Professional Documents
Culture Documents
net/publication/307510830
CITATIONS READS
0 13,859
1 author:
Sulisetijono Setijono
State University of Malang
9 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sulisetijono Setijono on 31 August 2016.
PENGANTAR
A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami serta mengaplikasikan pengetahuan dasar
statistika tentang perbedaan statistika dengan statistik, kerangka pikir statistika, dan kesalahan-
kesalahan dalam menggunakan statistika.
C. Materi
1
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi … 2
Pengertian statistik yang ketiga dikaitkan dengan ilmu pengetahuan atau metode ilmiah
dan sering disebut statistika. Statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan,
pengaturan (pengelompokan), penyajian atau penggambaran, perhitungan, penganalisisan data,
dan penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan yang dilakukan dan pembuatan
keputusan yang rasional.
Kesimpulan pengertian statistik merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk data
berkaitan dengan pengumpulan, pengklasifikasian, penyajian, pengolahan, penganalisisan,
penafsiran dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka.
Biostatistika didefinisikan sebagai penerapan metode statistika untuk pemecahan masalah
biologi. Masalah biologi dalam definisi ini adalah masalah yang timbul baik pada ilmu biologi
dasar maupun bidang terapannya, seperti ilmu kesehatan, peternakan, perikanan, kedokteran dan
ilmu pertanian. Biostatistika juga disebut statistika biologi atau biometri. Definisi biostatistika
tersebut masih merupakan definisi yang mengambang, karena pengertian "statistics" yang dialih
Indonesiakan menjadi statistika banyak definisi. Statistika adalah ilmu yang terkenal melalui nama
bahkan bagi orang awam sekalipun. Berbagai definisi mengenai statistika dapat ditemukan.
Banyaknya definisi yang dapat ditemukan dibatasi hanya oleh banyaknya buku yang dibaca.
Berdasarkan atas pengertian modern, statistika di bidang biologi didefinisikan sebagai studi ilmiah
mengenai data numerik yang berasal dari fenomena alami. Semua kata dalam definisi ini perlu
penekanan lebih lanjut.
Studi ilmiah: Statistika harus dapat memenuhi kriteria yang dapat diterima secara umum
mengenai keabsahan bukti ilmiah. Kita harus selalu objektif dalam menyajikan dan menilai data.
dan menganut kode etik metodologi ilmiah. Kalau tidak, ungkapan lama ‚angka tidak pernah
berdusta, hanya ahli statistika yang mengerjakan‛ akan berlaku untuk kita.
Data: Data adalah hasil pengamatan terhadap fenomena atau gejala, baik berupa kebendaan
ataupun fenomena peristiwa dari objek yang diteliti. Data juga diartikan sebagai kumpulan angka,
fakta, fenomena atau keadaan lainnya yang merupakan hasil pengamatan, pengukuran, atau
pencacahan dan sebagainya terhadap variabel dari suatu obyek kajian, yang berfungsi dapat
membedakan objek yang satu dengan lainnya pada variabel yang sama. Statistika umumnya
berurusan dengan populasi atau sekumpulan individu (sampel); oleh karena itu statistika
berurusan dengan sejumlah informasi, dan bukan dengan satu data. Jadi, pengukuran terhadap
satu hewan, atau respon yang berasal dari satu ujian biokimia umumnya tidak menjadi perhatian.
Numerik: Data suatu penelitian tidak akan dapat dilakukan analisis statistika, jika data tanpa
dapat dikuantitatifkan. Data numerik dapat berupa hasil pengukuran (sebagai contoh adalah
panjang atau lebar suatu bentuk, atau jumlah suatu bahan kimia dalam tubuh) atau hasil mencacah
(seperti jumlah bulu, atau jumlah gigi).
