You are on page 1of 37

Laporan Kasus

DOKTER INTERNSHIP
RUMAH SAKIT SILOAM SRIWIJAYA
PALEMBANG

Oleh :
dr. Kalvin Raveli

Pembimbing :
dr. Seta Pratama, Sp.B
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Hernia inguinalis adalah salah satu masalah yang paling sering di jumpai oleh
ahli bedah umum. Sebagian besar hernia timbul dalam regio inguinalis dengan
sekitar 50 persen dari ini merupakan hernia inguinalis indirek dan 25 persen
sebagai hernia inguinalis direk. Pada saat ini hampir semua hernia dikoreksi dengan
pembedahan, kecuali bila ada kontra indikasi bermakna yang menolaknya. Hernia
timbul dalam sekitar 1,5 % populasi umum di Amerika Serikat, dan 537.000 hernia
diperbaiki dengan pembedahan pada tahun 1980 .1
Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita1. Pada
pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan
1% sebagai hernia umbilicalis1. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi
pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus.2
Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis
semilunaris dari Spiegel, diafragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang
sebanding tetapi sangat jarang adalah perineum, segitiga lumbal superior dari
Grynfelt, segitiga lumbal inferior dari Petit, dan foramen obturator serta skiatika
dari pelvis.3
Dalam kehidupan masyarakat, anggapan terhadap hernia adalah merupakan
kelainan yang biasa, karena pada awal terjadinya tidak merasa sakit dan tidak
mengganggu aktifitas atau pekerjaan sehari- hari, sehingga dalam perjalanan
penyakitnya penderita memerlukan waktu yang cukup untuk periksa atau konsultasi
ke dokter, setelah konsultasi pun masih cukup waktu untuk menunda tindakan yang
dianjurkan. Sebagian penderita menerima tindakan operasi apabila sudah terjadi
keadaan inkarserata atau strangulate.Adanya keadaan ini penderita atau keluarga
baru menyadari resiko dan bahayanya, yang dapat menyebabkan morbiditas
meningkat.2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi
Regio inguinalis untuk beberapa struktur merupakan tempat peralihan dari
daerah perut ke organ – organ kelamin luar dan ke tungkai bagian atas. Garis
pemisah anatomisantara kedua daerah tersebut di bentuk oleh ligamentum inguinale
(poupart) yang terletak diantara tuberculum ossis pubikum, pada sisi medialnya dan
spina illiaka anterior superior, pada sisi lateralnya. Sebenarnya ligamentum
inguinale ini merupakan tempat pertemuan fascia yang menutupi permukaan perut
dan fascia yang menutupi permukaan tungkai (fascia lata).2
Di atas ligamentum inguinale, funikulus spermatikus meninggalkan rongga
perut melalui anulus inguinalis profundus yang terletak di sebelah lateral. Funikulus
spermatikusini menembus dinding perut melalui kanalis inguinalis yang terletak
sejajar dengan ligamentum inguinale dan berada di bawah kulit dalam annulus
inguinalis superfisialis yang terletak di sebelah medial. Lubang yang di sebutkan
belakangan ini dengan mudah dapat diraba di bawah kulit pada dinding perut, kalau
skrotum didorong ke dalam, sertameraba di atas lipatan inguinale. Kanalis
inguinalis dibatasi di kranio lateral oleh annulus inguinalis internus yang
merupakan bagian terbuka dari facia transversalis dan aponeurosis m. Transversus
abdominis. 2
Di medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus
inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. obliqus eksternus. Atapnya
ialah m. obliqus internus dan m. transverses abdominis, dan didasarnya terdapat
ligamentum inguinale, bagian depan dibatasi oleh aponeorosis m. obliqus
abdominis eksternus, belakang m. obliqus abdominis internus. Kanal berisi tali
sperma pada pria, dan ligamentum rotundum pada wanita.4

2
Hernia inguinalis lateralis (indirek), karena keluar dari rongga peritonem
melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika
inferior,kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,
menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut,
tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Sedangkan hernia
inguinalis medialis (direk), menonjol langsung kedepan melalui trigonum
Hesselbach di batasi oleh :
inferior : ligamentum inguinale
lateral : vasa epigastrica inferior
medial : tepi lateral musculus rectus abdominis.2

3
Aponeurosis Obliqus External
Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial
dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus
abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external
oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.4,5
`

Otot Oblique internus


Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .
bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari
aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk
conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya telah banyak
diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada10% pasien.3,4,5

Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutan dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan.
fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum
yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar, ia keluar dari tendon otot
transversalis pada bagiandalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea
semulunaris.5

4
Fascia Transversalis

Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk
oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting
dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.5

Preperitoneal Space
preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah
dan saraf.Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus
cutaneous femorallateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral
lateral berasal dari serabut L2 danL3 dan kadang cabang dari nervus femoralis.
Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia
iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateralligamentum inguinal pada
spina iliaca anterior superior.6
Nervus genitor femoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan
kadang dari L3.Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan
femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam
sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri.
ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space daricaudal ke cepal dan medial

5
ke lateral ke cincin interna inguinal.Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di
preperitoneal space, dan jumlah jaringanlemak sangat bervariasi.5

Fisiologi
Pada laki- laki, penutupan yang berhubungan dengan terjadinya hernia ini
memerlukan pengetahuan embriologis yang berhubungan dengan turunnya testis.
Mula-mula testis tumbuh sebagai suatu struktur di daerah ginjal dalam abdomen
(retroperitoneal).Selama pertumbuhan foetus testis akan turun (descensus testis)
dari dinding belakang abdomen menuju kedalam scrotum. Selama penurunan ini
peritoneum yang terdapat didepannya ikut terbawa serta sebagai suatu tube, yang
melalui kanalis innguinalis masuk kedalam scrotum. Penonjolan peritoneum ini
dikenal sebagai processus vaginalis. Sebelum lahir processus vaginalis ini akan
mengalami obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi testis yang disebut tunika
vaginalis. Jika processus vaginalis tetap ada, akan didapat hubungan langsung
antara cavum peritonei dengan scrotum, hal ini potensial dapat menyebabkan
terjadinya hernia inguinalis dikemudian hari.5

2.2. Hernia
2.2.1 Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagianlemah dari dinding rongga bersangkutan
(fascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalankeluar pada alat
tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.5

2.2.2 Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau
karena sebab yang didapat.Lebih banyak pada pria dibandingkan pada
wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu
masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat
dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor
yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka

6
cukup lebar tersebut. Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang
berjalan miring, adanya struktur muskulus oblliqus internus abdominis
yang menutupi annulus inguinalis internus ketika berkontraksi, dan
adanya fascia transversa yang kuat menutupi trigonum hasselbach yang
umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat
menyebabkan hernia. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah
adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam
rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.5
Adapun faktor – faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap
insidensi hernia inguinalisadalah sebagai berikut :
1. Hereditas
Menurut macready (Cit. Watson, 1948) hernia lebih sering terjadi
pada penderita yang mempunyai orang tua, kakak atau nenek dengan
riwayathernia inguinalis.
2. Jenis kelamin
Hernia inguinalis jauh lebih banyak dijumpai pada laki – laki
dibanding pada wanita (9:1) (Watson, 1948). Hernia pada laki –laki
95% adalah jenis inguinalis, sedangkan pada wanita 45-50%.
Perbedaan prevalensi ini disebabkan karena ukuran ligamentum
rotundum, dan prosentase obliterasi dari processus vaginalis testis
lebih kecil dibanding obliterasi kanalis nuck.
3. Umur
Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun, oleh macready (Cit.
Watson,1948) disebutkan 17,5% anak laki – laki dan 9,16% anak
perempuan mempunyai hernia. Tendensi hernia meningkat sesuai
dengan meningkatnya aktifitas, sekitar umur 26 – 50 tahun insidensi
menurun dan setelah umur diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi
oleh karena menurunnya kondisi fisik.
4. Konstitusi atau keadaan badanBanyaknya lemak preperitoneal akan
mendesak dinding abdomen danmenimbulkan lokus minoris atau

7
kelemahan – kelemahan otot serta terjadirelaksasi dari anulus.Bila
lemak menginfiltrasi ke omentum dan mesenterium akan
mengurangivolume rongga abdomen sehingga terjadi peningkatan
tekanan intraabdomen.
5. Kelahiran prematur dan berat lahir yang kecil dianggap sebagai
faktor yang memiliki resiko yang besar untuk menyebabkan hernia.
Cacat bawaan,seperti kelainan pelvic atau ekstrosi pada kandung
kemih, dapat menyebabkan kerusakan pada saaluran inguinal tak
langsung. Hal yang jarang terjadi kelainanan bawaan atau cacat
collagen dapat menyebabkan tumbuhnya hernia inguinal langsung
(Sabiston ).

