You are on page 1of 37

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 05 Dzulhijjah 1439 H

Jum'at, 17 Agustus 2018 M

📚 *QS. 60. AL-MUMTAHANAH ( ‫( ) املممممتننحننةة‬Bagian 1)*

◼ Wanita Yang di Uji

◼ Madaniyyah, 13 ayat

◼ Turun sesudah Surat Al-Ahzab

📚 Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya)

★ Ini kisah yang dialami oleh Hatib ibnu Abu Balta'ah RA.

Hatib adalah seorang lelaki dari kalangan Muhajirin dan juga termasuk ahli Badar (ikut dalam Perang
Badar), dia mempunyai anak-anak dan juga harta yang ditinggalkannya di Mekah.

Dan dia sendiri bukan termasuk salah seorang dari kabilah Quraisy, melainkan dia hanyalah teman
sepakta Utsman RA.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bertekad akan menaklukkan kota Mekah, karena
penduduk Mekah merusak perjanjian yang telah disepakati, maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam
memerintahkan kepada kaum muslim untuk membuat persiapan guna memerangi mereka, dan beliau
Shallallahu 'Alayhi Wasallam berdoa: "Ya Allah, umumkanlah kepada mereka berita kami ini."
Maka Hatib dengan sengaja menulis sepucuk surat ditujukan kepada orang-orang Quraisy melalui
seorang wanita suruhannya (ada riwayat yang menyebutkan namanya Sarah maula Bani Abdul
Muttalib/Hasyim)

Tujuannya ialah untuk memberitahukan kepada penduduk Mekah rencana yang akan dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam yaitu memerangi mereka.

Ia lakukan demikian itu agar dirinya mendapat jasa di kalangan mereka.

Maka Allah memperlihatkan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam sebagai ijabah dari
doanya, lalu beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengirimkan beberapa orang utusan (termasuk 'Ali ibnu
Abi Thalib RA) untuk mengejar wanita tersebut, kemudian surat itu diambil dari tangan si wanita,
sebagaimana yang disebutkan kisahnya dalam HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan perawi lainnya.

★ Lalu 'Ali ibnu Abi Thalib RA menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam pernah
mengutusnya bersama Az-Zubair ibnul Awwam RA dan Al-Miqdad RA seraya berpesan : "Berangkatlah
kalian bertiga menuju ke kebun Khakh, karena sesungguhnya di situ kalian akan berjumpa dengan
seorang wanita dalam perjalanan. Ia membawa surat, maka ambillah surat itu darinya."

Maka kami berangkat dengan memacu kuda kami hingga sampailah kami di kebun tersebut.

Ternyata di kebun itu kami menjumpai seorang wanita yang sedang dalam perjalanannya.

Maka kami perintahkan kepada wanita itu, "Keluarkanlah surat itu!"

Wanita itu berkilah, "Aku tidak membawa surat apa pun."

Lalu kami letakkan barang-barangnya dan kami periksa semuanya, ternyata tidak kami jumpai pada
barang-barang bawaannya.

Lalu 'Ali berkata : "Sesungguhnya aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa Rasulullah tidak dusta dan
beliau tidak pernah berdusta kepada kami. Sekarang kamu harus mengeluarkan surat itu, atau kalau
tidak, maka kami benar-benar akan membuka pakaianmu."

Ketika wanita itu melihat bahwa ancaman 'Ali RA sungguhan, maka ia berkata, "Berpalinglah kamu."

Maka 'Ali RA memalingkan mukanya, dan wanita itu membuka gelungan rambutnya dan mengeluarkan
surat tersebut darinya, selanjutnya surat itu ia serahkan kepada 'Ali RA. Kemudian kami menyerahkan
surat itu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam
Ternyata isi surat tersebut dari Hatib ibnu Abu Balta'ah RA, ditujukan kepada sejumlah orang-orang
musyrik di Mekah, memberitahukan kepada mereka rencana yang akan dilakukan oleh Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bertanya, "Hai Hatib, surat apakah ini?"