Fenomena alami: Istilah ini digunakan secara luas yang artinya tidak saja mencakup semua
peristiwa mengenai benda hidup atau benda mati yang terjadi di luar kemampuan kendali
manusia, tetapi juga peristiwa yang ditimbulkan dan sebagian dikendalikan oleh ilmuwan seperti
yang terjadi dalam suatu percobaan. Berbagai biologiwan berbeda minat perhatiannya terhadap
berbagai fenomena alami; demikian juga golongan ilmuwan lain. Namun semuanya sependapat
bahwa bunyi jengkerik, jumlah biji yang ada dalam suatu polong kapri, dan umur perempuan saat
memasuki menopause adalah contoh-contoh fenomena alami. Detak jantung tikus akibat
pemberian adrenalin, tingkat mutasi jagung setelah mengalami penyinaran dengan sinar
radioaktif, atau banyak pasien yang jatuh sakit setelah vaksinasi masih dianggap sebagai
fenomena alami, meskipun para ilmuwan telah ikut campur tangan. Biologiwan umumnya tidak
menganggap jumlah stereo yang dibeli orang di suatu provinsi pada suatu tahun sebagai
fenomena alami. Sebaliknya, sosiologiwan akan menganggap hal tersebut sebagai fenomena alami,
dan meyakini bahwa hal tersebut layak untuk dipelajari. Kata fenomena alami diikut-sertakan
dalam definisi statistika untuk memastikan bahwa fenomena yang dipelajari tidaklah merupakan
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi … 4
fenomena yang seluruhnya dalam kendali peneliti, seperti misalnya banyak bewan yang
digunakan dalam suatu percobaan.
Kata ‚statistics‛ digunakan pula dalam arti lain walaupun masih berkaitan. Kata ini
merupakan bentuk jamak dari kata benda dalam bahasa Inggris ‚statistic‛, dan dialih bahasakan
menjadi statistik, yang berarti salah satu dari sekian macam nilai duga seperti rerata, simpangan
baku, atau koefisien korelasi. Masing-masing nilai tersebut merupakan suatu statistik.
Dari pengertian statistika maka komponen kegiatatan statistik meliputi: data, berkaitan
dengan angka-angka, kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, kegiatan analisis data,
penarikan kesimpulan, dan membuat keputusan.
a. Asal-usul Statistika
Pada awalnya statistika berkaitan dengan fakta dan angka yang dikumpulkan oleh
pemerintah untuk berbagai tujuan. Sensus berkala adalah contoh kegiatan ini. Kata statistika
diturunkan dari kata Inggris state atau pemerintah. Sering dikatakan bahwa statistika semacam ini
merinci sifatnya. Banyaknya orang yang meninggal rata-rata per tahun di jalan raya selama
sepuluh tahun, mencacah banyaknya burung pantai yang dilakukan selama bulan April, adalah
dua contoh statistika rinci (statistika deskriptif). Dalam hal semacam itu, kita hanya merinci suatu
keadaan dengan fakta dan angka, atau data. Sebagai biologiwan kita menaruh perhatian pada
statistika rinci (data), tetapi dalam kebanyakan penelitian kita perlu memperhatikan tata kerja
statistika simpulan atau statistika inferensi. Statistika simpulan adalah perkakas pertama untuk
biologiwan peneliti dan kita akan mempelajarinya secara terinci.
Perkembangan biostatistika, atau biometrika, di waktu yang lalu banyak dipengaruhi oleh
karya para peneliti dalam bidang pertanian. Sampai sekarang beberapa buku biometrika masih
memakai kata ‚petak‛ untuk subjek percobaan meski pun subjek itu berupa tikus, mencit, atau
manusia. Juga praktik membagi perlakuan dalam ‚taraf/level/aras‛ berasal dari percobaan yang
menggunakan berbagai taraf pupuk dan sebagainya.
Bab I Pengantar … 5
b. Perkembangan Statistika
Statistika modern sebagai salah satu ilmu pengetahuan, telah dikembangkan sejak abad 17
Masehi. Ada dua sumber yang dapat menunjukkan tumbuhnya statistika modern. Pertama,
statistika yang berhubungan dengan ilmu politik atau disebut aritmatik politik. Aritmatik politik
menyajikan berbagai informasi yang berupa deskripsi kuantitatif berbagai aspek yang berkaitan
dengan urusan pemerintahan dan kenegaraan. Sebagai tokohnya adalah John Graunt (16201674)
dan William Petty (16231687), keduanya berkebangsaan Inggris. Pajak dan asuransi menyebabkan
orang tertarik pada sensus, usia, dan kematian.