2.2.3 Bagian dan Jenis Hernia7


Bagian – bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua
hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa,
hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus,ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong
hernia.
4. Leher herniaBagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan
kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)

8
2.2.4 Klasifikasi Hernia8

a. Hernia secara umum


1. Hernia Internal yakni tonjolan usus tanpa kantong hernia
melalui suatulubang dalam rongga perut seperti foramen
Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada
mesentrium umpamanya setelah anastomosis usus
2. Hernia eksternal yakni hernia yang menonjol keluar melalui
dinding perut, pinggang atau peritoneum

b. Hernia berdasarkan terjadinya


1. Hernia bawaan atau kongenital yakni didapat sejak lahir atau
sudah adasemenjak pertama kali lahir.
2. Hernia dapatan atau akuisita yang merupakan bukan bawaan
sejak lahir,tetapi hernia yang didapat setelah tumbuh dan
berkembang setelah lahir
c. Hernia menurut letaknya
1. Obturatorius
Yakni hernia melalui foramen obturatoria. Hernia ini
berlangsung 4 tahap.Tahap pertama mula – mula tonjolan lemak
retroperitoneal masuk kedalamkanalis obturatoria. Tahap kedua
disusul oleh tonjolan peritoneum parietal.Tahap ketiga, kantong
hernianya mungkin diisi oleh lekuk usus. Dan tahap keempat
mengalami inkarserasi parsial, sering secara Ritcher atau total.
2. Epigastrika
Hernia ini juga disebut hernia linea alba yang merupakan hernia
yang keluar melalui defek dilinea alba antara umbilicus dan

9
processus xifoideus.Penderita sering mengeluh kurang enak
pada perut dan mual, mirip keluhankelainan kandung empedu,
tukak peptic atau hernia hiatus esophagus.
3. Ventralis
Adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut
bagianantero lateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks
merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi
yang baru maupun yang lama. Factor predisposisinya ialah
infeksi luka operasi, dehisensi luka,teknik penutupan luka
operasi yang kurang baik, jenis insisi, obesitas dan peninggian
tekanan intra abdomen.
4. Lumbalis
Didaerah lumbal antara iga XII dan Krista illiaca, ada dua buah
trigonum yaitu trigonum kostolumbalis superior (Grijnfelt)
berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior
atau trigonum illiolumbalis (petit) yang berbentuk segitiga.
Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan dipinggang
tepi bawah tulang rusuk XII (Grijnfelt) atau ditepi cranial
dipanggul dorsal.
5. Littre, hernia yang sangat jarang dijumpai, merupakan hernia
yang mengandung divertikulum.
6. Meckel Spiegel, hernia interstitial dengan atau tanpa isinya
melalui fascia Spieghel.
7. Perienalis, merupakan tonjolan hernia pada peritoneum melalui
defek dasar panggul yang dapat secara primer pada perempuan
multipara atau sekunder setelah operasi melalui perineum
seperti prostatektomi atau resesi rectumsecara
abdominoperienal.
8. Pantalon, merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan
medialis padasatu sisi. Kedua kantong hernia dipisah oleh vasa
epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana.

10
9. Diafragma
10. Inguinalis: Hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis
lateralis
11. Umbilical, merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga
perut yangmasuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian
tekanan intra abdomen.Hernia umbilikalis merupakan hernia
congenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan
kulit
12. Paraumbilical merupakan hernia melalui suatu celah di garis
tengah tepicranial umbilical, jarang terjadi di tepi kaudalnya.
Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya
diperlukan operasi koreksi.
13. Femoralis yakni merupakan tonjolan di lipat paha yang muncul
terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikkan
tekanan intra abdomenseperti mengangkat barang atau ketika
batuk. Pintu masuknya adalah annulus femoralis dan keluar
melalui fossa ovalis dilipatan paha. Batas batas annulus
femoralis antara lain ligamentum inguinale di anterior, medial
ligamentum lacunare, posterior ramus superior ossis pubi dan
muskulus peknitus beserta fascia dan lateral m.illiopsoas
beserta fascia locus minoris resistennya fascia transversa yang
menutupi annulus femoralis yang disebutseptum cloquettid.
d. Hernia menurut sifatnya/secara klinik
1. Hernia reponibel
Disebut begitu jika isi Hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiriatau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak adakeluhan nyeri.