Hatib menjawab, "Jangan engkau tergesa-gesa mengambil keputusan terhadapku, sesungguhnya aku
adalah seorang yang hidup mendompleng kepada orang-orang Quraisy, dan aku bukanlah seseorang dari
kalangan mereka sedangkan di antara kaum Muhajirin yang ada bersama engkau mempunyai kaum
kerabat di Mekah yang dapat melindung, keluarganya yang tertinggal. Maka karena aku tidak mempunyai
hubungan kekerabatan dengan mereka, aku bermaksud menggantinya dengan jasa kepada mereka. Dan
tidaklah aku berbuat demikian karena kekafiran, bukan pula karena murtad dari agamaku, serta tidak
pula ridha dengan kekufuran sesudah aku masuk Islam."

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda: "Dia berkata sebenarnya kepada kalian,
janganlah kalian berkata mengenai Hatib melainkan hanya kebaikan belaka"

Umar RA tidak sabar, ia mengatakan, "Biarkanlah aku memenggal batang leher orang munafik ini."

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya dia telah ikut dalam Perang Badar, dan
tahukah kamu, barangkali Allah menengok ahli Badar, lalu berfirman kepada mereka, "Berbuatlah
menurut apa yang kalian kehendaki, sesungguhnya Aku telah memberikan ampunan bagimu.""

Mendengar jawaban Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam, maka berlinanglah air mata Umar RA, lalu
ia berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Lalu turunlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala , Al-Mumtahanah : 1-4

‫بةمسةم ا‬
‫اة الارمحنمةن الارةحيِةم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


📚 Tafsir Ayat 1-3

◼ Ayat 1

{ ‫ق يممخةرمجوُنن الارمسوُنل نوُإةاياَمكمم أنمن تممؤةممنوُا‬ ‫نياَ أنيَينهاَ الاةذينن آنممنوُا نل تنتاةخمذوُا نعمدووُيِّ نوُنعمداوُمكمم أنموُلةنيِاَنء تمملمقوُنن إةلنميِةهمم ةباَملنمنوُادةة نوُقنمد نكفنمروُا بةنماَ نجاَنءمكمم ةمنن املنح و‬
‫ضال‬ ‫ضاَةتيِ تمةسيَروُنن إةلنميِةهمم ةباَملنمنوُادةة نوُأننناَ أنمعلنمم بةنماَ أنمخفنميِتممم نوُنماَ أنمعلنمنتممم نوُنممن ينمفنعملهم ةممنمكمم فنقنمد ن‬
‫ةباَالة نربومكمم إةمن مكمنتممم نخنرمجتممم ةجنهاَددا ةفيِ نسةبيِةليِ نوُامبتةنغاَنء نممر ن‬
‫} نسنوُانء الاسةبيِةل‬

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-
teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang;
padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir
Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.

Jika kamu benar benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu
berbuat demikian).

Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih
sayang.

Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan
yang lurus."

★ Yakni kaum musyrik dan orang-orang kafir yang selalu memerangi Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin.

Allah memerintahkan agar mereka dimusuhi dan diperangi serta melarang mengambil mereka menjadi
kekasih, teman, dan orang-orang yang terdekat.

★ Semakna dengan QS. Al-Maidah: 51 :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain.
Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka."

Ini mengandung ancaman yang keras dan peringatan yang pasti.

★ Juga QS. Al-Maidah: 57 :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang
membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi
kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik).

Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."

★ QS. An-Nisa: 144 :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin.

Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)."

★ QS. Ali Imran: 28 :

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-
orang mukmin.

Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri
(siksa)-Nya."

Karena itulah maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menerima alasan dan permintaan maaf dari
Hatib, karena sesungguhnya dia melakukan hal itu semata-mata hanyalah sebagai sikap diplomasi dan
basa-basinya terhadap orang-orang Quraisy, mengingat dia memiliki harta dan anak-anak di kalangan
mereka.

