You are on page 1of 5

PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN

Pendidikan, yang dalam hidup segala makhluk ada seba laku kodrat (naluri, dalam
hidup manusia yang beradab ber gemuk usaha.
1. Sebagai laku kodrat, maka pendidikan itu masih bersi laku "atau" keiadian
"(sebelum merupakan" perbuatan "bedasarkan "kemauan") jadi masih sangat
sederhana dan bisa dipakai pokok-pokok keperluannya 2. Pendidikan yang
berlaku sebagai naluri itu adalah melestari terhadap kanak-kanak, atau latihan-
latihan tit kah laku yang kelak perlu untuk hidup dan penghidupanny 3.
Sebagai usaha budaya , dan pendidikan yang bermaksaan dalam membebaskan
tumbuhnya tubuh d jiwa kanak-kanak, agar dapat menjadi satu-satunya cara
yang dapat mengelilir dirinya kanak-kanak dapat kemajuan dalam hidupn nhir
dan batin, menuju kearah adab kemanusiaan 4. Adab manusia, yang berarti
keluhuran dan juga "kehalusal budi manusia, memberikan arti kesanggupan
dan kemamp an manusia serta keinsyafan akan fokusnya manus ke cerdasan,
keluhuran aan budi peke bagi dirinya, lagi pula bersama-sama dengan
masyarakat yang berada dalam satu lingkungan alam dan jaman m nimbulkan
kekayaan bersama, yang khusus pasti, akan tetapi berdasar satu, yaitu dasar
adab keman siaan demikianlah dengan sendiri berwujudlah alam alan
-kebangsaan dan alam-hukum, yang saling-tigan saling berhubungan, karena
menjadi tiga bulatan yan bertitik satu (konsentrische cirkels 5. Mengenal sifat
kodrat dan sifat-kebudayaan dengan penc pencerahan karena kadang-kadang
terdapat kesalaha kebudaya dalam kesalahan melakukan manusia akni
menyalahi kodrat hidup manusia. sampai ters akunya, dan untuk
memperbaikinya perlulah dalam mela kukan berbagai usaha dari manusia
selalu menging correction kodrat II. Kebudayaan, yang berarti buah budi
manusia. adalah ha perjoangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat,
yakni
alam dan jaman (kodrat dan masyarakat dalam mana ter bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai-bagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya. guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan, yang pada lahir nya
bersifat tertib dan damai. 1. Sebagai buah perjoangan hidupnya manusia, yang berada
dalam satu alam dan satu jaman dan masyarakat, maka ke budayaan itu selalu bersifat
kebangsaan (nasional) dan me- wujudkan kepribadian bangsa emerdekaan hidup
kebang saan) 2. Tiap-tiap kebudayaan menunjukkan rendah-tingginya adab-
kemanusiaan dalam hidupnya masing-masing bangsa yang memilikinya, dalam hal
mana keluhuran dan kehalusan hi dup manusia selalu dipakai sebagai ukuran. 3. Tiap-
tiap kebudayaan sebagai bnah kemenangan manusia terhadap segala kekuatan alam
dan jaman, selalu memudah- kan hidup serta memberi alat-alat baru untuk
meneruskan kemajuan hidup memudahkan dan memajukan berarti pula
memfaedahkan hidup. ITI. Hidup tumbuhnya kebudayaun sebagai buah budi manusia
dari segala kejadian dan tabiat yang ada dalam hidup manusia 1.lahir, tumbuh, maju,
berkembang, berbuah, mundur dan mati 2.kawin dan berturunan a. Secara asosiasi
kerapkali menurunkan "bastaard (dekadensi); b, secara asimilasi iden menurunka
murni" (angkatan baru 3. Mengalami "seleksi" apa yang kuat terus hidup yang lemah
mati. Seterusnya hukum-evolusi tak dapat dihindari oleh kebudayaan. IV. Maksud
kebudayaan (cultuur, colere, cultivare) ialah memeli. hara serta memajukan hidup
manusia kearah keadaban, dalam pada itu termasuk pula pengertian "memuja-muja"
(cultus) dan "hidup beku" daripada kebudayaan karena itu harus selalu diingat 1.