2. Hernia ireponibel
Bila isi kantong tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.
Hernia ini disebut juga hernia akreta dan tidak ada keluhan rasa

11
nyeri atau tanda sumbatan usus.Hernia inkarserata atau hernia
strangulate. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap,
tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibatnya
yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Hernia
strangulata terjadi gangguan vaskularisasi, dengan berbagai
tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis
(Syamsuhidayat dan Wimde Jong, 2012).
3. Hernia Ritcher
Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus.
e. Hernia menurut jumlahnya
1. Hernia unilateral
2. Hernia duplek
f. Hernia menurut letak penonjolanya
1. Hernia inguinalis lateralis/indirek Hernia inguinalis indirek
disebut juga hernia lateralis karena keluar darirongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak
lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia
masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,
menonjol keluar dari annulus inguinlais eksternus. Apabila
hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skortum, ini
disebut hernia skortalis. Kantong hernia berada didalam
muskulus kremaster terletak antero medial terhadap vas deferent
danstruktur lain dalam tali sperma
2. Hernia inguinalis medialis/direk. Hernia inguinalis direk disebut
juga hernia inguinalis medialis, menonjollangsung kedepan
melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi
olehligamentum inguinale

12
.

2.2.5 Patofisiologi9
1. Hernia Inguinalis
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada
bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum
melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum
yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir
umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi
dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri
turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang
kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel.
Bila kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka
akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia
pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur

13
tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan
bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses
degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada
keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat
seperti batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan
mengangkat barang – barang berat, mengejan. Kanal yang sudah
tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui
defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah
melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan,
obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.1
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin.
Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali.Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin
banyaknya usus yang masuk, cincinhernia menjadi sempit dan
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema
bilaterjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
dan kemudian terjadi nekrosis.Bila terjadi penyumbatan dan
perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila
inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema
sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.3,4,5
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya
terputar. Bila isi perutterjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis
metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana
hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.1,2
a. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)

14
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita)
disebabkan oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen
kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach.
Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus
inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak
berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya
terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini
jarang, bahkan hampir tidak pernah,mengalami inkarserasi dan
strangulasi.9

b. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di
lateral pembuluh epigastrikainferior. Dikenal sebagai indirek
karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulusdan
kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan
tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara
kongenital atau akuisita:6
 Hernia inguinalis indirekta congenital.Terjadi bila
processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan
sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap
berhubungan dengan rongga tunika vaginalis propriatestis.

15
Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam
kantong peritoneum tersebut.9
 Hernia inguinalis indirekta akuisita.Terjadi bila penutupan
processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.
Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari
processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu bayi
dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat
terisi dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan
dengan tunika vaginalis propria testis.9

c. Hernia
Pantalon
Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan
medialis pada satu sisi. Ke dua kantung hernia dipisah oleh vasa
epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan
ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.
Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu
operasi.2

16
2.2.6 Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis. Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya
bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya,
bagaimana awal serangan dan urutan kejadiannya, adanya faktor
yang memperberat dan memperingan keluhan, adanya keluhan lain
yang berhubungan perluditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan
tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di
lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengejan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang
dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium
atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmenusus halus masuk kedalam
kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul
kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis
atau gangren .5 Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada
daerah inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi manual
kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama
dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi (Sabiston,).7
Pemeriksaan fisik 10
Semua hernia mempunyai tiga bagian yaitu kantong, isi dan
bungkusnya. Semua ini tergantung pada letak hernia, isi kantong
hernia omentum yang terbanyak ditemukan. Kemudian ileum,
jejunum, dan sigmoid. Appendiks bagian – bagian lain dari kolon,
lambung, dan bahkan hepar pernah dilaporkan terdapat di dalam
kantong hernia yang besar. Omentum teraba relative bersifat plastis
dan sedikit noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus
dan tegang seperti hydrocele, tetapi tidak tembus cahaya.
Kadang – kadang pemeriksa bisa merasakan gas bergerak didalam