Sehubungan dengan hal ini perlu diketengahkan sebuah hadits, HR. Ahmad dari Huzaifah RA mengatakan
bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya pernah ada suatu kaum yang
lemah lagi miskin, mereka diperangi oleh orang-orang yang sewenang-wenang dan suka permusuhan,
kemudian Allah memenangkan orang-orang yang lemah atas mereka.

Sesudah itu orang-orang yang tadinya lemah itu dengan sengaja berteman dengan musuh mereka dan
menjadikan musuh mereka mempunyai jabatan dan kekuasaan atas diri mereka.

Maka Allah murka terhadap kaum yang lemah itu sampai hari mereka bersua dengan-Nya."

★ Allah menggugah kaum mukmin untuk memusuhi mereka dan tidak boleh menjadikan mereka teman,
karena mereka telah mengusir Rasul dan para sahabatnya dari kalangan mereka, sebab mereka benci
kepada ajaran tauhid dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata.

Kamu tidak mempunyai dosa terhadap mereka, melainkan hanya semata-mata karena kamu beriman
kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Semakna dengan QS. (Al-Buruj: 8 :

"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu
beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji."

Dan QS. Al-Hajj: 40 :

"(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali
karena mereka berkata, "Tuhan kami hanyalah Allah.”"

★ Jika kamu benar keluar hanya untuk berjihad di jalan-Ku dan meraih ridha-Ku kepada kalian, maka
janganlah kamu mengambil mereka sebagai teman-teman dekatmu, janganlah kalian berteman dengan
musuh-musuh-Ku dan musuh-musuh kalian.

Sesungguhnya mereka telah mengusir kalian dari rumah dan harta benda kalian, karena benci dan tidak
suka dengan agama kalian.

★ Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih
sayang, sedangkan Aku mengetahui semua rahasia dan apa yang terkandung di dalam hati serta apa
yang dinyatakan.
★ Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan
yang lurus.

◼ Ayat 2

{ ‫طوُا إةلنميِمكمم أنميةدينهممم نوُأنملةسننتنهممم ةباَليَسوُةء نوُنوُيَدوُا لنموُ تنمكفممروُنن‬


‫} إةمن ينمثقنمفوُمكمم ينمكوُمنوُا لنمكمم أنمعندادء نوُينمبمس م‬

"Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan
tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali)
kafir"

★ Seandainya mereka mempunyai kemampuan untuk mengalahkan kalian, tentulah mereka tidak segan-
segan menyakiti kalian dengan ucapan dan tangan mereka, dan mereka sangat menginginkan agar kamu
(kembali) kafir, agar kamu tidak memperoleh suatu kebaikan pun.

Dengan kata lain, permusuhan mereka kepada kalian telah mendarah daging, baik lahir maupun
batinnya.

Maka mengapa kalian berteman dengan orang-orang seperti mereka?

Ini pun merupakan alasan lain yang menggugah hati kaum mukmin untuk memusuhi mereka.

◼ Ayat 3

‫ام بةنماَ تنمعنمملوُنن بن ة‬


{ ‫صيِر‬ ‫}ٌ لنمن تنمنفننعمكمم أنمرنحاَمممكمم نوُل أنموُلمدمكمم ينموُنم املقةنيِاَنمةة ينمف ة‬
‫صمل بنميِننمكمم نوُ ا‬
"Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu pada hari kiamat.

Dia akan memisahkan antara kamu.

Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

★ Yakni kekerabatanmu tidak dapat memberikan manfaat kepadamu di sisi Allah.

Apabila Allah menghendaki keburukan bagimu, dan pemberian manfaat mereka (kepadamu) tidak akan
sampai kepadamu, jika kamu membuat mereka puas terhadap apa yang dimurkai oleh Allah Subhanahu
Wa Ta'ala.

