonsentrasi secara cepat disekitar luka tembak dan
stippling terdeposit eksentris jika senjata api diarahkan atau jika penghalang
pelipis dan meninggal karena luka kontak keras yang mengenai selanjutnya.
Stippling disekitar jarak perantara luka tembak akan bermacam jika senjata
api dan peluru digunakan. Ini pengecualian tanda menonjol dari belang abrasi
perantara luka tembak jika senjata api yang tepat digunkana jika tersedia dan tipe
yang benar dari peluru diketahui. Tanda uji tembak pada jarak berbeda dari
tembakan akan dapat dibedakan dengan stipling disekitar luka jarak perantara.
Seorang lelaki cemburu dan menembak kepala pria ini (gambar 7.19).
jarak tembak penting untuk penuntunan kejaksaan, uji menembak pada senjata
yang digunakan penembak telah dipraktikan dengan tipe identik peluru. Pola uji
tembak ke papan, khususnya pada jarak dekat atau jarak longgar, akan dibedakan
dari yang mengenai kulit karena 2 medium secara jelas berbeda. Bagaimanapun,
ini masih menjadi bukti bahwa jarak 1 inchi (gambar 7.20), mesiu lebih
terkonsentrasi (melalui area yang lebih kecil) dari pada stippling sekitar luka
tembak. Pola uji tembak 2 inchi (gambar 7.21) hampir didekatkan dengan pola
stipling sekitar luka tembak sebenarnya. Pola uji tembak pada 6 dan 12 inchi
menunjukan pola mesiu yang jelas lebih tipis dan lebar daripada pola stippling
Stippling dapa muncul melalui lapisan pakaian (gambar 7.22 dan 7.23).
stipling tipis sekitar luka tembak, namun jelas muncul (gambar 7.24). jika jarak
tembak perlu diukur lebih akurat, uji tembak mesti di praktekan jika senjata tepan
digunakan tersedia ; pola ujia tembak dibandingkan dengan pola mesiu pada
lapisan terluar dari pakaian dan tidak ada stipling disekitar luka tembak pada kulit.
Jarak perantara luka tembak berada pada pelipis kiri wanita korban
pembunuhan (gambar 7.25). lelaki yhang menembak wanita yang memiliki jarak
38
perantara luka pada pelipis kanan (gambar 7.26). luka sepasang pada wanita dan
laki-laki disebabkan oleh senjata dan peluru yang sama. Perhatikan kemunculan
jelaga hitam dan sisa yang konsentrasi nya meningkat secara cepat sekitar luka
tembak pada perempuan saat dibandingkan dengan jelaga minimal sisa dan lebih
luas, lebih sedikit terkumpul pola stippling sekitar luka tembak pada laki-laki.
tembak pada sisi dahi kanan. Bercak titik mengenai tiba-tiba sepanjang kanan.
Pola yang terinterupsi oleh bercak titik dijelaskan oleh jalan masuk bercak titik
dan deposisi jelaga yang menonjol pada aspek tengah dari tangan kanan atas, yang
jelas diatas sisi dari wajah saat wanita ditembak (gambar 7.28).
Pria ini memiliki luka tembak pada aspek tengah pada mata kanan, dikelilingi oleh
bercak titik hampir seluru wajah (gambar 7.29). bola mata kiri juga memiliki
bercak titik, mengindikasikan bahwa bola matanya telah terbuka pada saat dia
Pria ini memiliki luka tembak pada sisi kanan dari dagu (gambar 7.31).
bercak titik adalah bukti cepat sekitar wajah pada luka tembak, tapi dengan
tambahan tidak beraturan, berlainan sebagian bercak konfluen abrasi pada sisi kiri
wajah dan leher. Ini adalah tambahan abrasi tidak beraturan menunjukan
Luka serempet
memilki tanda kulit yang menunjuk pada senjata api. Dalam kata lain, tanda
tunjuk kulit berlawanan arah pada proyektil yang berpindah. Tanda kulit tipis
dapat sering terlihat pada jalan masuk luka tembak, dan luka keluar untuk
mengarah pada penunjuk senjata, pada kasus ini, senjata api berada pada sisi
kanan, dengan proyektil yang melewati dari kanan ke kiri (gambar 7.32)
Kulit yang terkelupas pada luka serempet ini berada pada kiri, yang
7.34). jalan masuk luka pada bagian kanan memiliki batas abrasi disepanjang tepi
kanan, dan tanda kulit pada poin kanan, konsisten, dengan jalur kanan ke kiri, luka
kresentik pada kiri luka keluar . luka kulit kepala biasanya dihubungkan dengan
Luka pantul
Luka tembak pantul dapat meliputi jalan masuk tunggal atau ganda,
biasanya tidak beraturan dan sering dipermukaan saja mengenai kulit. Luka
permukaan dapat meliputi pecahan proyektil atau bahan dari benda yang mana
proyektil dipantulkan keluar. Pantulan luka bisa disebakan, contoh, jika korban
jatuh pada sisi jalan dan penembak berada diatas korba dan tembakan beuntun
ditembakan. Beberapa tembakan yang ditembakan dapat mengenai sisi jalan dan
40
pecahan. Pecahan proyektil ini dan pecahan dari irisan samping dapat mengenai
proyektil ditemukan dari tubuh lebih terbentuk dan lebih terlokasi dipermukaan
dari yang diduga. Untuk contoh. Ini tidak akan bisa menetap untuk menemukan
subkutaneus ke dalam luka masuk pada lengan atas karena, pertala, proyektil
mesti tidak berubah dari perjalan menembus kulit dan, kedua, proyektil mesti
telah memperforasi jaringan lunak pada lengan atas dan masuk kedalam dada,
Target perantara
jendela, dinding, bagian kendaraan, dan benda lain yang dapat terpapar dalam
antara benda perantara yang dapat terbawa dalam tubuh oleh proyektil. Ujung
Pria ini telah ditembak lewat perantara, bagian belakang mobil (gambar
7.35). bercak titik pseudo yang tidak beraturan dihubungkan dengan luka tembak
pada akhir luar pada alis kiri yang disebabkan oleh serpihan dan pecahan dari kaca
Polisi tewas pada saat adu tembak melibatkan penembak ganda. Dia terus
menerus mendapat luka tembak dan walaupun telah didapatkan luka tembak
mematikan pada bagian kepala, peluru ditembakan pada tubuh nya yang
(gambar 7.36). proyektil yang masuk dibawah tepi atas kiri pada rompi telah
7.37) dan kupasan dalam garis rompi ketika proyektil meninggalkan punggung
memperforasi belakang punggung atas, jaringan telah rusak antara kavitas temprer
yang terbentuk oleh proyektil yang melewati dan atas rompi, menghasilkan
luka tembak.
rompi dan menyebabkan luka lecet dikelilingi oleh memar yang menonjol
(Gambar 7.39). Meskipun tidak ada peluru yang melubangi rompi, kekuatan
sehingga daerah memar yang dihasilkan jauh lebih besar daripada daerah yang
seharusnya terkena peluru. Peluru dari pistol ke bagian tengah tubuh menembus
Sebuah lubang peluru di kantong depan baju kiri korban (Gambar 7.41)
dikaitkan dengan luka tembak masuk dan luka lecet melingkar. Meskipun tidak
terdapat jelaga atau residu disekitar lubang peluru, dan tidak ada penghitaman tepi
luka tembak, dua lesi bersama-sama muncul sesuai dengan kontak dari senjata
yang disentuhkan (Gambar 7.42). Dalam luka tembak tersebut akan sesuai dengan
moncong (ujung laras) dan luka lecet melingkar akan sesuai dengan lubang
dibawahnya.
42
terpisah dari inti setelah peluru melubangi kemeja; jaket terpisah mengenai kulit
berdekatan dengan pintu masuk luka yang tidak beraturan dari inti peluru (gambar
7.43)
dikenali sebagai luka tembak karena ukurannya yang besar, dan bentuknya tidak
teratur. Laserasi perifer dan lecet dikarenakan peluru melewati perantara (jendela
pecahan kaca yang ditemukan didalam luka untuk penilaian. Kaca dan target
perantara lainnya mungkin tidak terlihat pada radiografi sehingga harus berhati-
hati saat membedah jalur luka; peluru jaket dan pecahan mungkin juga tajam.
kontak nyata luka tembak (Gambar 7.45) memiliki jejak moncong dan
residu pada bagian dalam dan di sekitar tepi luka. Namun, luka itu sebenarnya
dada. Bantal tersebut robek membentuk lubang yang dikelilingi banyak jelaga dan
residu.
Lecet yang terdapat pada sebelah kanan kemungkinan berasal dari jelaga
dan residu yang keluar antara silinder dan bingkai pistol, atau silinder cerawat
(Gambar 7.46). Sebuah titik berongga pada peluru diambil dari tubuh. Titik
berongga hidung tidak rusak (jamur) karena hidung telah diselipkan bahan dari
bantal (Gambar 7.47). Demikian pula, titik peluru berongga yang tertanam pada
kalung itu rusak selama serangan. Luka terlihat di leher dan klavikularis kiri
(Gambar 7.48). Pada otopsi, dua luka tidak teratur berada di dekat depan leher dan
kiri klavikularis. Keduanya merupakan luka tembak masuk. Sifat atipikal mereka
dihasilkan dari peluru melewati kalung dan kemeja (perantara target) sebelum
bersarang di tulang dada bagian atas. Berdekatan dengan peluru, terdapat dua
benda yang terbuat dari besi yang bentuknya tidak teratur yang berhubungan
Kalung di leher korban yang terbawa ke tubuh oleh peluru sesuai dengan
lubang pada kalung (Gambar 7.50). Sebuah kaliber peluru berlapis tembaga
berukuran sedang dan dua garis dari kalung ditemukan dari tulang leher (Gambar
7.51). Pada ujung peluru memiliki lekukan yang berbeda sesuai dengan garis dari
kalung.
tentang perkiraan jarak senjata api. Kaos korban tembak ini telah dipotong oleh
petugas kebakaran SAR (Gambar 7.52); luka tembak pada dada kiri lateral
(Gambar 7.53). Meskipun kemeja bagian luar berwarna hitam, bagian kaos yang
berwarna putih menunjukkan jelaga yang pasti berhubungan dengan lubang peluru
(Gambar 7.54). Mesiu dan jelaga mungkin terlihat berwarna abu-abu pada pakaian
Jika dua atau lebih luka tembak pada tubuh sulit diinterpretasikan untuk
membedakan mana arah masuk atau keluar, lubang yang terdapat pada pakaian
dapat membantu dalam penentuan. Serat sekitar lubang peluru mungkin terbalik
atau eversi. Cincin abu-abu pada badan peluru (Minyak dan kotoran dari peluru)
tersapu dan dapat dilihat di sekitar luka masuk. Pada kasus yang langka, fitur dari
luka tembak sangat sulit dibedakan,dan bahkan pemeriksaan pakaian pun tidak
membantu. Namun, petunjuk internal tetap ada seperti luka peluru di tulang yang
luka. Yang cukup menarik, pintu masuk luka pada organ padat dan organ
berongga seperti perut sering lebih kecil dari luka tembus. Radiografi juga dapat
memberikan petunjuk jika peluru atau fragmen tulang terdistribusi sepanjang arah
perjalanan peluru.
Anggapan bahwa luka tembus lebih besar dari arah masuk luka adalah
(Gambar 7.55). Sebuah luka seperti bintang lebih kecil berada di parietal occipito
daerah (Gambar 7.56). Pemeriksaan dahi kanan luka terlihat menghitam pusat
luka tepi, sesuai dengan luka kontak. Pemeriksaan pada tengkorak kepala
diungkapkan menyerong dari luar dari bagian tepi tengkorak luka dalam ke kulit
kepala occipito parietal luka (Gambar 7.57) Menegaskan bahwa pada bagian
posterior, luka kecil ini jalan keluar. luka tengkorak dapat dihaluskan dan, dengan
45
kanan (Gambar 7.58). Bagian intrakranial yang ditembak dikaitkan dengan patah
tulang pada tulang orbital, laserasi aspek medial kelopak mata (Gambar 7.59), dan
ekstrusi dari bola mata kiri di tempat kejadian (Gambar 7.60). Semua temuan ini
berhubungan dengan luka tembakan, dan bukan dari trauma tumpul langsung.