17
lengkung usus atau dengan auskultasi bisa menunjukkan peristaltik.
Lengkung usus yang berisi gas akan tympani pada perkusi . Dalam
keadaan penderita berdiri gaya berat akan rnenyebabkan hernia lebih
mudah dilihat dan pemeriksaan pada penderita dalam keadaan
berdiri dapat dilakukan dengan lebih menyeluruh. Dengan
kedudukan penderita berbaring akan lebih mudah melakukan
pemeriksaan raba. Andai kata terdapat hernia, lebih mudah dapat
melakukan reposisi dan sisa pemeriksaan (perut dantungkai) lebih
mudah dilakukan.
Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan
mencapai labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu
merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak
ada pembengkakan yang dapat kila lihat, penderita disuruh batuk.
Kalau pembengkakan yang kemudian terlihat kemudian berada di
atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke
medial bawah, maka pembengkakan tersebut adalah hernia
inguinalis lateralis. Tetapi kalau pembengkakan itu kelihatannya
langsung muncul ke depan, maka kita berhadapan dengan hernia
inguinalis medialis.
Palpasi
Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa
pelipatan paha kiri digunakan tangan kiri, pelipatan paha kanan
dipakai tangan kanan. Caranya:
Pemeriksaan Ziemen Test :
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
 jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
 jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

18
 jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Pemeriksaan Thumb Test :


1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan
2. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

19
Pemeriksaan Finger Test :
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal.
3. Penderita disuruh batuk : Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
4. Bila impuls disamping jari berarti Hernia Inguinnalis Medialis.

Perkusi
Bila isinya gas pada usus akan terdengar bunyi timpani. Bila
didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka
kemungkinan isi hernia berupaomentum. Auskultasi juga bisa untuk
mengetahui derajat obstruksi usus.

2.2.7 Pemeriksaan Penunjang9


Hasil laboratorium
 Leukosit > 10.000 –18.000 / mm3
 Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan radiologis

20
 Herniografi
Dalam teknik ini, 50 - 80 ml medium kontras iodin positif di
masukkan dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum
yang lembut. Pasien berbaring dengan kepala terangkat dan
membentuk sudut kira- kira 250. Tempat yang kontras di daerah
inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain akan
mendorong terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga
fossa inguinal adalah supra pubik, medial dan lateral. Pada
umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke seberang pinggir
tulang pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal posterior.
Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang menonjol dari
fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari
fossa suprapubik.
 Ultrasonografi
Teknik ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga
femoral
 Tomografi komputer
Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi

21
2.2.8 Diagnosis Banding5
Diagnosis banding hernia inguinalis antara lain:

2.2.9 Penatalaksanaan 6
Penanganan DI IGD
 Mengurangi hernia. Memberikan sedasi yang adekuat dan
analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar
tekanan intra abdominal tidak meningkat.
 Menurunkan tegangan otot abdomen.Posisikan pasien berbaring
terlentang dengan bantal di bawah lutut.Pasien pada posisi
Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia
inguinalis.
 Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi
pembengkakan dan menimbulkan proses analgesia.

22
 Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi
unilateral (seperti kaki kodok)
 Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah
penonjolan yang berlanjut selama proses reduksi penonjolan
 Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan
untu mengembalikan isi hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan
ke arah apeks akan menyebabkan isi hernia keluar dari pintu
hernia.
 Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2
kali percobaanmTeknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam
analgetik yang adekuat dan posisikan Trendelenburg, dan
kompres dingin selam 20-30 menit.
Konsul bedah jika :
 Reduksi hernia yang tidak berhasil
 Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang
memburuk
 Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa
kontraindikasi . penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa
pandang umur inkarserasi dan strangulasi hal yang ditakutkan
dibandingkan dengan resiko operasinya.
 Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar
kondisi kesehatan saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal
dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai
resiko yang besar pada pasien geriatri.
 Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana
apabila dilakukan penanganan terlebih dahulu terhadap
hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi traktus
urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.
 Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan
nyeri pada hernia makaoperasi yang cito harus di lakukan.
Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi herniainkerserasi

23
dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan
dan di beri.analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot.
 Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat
dimanipulasi dan tidak ada gejalastrangulasi.
 Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk
memastikan usus masihhidup, ada tanda-tanda leukositosis.
 Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang
berwarna gelap.
Konservatif
Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif
sehingga dapat kambuh lagi.
 Reposisi
Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau
mengembalikan isi hernia kedalam cavum peritoneum atau
abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan
pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang
reponibel dengan cara memakai kedua tangan. Tangan yang satu
memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher hernia
diraba secara hati-hati, pintu dilebarkan), sedangkan tangan
yang lainnya memasukkan isi hernia melalui pintu tersebut.
Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia inguinalis
irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian
hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10
ml supaya pasien tidur, posisi tidur trendelenberg. Hal ini
rnemudahkan memasukkan isi hernianya. Jika gagal tidak boleh
dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari berikutnya.