Pada saat bersamaan, sumber kedua statistika yang berhubungan dengan teori peluang atau
teori probabilitas. Tokoh-tokohnya antara lain Blaise Pascal (16231662) Pierre de Fermat
(16011665), keduanya berkebangsaan Perancis, Jacques Bernoulli (16541705, warga Swiss), dan
Abraham de Moivre (1667 1754) warga Perancis yang bermukim di Inggris yaitu orang pertama
yang menggabungkan statistika yang ada pada masa hidupnya dengan teori peluang dalam
menentukan besar pensiun yang harus dibayarkan, dan melakukan pendekatan terhadap sebaran
normal melalui pemekaran binomial. Persamaan kurva normal pertama kali diumumkan pada
tahun 1733 oleh Abraham de Moivre.
Perkembangan statistika menjadi semakin cepat pada abad 18 dengan berkembangnya ilmu
astronomi. Tokohnya antara lain Pierre Simon Laplace (17491827, Perancis) dan Karl Friedrich
Gauss (17771855, Jerman). Sumbangan Gauss dalam statistika adalah metode jumlah kuadrat
terkecil. Ahli yang merintis penerapan statistika dalam biologi, kedokteran dan sosiologi adalah
astronomer Belgia Adolphe Quetelet (17961874).
Perkembangan statistika secara progresif baru terjadi pada abad 19, dengan ditandai
pengembangan teori statistika oleh para ahli matematika. Francis Galton (18221911), paman dari
Charles Darwin, yang kemudian dikenal sebagai bapak biostatistika atau biometri dan genetika
modern. Kedua bidang ilmu tersebut menjadi demikian erat hubungannya, karena pengembangan
konsep-konsep genetika modern mengandalkan pada penerapan metode statistika. Sumbangan
Galton pada biologi adalah penerapan metode statistika yang dilakukannya untuk menganalisis
keragaman biologis terutama melalui analisis keragaman dan melalui regresi dan korelasi
terhadap pengukuran biologi. Ahli lain yaitu Karl Pearson (18571936, dari University College,
London) yang menerapkan metode statistika dalam biologi untuk menggambarkan konsep seleksi
alam dan meletakkan dasar-dasar statistika deskriptif dan korelasi. Sementara W.F.R. Weldon (1-
8601906) menerapkan metode statistika untuk mengembangkan berbagai konsep zoologi. W.S.
Gosset (18761937), murid Pearson, menemukan prinsip distribusi peluang t yang selanjutnya
disebut distribusi t-Student. Ronald A. Fisher (18901962) dan Abraham Wald (19021950)
berperan dalam mengembangkan statistika secara luas dalam biologi.
c. Penyalahagunaan Statistika
Ada peribahasa yang berbunyi ‚angka tidak berdusta, tetapi pendusta memang membuat
angka‛. Nyatanya Perdana Menteri Disraeli dari Inggris demikian kecewa akan statistika
sampai-sampai ia menggolongkan kelancungan dalam urutan kejahatan seperti berikut ini: ‚dusta,
dusta terkutuk, dan statistika!‛
Seperti halnya dengan banyak alat lain yang berguna dan efektif, tentulah statistika dapat
disalahgunakan. Misalnya, banyak contoh penyalahgunaan statistika yang disengaja oleh orang
yang menggunakan keahliannya dalam statistika untuk melayani kepentingan tertentu dengan
jalan memutarbalikkan dan menyalahsajikan data. Tuntutan pengiklanan yang berlebihan atau
benar-benar menipu merupakan contoh yang amat dikenal sebagai penipuan dalam statistika.
Pidato kampanye politikus sering dihias dengan ‛bukti statistika‛ yang sengaja dibengkokkan,
dan dipandang dari satu pihak, hal ini merupakan sesuatu yang dirancang untuk memperbesar
keuntungan politiknya. Bagi orang yang sedang berkuasa dapat menyombongkan diri bahwa
sekarang lebih banyak orang mempunyai pekerjaan dibandingkan waktu lain dalam sejarah.