Dan barang siapa yang membiarkan keluarganya dalam kekafiran untuk memuaskan hati mereka, maka
sesungguhnya dia kecewa, merugi, dan lenyap amalnya; dan tiada bermanfaat baginya di sisi Allah
hubungan kekerabatannya, siapapun dia adanya, sekalipun dia adalah orang yang mempunyai hubungan
kekerabatan dengan salah seorang nabi.

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Mumtahanah bagian pertama.

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.


Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 06 Dzulhijjah 1439 H

Sabtu, 18 Agustus 2018 M

📚 *QS. 60. AL-MUMTAHANAH ( ‫( ) املممممتننحننةة‬Bagian 2)*

‫بةمسةم ا‬
‫اة الارمحنمةن الارةحيِةم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


📚 Tafsir Ayat 4-6

◼ Ayat 4

‫اة نكفنمرنناَ بةمكمم نوُبنندا بنميِنننناَ نوُبنميِننمكمم املنعندانوُةم‬‫ت لنمكمم أممسنوُةٌ نحنسننةٌ ةفيِ إةمبنراةهيِنم نوُالاةذينن نمنعهم إةمذ نقاَملوُا لةقنموُةمةهمم إةاناَ بمنرآمء ةممنمكمم نوُةماماَ تنمعبممدوُنن ةممن مدوُةن ا‬
‫قنمد نكاَنن م‬
‫ك‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ك تننوُاكلنناَ نوُإةلنميِ ن‬
‫ك أننمبنناَ نوُإةلنميِ ن‬ ‫ا‬
‫ك ةمنن اة ةممن نشميِءء نربانناَ نعلنميِ ن‬ ‫ك لن ن‬ ‫ن‬
‫ك نوُنماَ أمملة م‬ ‫ا‬
‫ضاَمء أبنددا نحاتىَّ تممؤةممنوُا ةباَلة نوُمحندهم ةإل قنموُنل إةمبنراةهيِنم لةبيِةه لمستنمغفةنران لن ن‬ ‫ن‬ ‫نوُاملبنمغ ن‬
‫صيِمر‬ ‫} املنم ة‬

"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu
dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja."

Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi
kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.”

(Ibrahim berkata), "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada
Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.""

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada hamba-hamba-Nya yang beriman yang telah Dia
perintahkan agar mereka memusuhi orang-orang kafir, memerangi mereka, menjauhi mereka, dan
berlepas diri dari mereka, bahwa bagi mereka ada suri teladan yang baik pada Ibrahim dan para
pengikutnya yang beriman kepadanya yang dapat kalian ikuti.

★ Nabi Ibrahim 'Alayhis Salam dan pengikutnya adalah orang-orang yang berlepas diri dari kaum mereka
yang tidak beriman, mengingkari agama dan cara kaum mereka dan telah diperintahkan adanya
permusuhan dan kebencian mulai dari sekarang antara Nabi Ibrahim 'Alayhis Salam dan pengikutnya
dengan kaumnya, selama kaumnya masih tetap dalam kekafiran mereka.

Maka selamanya Nabi Ibrahim 'Alayhis Salam dan pengikutnya berlepas diri dari kaumnya dan benci
kepada kaumnya sampai kaumnya mengesakan Allah dan menyembah-Nya semata, tiada sekutu bagi-
Nya; dan mereka tinggalkan semua berhala dan sekutu yang mereka sembah selain Dia.
★ Bagi kalian terdapat suri teladan yang baik pada Ibrahim dan kaumnya yang dapat kalian ikuti, kecuali
perkataan Ibrahim kepada bapaknya dalam hal ini tiada suri teladan bagi kamu, yaitu memohonkan
ampunan bagi orang-orang musyrik.

Karena sesungguhnya hal itu hanyalah semata-mata karena Nabi Ibrahim telah berjanji kepada bapaknya
akan memohonkan ampunan baginya kepada Allah.

