You are on page 1of 3

Pemanfaatan Limbah Cair Pengolahan Abon Ikan Lele

1. Pemanfaatan limbah cair berupa hasil pencucian ikan lele sebagai Pupuk Organik
Pupuk organik adalah sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal
dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair
yang digunakan menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah (Simanungkalit dkk.,2006). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan
kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif
pengganti pupuk kandang.
Pupuk organik dengan bantuan EM4 Limbah cair yang berasal industri perikanan dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Menurut Dwicaksono dll, (2014) limbah cair industri
perikanan tidak dapat dimanfaatkan langsung sebagai pupuk cair karena kandungan bahan
organiknya berupa lemak dan protein tidak dapat diserap langsung oleh tanaman. Perlu adanya
penguraian kandungan organik dalam limbah cair tersebut dengan tujuan memecah senyawa
komplek menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih sederhana sehingga tanaman lebih
mudah menyerap nutrisi yang terkandung dalam pupuk cair organik tersebut. Lebih jauh
Dwicaksono dll, (2014) mnyatakan bahwa pembuatan pupuk organik dapat ditambahkan
aktivator berupa EM4 (effective microorganisms).
Produk EM4 Pertanian merupakan produk bakteri fermentasi bahan organik tanah yang dapat
menyuburkan tanah dan menyehatkan tanah. EM4 terbuat dari hasil seleksi alami
mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang di kemas dalam medium cair
(EM4 Indonesia, 2013). EM terdiri dari kultur campuran dari beberapa mikroorganisme yang
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Menurut (Higa et al,. 1995 dalam
Dwicaksono,2014 Effective microorganisms (EM) mengandung spesies terpilih dari
mikroorganisme utamanya yang bersifat fermentasi, yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus
sp.), Jamur fermentasi (Saccharomyces sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), dan
Actinomycetes. Effective microorganisms (EM4) digunakan sebagai bioaktivator enzim untuk
perombakan material organik pada proses fermentasi dalam pembuatan pupuk organik cair.
2. Pemanfaatan limbah minyak jelantah hasil dari penggorengan abon menjadi Biodiessel
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali penggorengan.
Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku biodiesel yang potensial untuk
dimanfaatkan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari produksi minyak jelantah di Indonesia
yang dapat mencapai 4.000.000 ton/tahun. Berdasarkan hasil evaluasi kelayakan biodiesel
jenis minyak nabati yang paling layak digunakan sebagai bahan baku biodiesel adalah minyak
jelantah, sebab mengingat banyaknya minyak jelantah yang belum dimanfaatkan secara
maksimal [Rahkadima dan Putri, 2011].
Minyak jelantah apabila tetap dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit diantaranya
tekanan darah tinggi, kanker dan kecerdasan [Rukmini, 2007]. Menurut Ketaren [2005],
Penggunaan minyak jelantah juga dapat menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan pada saat
mengkonsumsi makanan yang digoreng menggunakan minyak jelantah. Minyak jelantah dapat
bermanfaat jika dapat diolah dengan tepat. Salah satu proses penanganan terhadap minyak
jelantah adalah mengolahnya menjadi biodiesel [Satriana dkk, 2012].
Hal ini dapat dilakukan karena minyak jelantah juga merupakan minyak nabati. Menurut
Siswani dkk [2012] Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar motor diesel merupakan
suatu cara pegurangan limbah (minyak jelantah) yang menghasilkan nilai ekonomis serta
menciptakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar. Minyak jelantah memiliki
potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi bahan bakar biodiesel karena memiliki
asam lemak yang tinggi.

Dapus
Rahkadima, Y., dan Purwati, P. A. 2011. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah Melalui
Proses Transesterifikasi Dengan Menggunakan CaO Sebagai Katalis.
Satriana., Elhusna, N., Desrina., Supardan, D. 2012. Karakteristik Biodiesel Hasil
Transesterifikasi Minyak Jelantah Menggunakan Teknik Kavitasi Hidrodinamik. Jurnal
Jurusan Teknik Kimia. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh
Siswani, E D., Susila Kristianingrum., Suwardi. 2012. Sintesis dan Karakterisasi Biodiesel dari
Minyak Jelantah Pada Berbagai Waktu dan Suhu. Jurnal FMIPA. UNY
Simanungkalit, R.D.M. 2006. Prospek Pupuk Organik dan Hayati di Indonesia. Balai Besar
Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
Dwicaksono dkk. 2013. “Effect of Effective Microorganisms Additions on the Wastewater
from Fishing Industry for Organic Liquid Fertilizers”. Jurnal Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. Universitas Brawijaya.
Higa, T. 1995. Effective microorganisms: Their Role in Kyusei Nature Farming and
sustainable agriculture. In J.F. Parr, S.B. Hornick, and M.E. Simpson (ed.) Proceedings of the
Third International Conference on Kyusei Nature Farming, U.S. Department of Agriculture,
Washington. D.C., USA. (In Press)

You might also like