 Suntikan
Dilakukan setelah reposisi berhasil. Dengan rnenyuntikkan
cairan sklerotik berupa alkohol atau kinin di daerah sekitar
hernia, rnenyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau

24
penyempitan, sehingga isi hernia tidak akan keluar lagi dari
cavum peritonei.
 Sabuk hernia
Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang rnasih
kecil dan menolak dilakukan operasi . Pemakaian bantalan
penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah di
reposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus
dipakai seumur hidup.
Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yangrasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan (Syamsuhidayat dan Wim deJong 2012).
Indikasi diadakan operasi:
 Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun
keadaan umum jelek.
 Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau
berat badanlebih dari 6 kilogram. Jalannya operasi
menggunakan obat anastesi lokal berupa procain dengan dosis
rnaksimum 200 cc . Jika digunakan anastesi lokal,digarnbarkan
incisi berbentuk belah ketupat dan diberikan kira-kira 60 ml
xylocain 0,5 persen dengan epinefrin (Sabiston).
Operasi hernia ada 3 tahap
 Herniotomy yaitu membuka dan memotong kantong hernia
serta mengembalikan isi ke cavum abdominalis.
 Herniorafi yaitu mulai dari mengikat leher hernia dan
menggantungkannya pada conjoint tendon.
 Hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan
menghilangkan locus minnoris resistentiae.
Operasi pada hernia inguinalis lateralis
Irisan kulit pada hernia inguinalis ini disebut inguinal incision, dua
jari cranial dansejajar ligamentum inguinale mulai dari pertengahan.

25
Dan ini sesuai dengan anulus inguinalis internus. Panjang irisan
tergantung dari besarnya hernia (tergantung kebutuhan), biasanya 5-
8 cm. Pada anastesi lokal dilakukan infiltrasi procain kurang lebih
tidak melebihi 20 cc. Setelah kulit dibuka, subkutis dan jaringan
lemak disiangi sampai tampak aponeurosis muskulus obliqus
eksternus yang merupakan dinding depan kanalis inguinalis. Kira-
kira 2 cm cranial ligamentun inguinale. Irisan ke medial sampai
membuka anulus inguinalis eksternus.
Di dalam kanalis inguinalis terdapat funiculus spermaticus
dibungkus muskulus cremaster. Otot ini disiangi sampai funikulus
spermaticus kelihatan. Funiculus dibersihkan atau dicanthol sampai
ke lateral dengan kain kasa, dan kantong peritoneum akan timbul di
sebelah caudo medialnya. Kantong ini dijepit dengan dua buah
pinset sirurgik dan diangkat, kemudian dibuka dengan
memperhatikan agar isi hernia (usus) tidak terpotong. Kantong yang
terbuka lalu dijepit dengan klem Mickuliks sehingga usus tampak
jelas. Kemudian usus dikembalikan ke cavum abdominalis dengan
rnelebarkan irisan pada kantong ke proksimal sampai leher hernia.
Sisa kantong sebelah distal dibiarkan dalam skrotum pada hernia
yang besar (karena bisa menimbulkan banyak pendarahan), sedang
hernia yang kecil sisa kantong tersebut dibuang. Kemudian leher
dijahit ikat. Puntung ini kemudian ditanamkan di bawah conjoint
tendon dan digantungkan. Selanjutnya karena locus minoris
resistantiae masih ada, perludilakukan hernioplasty .
Hernioplasty ada bermacam-macam menurut kebutuhannya
 Ferguson
Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari
musculus obliqus externus dan internus abdominis dan muskulus
obliqus internus dan transversus dijahitkan pada ligamenturn
inguinale dan meletakkan funiculus spermaticus di dorsal,