Demikian juga, di beberapa kasus luka tembak di kepala, yang menonjol pada
orbital (fraktur kearah luar) dan pelacakan darah melalui bidang fasia, tidak
disebabkan oleh langsung trauma tumpul pada mata. Semburan fraktur yang
gelombang dan transfer energi (dari rongga sementara) ke otak dan jaringan
lunak, dan tidak akan terjadi jika mengenai tengkorak yang kosong jika ditembak.
Luka Tembus
luka tembus lebih teratur daripada luka arah masuk dan tidak terkait
dengan cetakan laras, bakaran, endapan jelaga, atau bintik. Ujung-ujungnya sering
camping. Mungkin tidak ada kerusakan sentral sekali kulit tepi didekati. Seperti
bintang, kontak keras arah masuk luka dibedakan dari keluar seperti bintang luka
oleh
adanya kerusakan mengelilingi tengah dan penghitaman dari luka sentral tepi
dalam luka arah masuk. Peluru yang keluar yang telah kehilangan energi dan
46
Sebuah luka lecet pada subkutan diakibatkan dari pakaian atau benda lainnya yang
berbatasan dengan luka tembus peluru. Peluru yang terdapat pada bagian subkutan
sekitarnya. Gambar 7.61 menunjukkan luka seperti bintang yang merupakan luka
luka tembus seperti celah yang menyerupai luka bacokan adalah luka
rendah adalah bahwa peluru kemungkinan terdapat disekitar tubuh atau bahkan di
dalam pakaian. Wanita ini ditembak di pelipis kiri saat tidur. Luka tembus seperti
celah terdapat di belakang telinga kanan (Gambar 7.62) menunjukkan bahwa ini
adalah luka tembus dengaan kecepatan rendah dan peluru seharusnya di sekitar
tubuh. Peluru ini terjerat di rambutnya dekat dengan luka tembus (Gambar 7.63).
Gambar 7.64 menunjukkan pokok peluru kecepatan rendah tidak memiliki energi
Sebuah luka tembus dengan bantuan memiliki batas goresan yang biasanya
kurang teratur. luka tembus hasil dari lokasi keluar berada dalam kontak dengan
benda lain karena peluru mencoba untuk keluar dari tubuh, sehingga
pakaian, tapi bisa apa saja yang mengenai lokasi peluru keluar. Kapan peluru
47
tidak memiliki energi yang cukup untuk keluar, itu akan menghancurkan kulit
subkutan pada peluru. arah masuk luka tembak orang ini (Gambar 7.65) memiliki
melingkar goresan batas tanpa terbakar, jelaga endapan, laras cetakan, atau
pembintikan, sehingga sesuai dengan luka tembak jarak tak tentu. Ekimosis
mengelilingi luka. Luka ditembak di Gambar 7.66, pada orang yang sama seperti
yang digambarkan dalam Gambar 7.65, juga memiliki batas goresan melingkar,
tetapi tidak teratur. Luka ini sebenarnya didukung (ditopang) luka tembus yang
arah masuk.
Pria di Gambar 7.67 mendapat luka tembak yang melubangi lengan atas
sebelah kiri dengan pintu masuk peluru di ekstensor (posterior) an pintu keluar
pada medial lengan. keluar ini dikelilingi oleh yang menonjol pada terkelupas
ekimosis. Pada Gambar 7.68, luka tembak yang kembali di tembak ke sisi kiri
dada memiliki pinggiran luka lecet yang tidak teratur. Hasil goresan tidak teratur
dari lengan atas kiri menjadi berlawanan dari sisi dada ketika tembakan
melewati dari satu ke yang lain. Hal ini menjelaskan yang menonjol pada
terkelupas pada ekimosis sekitar jalan keluar peluru di sebelah kiri lengan atas
serta goresan yang tidak teratur di sekitar masuk kembali luka di sisi kiri dada.
pada bentuk corong dari luka, dengan corong membuka ke arah di mana peluru
Efek penyerongan juga dapat terjadi pada kaca, plester, dan bahan
mungkin lainnya. informasi yang berharga dapat diperoleh tentang arah perjalanan
peluru di tengkorak kosong. Bukti dari yang melubangi luka tembak ditemukan di
tengkorak ini (Gambar 7.69). Luka masuk adalah di skuamosa kanan tulang
temporal, dan keluar itu di sepanjang sisi kiri dari sutura koronal. Perhatikan
fraktur yang berasal dari pintu masuk luka dan melintasi tulang frontal ke kiri.
Luka arah masuk jelas dihaluskan dengan banyak fragmen tulang hadir. Kiri
koronal luka keluar memiliki penyerongan dari luar yang jelas (Gambar 7.70).
Terlepas dari penyerongan dari luar, petunjuk lain ada yang mengidentifikasi
cacat koronal kiri sebagai luka keluar. Patah memancar dari jalan keluar luka
melintang sebuah fraktur yang berasal dari pintu masuk sisi kanan luka dan
menyeberangi piring orbital dan sisi kiri tulang sphenoid (Gambar 7.71). Peluru
ini memiliki energi yang cukup untuk menciptakan fraktur calvarium tapi energi
tidak cukup untuk mendorong keluar fragmen tulang dan melubangi kulit kepala
oleh patah tulang pada intracalvarial permukaan mewakili lokasi dampak dari
peluru yang tidak memiliki energi yang cukup untuk melubangi pada tengkorak
kepala. Ini adalah luka tengkorak keluar tidak lengkap. Luka tembak lubang kunci
mungkin keluar melalui luka kulit yang sama atau melalui luka keluar yang
terpisah dekat dengan pintu masuk luka. Ciri calvarial khas adalah kehadiran dari
kedua pintu masuk dan keluar karakteristik tengkorak tunggal luka . Luka lubang
kunci (Gambar 7.75 dan 7.76) di tengkorak biasanya memiliki fitur dari kedua
arah masuk (penyerongan bagian dalam) Dan luka keluar (penyerongan dari luar).
Disebut luka lubang kunci karena bentuknya mengingatkan sebuah lubang kunci
(Gambar 7.77). Akhir luka akan memiliki penyerongan internal sesuai kekuatan
(Gambar 7.79) dari seorang individu yang memiliki intervensi bedah saraf setelah
tembakan luka untuk kepala memiliki beberapa cacat melingkar yang kurang lebih
ukuran yang sama. Meskipun cacat melingkar di luar tengkorak muncul sama,
penyerongan internal yang terkait dengan arah masuk luka tembak jelas
membedakan yang mana merupakan luka tembak dari lubang yang berdekatan
(Gambar 7.80).
50
Pantulan Interna
oksiput kiri itu dari belakang ke depan, kiri ke kanan, dan ke atas (Gambar 7.81).
Orang akan berharap bahwa peluru akan berada dalam sisi kanan kepala di luka
lintasan melalui otak akan biasanya mengungkapkan arah perjalanan peluru dalam
jalan perjalanan peluru dalam tengkorak). Carilah tanda benturan pada permukaan
calvarial endo untuk mencari titik serangan dari suatu pantulan intern (Gambar
7.86). Ingat bahwa itu adalah jalur awal peluru (sebelum memantul internal) yang
medis untuk meminta informasi mengenai riwayat terdahulu. Pria ini ditembak 12
termasuk ulkus dekubitus, osteomyelitis pada lutut atas kanan dan amputasi pada
kiri bawah lutut, dan usus neurogenik dan masalah kandung kemih. Setelah luka
tembak jarak jauh riwayat itu ditemukan, mayat itu diminta oleh departemen
51
pemeriksa medis permohonan sertifikasi yang tepat. Sebuah rontgen dada dari
tubuh yang diawetkan terlihat peluru di sisi kiri dari tulang belakang dada. Otopsi
sacrum karena ulkus besar pada sacrum. meningitis yang menjalar sampai ke otak,
dengan eksudat meliputi batang otak dan bagian medial dari bagian tengah
serebelum. Peluru tua itu dikeluarkan dari tulang belakang dan diserahkan ke
tembak jarak jauh. Dengan cara kematian dibunuh. Tidak ada undang-undang
pembatasan pada pembunuhan di sebagian besar wilayah hukum (lihat Bab 30).
Pistol whipping
menembakkan peluru. Mereka sebagian besar adalah benda logam yang dapat
digunakan untuk menyebabkan luka benda tumpul, seperti pada dera pistol. Setiap
bagian yang berbeda dari senjata api akan meninggalkan luka denga motif
berbeda. Semua luka bermotif harus dijelaskan, diukur, dan difoto dengan sebuah
skala.
perampokan. Selain luka tembakan pada tubuh, sebuah laserasi yang tidak biasa
juga ditemukan pada kulit kepala bagian frontal sebelah kiri. Laserasi terdiri dari
komponen linear dan bentuk seperti bintang kecil. Etiologi dan signifikansi
laserasi ini masih tidak diketahui, namun cedera itu digambar, diukur, dan difoto.
ditanya apakah tubuh tersebut punya cedera yang bisa disebabkan tembakan pistol
52
sebelum dia menembak. Ahli forensik memeriksa senjata yang digunakan selama
kejahatan (Image 7.88) dan mencatat bahwa tepi tempat meluncur pistol sama
jarak dari tombol menonjol berbentuk oval sebagai jarak antara dua komponen
laserasi dari kulit kepala bagian frontal kiri; tombol konsisten dengan bentuk
bintang kecil laserasi. Dia karena itu mampu berkomentar bahwa kulit kepala
lecet konsisten dengan luka yang telah ditimbulkan oleh senjata api.
jaringan, tetapi tidak dapat keluar dari tubuh. Mereka telah digunakan oleh polisi
udara AS karena fitur keselamatan ini. Lingkaran glaser terlihat seperti peluru lain
kecuali untuk bola plastik kecil berwarna biru yang terletak di titik berongga. Sisa
peluru diisi dengan logam kecil. Bola plastik biru atau abu-abu tidak terlihat pada
radiografi, oleh karena itu, jika diketahui bahwa lingkaran Glaser digunakan, ahli
forensik harus mencari bola biru kecil atau bola abu-abu (serta pelet logam kecil
perut, sebuah fragmen dari jaket peluru di midabdomen kiri, dan beberapa pelet
logam kecil, terutama di sisi kiri perut (Gambar 7.89). Sebuah kaliber peluru
terpisah dari jaket, beberapa pelet logam kecil, dan bola plastik biru kecil itu
Taser
pelaku kekerasan dan tak terkendali. Taser M26 datang dalam tas dengan tiga
peluru yang dapat diganti (Gambar 7.91). Setiap peluru berisi dua satelit atau
menempel pada bagian depan Taser. Satelit yang digunakan dapat menyebar
langsung ke kulit atau pakaian. Muatan listrik dialirkan melalui satelit dan hal ini
efektif sampai melalui 2 inci dari pakaian. Fungsi neuromuskular dipengaruhi oleh
50.000 volt listrik dibuang melalui satelit, dan subjek jatuh dalam keadaan lumpuh
sementara. Kedua satelit harus menyerang target mereka untuk dekat dengan
sirkuit agar dapat berfungsi. Tanpa peluru udara, Taser dapat diterapkan langsung
ke subjek dan muatan listrik diterapkan melalui dua elektroda dalam "moncong"
Luka bakar kecil yang ditimbulkan pada pantat kanan dikarenakan oleh
aplikasi langsung dari Taser melalui jins denim dikenakan oleh subjek ini
(Gambar 7.93).
sangat penting ketika ada luka keluar yang jelas karena luka keluar mungkin telah
54
disebabkan oleh hanya sebagian dari peluru atau oleh fragmen tulang yang patah.