Pemeliharaan kebudayaan harus bermaksud memajukan dan menyesuaikan
kebudayaan dengan tiap-tiap pergnntian alam dan jaman 2. Karena pengasingan
(isolasi) kebudayaan menyebabkan ke- munduran dan kematian, maka harus selalu
ada hubungan antara kebudayaan dan masyarakat
3. Pembaharuan kebudayaan mengharuskan pula adanya hi bungan dengan
kebudayaan lain, yang dapat memperkemba kan (memajukan, menyempumakan) atau
memperkaya (yab menambah) kebudayaan sendiri. 4. Memasukkan kebudayaan lain,
yang midak sesuai dengan alas dan jamannya, hingga merupakan pergantian
kebudayaat yang menyalahi tuntutan kodrat dan masyarakatnya, selal membahayakan.
(Oswald Spengler, Leo Frobenius) 5. Kemajuan kebudayaan harus berupa lanjutan
langsung da kebudayaan sendiri (kontinuitet), menuju kearah kesatuan ke budayaan
dunia (konvergensi) dan tetap terus mempuny sifat kepribadian didalam lingkungan
kemanusiaan sedun. (konsentrisitet) V. Kebudayaan Indonesia, yang sekarang masih
berupa kumpulny segala kebudayaan daerah, harus mulai sekarang kita galar menjadi
kesatuan kebudayaan untuk seluruh rakyat l. Berhubung dengan kesatuan alam,
kesatuan sejarah, kesatu an masyarakat dan kesatuan jaman, maka kesatuan kebi
dayaan Indonesia hanya soal waktu Sebagai bahan-bahan untuk membangun
kebudayaan kebang saan itu. perlulah segala "puncak-kebudayaan yang terda pat
disegenap daerah Indonesia dipergunakan untuk mel jadi isinya 3. Dari luar
lingkungan kebangsaan perlu pula diambil baha bahan, yang dapat
memperkembangkan dan/atau mempe kaya kebudayaan kita sendiri. 4. Dalam
memasukkan bahan-bahan, baik dari kebudayaa daerah-daerah maupun dari
kebudayaan asing, perlu senau tiasa diingat syarat-syarat kontinuitet, konvergensi dan
kor sentrisitet, tersebut dalam ts. IV, ayat ke-5 dimuka 5. Jangan dilupakan, bahwa
kemerdekaan bangsa tidak hany merupakan kemerdekaan "politik", akan tetapi harus
sani gup dan mampu mewujudkan kemerdekaan kebudayaan, yak ni sifat kekhususan
dan kepribadian dalam segala sifat hidu dan penghidupannya diatas dasar adab
kemanusiaan yan luas VI. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk memberikan
sega. nilai-nilai kebatinan, yang ada dalam hidup rakyat yang be ebudayaan, kepada
tiap-tiap turunan baru (penyerahan kultur tidak hanya berupa "pemeliharaan tetani
juga denga maksud "memajukan scrta memperkembangk kebudayaa an" menuju
kearah keluhuran hidup
b. Ceritera-ceritera keagamaan, mythen dan legenden, dongen dongeng dsb. dapat
pula dipergunakan untuk maksud tersebut. c. Kitab-kitab babad hendaknya dianggap
sebagai kitab pengajaran adab dan kesusilaan, juga untuk membangkit kan rasa
kebudayaan kebangsaan pada umumnya i kitab kitab certera wayang sama juga
nilainya. 2.a. Sejarah kebangsaan perlu dibangun baru, dengan memakai bahan-bahan
dari daerah-daerah seluruh Indonesia yang dipelajarkan pada semua perguruan
diseluruh daerah, sedangkan bagian-bagian yang khusus hanya un tuk daerahnya
masing-masing. b. Perlu sekali diadakan Panitya untuk mempersatukan seja rah
kebangsaan itu dalam pada itu jaman "y.O.C. sampai jaman Hindia-Belanda" harus
diselidiki sebaik baiknya agar lenyaplah segala sifatnya yang bolonial (tendens
tendens kolonial). 3. Pengajaran adat istiadut kebangsaan (ethik dan moral)
hendaknya diberikan sebagai pangkal pengajaran adab-ke- manusiaan pada umumnya
4.a. Kesenian kebangsaan, yang mudah atau dapat diberikan dalam kelas atau secara
umum pada perguruan, dapat dipergunakan untuk menghaluskan budi pekerti serta
untuk menebalkan rasa kebangsaan b. Perlu agaknya diadakan Panitya untuk
menyelidiki kes nian-kesenian apakah yang patut diberikan pada semua sekolah
diseluruh Indonesia, dan apakah yang hanya pen ting bagi daerah masing-masing c.