26
kemudian aponeurosis muskulus obliqus externus dijahit kembali
sehingga tidak ada lagi kanalis inguinalis.
 Bassini
Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis
dijahitkan pada ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus
diletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari
aponeurosis muskulus obliqus eksternus sehingga kanalis
inguinalis kedua muskuli tadi memperkuat dinding belakang dari
kanalis inguinalis, sehingga locus minoris resistantiae hilang.
 Halstedt
Di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonis
resistentiae. Ketiga muskulus, muskulus obliqus eksternus
abdominis, muskulus obliqusinternus abdominis, muskulus
obliqus transversus abdominis, funikulus spermatikus diletakkan
di sub kutis.
 Shouldice
Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia
transversalis denganteknik jahitan kontinyu (Sabiston).
Operasi pada hernia inguinalis medialis
Herniotomy pada hernia inguinalis medialis sama dengan teknik
operasi hernia inguinalis lateralis. Hernioplasty di sini memperkuat
daerah medial dan anulus inguinalis eksternus. Hernioplasty
dikerjakan dengan cara Mc. Vay. yaitu menarik muskulus obliqus
abdominis internus dan muskulus transversus abdominis, serta
conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum cowperi atau
pectineum lewat sebelah dorsal dari ligamentum inguinale.5

27
2.2.10 Komplikasi5
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh
isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia
irreponibel, ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri
dan omenturn, organ ekstra peritoneal (hernia geser atau
herniaakreta). Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa
benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia
sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana.
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia
richter. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi
jaringan isi hernia. Pada pemulaan terjadi bendungan vena sehingga
terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi
kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan
pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran
darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong
hernia akan berisi transudat berupa serosanguinus. Kalau isi hernis
terdiri dariusus, dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan
abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan
rongga perut (Syamsuhidayat dan Wim de Jong 2012).
Pada pasien dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi
inguinal yang terbuka berbedaantara 1% sampai 26% dengan banyak
laporan yang tersusun dari 7% sampai I 2%. Kira-kira700 ribu
herniorafi inguinal yang terjadi setiap tahunnya, komplikasi yang
muncul kira-kira 10% dari orang-orang ini memiliki sebuah masalah
yang cukup besar .
Infeksi luka merupakan masalah yang sering dihadapi.
Sebuah infeksi yang lebih dalam dapat berdampak dalarn
kernunculan kembali hernia. Kandung kemih dapat luka dengan cara
saat dasar saluran inguinal dibentuk kembali dan dilakukan untuk

28
hernia pangkal paha. Jika rnungkin melukai testis, vasdeferens,
pembuluh darah atau syaraf’ illiohypogastrik, illioinguinal.

2.2.11 Prognosis5
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong
hernia .Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit
pasca bedah seperti nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia
umumnya dapat diatasi

29
BAB III

IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien
Nama : Tn. Suparto
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Pria
Nomor MR : 00.13.11.55
Tanggal Masuk : 17 April 2018
Alamat : Palembang

Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan terasa nyeri di lipat paha kanan

Telaah : Hal ini dialami os sejak 1 tahun lalu, benjolan semakin lama
semakin membesar, awalnya bersifat hilang timbul, biasanya
timbul pada pagi hari dan hilang saat malam hendak tidur.
Namun, sejak 2 hari yang lalu benjolan tidak dapat dimasukkan
kembali. Nyeri (+), Demam (-), Riw. Pekerjaan angkat berat (+),
os adalah buruh bangunan yang sering angkat batu sehari 30
karung seberat 20 kg sudah puluhan tahun, mual dan muntah (-
), tidak bisa BAB sejak 2 hari yang lalu, BAK lancar.

Riwayat Penyakit Terdahulu : (-)


Riwayat Alergi : (-)
Riwayat Penggunaan Obat : (-)
Riwayat Operasi : (-)

30
Status Presens
Kesadaran : CM
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Denyut Nadi : 80 X/menit
Laju Nafas : 20 X/menit
Temperatur : 36,8 ºC
VAS :4

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mata: Conj. Palpebra Inferior anemis (-/-), Refleks cahaya (+/+), Pupil
isokor (+/+), Ø pupil (3cm/3cm)
T/H/M : Dalam batas normal
Leher : TVJ: R-2cmH20
Toraks : Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : SF kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : Vesikuler (+/+) ST : Rh (-/-) Wh (-/-)
Abdomen : Inspeksi : Tampak benjolan pada lipat paha kanan (+)

Palpasi : Teraba massa pada lipat paha kanan (+) dengan


konsistensi lunak, permukaan licin, immobile, batas
tegas, nyeri (+), ukuran 10x5 cm, massa irreponible.