Seharusnya jaket dari peluru terpisah di dalam tubuh, peluru inti mungkin keluar,
meninggalkan jaket yang memiliki tanda rifling; tanda rifling merupakan bukti
(Fragmen) pada radiografi dapat terlihat; ingat bahwa peluru dari luka tembak
Emboli dari peluru harus dicari ketika peluru memasuki tubuh tetapi tidak
keluar dan tidak diambil selama operasi. Beberapa radiografi mungkin diperlukan
untuk menemukan lokasi peluru di tubuh. Tempat masuk luka tembak di dada kiri
atas (Gambar 7.94) dari penonton yang tidak bersalah ini dikaitkan dengan luka
masuk pada aorta desenden toraks dan laserasi kecil di aspek posterior aorta
toraks (Gambar 7.95). Radiografi dada tidak menunjukkan peluru, dan meskipun
ahli bedah trauma telah melakukan torakotomi, mereka tidak mendapat kembali
peluru. Radiografi tambahan dari sisa tubuh diungkapkan peluru di paha kanan
(Gambar 7.96). Peluru mengalami emboli di bawah aorta dan ke femoralis kanan
Radiografi toraks (Gambar 7.98) dari seorang pria yang ditembak sekali di
dada menunjukkan peluru tunggal di sebelah kiri sisi dada. Peluru itu ditemukan
dari rongga pleura kiri selama otopsi. Pada paru-paru kiri sedang diperiksa, benda
55
asing kedua ditemukan tertanam pada permukaan lateral lobus bawah. Objek
kedua adalah jaket aluminium dari peluru yang (Gambar 7.99). Jaket aluminium
ray (Gambar 7.100) dari seorang individu yang ditembak di kepala. Inti peluru
yang biasanya radioopak dan tampak putih. Jaket metalik biasanya lebih
radiolusen atau abu-abu. Dalam contoh ini, inti peluru di sebelah kanan, dan jaket
metalik di kiri.
Probe
Probe efektif dalam menunjukkan jalan peluru yang melalui tubuh. Semua
luka kulit harus difoto pada daya rendah dan tinggi sebelum dilakukan intervensi
pada fisik seperti penyisipan probe. Luka pada ekstremitas (Gambar 7,101) dapat
dari cedera seperti arteri femoralis; pembedahan harus dilakukan pertama untuk
Luka pada batang tubuh dapat dideteksi selama melalui dada dan dinding
perut, tapi tidak lebih dalam rongga tubuh sampai melewati organ dan jaringan
diperiksa in situ dan luka difoto. Setelah difoto, probe kemudian dapat
ditempatkan bahkan melalui organ yang perforasi untuk menunjukkan jejak peluru
dan arah, dan foto lain diambil dengan adanya probe di tempat tersebut.
Luka yang melalui kepala tidak boleh diperiksa sebelum pemeriksaan isi
intrakranial karena cedera otak bahkan lebih lunak dari biasanya dan jejak
56
artifactual dapat dibuat dengan mudah. Probe dapat ditempatkan hanya setelah
Peluru
Peluru ditembakkan dari senjata dengan rifling ( daratan dan lekuk dalam
laras) akan mengakuisisi tanda rifling (striations yang memanjang), yang memiliki
potensi untuk menjadi cocok untuk senjata api tertentu. Instrumen logam mungkin
mendistorsi dan melenyapkan tanda rifling dan, karena itu, harus tidak pernah
digunakan untuk menangani peluru. Jika peluru adalah berjaket logam, tanda
rifling akan berada di jaket. Jika peluru dibuat tanpa jaket logam, tanda rifling
akan berada di peluru badan timah. Beberapa peluru yang dilapisi dengan tembaga
menengah, atau kaliber besar. Kehadiran dan warna dari jaket peluru harus
dimasukkan. Tingkat cacat dicatat secara umum saja. Peluru yang ditemukan
harus dibersihkan secara perlahan dari darah dan jaringan lunak (irisan kecil
tulang dapat tertanam dalam peluru yang cacat) dan ditempatkan dalam amplop
atau wadah secara terpisah diberi label setiap individu dengan nomor kasus
forensik, berupa nama dari orang yang meninggal, nomer kasus lembaga
investigasi, lokasi anatomi peluru ditemukan, tanggal, dan tanda tangan atau
Semua luka tembak, baik tempat masuk dan keluar, harus difoto dan
digambarkan. Bentuk yang mengikutinya harus termasuk dalam protokol dan file
Anda:
57
- Foto-foto semua luka tembak dengan jarak tembakan berorientasi dan tembakan
close-up
- Lokasi luka pada tubuh (baik di daerah tubuh dan diukur dari kepala atau tumit
- Ukuran luka
- Bentuk luka
- Ada atau tidak adanya terbakar, deposisi jelaga, moncong yang tercetakan, dan
- Jalur proyektil melalui organ dan jaringan sebelum Anda mengeluarkan isi perut
tubuh
- Deskripsi fragmen proyektil yang ditemukan dan lokasi dari mana mereka
ditemukan
- Mengambil bagian dari berbagai kontak tembak luka untuk histologi untuk
luka sehingga karakteristik yang benar luka dapat dilihat; luka tembak bersih
adalah rephotographed
lokasi dan jalur (arah) dari suara luka tembak saja, tanpa catatan otopsi lainnya
Kaliber peluru
Kaliber dari peluru tidak dapat ditentukan dari luka di kulit karena kulit
elastis, dan luka dari senjata yang sama dengan amunisi identik mungkin
bervariasi dalam penampilan dari satu area tubuh dengan yang lain. Ukuran luka
kulit tetap diukur dan didokumentasikan. Ukuran luka tembak di tulang lebih
mencerminkan kaliber peluru (karena tulang adalah substansi keras), tetapi hanya
membuka opini tentang kaliber yang tepat dari peluru. Contoh peluru kaliber kecil
termasuk 0,22, 0,223 dan 0,25; contoh kaliber menengah peluru termasuk 0,32,
0,38, 380, 0,40, 0,357, dan 9 dan 10 milimeter; contoh peluru kaliber besar
Dokumentasi yang tepat dari kasus dengan beberapa luka tembak tidak
bisa dilakukan dengan terburu-buru. Tubuh harus difoto dari depan dan belakang.
orientasi dan close-up foto-foto luka tembak di bagian depan tubuh dapat
bagian belakang. Saat tubuh diputar, darah mungkin menyembur atau mengalir
59
keluar dari luka dan membutuhkan pembersihan tambahan sebelum luka pada
Tidak pernah mencocokkan luka masuk kulit dengan luka tembus kulit
tanpa memverifikasi jalur mereka melalui tubuh. Semua jalur peluru di batang
tubuh harus diikuti jalur melalui rongga tubuh. Kecuali semua jalur diikuti, ahli
forensik mungkin, misalnya, lewatkan jalan peluru yang masuk paha bagian
bawah dan berakhir di leher. Penulis memiliki kasus di mana beberapa luka
tembak berada di bagian depan dan belakang thorax. Peluru dari luka tembak
bagian frontal memantul ke tulang belakang untuk keluar ke bagian depan, dan
peluru dari satu lainnya pada bagian belakang memantul pada tulang belakang
untuk keluar kembali ke belakang. Petunjuk jalur luka yang baik dipandang
sebagai tanda serangan pada tulang belakang dan terkait perforasi luka di paru-
paru.
- Gunakan huruf untuk menunjukkan beberapa luka tembak, huruf ditulis dua kali
(AA, BB, dll) bila jumlah di atas 26. Penomoran luka mungkin keliru berkonotasi
- Jangan membedah organ sebelum semua jalur peluru melalui batang tubuh telah
diverifikasi karena cedera organ sering membantu dalam menentukan jalur luka.
tubuh yang sangat menantang; penentuan jalur luka sangat penting jika lebih dari
satu penembak yang terlibat, dan benar-benar penting jika penembak mewakili
- Jika beberapa luka tembak berada pada lokasi yang berdekatan pada batang
tubuh, atau ada banyak luka tembak yang bersimpangan, jalur pada individu
mungkin sulit untuk diikuti dan memungkinkan untuk hanya menggambarkan dan
mendata luka pada organ dan jaringan dan mungkin untuk menetapkan jalur
khusus untuk banyak perforasi jaringan tidak memungkinkan; arah yang umum
- Jika ada banyak fragmen peluru pada radiografi dari daerah tertentu dari tubuh,
ulangi radiografi berikut otopsi; mungkin kamu akan terkejut melihat betapa
Senapan
Senapan memiliki laras panjang dengan lubang licin dan dirancang untuk
menembakkan cakang yang berisi beberapa pelet yang menuju, pada bagian laras
yang keluar, tersebar di area yang luas. Hal ini memungkinkan seseorang untuk
menembakkan senjata api pada arah manapun dari target dan memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk mengenai target jika target kecil atau bergerak.
Jenis umum dari amunisi yaitu birdshot dan buckshot. Meskipun ada berbagai
jenis amunisi senapan, hanya jenis yang lebih umum yang dijelaskan di sini.
dijelaskan dengan istilah gauge, yang mengacu pada jumlah bola utama diameter
kaliber yang berjumlah hingga 1 pound. Pengukur senapan berkisar dari 10 (yang
terbesar- hanya 10 bola utama pada ukuran kaliber berjumlah hingga 1 pound) ke
0.410 inci.
Amunisi senapan
Birdshot
Amunisi birdshot terdiri dari banyak pelet kecil yang diadakan dengan
tembakan klep plastik (Gambar 7,102). Plastik menembak klep (putih) berada di
atas mesiu, yang pada gilirannya berada di atas logam primer dan dasar logam.
Klep ini tertutup oleh pembungkus plastik (hijau). Hubungan dari bagian bawah
klep plastik, bubuk mesiu, dan dasar logam terlihat dalam Gambar 7,103.
Saat keluar dari ujung laras, semua pelet birdshot keluar sebagai sebuah
kelompok (Gambar 7.104). Perhatikan warna api orange pada akhir laras, yang
menghasilkan pada luka bakar jarak dekat dan jelaga awan kecil dan mesiu yang
menghasilkan jelaga dan stippling terlihat di dekat dan pada jarak menengah luka.
Perhatikan penggaris di latar belakang yang menandai jarak dari akhir laras.
klep tembakan plastik (Gambar 7,105 dan 7,106). Segera, hambatan udara
menarik klep tembakan kembali saat kelopak terbuka (Gambar7,107). Pada titik
ini bahwa jika mengenai kulit, wilayah masuk luka mungkin memiliki berbentuk
silang yang unik dengan abrasi dari kelopak klep tembakan. Denganmeningkatkan
jarak, tembakan klep plastik jatuh kembali (Gambar 7,108) dan pelet yang menuju
tubuh mulai menyebar dalam distribusi yang semakin luas (Gambar 7,109).
pelet yang menuju ke dalam luka. Sebagai peningkatan kisaran api, klep tembakan
62
kisaran peningkataan api lebih, maka klep tembakan mungkin tidak meninggalkan
abrasi pada kulit, atau mungkin bahkan tidak menyerang kulit sama sekali. Sebuah
klep plastik tembakan dapat meninggalkan abrasi kulit dari berbagai api sampai
Buckshot
Buckshot terdiri dari pelet besar, sering dikemas bersama dengan bahan
pengisi (putih), dan terbungkus dalam klep plastik (Gambar 7,110). Jika
ditembakkan dari jarak dekat, pengisi materi dapat menghasilkan tanda jenis
stippling di kulit sekitar luka tempat masuk. Hal ini tidak harus bingung dengan
stippling dari bubuk mesiu. Bahan pengisi juga dapat dilihat pada luka dan pada
pakaian. Gambar 7,110, mesiu tetap di dasar logam dan tidak ditampilkan. Jarang
terjadi, pelet buckshot yang tembaga atau nikel berlapis untuk meminimalkan
Pelet ini berlapis harus dibedakan dari peluru. Pelet di amunisi shotguni
sering dipisahkan dari mesiu oleh karton atau fiber disk dari bahan yang disebut
dari ledakan dengan gas panas, mencegah panas dari muatan dan sekering atau
mendistorsi pelet, dan membantu membentuk segel gas mesiu dan pelet.
Wilayah luka tembak mengarah pada peluru seperti Foster bulat (Gambar 7,112)
dan sabot (Gambar 7,113).Sabot adalah bentuk yang tidak biasa, tapi berteori akan
Luka Tembak
Kontak
jika ditembakkan kontak atau secara jarak dekat. Pada gauge-12 luka shotgun,
perhatikan ledakan dan kerusakan keseluruhan dari atas kepala (Gambar 7,114).
Kisaran kontak luka akibat senapan pada kepala sering menghasilkan luka yang
hancur dengan gangguan jaringan yang luas. Dalam situasi ini, hal itu mungkin
tampak tidak mungkin pada pertama untuk menentukan di mana luka wilayah
masuk berada. Namun dengan hati-hati dan teliti pemeriksaan dari jaringan, pintu
dari sisi mulut (Gambar 7,115). Robekan ini hasil dari sejumlah besar gas keluar
Berbeda dengan kepala, kontak luka senapan dari batang tubuh sering
memiliki penampilan yang cukup rusak, kemungkinan terkait dengan sifat elastis
dari jaringan dinding tubuh dan kemampuan dari dada atau rongga perut untuk
Dalam Gambar 7,116 perhatikan luka dengan bentuk masuk yang melingkar
disertai abrasi marginal melingkar dan pinggiran eksentrik jelaga pada luka
kontak ini. Di contoh lainnnya,misalnya, 0,410 luka kontak senapan oleh diri
sendiri menimbulkan luka pada dada menunjukkan kulit yang terbakar yang
berasal dari awan gas panas/api yang keluar dari ujung laras (Gambar 7,117).