Tetapi setelah jelas bagi Nabi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka berlepas dirilah ia dari
perbuatan bapaknya.

Demikian itu karena pada asal mulanya ada sebagian kaum mukmin yang mendoakan bagi bapak-bapak
mereka yang telah mati dalam kemusyrikannya.

Dalam do'anya itu mereka memohonkan ampunan bagi bapak-bapak mereka, dengan alasan bahwa Nabi
Ibrahim pun pernah memohonkan ampunan bagi bapaknya.

★ QS. At-Taubah: 113-114 :

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi
mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam.

Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu
janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu.

Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri
darinya.

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun."

★ Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan tentang perkataan Nabi Ibrahim 'Alayhis Salam
dan orang-orang yang bersama dia saat mereka memisahkan diri dari kaumnya dan berlepas diri dari
mereka, lalu mereka berlindung kepada Allah dan memohon kepada-Nya dengan penuh rendah diri.

Mereka bertawakal kepada Allah dalam semua urusan mereka, dan mereka serahkan kepada Allah
semua urusan mereka dan mereka berserah diri kepada Allah dalam semua urusan mereka dan hanya
kepada Allah-lah mereka dikembalikan kelak di negeri akhirat.
◼ Ayat 5

{ ‫ت املنعةزيمز املنحةكيِمم‬
‫ك أنمن ن‬
‫} نربانناَ نل تنمجنعملنناَ فةمتننةد لةلاةذينن نكفنمروُا نوُامغفةمر لننناَ نربانناَ إةنا ن‬

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir.

Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami.

Sesungguhnya Engkau, hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Beberapa pendapat mengenai maksud ayat ini :

★ Mujahid, Ad-Dahhak :

Janganlah Engkau menyiksa kami melalui tangan mereka, jangan pula dengan siksaan dari sisi Engkau.
Karena pada akhirnya mereka (orang-orang kafir) akan mengatakan, "Seandainya kami berada dalam
kebenaran, tentulah kami tidak akan tertimpa siksaan itu."

★ Qatadah, Ibnu Jarir :

Janganlah Engkau biarkan mereka menang atas kami, karena akibatnya mereka akan memfitnah kami,
dan mereka akan berpandangan bahwa sesungguhnya diri mereka menang atas kami hanyalah karena
mereka berada dalam kebenaran. Pendapat inilah yang dipilih oleh

★ Ibnu Abbas RA :

Janganlah Engkau menjadikan mereka berkuasa atas kami, akibatnya mereka akan memfitnah kami.

★ Dan tutupilah dosa-dosa kami dari selain Engkau dan maafkanlah dosa yang antara kami dan Engkau.

Sesungguhnya Engkau, hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa, yang tidak merasa kecewa orang yang
berlindung ke dalam naungan-Mu, lagi Maha Bijaksana dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan
takdir-Nya.
◼ Ayat 6

{ ‫ان همنوُ املنغنةيَيِ املنحةميِمد‬ ‫} لنقنمد نكاَنن لنمكمم ةفيِةهمم أممسنوُةٌ نحنسننةٌ لةنممن نكاَنن ينمرمجوُ ا‬
‫ان نوُامليِنموُنم الةخنر نوُنممن ينتننوُال فنإ ةان ا‬

"Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang
yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian.

Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

★ Ayat ini mengukuhkan ayat 4.

Ayat ini menggugah hati setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian untuk meraih dan
mengharap pahala Allah dan keselamatan pada hari kemudian.

★ Dan barang siapa yang berpaling dari apa yang diperintahkan oleh Allah, maka sesungguhnya Allah,
Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Semakna dengan QS. Ibrahim: 8 :

"Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

★ Ibnu Abbas :

Al-Ghaniy adalah Yang Maha Sempurna kekayaan-Nya, Dialah Allah.