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi … 6
Penantangnya menjawab bahwa sekarang makin banyak penganggur dibandingkan waktu lain
dalam sejarah. Keduanya mungkin benar; memang sekarang lebih banyak orang dibandingkan
waktu lain dalam sejarah. Seseorang memilih mengatakan kepada kita bahwa sebuah gelas berisi
setengah penuh, sedangkan orang lain mengatakan gelas yang sama itu setengah kosong.
Penyalahgunaan statistika tentu saja tidak selalu dilakukan oleh pembohong statistika.
Kadang-kadang para peneliti yang beritikad baik dan mempunyai kemampuan mengalami
kesukaran karena peneliti hanya tahu terlalu sedikit mengenai pengertian dan tata cara statistika
atau mereka tahu terlalu banyak bahwa sesungguhnya kenyataannya tidaklah demikian. Juga,
kadang-kadang ‚sindrom nama terkenal‛ mendorong terus berlangsungnya teknik statistika yang
tidak benar. Ilmuwan muda cenderung dibuat tak berdaya oleh orang yang mempunyai reputasi,
dosa atau kesalahan statistika.
Kebanyakan orang ilmiah dibesarkan dengan kepercayaan tradisional bahwa ilmuwan itu
terbuka, objektif, tak mementingkan diri sendiri, jujur, mawas diri, dan lebih dari semua itu,
dijiwai oleh semangat keagamaan untuk menemukan ‘kebenaran’ ke mana pun jalan akan menuju.
Untunglah, barangkali orang dapat merasa yakin bahwa kebanyakan dari hal tersebut memang
sering benar. Sebaliknya, percaya bahwa semua itu selamanya benar sama dengan menganggap
bahwa ilmuwan itu kurang manusiawi atau lebih dari manusiawi. Hanya orang yang naif sajalah
yang benar-benar dapat melihat ‚baju putih tradisi ilmuwan‛ sebagai baju kebal akan kelemahan
manusiawi yang kita semua memilikinya. Patut diragukan bahwa setiap peneliti demikian
terbenam dalam ‚mencari kebenaran‛ sehingga tuli akan panggilan kemasyhuran dan kekayaan.
Dalam banyak keadaan terdapat tekanan untuk menghasilkan, menerbitkan, memenangkan
tunjangan yang makin besar, karena semua itu adalah dasar pembentukan nama baik.
Memperhatikan ini semua, tidaklah mengherankan jika para peneliti mengambil jalan pintas
menerbitkan hasil penelitiannya sebelum tiba waktunya dan menuntut pengakuan akan kebenaran
hasil penelitian yang tidak didukung sepenuhnya oleh data.
Pentingya statistika tidak menjadi berkurang meskipun kadang-kadang disalahgunakan,
baik oleh peneliti yang cerdas maupun oleh yang beritikad baik tetapi canggung. Dapat saja alat
yang demikian bermanfaat itu disalahkan karena sekali-sekali dipakai tanpa pengawasan dan
kurang berhati-hati. Seperti halnya pisau bedah, uji statistika tidak mempunyai keamanan sendiri,
dan kegunaannya bergantung pada pemakainya.
d. Jenis Statistika
Penggunaan metode atau teknik statistika dalam kegiatan penelitian berkaitan dengan
masalah pengumpulan, penyajian, analisis, penafsiran data. Berdasarkan bidang atau ruang
lingkup penggunaan statistika, dapat dibagi antara lain: statistika sosial, statistika pendidikan,
statistika ekonomi, statistika perusahaan, statistika pertanian, statistika kesehatan, statistika
psikologi, statistika kimia, dan statistika biologi. Ditinjau dari fungsinya dalam pengolahan data
atau berdasarkan aktivitas yang dilakukan, statistika dapat dibedakan menjadi Statistika
Deskriptif dan Statistika Inferensial.