64
melingkar yang unik yang berdekatan dengan tempat masuk luka (Gambar
7,118). Ini terlihat dalam senapan dengan doublebarrel di mana hanya satu dari
besar, dan menganganya luka senapan leher pada orang ini (Gambar 7,119).
Perhatikan deposisi jelaga hitam di tepi inferior luka, yang memberikan informasi
perhatikan margin agak bergigi dari luka, stippling dalam jumlah besar, dan
tersebar partikel putih kecil dari bahan pengisi. Dalam luka senapan jarak dekat,
luka umumnya melingkar dengan margin tajam karena semua pelet bersama-sama
tepi luka (di sekitar 2 sampai 4 kaki), kemudian memproduksi "Satelit" secara
terpisah dekat dengan luka pusat (sekitar 3 sampai 5 kaki); ketika cukup jauh,
pelet tidak lagi menghasilkan luka utama sebagai pusat, tetapi membuat
penyebaran luka secara umum dari pelet (Gambar 7,121). Hal ini terjadi pada
mereka membuat penyebaran yang lebih luas dari luka masuk di tubuh. Pada luka
65
senapan buckshot ini (Gambar 7,122 dan 7,123), perhatikan tidak hanya
penyebaran yang lebih luas dari pintu masuk luka, tetapi juga abrasi berbentuk
spiral pada kulit yang dihasilkan oleh komponen dari cangkang senapan,
kemungkinan besar klep plastik atau gumpalan. Klep plastik atau gumpalan dapat
petunjuk penting untuk kisaran tembakkan. "Tanda kelopak " lecet ini dapat
terlihat jelas jika klep plastik sepenuhnya diperluas ketika mengenai kulit
(Gambar 7,124), atau mungkin cukup tidak terlihat, hadir hanya sebagai kecil
lecet berbentuk kotak pada margin luka (Gambar 7,125 dan 7,126). Tepi klep
lecet. Pengecualian untuk ini adalah amunisi 0,410 di mana klep plastik
berekspansi ke hanya tiga kelopak dan, karenanya, akan meninggalkan hanya tiga
lecet.
Dalam penyebaran ini luka buckshot yang membuat lubang pada batang
tubuh tersebut (Gambar 7,127), perhatikan bagaimana orang dapat dengan mudah
membedakan pintu masuk dari luka tembus (Gambar 7,128). Luka pintu masuk
yang melingkar dan memiliki lingkaran lecet marginal (Gambar 7,127). Luka-luka
keluar umumnya seperti celah air mata di kulit dan, setidaknya pada contoh ini,
(Gambar 7,128).
Penyebaran luka akibat peluru pada tubuh harus diukur. Ini akan sangat
yang asli ditemukan, amunisi identik dapat diisi pada senapan tersebut dan tes
66
sampai oval (Gambar 7.130) yang tidak jarang memiliki margin tidak teratur.
Pada x-ray, peluru utama sering tampak dalam bentuk koma. Cedera internal yang
dibuat oleh peluru shotgun sangat merusak dan mirip dengan yang dibuat oleh
karena peluru buckshot tampak mirip dengan gambaran peluru pada radiografi,
dan suatu kebutuhan untuk menyingkirkan luka tembak yang bersamaan. Kadang,
gambaran beberapa luka tembak pada tubuh dengan beberapa peluru pada x-ray,
akan ditemukan di otopsi menjadi luka tembakan shotgun jarak jauh dengan
adalah dan ukuran peluru. Perhatikan foto toraks dari orang ini yang ditembak
dengan birdshot (peluru kecil, kiri) dan buckshot (peluru besar, kanan) (Gambar
7.131). Diagnosis banding untuk peluru kecil pada gambaran radiografi harus
shot). Pada orang ini, perhatikan karakteristik fragmen proyektil berbentuk koma
pada orang ini yang ditembak dengan peluru shotgun (Gambar 7.132).
akan menunjukkan komponen lain dari senapan yang mungkin masuk ke dalam
tubuh pada jarak menengah, dekat, dan kontak dengan tubuh. Satu yang harus
dicari secara manual untuk komponen lainnya dari amunisi seperti lengan plastik
diidentifikasi pada pinggul pria setengah baya yang meninggal karena sebab
68
senapan jarak jauh pada pinggul dengan birdshot (Gambar 7.135). Bekas luka
kecil yang telah sembuh sebenarnya merupakan luka akibat jalan masuk peluru.
Senapan Angin
rimfire kaliber 22) dan kecepatan tinggi, yang meliputi senapan centerfire 0.30-
30, 0.308, .30-06, 0.223, dan AK-47. Senapan kecepatan tinggi ini memiliki
senapan kecepatan rendah 0.22 dan kebanyakan pistol, yang memiliki kecepatan
pada kisaran 1.200 kaki/detik atau kurang. Senapan kecepatan tinggi dapat
menghasilkan berbagai luka destruktif. Luka masuk biasanya kecil, tetapi cedera
menunjukkan gambaran "badai salju" dari fragmen yang tersebar sepanjang jalan
jaringan. Proyektil tidak perlu mengenai tulang untuk ini dapat terjadi.
dengan kecepatan peluru tinggi (ingat kembali persamaan bahwa energi sama
jaringan tersebut. Kerusakan jaringan yang jauh dari jalan masuk peluru
muncul dari rongga besar sementara (dan gelombang tekanan), yang dibuat ketika
peluru diperlambat oleh jaringan, dan dari energi yang disampaikan ke jaringan.
Organ dapat terkoyak dan cedera jaringan yang jauh dari jalur peluru sebenarnya.
Luka kontak dari kepala, dada, dan perut terutama sangat menghancurkan,
dengan kerusakan jaringan yang luas yang dihasilkan dari gas tekanan tinggi yang
keluar dari moncong, dan rongga besar sementara yang dihasilkan oleh peluru.
Luka masuk akibat tembakan jarak jauh biasanya berukuran kecil yang
kecepatan tinggi, banyak luka dari senapan berkekuatan tinggi merupakan luka
70
perforasi (tergantung pada amunisi, jaringan yang cedera, dll), dan luka keluar
Pada luka senapan bertenaga tinggi (Gambar 7.136 dan 7.137), perhatikan
luka masuk melingkar dengan tepi abrasi di depan dada dan luas, menganga,
perantara, peluru menjadi berbelok dan arahnya menjadi tidak teratur. Ini biasanya
akan menghasilkan luka yang lebih besar, tidak teratur, disertai dengan defek
satelit karena fragmentasi parsial dari peluru atau fragmen dari perantara
yang mengenai kulit. Ini sering terjadi pada individu yang ditembak saat berada di
Karena fragmen peluru yang tersisa dalam tubuh biasanya sudah rusak
berat, kita mungkin tidak menemukan potongan timah yang lebih besar dan/atau
selongsong seperti yang terlihat di luka reguler, luka tembakan kecepatan rendah.
71
Upaya harus dilakukan untuk menemukan fragmen yang lebih besar dari proyektil
dan selongsong.
barel, dan dalam kasus melukai diri sendiri, mungkin dipertanyakan apakah
lengan individu cukup panjang untuk mampu menarik pelatuk sendiri. Kita harus
melakukan pengukuran pada lengan saat otopsi. Jarak dari pintu masuk luka ke
ujung jari tengah lengan terentang harus juga diukur. Tapi ingat bahwa orang-
orang memiliki banyak akal dan bahwa ada banyak cara yang berbeda dalam
menarik pelatuk, apakah dengan menggunakan jari kaki, tongkat (Gambar 7.138
Tips untuk autopsy pada kasus dengan luka senapan kecepatan tinggi
- Recover fragmen yang lebih besar dari proyektil dan mengesampingkan setiap
72
Lakukan
• Carilah di bawah payudara pada wanita, di sekitar dan di bawah skrotum pada
pria, untuk mengidentifikasi luka perforasi tersembunyi dan luka masuk kembali.
• Lihat di aksila, dinding hidung, dan daerah lipatan pada daerah selangkangan/
perineum untuk luka keluar yang tersembunyi dan luka masuk kembali.
• Pertimbangkan kemungkinan luka masuk kembali dalam dada atau perut ketika
• Periksa lagi semua luka tembak untuk interpretasi pintu masuk dan keluar luka
meskipun dokter IGD atau ahli bedah trauma mungkin sudah mendokumentasikan
• Ingatlah bahwa tidak semua lubang pada korban tembak yang meninggal di
• Ingatlah bahwa tidak semua proyektil pada radiograf memang akibat tembakan
• Menetapkan jalur proyektil yang melalui organ dan jaringan sebelum anda
• Ukur penyebaran luka peluru (dari shotgun) sehingga jika senjata tersebut
.
74
Jangan
• Cocokkan luka masuk dan keluar berdasarkan pemeriksaan luar sendiri. Jalur
• Letakkan probe melalui kepala, dada, atau perut sebelum pemeriksaan organ in
situ.
• Tekan probe melalui jaringan longgar karena ini bisa menghasilkan trek
• Taruh probe sampai jalur jaringan luka telah diverifikasi; probe dapat
ditempatkan mengikuti isi dalam tubuh untuk menunjukkan jalan proyektil ini.
• Terima interpretasi pintu masuk dan keluar luka dari catatan rumah sakit; buat
• Bedah organ sampai anda telah selesai mendokumentasikan jalur dari proyektil
• Lupakan untuk mencari komponen senapan yang tidak terlihat pada radiografi
disebabkan oleh luka kontak shotgun atau luka senapan angin; rekonstruksi
dengan cermat jaringan sering akan menemukan pintu masuk (dan keluar) luka.
75
• Pengambilan proyektil dengan instrumen logam seperti tang, pisau bedah, klem,
dll, bisa mendistorsi tanda pada timah proyektil dan selongsong logam
76
Secara teknis, semua orang meninggal karena asfiksia. Pada poin ini, timbul baik
dari penyakit alamiah, cedera, toksisitas obat, atau kombinasi keduanya, di mana
aliran darah ke dan dari otak, jantung, dan organ lainnya tidak cukup, dan asfiksia
terminal adalah titik akhir kehidupan. Namun, dalam sebagian besar kasus-kasus
ini, kematian tidak dikaitkan dengan asfiksia, melainkan kondisi yang mendasari
aneurisma arteri serebral, keracunan obat, atau beberapa luka tembak). Kematian
dikaitkan dengan asfiksia hanya ketika asfiksia itu sendiri adalah kondisi yang
mungkin timbul dari menghirup udara dengan kadar oksigen rendah, dari
kompresi saluran udara eksternal (hidung dan mulut), dari obstruksi internal
saluran udara, dari kompresi eksternal leher atau dada, atau dari posisi tubuh yang
tidak benar. Asfiksia kimiawi telah dikaitkan dengan racun seperti karbon
77
monoksida dan sianida yang bekerja pada tingkat molekuler dan seluler dengan
berbeda dari asfiksia terjadi bersama-sama dalam kasus yang sama. Karena
otopsi, investigasi TKP yang tepat dapat menjadi sangat penting. Dalam beberapa
kasus asfiksia, jika TKP telah diubah, dan cara dengan mana asfiksia dibuat
terdiri dari mati lemas, dibekap, tersedak, asfiksia posisi, asfiksia mekanik,
Temuan otopsi asfiksia pada umumnya spesifik, tapi mungkin termasuk temuan
seperti petechiae dan sianosis. Temuan ini mungkin tidak kentara atau tidak dapat
investigasi TKP dan keadaan dari kematian (lihat Bab 2). Dalam kasus di mana
tubuh korban masih di TKP, penyelidikan TKP harus mencakup visualisasi dari
tubuh dan faktor lingkungan yang segera menyebabkan asfiksia sebelum tubuh
78
Petechiae
pinpoint) dari bola mata dan/atau konjungtiva palpebra dan jarang pada kelopak
mata atau area lain dari wajah, leher, atau daerah lain pada tubuh. Ketika
petechiae terlihat pada kulit wajah atau kelopak mata, petechiae pada konjungtiva
juga hampir selalu ada. Sebagai contoh, orang pada Gambar 8.1 meninggal
pecahnya venula dan kapiler ketika pengembalian darah vena dari kepala
terhambat, sedangkan aliran darah arteri ke kepala dipertahankan. Hal ini tidak
sulit untuk diinduksi, karena dibutuhkan lebih sedikit tekanan untuk menekan dan
memblokir tekanan rendah vena jugularis yang berdinding tipis dari tekanan
tinggi otot arteri karotis yang berdinding tebal. Kompresi selektif hanya pada
terjadi pada vena jugularis hasil peningkatan tekanan dalam pembuluh darah kecil
tangan dan pergelangan tangan dari orang ini (Gambar 8.3). Pada skenario ini,
petechiae dapat dikaitkan dengan kompresi vena dan obstruksi yang disebabkan
oleh tourniquet atau tekanan darah manset pada lengan atas. Petechiae mungkin
juga dapat dilihat pada mukosa yang melapisi sinus sphenoid (Gambar 8.4).