Perkusi : Timpani (+)

Auskultasi : Peristaltik (+)

Genitalia : dalam batas normal

Ekstremitas :
Inferior : edema (-/-), dalam batas normal
Superior: edema (-/-), dalam batas normal

31
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (17-04-2018 di SHPL):
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Darah Lengkap
Hb 14 13-18
Ht 40.9 40-54
Leukosit 6.3 4-11
Trombosit 203 150 – 400
Koagulasi
BT 2 1-5
CT 10 5-15
Kimia Darah
Glukosa Sewaktu 222 65-140
Imunoserologi
HbsAg Non Reaktif

ECG (17 April 2018) :

Kesan : Tidak tampak adanya kelainan

32
Diagnosis : Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata

Penatalaksanaan : - Pemasangan NGT


- Pemasangan Kateter
- IVFD Ringer Lactate 20 tpm
- Inj. Ketorolac 1 amp
- Inj. Ranitidine 1 amp

Rencana tindakan : - Cek DR, CT, BT, GDS, HbSAg, ECG, CXR,Ko Sp.An,
Sp.PD
- Pro Laparotomi Eksplorasi + Hernioraphy tgl 17/4 pk
21.00

Prognosis : Dubia ad Bonam

33
Follow Up
17/04/2018
S Nyeri pada benjolan di lipat paha kanan sejak 2 hari yll tidak hilang
O KU: Baik, CM, Nyeri (+) TD: 120/80 mmHg HR: 80x/i RR: 20x/i, T:36.8 C
Massa Hernia (+) Irreponible

A Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata


P - Pro Laparotomi Eksplorasi + Hernioraphy
- Puasa
- Konsul Sp.An dan Sp.PD untuk toleransi operasi
- Inj. Cefotaxim 1 g Pre OP

17/04/2018
S Nyeri pada benjolan di lipat paha kanan sejak 2 hari yll tidak hilang
O KU: Baik, CM, Nyeri (+) TD: 120/80 mmHg HR: 80x/i RR: 20x/i, T:36.8 C
Alergi (-) Asma (-), Riw. Operasi (-), Cor/Pulmo: dbn

A Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata


P - Pro Laparotomi Eksplorasi + Hernioraphy
- N PO

17/04/2018
S Nyeri pada benjolan di lipat paha kanan sejak 2 hari yll tidak hilang
O KU: Baik, CM, Nyeri (+) TD: 120/80 mmHg HR: 80x/i RR: 20x/i, T:36.8 C
Massa Hernia (+) Irreponible, Riw. DM (+)

A Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata + DM tipe 2


P - Rawat Bersama
- Diet DM 1700 kkal rendah lemak dan rendah purin
- Inj. Apidra SC 4 Unit
- Periksa GDS Post Op
- Periksa GDS pagi dan HbA1C tgl 18/4
Follow Up
17/04/2018
S Keluhan nyeri luka operasi (+)
O Selesai dilakukan Laparotomi Eksplorasi + Adhesiolysis + Hernioraphy-Mesh
+ Omentektomi dalam spinal anestesia

A Post laparotomi ai Ileus Obstruktif ec Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata


P - Diet MB
- IVFD (Tramadol 1 Amp + Ketorolac 1 Amp + RL 1 kolf ) 20 tpm
- Inj. Cefotaxim 2 x 1 g
- Inj. Ranitidin 3 x 1 Amp
- Inj. As. Traneksamat 2 x 500 mg

18/04/2018
S Keluhan nyeri luka operasi (+)
O
KU: Baik, CM, Nyeri (+) TD: 120/80 mmHg HR: 80x/i RR: 20x/i, T:36.8 C

A Post laparotomi ai Ileus Obstruktif ec Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata +


DM
P - Metformin PO 2 x 500 mg p.c.

1
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of

Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

2. Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal : 21-25.

3. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC,

Jakarta,

4. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.17th

Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217

5. Syamsuhidayat, R, and Wim de Jong, (2012), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi

revisi, 706-710, EGC, Jakarta.

6. Inguinal Hernia: Anatomy and Managemen

thttp://www.medscape.com/viewarticle/420354_4

7. Dunphy, J.E, M.D, F.A.C.S. dan Botsford, M.D, F.A.C.S, Pemeriksaan Fisik

Bedah,edisi ke-4, 145-146, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta.

8. Dudley and Waxmann, Scott; An Aid to Clinical Surgery, 4nd ed, 247,

Longman Singapore Publisher Ltd, Singapore.

9. Darmokusumo, K, Buku Pegangan Kuliah Ilmu Bedah, Fakultas

Kedokteran,Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

10. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta, 1995.

Hal :228, 243.

You might also like