Kesenian kebangsaan yang dapat dipelajarkan dipergurutn ialah seni suara, seni lukis,
seni sastera, seni tari, seni sandiwara dan permainan kanak-kanak yang bersifat kese-
nian diantara "Natur dan Kultur" d. Akademi kesenian perlu diadakan didaerah-daerah
yung jadi pusat-pusat kesenian demikian pula perlu adanya sekolah-sekolah kesenian
khusus, kunst- ambachtsschool, kursus-kursus kesenian dsb. ditempat-tempat yang ad
pusat-pusat kesenian khusus itu 5. Perhatian terhadap kebudayaan kebangsaan
hendaknya pa da prinsipnya dipakai sebagai permulaan pendidikan kebu- dayaan
untuk meningkat kelaknya kearah pendiakan kebudayaan dunia, yang pada umumnya
jangan dimulakan sebelum tingkatan sekolah menengah tinggi
6. Pelajaran bahasa Indonesia sebagai "bahasa kesatuan" dan bahasa penataran
diwajibkan untuk semua perguruan diseluruh kepulauan Indonesia, sedangkan bahasa-
bahasa daerah, yang bertingkat tinggi dan terpelihara untuk keper luan kebudayaan
dan/atau kemasyarakatan, dipelajarkan dengan semestinya di masing-masing daerah.
7. Bahasa-bahasa asing, yang perlu untuk menuntut ilmu, atau untuk melancarkan
hubungan bangsa kita dengan bangsa asing, hendaknya diberi tempat sebagai berikut
a, bahasa Inggeris dimul pada tingkatan sekolah mene- b, ngah tingkatan sekolah
mene- bahasa Jerman dimulaikan pada ngah atas: c. bahasa Belanda atau Perancs dan
bahasa Arab atau Tiong hwa dipelajarkan (boleh memilih) pada S.M.A bagian
Kesusasteraan Barat/Timur d. segala bahasa asing dipelajarkan pada sekolah Bahasa.
bahasa Asing. Pendidikan didalam sandiwara Sandiwara didalam hidup kebangsaan
kita pada pokoknya ada- lah kesenian gerak-wirama atau solah-bawa dalam mana
kesenian sastera dan/atau lagu mendapat peranan yang amat penting. Semi rastera
disitu diwujudkan secara percakapan atau ucapan-ucapan; baik sebagai "gancaran"
atau "proza", maupun sebagai "syair" atau sekar", yang dinyanyikan ataupun
diucapkan secara biasa. Adapun send lagu didalam sandiwara itu digunakan sebagai
pengantar ucapan-ucapan, yang gancaran atau yang berbentuk syair, sebagai alat
untuk menimbulkan rasa yang sesuai dengan suasana, yang berkenaan dengan apa
yang sedang dipertunjukkan. Dalam pada itu segala kata-kata dan nyanyian-nyanyian
serta gerak-gerik dan lagu- scutuhnya harus dapat menggambarkan ceriteranya
sebagai ke adaan yang "nyata" atau benar-benar kejadian. Nyata" atau "reeel (menurut
istilah sekarang) janganlah hanya diterima dalam artinya menurut pandangan panca
indera'" namun juga nyata nyala rasa batin' menurut penerimaan "budi manusia jadi
menurut "rasa - batin".

"Pendidikan nasional menurut paham Taman Siswa ialah pendidikan yang beralaskan
garis- hidup dari bangsanya (cultureel nationaal) dan ditujukan untuk keperluan
perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat negara dan
rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan
segenap manusia di seluruh dunia

You might also like