79
asfiksia, mereka bukan merupakan tanda diagnostik pasti dari kematian karena
asfiksia.1 Mereka dapat pula dilihat pada kematian nonasfiksia seperti beberapa
bentuk penyakit jantung yang fatal, beberapa korban yang terbakar, dan pada
Petechiae juga dapat terjadi sebagai gambaran postmortem dalam tubuh yang
ditemukan dalam posisi tiarap. Hal ini karena ketika tubuh tiarap, kumpulan darah
periorbital, dan petechiae pada konjungtiva/perdarahan pada wanita tua ini yang
8.6). Dia ditemukan tewas, berbaring tiarap di tempat tidurnya. Sebuah diseksi
80
leher bagian depan negatif (Gambar 8.7), dan tidak ada bukti cedera dan tidak
Dalam contoh ini (Gambar 8.9 melalui 8.10), seorang pria paruh baya
keracunan obat. Lihat adanya kongesti yang nyata pada wajahnya (Gambar 8.8),
dengan perdarahan sklera dan petechiae pada konjungtiva (Gambar 8.9). hasil
yang tepat, TKP, dan temuan otopsi lainnya, sering dianggap tambahan bukti
Mati Lemas
Sufokasi adalah istilah yang luas meliputi banyak jenis asfiksia yang berbeda.
tersedak, asfiksia mekanik, dan asfiksia traumatik. Karena istilah mati lemas dan
asfiksia yang sangat luas, pemeriksa harus berusaha untuk menetapkan kematian
Terjebak
Terjebak adalah jenis mati lemas dimana seorang individu di dalam ruang kedap
udara atau relatif kedap udara dan secara bertahap mengkonsumsi oksigen yang
tersedia sampai tidak ada lagi cukup oksigen untuk mempertahankan hidup.
Dalam beberapa tahun terakhir, kasus terjebak terjadi jika anak kecil yang
terperangkap di dalam kulkas kedap udara dan tidak dapat keluar. Hari ini, dengan
munculnya desain kulkas yang lebih aman, kematian seperti ini jarang terjadi.
Terjebak dapat terjadi pada penumpang gelap atau wisatawan lain di kereta api,
khususnya di gerbong yang dirancang untuk membawa cairan atau bubuk yang
perlu kondisi kedap udara atau segel hampir kedap udara. Individu yang
82
ditunjukkan pada Gambar 8.11 ditemukan pada mobil rel semen yang kosong
(hopper) dengan keadaan tertutup rapat. Perhatikan bahwa dalam kematian karena
lingkungan yang panas. Cara kematian dalam kasus ini mungkin akibat
kecelakaan atau pembunuhan, tergantung pada apakah ada orang lain yang
bertanggung jawab terhadap kematian seseorang atau tidak, baik melalui tindakan
lokal dalam kantong plastik yang diikat di sekitar kepala dengan erat. Pada kasus
mati lemas karena bunuh diri ini (Gambar 8.12 dan 8.13), perhatikan kantong
plastik bening pada pemuda ini ditempatkan di atas kepalanya. Ujung yang
terbuka pada kantong plastik ditutup erat dengan karet gelang pada leher. Seperti
yang dianjurkan dalam buku panduan bunuh diri Final Exit,6 lihat masker pada
hidung dan mulut (untuk menjaga kantong plastik menempel pada wajah) dan
kain lap di belakang leher (direndam dalam air dingin untuk kenyamanan). Dalam
kasus ini, asfiksia ditingkatkan oleh konsumsi pil tidur atau obat lain yang
menginduksi tidur atau tidak sadarkan diri. orang itu lebih lanjut diinstruksikan
untuk memegang karet gelang jauh dari leher sehingga dia bisa bernapas dengan
nyaman. Setelah obat mulai bekerja dan orang tersebut tertidur, tangannya jatuh,
dan karet gelang kemudian terikat di leher, menyebabkan kondisi kedap udara,
mengungkapkan etanol, ansiolitik, atau sedatif yang digunakan tidak hanya untuk
untuk relaksasi dan untuk membantu orang untuk mentolerir suatu masalah
menjadi lebih baik.6-8 Bentuk bunuh diri seperti ini mungkin lebih umum pada
lansia atau orang yang lemah karena tidak menyebakan nyeri dan kemudahan
Dalam kasus mati lemas yang diinduksi dengan cara ini, karena tidak
adanya kompresi mekanik yang signifikan yang terjadi pada leher, petechiae tidak
plastik, petechiae ditemukan hanya pada 5 kasus.8 Dalam kasus lainnya dari jenis
kematian yang sama, hanya 7 dari 93 kasus ditemukan petechiae pada konjungtiva
atau wajah. Menjadi suatu keharusan untuk mengingatkan bahwa jika seseorang
melakukan bunuh diri dengan cara seperti ini, dan pengasuh, teman, atau anggota
kemungkinan akan tidak adanya indikasi kejadian asfiksia. Jika orang memiliki
penyakit alami tanpa perlu kinerja dari studi otopsi atau toksikologi. tergantung
pada durasi dan ketatnya ikatan karet gelang, kesan samar mungkin tetap pada
leher (Gambar 8.14). Pengamatan ini sangat penting terutama pada kasus di mana
alat-alat seperti itu mungkin telah digunakan, namun dilepas sebelum kedatangan
pemeriksa medis.
84
Dua kategori umum mati lemas karena gas pada kasus di mana gas
kasus-kasus di mana zat yang mencegah sel untuk memanfaatkan oksigen. Gas
penyebab hipoksia dan menyebabkan kematian. Tipe lain dari mati lemas karena
gas dapat ditemukan pada individu yang bekerja di ruang terbatas di mana oksigen
dapat secara bertahap digunakan atau digantikan oleh gas-gas lain. Contohnya
adalah pekerja yang pingsan tak lama setelah turun ke dalam tong atau selokan
tanpa alat bantu pernapasan yang tepat. Dengan konsentrasi oksigen yang sangat
oksigen dan setiap kombinasi yang mungkin menimbulkan gas beracun. Dalam
monoksida yang dihirup, yang mengikat hemoglobin sel darah merah, mencegah
ikatan dengan oksigen dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Dalam kasus
85
rusaknya unit pemanas tempat tinggal atau asap pembuangan kendaraan terhirup,
kemampuan sel darah merah untuk melepaskan oksigen. Dalam kasus rumah atau
karbon monoksida) dan inhalasi, mungkin ada temuan tambahan jelaga hitam di
saluran nafas (Gambar 8.15). (Lihat Bab 10 dan 21 untuk diskusi tambahan pada
Pendekapan
(hidung dan mulut) yang ditekan atau diblokir, mencegah inspirasi udara.
secara fisik dengan menempatkan tangan mereka atau objek lain pada hidung dan
mulut korban, menutup dengan plester atau bahan lainnya pada seluruh wajah
(Gambar 8.16), atau mengompresi saluran nafas eksterna dengan cara lainnya.
Selain itu mungkin ada perdarahan dari hidung, lecet pada hidung atau wajah, atau
patah tulang hidung. Karena mungkin adanya kekurangan pada temuan otopsi,
cairan berdarah atau lipstik yang ulas di dekatnya, artikel lain dari tempat tidur,
Tersedak
tetapi kebanyakan kasus tersedak terjadi tidak sengaja dan sering melibatkan
orang yang lemah atau orang mabuk, sering tanpa gigi atau dengan gigi palsu,
makan makanan berlebihan atau makan terlalu cepat. Bolus makanan biasanya
besar, sering terlalu besar untuk masuk trakea, dan menjadi tertahan di
Dalam kasus lain, yang menghambat tersebut bolus makanan (atau benda lain)
masuk ke dalam, dan menyumbat, trakea atau bronkus. Perhatian tertentu harus
departemen pemeriksa medis di mana kematian terjadi saat makan atau saat
duduk di dapur atau meja makan dengan makanan di atas meja. Ini disebut
Tersedak pada orang dewasa dapat berakibat fatal, meskipun dilakukan upaya
kondisi apa yang berkontribusi atau cenderung terjadi pada orang tersedak.
Tersedak tidak jarang terjadi pada bayi dan balita, karena dalam rentang usia ini
makanan yang tidak pantas. Balita ini diberi makan buah anggur oleh ibunya
Pria muda ini, yang secara mental telah matang, tersedak kantong plastik.
kantong plastik sebagian tertelan dibawah esofagus. Di orang dewasa yang sehat,
tersedak biasanya karena memakan potongan daging yang terlalu cepat, kadang-
kadang pada keadaan mabuk. Pada orang lanjut usia, penyakit neurodegenerative
seperti Penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer, sering bersamaan dengan gigi
palsu lepas atau yang dipasang karena gigi alami yang tidak ada, mungkin faktor
tersebut yang membuat tersedak. Dalam beberapa catatan kasus, saat mengunyah
jeruk kemudian tersangkut dalam kerongkongan. dalam hal ini kebanyakkan pada
orang tua terjadi saluran udara bagian atas. Ini mungkin juga terjadi selama
kontraksi otot tidak teratur dan relaksasi yang terjadi selama beberapa waktu.
88
Sangat menarik untuk dicatat bahwa makanan yang asing bagi tubuh bisa
mekanisme lain. Mekanisme yang terjadi adalah stimulasi distensi esofageal yang
keluar yang berakhir di medula, di mana jalur impuls saling tumpang tindih
dikerongkongan, melainkan juga dari faring dan laring. Ini juga dapat membantu
menjelaskan mengapa dalam beberapa kasus tersedak karena saluran napas atas
kekuatan diharapkan dari distensi esofagus dan kemungkinan respon yang fatal
dari cardiopulmonary
89
traumatic asphyxia
Asfiksia mekanik
kekurangan oksigen, tetapi dalam banyak kasus yang terjadi bahwa posisi tubuh
sedemikian rupa sehingga pernafasan terganggu (posisi asfiksia) atau tekanan dari
luar yang cukup ditempatkan pada dada, leher, atau area lain dari tubuh untuk
mana adanya tekanan pada dada (biasanya dari besar, berat benda), istilah asfiksia
kemungkinan bahwa lebih dari satu mekanisme asfiksia terlibat dalam kematian .
Juga, sebagai akibat dari berbagai definisi untuk subtipe asfiksia, kematian
konvensi sertifikasi yang untuk jenis kematian akan sangat bervariasi diantara
Dalam kasus dengan tekanan dari luar yang di dada, daerah yang tertekan
dari dada bagian atas, leher, dan wajah tampak lebih padat dan sianosis dan sering
ada bintik-bintik Tardieu dan petechiae dekat persimpangan dari tekanan jaringan
/ terkompresi. bintik Tardieu adalah petechiae yang lebih besar terlihat pada
berbagai kondisi dan, seperti petechiae, tidak spesifik. Meskipun jumlah tekana ke
90
dada mungkin kecil, akan cukup untuk mencegah ekspansi yang memadai
(excursion) dari tulang rusuk saat bernafas. Hal ini dapat dilihat pada individu
yang terjepit ditempat yang sempit seperti dicerobong asap, terowongan kecil,
atau gang sempit lainnya. Diskenario ini, informasi yang paling penting yang
diperoleh dari penyelidikan, karena mungkin tidak ada temuan signifikan pada
otopsi.
bermotor setelah itu berguling. Dia punya petekia pada wajahnya dan konjungtiva
dan tidak ada internal yang cedera. Dia meninggal karena asfiksia mekanik (istilah
asfiksia traumatik juga mungkin tepat). Dalam kasus traumatis asfiksia, kekuatan
(seperti dalam seseorang terjepit di bawah benda berat seperti sepotong terguling
peralatan), dan individu biasanya tidak ada cedera traumatik internal yang serius.
dalam beberapa kasus, bagaimanapun, patah tulang rusuk dan cedera yang lainnya
telah dilaporkan.