Sifat ini tidaklah layak kecuali hanya bagi-Nya, tiada yang menyaingi-Nya dan tiada sesuatu pun yang
semisal dengan Dia, Maha Suci Allah Yang Maha Esa, Maha Mengalahkan, Maha Terpuji, lagi Yang dipuji
oleh semua makhluk-Nya, yakni Dia terpuji dalam semua ucapan dan perbuatan-Nya, tiada Tuhan selain
Dia dan tiada Rabb selain Dia.
📚 Demikian Tafsir Surat Al-Mumtahanah bagian kedua.

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.


®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 07 Dzulhijjah 1439 H

Ahad, 19 Agustus 2018 M

📚 *QS. 60. AL-MUMTAHANAH ( ‫( ) املممممتننحننةة‬Bagian 3)*

‫بةمسةم ا‬
‫اة الارمحنمةن الارةحيِةم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 7-9

◼ Ayat 7
{ ‫ام نغمفوٌُر نرةحيٌِم‬ ‫ام أنمن ينمجنعنل بنميِننمكمم نوُبنميِنن الاةذينن نعاَندميتممم ةممنهممم نمنوُادةد نوُ ا‬
‫ام قنةديٌر نوُ ا‬ ‫} نعنسىَّ ا‬

"Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi
di antara mereka.

Dan Allah adalah Maha Kuasa.

Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada hamba-hamba-Nya yang beriman sesudah


memerintahkan mereka agar memusuhi orang-orang kafir, bahwa mudah-mudahan Allah menimbulkan
rasa kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka, rasa kasih
sayang sesudah kebencian, dan rasa simpati sesudah antipati, dan kerukunan sesudah berpecah belah.

★ Allah adalah Maha Kuasa, yakni atas semua yang dikehendaki-Nya seperti menyatukan di antara
berbagai hal yang bertentangan, berbeda, dan bertolak belakang.

Maka Dia menjadikan hati mereka menjadi rukun sesudah permusuhan dan kekerasan, sehingga jadilah
mereka bersatu dan hidup dengan rukun, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya mengenai anugerah
yang telah diberikan-Nya kepada orang-orang Anshar dalam QS. Ali Imran: 103 :

"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya....."

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam melalui sabdanya:

"Bukankah aku menjumpai kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberi kalian petunjuk dengan
melaluiku, dan dahulu kalian dalam keadaan berpecah belah, lalu Allah merukunkan kalian dengan
melaluiku?"

Dan QS. Al-Anfal : 62-63 :

"Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, dan Yang
mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.

Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Hadits :

"Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, karena barangkali dia akan menjadi musuhmu di suatu hari.

Dan bencilah musuhmu biasa-biasa saja karena barangkali di suatu hari dia akan menjadi kekasihmu."

★ Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dia mengampuni kekufuran orang-orang yang kafir
bilamana mereka bertaubat dari kekafirannya, lalu kembali ke jalan Allah dan berserah diri kepada-Nya,
dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada semua orang yang bertaubat kepada-
Nya dari dosa apa pun.

★ Diriwayatkan Ibnu Abu Hatim :

Dari Ibnu Syihab, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengangkat Abu Sufyan alias Sakhr ibnu
Harb sebagai 'amil untuk sebagian negeri Yaman.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam wafat, ia datang, dan di tengah jalan bersua dengan Zul
Khimar yang murtad.

Maka Abu Sufyan memeranginya, dan dia adalah seorang yang mula-mula berperang melawan orang-
orang yang murtad dan berjihad membela agama Islam.

Ibnu Syihab mengatakan bahwa Abu Sufyan termasuk orang yang berkenaan dengan turunnya ayat 7 ini.

HR. Muslim :

Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Abu Sufyan RA pernah berkata, "Wahai Rasulullah, berikanlah kepadaku tiga
perkara."

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Ya."

Abu Sufyan berkata, "Perintahkanlah kepadaku untuk memerangi orang-orang kafir, sebagaimana aku
dahulu memerangi kaum muslim."

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Ya."


Abu Sufyan berkata, "Kumohon engkau jadikan Mu'awiyah sebagai juru tulismu."