Statistika yang menggambarkan dan menganalisis kelompok data yang diberikan tanpa
menarik kesimpulan mengenai kelompok data yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif
atau statistika deduktif. Statistika Deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang
dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis dan menarik inferensi yang digeneralisasi-
kan untuk populasi. Statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan
atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja. Statistika deskriptif hanya digunakan
untuk menyajikan dan menganalisis data agar lebih bermakna dan komunikatif dan disertai
penghitungan-penghitungan sederhana yang bersifat memperjelas keadaan dan atau karakteristik
data yang bersangkutan. Statistika deskriptif membahas cara-cara pengumpulan data dan
menyederhanakan angka-angka pengamatan yang diperoleh (mengumpulkan, meringkas dan
menyajikan data), serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran.
Bab I Pengantar … 7
Data tentang jumlah siswa, burung di suatu tempat, jumlah kelulusan tiap tahun, jumlah
hama di areal tertentu, luas permukaan daun tanaman jagung yang diberi perlakuan macam
pupuk adalah contoh statistika deskriptif. Data-data deskriptif umumnya disajikan ke dalam
bentuk tertentu, misalnya tabel, baik dengan distribusi frekuensi tunggal atau berkelompok,
histogram, dan poligon, sehingga dengan mudah dan cepat dapat dipahami. Penyajian berbagai
data sering dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan komunikatif.
Statistik deskriptif mencakup penghitungan-penghitungan sederhana, yang biasanya
dikenal dengan statistika dasar, antara lain penghitungan frekuensi, frekuensi kumulatif,
persentase, persentase kumulatif, tingkat persentil, skor tertinggi dan terendah, rerata hitung,
simpangan baku, varian (ragam), dan pembuatan tabel silang. Berbagai penghitungan statistika
dasar berfungsi lebih melengkapi informasi dan atau pemerian (deskripsi) tentang keadaan suatu
data peristiwa atau keadaan yang ditampilkan. Penghitungan statistika dasar yang dilakukan
umumnya tergantung pada kebutuhan dan tujuan penelitian atau pihak pengguna. Bidang kajian
atau cakupan statistik deskriptif meliputi: 1) Penyajian data yaitu: distribusi frekuensi; penyajian
grafik, bagan dan diagram; 2) Peringkasan/klasifikasi data dikelompokkan menjadi a) ukuran
tendensi sentral (ukuran lokasi atau pemusatan): mean, median, modus, pembagian distribusi
(kuartil, desil, persentil); b) ukuran dispersi (sebaran): selang (range), varians dan deviasi standar,
koefisien keragaman, kesalahan baku dari rerata (standard error), estimasi selang kepercayaan
rerata, Z score; ukuran bentuk (skewness, kurtosis, box- plot), angka indeks; dan time series (deret
waktu atau data berkala).
Statistika yang menyangkut kesimpulan yang valid dinamakan statistika inferensial atau
statistika induktif. Dalam statistika inferensial biasanya memasukkan unsur peluang dalam
menarik kesimpulan. Statistika yang menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik
kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil. Statistika Inferensial disebut
merupakan bagian statistika yang berkaitan dengan cara-cara menganalisis data (sampel) dan
pengambilan kesimpulan, yang pada dasarnya berkaitan dengan masalah estimasi parameter
populasi dan pengujian hipotesis. Penyimpulan (inferensi) yang diperoleh digeneralisasikan
kepada populasi. Generalisasi perlu dilakukan karena data yang dianalisis pada umumnya
merupakan data sampel dari populasi. Secara lebih teknis, statistika inferensial adalah statistika
yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian tentang masalah pengaruh, perbedaan,
hubungan, atau fungsi peramalan di antara data pada variabel-variabel yang diuji. Statistika
inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum
dari data sampel yang telah dianalisis. Hal-hal yang berkaitan dengan statistika inferensial yaitu:
penafsiran tentang karakteristik populasi dengan menggunakan data yang diperoleh dari sampel;
memprediksi tentang masalah untuk masa yang akan datang; menentukan pengaruh variabel,
hubungan antar variabel; menguji hipotesis; pembuatan kesimpulan secara umum mengenai
populasi.