Posisi Asfiksia
Posisi asfiksia terjadi ketika seorang individu pada posisi tubuh tertentu di
mana pernapasan mereka terganggu, sering karena lehernya tertekuk atau terjadi
meskipun posisi asfiksia ini dapat terjadi dalam banyak sekali keadaan, asfiksia
posisi klasik sering melibatkan individu yang sering mabuk dan mereka terjatuh
91
pernafasan terganggu. Dalam hal ini asfiksia posisional (Gambar 8.24), pemuda
menjadi terjebak dibawah roda dan diRoda juga truknya sebagaimana yang back
up setelah yang tersisa di gigi. Tidak ada luka penting. Di kasus lain asfiksia
posisi, pemuda ini jatuh ke bawah mobil, lehernya terikat diantara batang pohon
berbentuk "V" , terjadi hambatan jalan napas dan / atau suplai darah ke kepala.
asfiksia yang ditandai dengan tekanan eksternal pada leher yang memampatkan
saluran napas dan / atau pembuluh darah yang memberikan aliran darah ke
kepala. Arteri karotis tertekan diantara gaya yang diterapkan pada leher dengan
penekanan pada struktur leher oleh sebuah tali yang ditempatkan di sekitar leher
yang akan tertarik dengan bantuan dari seluruh atau sebagian berat badan.
Meskipun sebagian besar gantung merupakan cara bunuh diri, jangan berharap
untuk menemukan catatan bunuh diri, karena hal ini terjadi pada kurang dari 50
persen kasus. Pencekikan melibatkan penekanan pada struktur leher oleh kekuatan
lain selain berat tubuh sendiri dengan meremas atau dengan menggunakan sebuah
asfiksia yang sering ditemukan pada kasus gantung dan pencekikan merupakan
bentuk dari obstruksi dari laring oleh perpindahan dari lidah dan faring ke arah
kasus gantung dan pencekikan, mereka lebih umum dan lebih menonjol pada
kasus pencekikan. Ini adalah mungkin karena sifat perlawan oleh korban
pencekikan, dengan hasil yang intermiten dan oklusi yang variabel dari arteri
karotis dan jugularis. Ketika vena jugularis tersumbat, tapi arteri karotis tetap
vena jugularis), mendukung pembentukan dari peteki. Hal ini berbeda dengan
dan kompresi yang berkepanjangan dari kedua arteri karotis dan vena jugularis.
Dengan adanya kompresi dari kedua arteri dan vena di leher, tidak ada perbedaan
istimewa.
karotis dan / atau saluran napas. Penekanan pada leher dapat mengakibatkan
hilangnya kesadaran dalam hitungan 5 sampai 10 detik dari sumbatan pada arteri
karotis, meskipun detak jantung cenderung tetap selama beberapa menit. Terlepas
dari cara terjadinya asfiksia, kematian biasanya akan terjadi dalam waktu 3
sampai 5 menit dari gawat napas. Karena perkiraan ini sangat tergantung pada
waktu kematian menjadi sangat bervariasi. Juga, jika korban adalah berjuang
cadangan oksigen dalam darah yang terbatas dan, karena itu, memiliki waktu
eksternal dan internal leher dengan baik dan mendokumentasikannya dengan baik,
dengan atau tanpa adanya cedera. Jika sebuah tali berada di sekitar leher, hal itu
harus difoto dengan daerah sekeliling leher sebelum tali tersebut dipindahkan.
Pengikat tersebut kemudian dipotong di lokasi yang jauh dari setiap simpul dan
dikeluarkan dari tubuh. Memotong tali pengikat yang jauh dari simpul membantu
menjaga integritas dari simpul. Ujung-ujung dari tali pengikat yang telah dipotong
kemudian diikatkan satu sama lain dengan tali atau ditempel kembali bersama-
jaringan dilakukan dengan baik dan didokumentasikan dengan atau tanpa adanya
leher serta cedera yang didapatkan, pada kulit dan jaringan subkutan yang
terpantul pada otot rangka yang mendasari sepanjang fasia (Gambar 8.27). Diikuti
dengan pembukaan dari otot leher bagian anterior, otot-otot tersebut kemudian
dibedah untuk dibuka satu per satu pada lapisan demi lapis, bertahap sepanjang
bidang fasia sampai tulang rawan tiroid dan trakea kelihatan (Gambar 8.28).
Bersamaan dengan hal ini, lidah, tulang hyoid, dan laring diangkat sebagai satu
unit. Lidah selanjutnya dapat dipotong secara melintang dan dipisahkan dari
94
tulang hyoid. Tulang hyoid kemudian dipisahkan dari tulang rawan tiroid dan
jaringan lunak secara hati-hati kemudian dilepaskan untuk melihat adanya fraktur.
Ujung tanduk bagian superior dari tulang lunak tiroid dilakukan palpasi secara
perlahan dan jaringan faring diambil. Lamina tiroid dan kartilago krikoid
Kemudian, kartilago tiroid dibuka secara posterior, dan mukosa laring diperiksa.
Lebih baik untuk melakukan diseksi leher sebagai salah satu prosedur
otopsi terakhir, setelah toraks dan abdomen serta otak telah diangkat. Hal ini
perdarahan lebih sedikit, oleh karena itu, leher bagian anterior lebih bersih pada
saat pembedahan. Pemotongan otot anterior leher dan pemotongan berikutnya dari
jaringan faring, tulang hyoid, dan tulang rawan tiroid harus dilakukan oleh
prosector, dan tidak pernah didelegasikan kepada teknisi otopsi. Dengan cara ini,
dengan yang dihadapi.(Lihat Bab 29 untuk prosedur diseksi leher lebih rinci)
ini sesekali keliru dinilai sebagai fraktur; kebingungan tersebut dapat dihindari
dalam fraktur antemortem). Pertama, tulang hyoid memiliki dua sendi simetris
95
yang memisahkan tanduk lebih besar dari badan tulang hyoid. Sendi ini terkadang
fleksibel, terutama diindividu yang lebih muda dimana tulang mereka belum
menyatu. Beberapa ahli patologi juga bingung oleh tanduk yang normal lebih
rendah dari tulang hyoid. Dua hal ini, kira-kira struktur piramida yang terletak di
superior pada setengah dari tulang hyoid di persimpangan tanduk yang lebih besar
dengan tubuh hyoid. Sekali lagi, temuan ini dapat dibedakan dari patah tulang
Satu hal yang juga mungkin mengalami adalah kartilago triticeous, yang
merupakan nodul tulang rawan yang tertanam di ligamen tiroid. Ini mungkin
bingung dengan patah tulang dari tanduk superior dari kartilago tiroid. Namun,
mereka adalah varian anatomi yang normal dan, dalam satu penelitian, yang
Dalam tulang rawan tiroid dari Gambar 8.29, perhatikan tulang rawan
triticeous yang kecil pada ujung tanduk dari kartilago tiroid. Meskipun tidak jelas
dalam Gambar 8.29, kartilago triticeous dapat mudah diraba sebagai nodul, dan
karena mereka terhubung ke hyoid pada tanduk yang lebih besar dengan hanya
sejumlah kecil jaringan, maka mereka mudah untuk dipindahkan dalam arah yang
berbeda (Gambar 8.30). Meskipun tanduk superior dari tulang rawan tiroid adalah
lokasi umum untuk fraktur dengan kompresi leher yang signifikan, tulang rawan
triteceous tidak boleh salah diidentifikasi sebagai fraktur di lokasi ini. Fraktur
mungkin memiliki tidak teratur, ujung tulang terfragmentasi, dan telah dikaitkan
membusuk, ekstravasasi darah di patah tulang mungkin tidak jelas atau samar-
96
samar, membuat perbedaan dari tulang rawan triticeous dari patah tulang agak
lebih menantang, tapi mudah untuk dilakukan. Dalam hal ini kartilago tiroid yang
superior kanan kartilago tiroid yang mudah dipindahkan ke sekitar dan teraba
sebagai nodul. Selain diseksi dan visualisasi langsung dari patah tulang, radiografi
dapat membantu mengidentifikasi fraktur pada tanduk lebih besar dan bagian
tubuh hyoid dan membantu membedakan fraktur dari segmen tulang rawan. Lihat
Bab 29 untuk review bergambar leher yang normal secara struktur anatomi dan
Gantung
Tali pengikat biasanya terdiri dari tali, kabel listrik, ikat pinggang, atau
bahan lain yang dibentuk menjadi simpul. Lebar berbagai material yang
bervariasi dapat digunakan sebagai pengikat, dan pilihan dari tali pengikat hanya
dibatasi oleh apa yang orang tersebut miliki serta akses imajinasi. Gantung pada
penjara akan sering melibatkan tali pengikat berupa robekan kain seprei atau
mungkin dari pakaian tahanan itu sendiri. Dalam kasus dimana tali pengikat
dibuat dari rantai logam atau bahan yang sangat keras lainnya, daripada dipotong,
tali pengikat dapat dilonggarkan dan dilepas dari kepala, dengan menjaga simpul
jika memungkinkan. Dalam beberapa kasus, tali gantung yang sebelumnya telah
dilepaskan dari tubuh, baik oleh anggota keluarga atau oleh tenaga penyelamat
medis. Dalam kasus ini, tali pengikat harus bersamaan dengan tubuh ke
departemen pemeriksa medis untuk pemeriksaan. Jika reka adegan tidak dihadiri
oleh pemeriksa medis, tali pengikat harus dibiarkan di tempat sehingga pemeriksa
97
medis dapat melihatnya seperti itu pada tubuh. Seluruh pengikat, karena
menyelubungi lingkar leher, harus difoto. Dalam beberapa kasus, tali pengikat
gantung diri dapat membentuk lebih dari satu lingkaran di sekitar leher.
membungkus di sekitar leher. Gantung yang khas, tali pengikat meluas sekitar
melintang seluruh wilayah bagian tengah dari depan leher, tepat di atas tiroid. Di
sisi leher, abrasi tali pengikat meluas ke atas, dan sering membentuk bentuk "V"
terbalik di bagian belakang leher. Bentuk "V" terbalik tersebut merupakan tempat
dimana simpul tali tersebut terletak (titik suspensi) dan mungkin juga dengan sisi
kepala, biasanya di belakang salah satu telinga. Sebuah hal yang tidak biasa untuk
abrasi pada tali pengikat tidak lengkap, karena mungkin tidak terdeteksi di dekat
simpul sebagai hasilnya dari titik suspensi sering menarik pengikat dari
memastikan bahwa itu adalah konsisten dengan tali pengikat yang digunakan. Jika
tali pengikat yang sebelumnya dilepas dari tubuh dan disertai tubuh ke
departemen medis, itu harus diperiksa, difoto, dan disimpan sebagai bukti.
tali atau rantai untuk kabel, sabuk, handuk, seprai, dan seterusnya. Semakin
sempit tali pengikat yang digunakan, semakin dalam dan lebih berat alur pengikat.
Lebih luas dan lebih lembut tali pengikat, semakin dangkal dan semakin redup
alur tali pengikat. Abrasi tali pengikat harus selalu hati-hati diperiksa untuk
98
memastikan bahwa itu berkorelasi dengan tali pengikat yang digunakan, seperti
dalam kasus ini seorang pemuda yang gantung diri dengan sabuk (Gambar 8.32
dan 8.33). Kesamaan dalam pola sabuk dan abrasi pada leher. Kesamaan dalam
pola tali pengikat dan pola abrasi dalam kasus ini dengan manik-manik yang
rantai (Gambar 8.34) dan di gantung dengan serat tali yang diletakkan (Gambar
8.35). Kadang-kadang, lebih dari satu alur pengikat yang dapat diidentifikasi
(Gambar 8.36). Hal ini dapat menyebabkan tali pengikat yang dibungkus lebih
dari satu kali sekitar leher, atau mungkin akibat dari tubuh (dan / atau tali
pengikat) mengubah posisi saat digantung. Jika tali pengikat yang terdiri dari
lembaran datar yang luas atau bahan lembut lainnya seperti lembaran yang
ditunjukkan pada Gambar 8.37, mungkin hanya ada sedikit sedikit, jika ada, luka
lecet sekitar leher karena tali pengikat. jika orang tersebut berhasil diselamatkan
dan dirawat di rumah sakit untuk beberapa waktu sebelum meninggal, salah satu
kemungkinan tidak terlihat sebuah luka lecet akibat tali atau tanda lain pada leher.
penyelidikan yang dilakukan dan mengesampingkan apa pun yang terlihat . Dalam
ditemukan. Di dalam tubuh ini terurai (Gambar 8.38), meskipun perubahan warna
kulit dan tergelincir, kita masih bisa memahami alur tali pengikat dengan motif
yang tergantung dari tanah. Bahkan seringkali, orang digantung dalam posisi
berdiri, dengan kaki berada dilantai. Atau, lutut mereka mereka di letakkan pada
99
tanah, atau mereka mungkin dalam berbagai posisi. gantungan dapat terjadi
dengan orang dalam posisi duduk dengan tubuh diposisikan sedemikian rupa
terhalangnya aliran darah melalui leher. Jenis ikatan ini dapat dilihat di dalam
lebih rendah rel dari pada dinding sel atau pintu, orang berpendapat bahwa
dengan tali pengikat yang masih di leher, lalu duduk di lantai, atau merosot di atas
lantai. Menggantung bahkan mungkin terjadi dengan orang dalam posisi setengah
ujung lidah gelap. Pada saat mengantungan dimana seseorang dihentikan, orang
dapat melihat lividity terkemuka dan petechiae pada kaki bagian bawah karena
kecil(Gambar 8.39). Petechiae juga dapat dilihat pada bawah kaki (Gambar 8.40
dan 8.41). petechiae pada kaki dan kaki sering disebut sebagai tempat Tardieu dan
merupakan hasil dari lividity jelas menyebabkan pembesaran yang dan pecahnya
Dalam gantungan, leher diseksi anterior biasanya negatif. Karena biasanya tidak
ada perjuangan, perdarahan otot, dan diseksi leher anterior biasa-biasa saja.
Tulang hyoid, kartilago tiroid, dan Kartilago krikoid biasanya utuh, tapi
tanduk superior dari tulang rawan tiroid dan lebih besar tanduk dari tulang hyoid,
dan tidak melibatkan tulang hyoid atau lamina tiroid tulang rawan. Dalam kasus
100
dari 307 gantung diri baik disengaja atau bunuh diri, fraktur tulang hyoid dan /
atau tulang rawan tiroid ditemukan pada sekitar 9 persen dari kasus dan lebih
umum di pada orang tua Dalam penelitian ini, penggantungan diri pada tubuh
sepenuhnya tidak membuat patah tulang. Pada orang tua memiliki lebih banyak
pengapuran dan kadang-kadang lebih "rapuh" tulang hyoid dan tulang rawan
tiroid yang lebih mudah retak dari pada orang muda yang kartilagonya cukup
lentur. Pengapuran tiroid dan tulang rawan krikoid sangat bervariasi, tetapi
bertambahnya usia.
Fraktur pada tulang belakang leher sebenarnya tidak biasa dalam kasus
penyakit tulang yang lain. Ketika patah tulang terjadi, mereka cenderung
dan kemudian dihentikan. trauma tulang dalam kasus tersebut telah dilaporkan
sebagai fraktur dari cornu hyoid, proses styloid, oksipital tulang, vertebra tubuh
serviks kedua, dan fraktur melewati C1, C2, C3 dan C5. Pembunuhan gantung
penyelidikan dan temuan saat otopsi tampil lebih konsisten dengan perjuangan,
seperti yang berlebihan jumlah cedera leher eksternal atau internal mungkin
dengan fraktur tulang rawan krikoid, yang jelas jarang dari penggantungan.
Mungkin ada juga menjadi luka defensif-jenis, atau pola yang tidak konsisten dari
setelah dia keracunan obat. Kalau tidak, kemungkinan jarang menemui kasus
kejahatan yang diperlihatkan seperti itu jarang, tapi Digantung mungkin memiliki
atau lainnya yang tidak biasa. Dalam hal ini, kita harus menentukan peyebab
kematian orang tersebut dilakukan sendiri, dan apakah ada bukti perlawanan.
Setiap tubuh harus diperiksa secara cermat agar tidak ragu-ragu dengan
melakukan pemeriksaan tanda atau bekas luka, dan tes medis, kejiwaan, dan sosial
menyelesaikan kasus ini. Tujuan orang yang berusaha untuk menyamarkan diri
termasuk faktor kejiwaan, sebuah usaha untuk mendapatkan ketenaran, atau untuk
Hukum penggantungan
tidak mudah di temukan dapat dilihat dalam masyarakat sekarang, atau bunuh diri
dengan cara menggantung yang tidak biasa, di mana untuk beberapa waktu
sebelum leher terikat kencang dengan tali. Jarak bagi tubuh untuk menjatuhkan
perdebatan. Jika penurunan jarak terlalu pendek, orang akan memerlukan waktu,
untuk berjuang agar mati. Jika menjatuhkan jarak terlalu besar, tubuh decapitated.
Jika menjatuhkan pada jarak tepat, maka cedera klasik pada leher dan cedera
102
dislokasi C2 dari C3 vertebra terjadi peregangan atau terjadi robekan dari medula
leher tulang belakang dan langsung mengalami penurunan kesadaran dan akan
cepat mengalami kematian . Sebuah kematian yang cepat juga dapat dijelaskan
syok spinal, dengan terjadinya kelumpuhan pada pusat di batang otak dan leher
yang lemah dari semua tulang leher. Patah tulang belakang pada daerah leher.
Namun, saat di peradilan pada kasus gantung diri dan telah dilaporkan sebesar 17
persen dari 100 persen kasus. Dalam kasus gantung diri diperadilan.
Pencekikan
lain (pencekikan secara manual) atau dengan pengikat (pencekikan tali pengikat).
Juga,seseorang dapat tercekik oleh hampir semua objek yang dapat menekan dan
menjerat ke leher, seperti lengan seorang, lutut, atau jenis objek seperti logam.
Dalam kasus ini, penyerangan dapat disebut sebagai pencekikan, kompresi leher,
tekanan bervariasi dari 5 pon sampai dengan 11 pon. Meskipun gambaran dari
vertebral, berada dalam fosa supraklavikula dan dibagian terendah leher, dan tidak
mungkin terlibat dalam sebagian besar kasus asfiksia mekanik. Meskipun tidak
sadarkan diri karena penekanan arteri karotis yang kira-kira terjadi dalam 10
detik, menurut data banyak kejadian asfiksia yang fatal karena kekerasan yang
kemungkinan salah satu variabel yang menentukan temuan fisik di leher anterior
saat pembedahan.
Dalam pembunuhan pada kasus pencekikan, biasanya ada perbedaan ukuran dan
kekuatan antara korban dan penyerang. Korban biasanya wanita, lansia, atau
orang-orang yang berperawakan kecil, dan penyerang relatif lebih besar. Dalam
"Perkosaan") harus menjadi salah satu bukti yang dikumpulkan. Semua alat untuk
menggantung, dalam semua cekikan, kulit dan jaringan leher yang lembut harus
pembedahan leher posterior harus dilakukan. Tulang hyoid dan tulang rawan
tiroid harus dievaluasi secara hati-hati agar tidak fraktur, baik itu pada saat difoto
Pencekikan pada bunuh diri jarang terjadi, namun beberapa telah di laporkan.
Dalam kasus bunuh diri, pencekikan mungkin terjadi jika orang tersebut mampu
mungkin termasuk mengikat simpul ketat di sebuah tali atau kabel plastik dengan
104
menguncinya atau mengikatnya ke leher. Dalam kasus bunuh diri pencekikan, tali
pengikat harus mampu untuk tetap di tempat dan tersimpul dengan tepat, karena
pada orang yang kesadaran sudah menghilang dan cengkraman tali pengikat
tersebut akan sadar kembali dengankembalinya aliran darah otaknya. Ini mengapa
seseorang tidak bisa secara manual mencekik dirinya sendiri sampai kehilangan
di mana dasi atau artikel lainnya pakaian yang terlilit di mesin.Dalam kasus
pencekikan bunuh diri dan kecelakaan, terjadinya pencekikan adalah hal yang
Pengumpulan Bukti
sebelum otopsi dimulai, jika kuku adalah cukup panjang, mereka harus dipotong
dan disimpan. Jika tersangka diidentifikasi, DNA orang itu bisa cocok dengan
DNA yang ditemukan di bawah kuku korban. Selain itu, salah satu harus
memastikan bahwa aparat penegak hukum telah mendapatkan bukti atau sidik jari
sebelum tubuh dicuci.jika tali tersebut masih di tempat, tali pengikat tersebut
pencocokan DNA. Pelacakan DNA yang telah terdeteksi pada tali pengikates.
Bukti ini dikumpulkan untuk kasus pencekikan bersama dengan pakaian, darah
korban, dan rambut, bukti seperti serat rambut, dan aktivitas seksual. aktivitas
seksual pada pemeriksaan ini sangat penting; dalam satu identifikasi kasus motif
leher. Selain dari konjungtiva dan petechiae diwajah, kita juga dapat melihat
petechiae di mukosa sinus sphenoid dalam kasus asfiksia dengan penekanan leher.
Perhatikan lecet kecil dan memar pada anterior leher (Gambar 8.44). Lecet pada
leher mungkin dari tangan penyerang atau dari tangan korban sebagai korban
mencoba menarik tangan penyerang dari leher. Jika kulit yang basah, luka lecet
mungkin tidak mudah ditemukan. Namun, mereka biasanya akan menjadi lebih
terlihat setelah kulit telah dibiarkan kering sebagai ketika tubuh ditempatkan
tingkatan memar pada otot leher, akibat kekerasan. Pada kulit dan jaringan
subkutan terlihat, perhatikan memar dari anterior otot tali leher (Gambar 8.45),
yang menjadi lebih jelas karena setiap lapisan yang dibuka pada leher tercemin
(Gambar 8.46).Fraktur pada laring, yang meliputi tulang hyoid, kartilago tiroid,
dan kartilago krikoid, sering diidentifikasi pada kasus pencekikan. Tetapi dalam
kasus yang ditunjukkan pada gambar (8.43) dan (8.46), tulang hyoid, kartilago
106
tiroid, dan kartilago krikoid tidak mengalami fraktur. Hal ini bukanlah hal yang
aneh, mengingat bahwa korban tersebut berusia 20 tahun. Pada usia tersebut
tulang hyoid dan kartilago pada leher belum mengalami kalsifikasi dan masih
fraktur dari tulang hyoid dan kartilago tiroid akan meningkat, hal ini karena
peningkatan pengapuran tulang dan kartilago. X-ray dari tulang hyoid dan
kartilago dapat membantu tidak hanya dalam mendeteksi fraktur, tetapi dalam
masing-masing kartilago tiroid superior. Pada kasus lainnya (gambar 8.49 dan
8.50), terdapat fraktur pada kartilago tiroidea superior kiri. Dalam kasus
pencekikan, fraktur sering terjadi pada kartilago tiroid bagian cornu superior
karena struktur ini relatif tipis dimana akan mengalami kompresi terhadap struktur
sering terj
Dalam kasus pencekikan ini, (gambar 8.51), diketahui bahwa kedua cornu
dari tulang hyoid mengalami fraktur. Fraktur tidak secara jelas terlihat sampai
dilakukan diseksi pada perdarahan jaringan lunak (gambar 8.52). Dalam semua
Dalam kasus pencekikan yang sama, diketahui adanya perdarahan pada lidah
(gambar 8.53). kasus pencekikan lainnya (gambar 8.53), diketahui adanya fraktur
pada tulang hyoid dan kartilago tiroid. Fraktur yang terjadi pada struktur ini
peteki pada konjungtiva dan sklera. Fraktur pada tulang hyoid dan kartilago tiroid
diidentifikasi pada semua dari 14 korban laki-laki dan setengah dari korban
korban laki-laki dan 1 dari 27 korban perempuan mengalami fraktur pada tulang
hyoid dan/atau kartilago tiroid. Tingkat cedera eksternal dan interna dalam kasus
dari korban. Pada keadaan tersebut. Salah satu mungkin dicekik tanpa bukti
cedera eksternal atau internal. Hal ini dapat terjadi jika seseorang mabuk dan tidak
perdarahan cervikal bagian dalam dan fraktur pada laring, maka harus dipikirkan
kemungkinan adanya cedera lain seperti kompresi pada leher akibat pukalan
peteki, luka lecet/memar dan perdarahan pada otot leher, dimana kesemua itu bisa
sangat sulit atau tidak mungkin untuk diidentifikasi pada jaringan yang telah
membusuk (gambar 8.55). Diseksi pada leher dapat memperlihatkan fraktur dari
Gambar 8.56
Gambar 8.57
Pada pengikat dalam kasus pencekikan ini (gambar 8.57), dimana tubuh
mengalami perubahan, maka perhatikan jenis pengikat yang melilit leher dan
diikat dari belakang leher. Penjerat, alur jeratan dan pengikat harus di foto dengan
hati-hati dan dijelaskan. Dalam pencekikan, alur jeratan biasanya horisontal dan
terletak pada atau dibawah dari tonjolan tiroid, sedangkan pada penggantungan,
biasanya terletak di atas tonjolan tiroid dan sudut ke atas dari depan ke belakang
leher. Pada pencekikan, penyempitan fatal pada leher mungkin disebabkan oleh
beberapa cara, termasuk penarikan secara manual pada kedua ujung dari pengikat,
hangus, sisa-sisa penjeratan mungkin akan tetap di leher, karena dilindung oleh
110
lipatan kulit pada leher. Karena material ini mudah rapuh, maka salah satu
monoksida harus dilakukan dan diharapkan akan rendah karena korban (atau
lingkungan) biasanya dibakar setelah serangan itu telah berakhir dan orang
mungkin sudah mati. Namun dalam beberapa kasus kematian asfiksia, seseorang
dapat dicekik sampai tidak sadarkan diri, tapi tidak mati dan mungkin tetap
bernapas. Jika api tetap membara untuk beberapa waktu, korban mungkin
mungkin memberi unsur lain penyebab kematian yakni asfiksia akibat toksik dari
karbon monoksida.