Statistika inferensial antara lain statistika uji beda: uji-t, analisis varian, korelasi, regresi,
analisis kovarian, dan chi kuadrat. Penggunaan statistika memerlukan persyaratan macam data
dan pemenuhan asumsi-asumsi tertentu. Penggunaan macam statistika inferensial tergantung
pada keadaan data dan tujuan penelitian.
Berdasarkan bentuk distribusi parameternya, statistika inferensial dapat dibedakan menjadi
Statistika Parametrik dan Statistika Nonparametrik. Statistika parametrik menggunakan asumsi
mengenai populasi dan membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan skala data interval (selang)
atau rasio. Statistika parametrik adalah bagian statistika inferensial yang parameter populasinya
diketahui mengikuti distribusi normal dan memiliki varian (ragam) data yang homogen. Skala
data pengkuran statistika parametrik minimal adalah skala interval (selang).
Statistika nonparametrik menggunakan lebih sedikit asumsi mengenai parameter populasi
(atau bahkan tidak ada sama sekali) dan membutuhkan data dengan skala data dengan tingkat
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi … 8
ordinal dan ada beberapa menggunakan skala data nominal. Statistika nonparametrik adalah
bagian statistika inferensial yang parameter populasinya tidak mengikuti distribusi normal atau
distribusi bebas (free distribution) dan varian data tidak homogen. Skala data pengkuran statistika
nonparametrik lebih banyak berskala ukur nominal atau ordinal (mengenai macam data berdasar
skala pengukuran akan dibahas lebeih lanjut dalam Bab 2).
Dalam kerja penelitian yang sesungguhnya kedua jenis statistika dapat saja bersama-sama
diperlukan tergantung dari kebutuhan dan tujuan penelitian atau merupakan suatu keharusan.
Dalam tahap penyajian data, misalnya mungkin saja hanya menjadi lampiran, akan dituntut
penyajian data ‚asli‛ yang berasal dari tiap individu subjek penelitian, yang biasanya ditampilkan
ke dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi. Selain itu penghitungan dan penyajian rerata
hitung dan simpangan baku juga selalu dilakukan dalam berbagai analisis statistika yang
dilakukan, karena keduanya merupakan informasi penting yang menggambarkan keadaan atau
data subjek penelitian.
a. Variasi
Statistika bekerja dengan keadaan yang berubah-ubah (bervariasi). Misalnya keadaan
penduduk, keuangan, GNP, kematian, kelahiran, dan pertumbuhan biji kacang hijau.
b. Reduksi
Statistika dapat bekerja secara reduksi, artinya tidak seluruh informasi yang harus diolah.
Tidak seluruh subjek atau anggota populasi harus diteliti, melainkan cukup dengan sampel-
sampel yang mewakili saja. Tentu saja sampel itu harus representatif. Untuk mendapatkan sampel
yang representatif diperlukan pemahaman tentang teknik sampling.
c. Generalisasi
Statistika induktif (inferensial) bekerja untuk menarik kesimpulan umum (generalisasi) yang
berlaku untuk anggota-anggota populasi berdasarkan sampel-sampel yang representatif. Misalnya:
meneliti pengaruh air limbah hasil cucian biji kedelai terhadap pertumbuhan biji jagung, maka
tidak mungkin meneliti semua biji jagung melainkan sampelnya saja yaitu 80 biji yang digunakan.
d. Spesialisasi
Statistika selalu berkaitan dengan angka-angka (kuantitatif). Statistika mempunyai angka-
angka yang lebih nyata, pasti dan dapat dinyatakan dengan angka-angka. Istilah-istilah seperti:
pada umumnya, kira-kira, sekitar, kurang lebih, kebanyakan, biasanya sedikit, banyak, lumayan,
cukupan, sedang-sedang saja, hampir tidak pernah dikenal dalam analisis statistika. Agar data
kualitatif dapat distatistikkan, maka data itu harus dibobot dulu. Sebagai contoh: sangat setuju = 5;
setuju = 4; ragu-ragu = 3; tidak setuju = 2; sangat tidak setuju = 1.
6. Statistika dapat menentukan hubungan antar variabel, pengaruh variabel terhadap variabel
lain. Statistika dapat digunakan misalnya, menentukan hubungan antara kedalaman suatu
danau dengan suhu air; Pengaruh macam pupuk terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Dalam rangka kegiatan penelitian, seperti yang telah beberapa kali, fungsi dan peranan
statistika digambarkan oleh Guilford seperti berikut:
a. Statistika memungkinkan pencatatan secara eksak data penelitian.
b. Statistika memandu peneliti menganut tata pikir dan tata kerja yang definit dan eksak.
c. Statistika menyediakan cara meringkas data ke dalam bentuk yang lebih banyak artinya dan
lebih mudah mengerjakannya.
d. Statistika memberi dasar-dasar untuk menarik kesimpulan melalui proses yang mengikuti tata
cara yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan.
e. Statistika memberi landasan untuk meramalkan secara ilmiah tentang penyebab sesuatu gejala
dalam kondisi yang telah diketahui.
f. Statistika memungkinkan peneliti menganalisis, menguraikan sebab-akibat yang kompleks
dan rumit, yang tanpa statistika akan merupakan peristiwa yang membingungkan atau yang
tak teruraikan.
pengajar, pegawai, dan lulusan, misalnya jumlah siswa, jumlah guru bersertifikasi, jumlah lulusan
yang melanjutkan, presensi.
D. Ringkasan
Pengertian istilah statistika atau ilmu statistik, tidak sama dengan istilah statistik. Statistik
dapat diartikan sebagai: 1) kumpulan angka-angka mengenai suatu masalah, sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai masalah tersebut; 2) sebagai suatu ukuran yang dihitung dari
sekumpulan data dan merupakan wakil dari data itu; 3) dikaitkan dengan ilmu pengetahuan atau
metode ilmiah dan sering disebut statistika. Statistika di bidang biiologi dapat didefinisikan
sebagai studi ilmiah mengenai data numerik yang berasal dari fenomena alami.
Pada awalnya statistika berkaitan dengan fakta dan angka yang dikumpulkan oleh
pemerintah untuk berbagai tujuan. ‚Angka tidak berdusta, tetapi pendusta memang membuat
angka‛. Pentingya statistika tidak menjadi berkurang meskipun kadang-kadang disalahgunakan,
baik oleh peneliti yang cerdas maupun oleh yang beritikad baik tetapi canggung.
Cara berpikir statistika adalah semuanya berusaha agar pengamatan yang dilakukan
merupakan pengamatan kuantitatif. Landasan kerja statistika meliputi variasi, reduksi,
generalisasi, dan spesialisasi. Pendekatan dalam statistika meliputi objektif dan universal.
Statistika menurut fungsinya dibagi menjadi dua bagian yaitu statistika deskriptif dan
statistika inferensial. Statistika deskriptif: statistika yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum pada populasi.
Statistika Inferensial (statistika Induksi): statistika yang menggunakan data dari suatu sampel
untuk menarik kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil. Berdasarkan
bentuk distribusi parameternya, statistika inferensial dapat dibedakan menjadi Statistika
Parametrik dan Statistika Nonparametrik. Statistika parametrik menggunakan asumsi mengenai
populasi dan membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan skala data interval (selang) atau rasio.
Statistika parametrik adalah bagian statistika inferensial yang parameter populasinya diketahui
mengikuti distribusi normal dan memiliki varian (ragam) data yang homogen. Skala data
pengkuran statistika parametrik minimal adalah skala interval (selang).
E. Latihan Soal
1. Apakah perbedaan statistik dengan statistika?
2. Jelaskan perbedaan antara statistika deskriptif dengan statistika inferensial!
3. Manfaat apakah yang dapat dipetik mahasiswa selaku calon sarjana, dengan mempelajari
statistika? Jelaskan jawaban saudara!
4. Bagaimanakah sikap Saudara terhadap pihak lain yang sangat membenci analisis statistika?
5. Bagaimanakah cara berpikir statistika?
6. Bagaimanakah landasan kerja statistika?
7. Mengapakah kehadiran statistika sangat bermanfaat bagi perkembangan biologi?
8. Bagaimanakah syarat suatu data biologi dapat diolah dengan statistika?