sampai 8.60) dicekik sampai tidak sadar. Penyerang kemudian mengatur tempat
tidur yang terbakar di sampingnya dan menutup pintu saat meninggalkan ruangan.
Dia melaporkan telah mendengar suara napas dan gurgling saat meninggalkan
ruangan. Dia ditemukan beberapa waktu kemudian. Perhatikan lecet pada leher
dan pada permukaan bawah rahangnya (gambar 8.58). terlihat juga gambaran
peteki pada konjungtiva dan memar pada lidah (gambar 8.59) yang mendukung
adanya pencekikan. Dia mengalami luka bakar setengah dari tubuhnya, dan
terdapat bukti telah menghirup asap yaitu ditandai dengan adanya abu pada
darah sekitar 30%. Temuan otopsi tersebut sesuai dengan skenario seseorang yang
dan menghirup asap dan arbon monoksida yang menjadi penyebab tambahan
Gambar 8.60
Dalam situasi tertentu dapat terjadi temuan pada leher yang mungkin
sedemikian rupa yang menekan kerah kemeja dan kalung. Ketika kemeja atau
kalung dilepas, salah satu mungkin akan pucat, jejas horisontal meluas melingkar
sekitar leher. Tidak perlu bingung dengan cedera antemortem dan harus dikenali
dengan tubuh telanjang. Juga, lipatan tumpang tindih pada kulit leher dapat salah
112
dianggap sebagai tali penjerat. Hal ini dapat terjadi pada bayi, orang lanjut usia
Temuan pada leher juga tergantung posisi tubuh saat mengalami kolaps
atau kegiatan yang dilakukan korban sesaat sebelum kematiannya. Pria yang telah
membusuk ini (gambar 8.61) ditemukan dalam posis tengkurap, setelah pingsan
dan jatuh di dekat meja dapur. Dia jatuh pada kabel listrik yang membentang dari
komputer dan telpon ke dinding. Perhatikan bagaimana dia jatuh ke kabel ini dan
pada kenyatannya, secara parsial digantung oleh kabel yang melewati leher dan
menyanggah kepala leher dan bagian atas tubuhnya dari tanah (gambar 8.62).
pada otopsi diketahui tanda penjeratan oleh kabel yang memanjang horizontal di
bagian depan dan sisi lehernya (gambar 8.63 dan 8.64). tanpa adanya pengetahuan
tentang bagaimana posis tubuh di tempat, tanda pengikat dari kabel telepon dapat
otopsi ini, dia menderita penyakit jantung, dan tidak ada bukti cedera pada leher
internal.
akan membantu dalam panduan menentukan kasus bunuh diri atau pembunuhan.
Namun harus diingat bahwa banyak karakteristik dari bunuh diri dapat ditemukan
dalam kasus pembunuhan, dan sebaliknya dan juga identifikasi karakteristik yang
Bunuh diri
- Terdapat bekas luka percobaan pada pergelangan tangan, leher atau tempat
lain.
perlawanan)
114
- Fraktur pada cornu superior kartilago tiroid, tulang hyoid, dan kartilago
Pembunuhan
- Tubuh terbuang
- Perhiasan/barang hilang
- Mengidentifikasi motif
- Bukti kekerasan seksual (kaki terbuka, cairan yang mengering, cedera alat
kelamin)
- Pola yang tidak konsisten dari kekakuan menjadi bukti tubuh telah
dipindahkan
Kematian autoerotic
kematian asfiksia yang terjadi pada laki-laki muda, dimana korban sengaja
kehilangan kontrol atas gerakan otot yang diperlukan untuk mencegah pencekikan
Adegan
Meskipun dalam beberapa kasus hanya ada indikasi halus dari aktivitas autoerotik,
dalam banyak kasus, dalam banyak kasus, jenis kematian sering mudah dikenali
ketika tubuh pertama kali diidentifikasi di TKP. Orang tersebut dalam berbagai
tahap menanggalkan pakaian dengan alat kelamin yang terekspos atau mungkin
dibalut pakaian dari lawan jenis. Biasanya terdapat benda-benda pornografi yang
mudah dilihat dan bukti masokisme dan masturbasi. Benda asing dari rektal dapat
ditemukan. Mungkin ada bukti arus listrik yang dialirkan pada alat kelamin. Juga,
dapat ditemukan cermin atau kamera video yang mungkin ditempatkan sehingga
orang tersebut dapat melihat atau mereview kegiatannya sendiri (gambar 8.65).
116
tidak ditemukan catatan bunuh diri. Hal itu penting untuk menyadari konsep
klasifikasi kasus tersebut sebagai kasus bunuh diri atau pembunuhan (dan
Gambar 8.65
Posisi tubuh
hipoksia tersebut dirangsang dan penting untuk mengetahui mekanisme apa yang
digunakan dalam memungkikan korban untuk rileks. Sering kali dalam kasus
hemoglobin). Penggunaan plastik untuk menutup kepala atau berbagai bahan lain
sempit seperti garasi, ruang bawah tanah, atau lemari meskipun dapat terjadi
dalam suatu seks kelompok. Karena kegiatan mereka sering dimaksudkan untuk
disembunyikan, mungkin akan terlihat sapu tangan atau bahan lembut lainnya
yang diletakkan antara penjerat dan kulit leher untuk mencegah goresan dari
penjerat atau tanda yang mencurigkan lainnya. Karena kegiatan ini biasanya
terkejut dan malu. Karena itu, mereka mungkin mencoba untuk membersihkan
lokasi dan menyembunyikan bukti. Hal ini dapat mengganggu dalam menentukan
penyebab dan sifat kematian, terutama jika tidak ada cedera pada tubuh.
kasus, bukti dari aktivitas seksual ditandai dengan adanya benda asing yang
berdekatan atau dalam vagina atau tali diikat di sekitar alat kelamin dan payudara.
Ritual ini biasanya tidak rumit seperti yang terlihat pada kasus laki-laki. Satu hal
yang harus diingat bahwa kematian asfiksia pada wanita disebabkan oleh sebuah
Incaprettamento
118
telah dilaporkan diterapkan oleh mafia Italia. Dalam bentuk asfiksia, salah satu
ujung tali terikat dan ditempatkan di sekitar leher korban. Ujung tali lainnya
mereka. Korban dapat menghindari penyempitan tali pada leher jika mereka
korban lelah dan tidak lagi mampu mempertahankan kaki dalam posisi tertekuk,
jerat di leher akan mengencang dan mereka akan tercekik. Hal ini merupakan
yang lain. Namun, dalam otopsi 18 kasus, disimpulkan bahwa kematian biasanya
Setiap kompresi yang signifikan pada leher, ada kemungkinan kompresi dan
stimulasi sinus karotis, yang terletak arah kepala ke bifurcatio arteri karotis.
Stimulasi pada daerah ini dapat menyebabkan efek vagal seperti bradikardi dan
hipotensi atau dapat menyebabkan disritmia. Efek vagal mungkin jarang menjadi
besar dan mungkin menyebabkan serang jantung secara cepat dan kematian
mendadak. Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu penyebab kematian tanpa
selalu penutupan jalan napas atau pembuluh darah. Hal ini menjadi mekanisme
kematian mendadak pada seseorang yang pingsan selama penekanan leher dan
diantaranya ada temuan patologis yang signifikan dalam otopsi. Namun, karena
119
normal kardiovaskular atau hipotensi ringan dan/ atau bradikardi dan tidak
menjadi faktor dalam menyebabkan kematian mendadak. Hal ini mungkin benar
Individu yang diyakini rentan terhadap kematian vagal yang cepat adalah
signifikan yang gejalanya diketahui dari stimulasi sinus karotis seperti pingsan
atau pusing akibat penenkanan pada leher. Bukti tambahan kekerasan seperti lecet
menyerupai tanda kuku di leher korban dan cedera internal yang signifikan
Meskipun sebagian besar orang yang meninggal dalam kecelakaan adalah akibat
persentuhan benda tumpul, sebagain kecil korban meninggal akibat asfiksia, baik
sendiri atau kombinasi dengan cedera lainnya. Asfiksia akibat sabuk pengaman
jarang terjadi, tapi telah dilaporkan kasus dan melibatkan seorang individu
lumpuh yang memakai kursi khusus belt pada leher. Dalam kasus lain, kompresi
dada, fleksi leher, oklusi wajah, inversi tubuh, dan aspirasi darah dapat semata-
mata atau dalam kombinasi, sering dengan gegar otak dan/atau intoksikasi
yang relevan dengan kematian asfiksia termasuk adanya peteki, obesitas dan
Upaya resusitasi dapat dapat menyebabkan cedera pada leher yang harus
dibedakan dengan cedera kaibat kompresi pada leher. Cedera pada resusitasi
sering berhubungan dengan intubasi dan mungkin melibatkan cedera pada mulut,
cedera faring, dan cedera pada mukosa trakea. Pria paruh baya yang ditunjukkan
pada gambar 8.66 dan 8.67 pingsan dan mati tiba-tiba dan tak terduga. Dilakukan
dengan resusitasi pada lidah dan jaringan faring yang disebabkan oleh upaya
intubasi (gambar 8.66). selain itu didapatkan peteki pada mukosa dari sinus
memberikan bukti tambahan adanya asfiksia. Dalam kasus lain, perhatikan memar
dari jaringan faring pada individu yang sulit untuk intubasi (gambar 8.68).
Gambar 8.68
intubasi endotrakeal, 37 kasus (74 persen) mengalami luka pada jalan napas yang
dihasilkan dari prosedur intubasi. Dalam penelitian ini, tidak terjadi fraktur tulang
hyoid atau kartilago tiroid tapi ada berbagai cedera jaringan lunak termasuk
memar, laserasi, lecet dan petekie pada mukosa laring dan trakea (64 persen),
mulut (28 persen), epiglotis (22 persen), posterior faring (16 persen) otot pada
cervikal (14 persen), piriform recesses (12 persen). Terdapat luka pada kulit leher
sebanyak 4%. Terlihat peteki pada konjungtiva sebanyak 21% dan peteki pada
wajah 6%. Dengan demikian kita harus berhati-hati ketika menafsirkan temuan
Lakukan
- Lakukan diseksi langkah demi langkah dengan hati-hati dalam kasus yang
asfiksia
122
Jangan lakukan
- Melupakan untuk memotret semua penjerat dan cedera internal pada leher