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Ya."

Abu Sufyan berkata, "Aku mempunyai anak perempuan yang merupakan wanita Arab yang paling cantik
dan paling baik, yaitu Ummu Habibah binti Abu Sufyan. Sekarang kunikahkan engkau dengannya," hingga
akhir hadits.

◼ Ayat 8

{ ‫ب املمممقةسةطيِنن‬ ‫ام نعةن الاةذينن لنمم يمنقاَتةملوُمكمم ةفيِ الوديةن نوُلنمم يممخةرمجوُمكمم ةممن ةدنياَةرمكمم أنمن تنبنيَروُهممم نوُتممقةس م‬
‫طوُا إةلنميِةهمم إةان ا‬
َ‫ان يمةح ي‬ ‫} نل ينمننهاَمكمم ا‬

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."

★ Allah tidak melarang kamu menjalin hubungan baik dengan orang-orang kafir yang tidak
memerangimu karena agama, seperti kaum wanita dan orang-orang lemah dari mereka, atau mereka
yang tidak membantu (orang-orang) untuk memerangi dan mengusirmu.

★ HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad :

Dari Asma binti Abu Bakar RA bahwa, "Ibuku datang, sedangkan dia masih dalam keadaan musyrik di
masa terjadinya perjanjian perdamaian dengan orang-orang Quraisy. Maka aku datang kepada Nabi
Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku datang, ingin
berhubungan dengan diriku, bolehkah aku berhubungan dengannya?'

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda, 'Ya, bersilaturahmilah kepada ibumu'."

★ HR. Ahmad :
Dari Abdullah ibnuz Zubair bahwa Qatilah binti Abdul Uzza ibnu Sa'd ibnu Bani Malik ibnu Hasal datang
menemui anak perempuannya (yaitu Asma binti Abu Bakar RA) dengan membawa hadiah-hadiah berupa
keju, obat penyamak kulit, dan minyak samin, sedangkan ibunya masih dalam keadaan musyrik.

Maka Asma pada mulanya menolak menerima kedatangan ibunya, dan masuk ke dalam rumahnya, lalu
bertanya kepada Aisyah RA.

Maka Allah menurunkan firman-Nya ayat 8 ini, hingga akhit ayat.

Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam memerintahkan kepada Asma agar menerima hadiah ibunya itu
dan mempersilakan ibunya masuk ke dalam rumahnya.

★ Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Hadits shahih :

"Orang-orang yang berlaku adil (kelak) berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya berada di sebelah
kanan 'Arasy; (yaitu) orang orang yang berlaku adil dalam keputusan hukum mereka, berlaku adil
terhadap keluarga dan apa yang dikuasakan kepada mereka."

◼ Ayat 9

{ ‫ظاَلةمموُنن‬ ‫ظاَهنمروُا نعنلىَّ إةمخنراةجمكمم أنمن تننوُلاموُهممم نوُنممن ينتننوُلاهممم فنمأوُلنئة ن‬


‫ك هممم ال ا‬ ‫ام نعةن الاةذينن نقاَتنملوُمكمم ةفيِ الوديةن نوُأنمخنرمجوُمكمم ةممن ةدنياَةرمكمم نوُ ن‬
‫} إةنانماَ ينمننهاَمكمم ا‬

"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi
kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.

Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

★ Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanya melarang kamu berhubungan dengan mereka yang
memusuhimu dan memerangimu serta mengusirmu dan orang-orang yang membantu mereka
mengusirmu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala melarang kamu berteman dengan mereka dan memerintahkan kepada kamu
untuk memusuhi mereka.

Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguatkan ancamannya bagi orang yang tetap mau berteman
dengan mereka, mereka itulah orang-orang yang zalim.

★ Semakna dengan QS. Al-Maidah: 51 :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barang siapa di antara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Mumtahanah bagian ketiga.

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.


Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 08 Dzulhijjah 1439 H

Senin, 20 Agustus 2018 M

📚 *QS. 60. AL-MUMTAHANAH ( ‫( ) املممممتننحننةة‬Bagian 4)*

‫بةمسةم ا‬
‫اة الارمحنمةن الارةحيِةم‬
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 10-11

◼ Ayat 10

{ ‫ت نفلَ تنمرةجمعوُهمان إةنلىَّ املمكافاَةر نل همان ةحلِل‬ ‫ام أنمعلنمم بةةإينماَنةةهان فنإ ةمن نعلةممتممموُهمان مممؤةمنناَ ء‬
‫ت نفاَممتنةحمنوُهمان ا‬ ‫نياَ أنيَينهاَ الاةذينن آنممنوُا إةنذا نجاَنءمكمم املمممؤةمنناَ م‬
‫ت ممنهاَةجنرا ء‬
‫صةم املنكنوُافةةر نوُامسأ نملوُا نماَ أنمنفنمقتممم‬ ‫م‬
‫لنهممم نوُل هممم ينةحيَلوُنن لنهمان نوُآمتوُهممم نماَ أنمنفنمقوُا نوُل مجنناَنح نعلنميِمكمم أنمن تنمنةكمحوُهمان إةنذا آتنميِتممموُهمان أمجوُنرهمان نوُل تمممةسمكوُا بةةع ن‬
‫ا‬
‫اة ينمحمكمم بنميِننمكمم نوُام نعةليٌِم نحةكيٌِم‬ ‫} نوُمليِنمسأ نملوُا نماَ أنمنفنمقوُا نذلةمكمم محمكمم ا‬

"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang
beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka.

Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman, maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-
orang kafir.

Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu, dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.

Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar.

Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya.

Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan
hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah
mereka bayar.

Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu.

Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

★ Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan orang-orang kafir Quraisy menandatangani gencatan
senjata / Perjanjian Hudaibiyah yang isinya antara lain barang siapa yang datang kepada Nabi Shallallahu
'Alayhi Wasallam dari kalangan mereka, maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam harus
mengembalikannya kepada mereka.

Tetapi ketika yang datang adalah kaum wanita yang beriman, maka turunlah ayat ini dan Nabi Shallallahu
'Alayhi Wasallam diperintahkan oleh Allah agar mengembalikan mahar mereka kepada suami-suami
mereka.

Diputuskan pula terhadap kaum musyrik hal yang semisal, yaitu bahwa apabila datang kepada mereka
seorang wanita dari kaum muslim, hendaklah mereka mengembalikan maharnya kepada suami wanita
itu.

Menurut riwayat lain, sesungguhnya tidak boleh ada seseorang dari kami datang kepadamu, sekalipun
dia berada dalam agamamu, melainkan kamu harus mengembalikannya kepada kami.

★ Allah telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa apabila datang kepada
mereka wanita-wanita yang berhijrah, hendaklah terlebih dahulu mereka menguji keimanan wanita-
wanita yang baru tiba itu.

Jika ternyata wanita-wanita itu mereka ketahui beriman, maka janganlah mereka mengembalikan
wanita-wanita yang baru hijrah itu kepada suami-suami mereka yang masih kafir; wanita-wanita itu tidak
halal bagi suami mereka, dan suami mereka tidak halal bagi wanita-wanita itu.

Dari Abdullah ibnu Abu Ahmad, bahwa Ummu Kaltsum binti Uqbah ibnu Abu Mu'it hijrah ke Madinah,
maka kedua saudara lelakinya (yaitu Imarah dan Al-Walid) menyusulnya hingga keduanya sampai kepada
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam, maka keduanya berbicara kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam mengenai Ummu Kaltsum dan meminta agar Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam
mengembalikannya kepada keduanya.

Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala merusak perjanjian yang telah ada di antara Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam dan kaum musyrik dalam pasal yang berkenaan dengan kaum wanita secara khusus.

Maka Allah melarang kaum mukmin mengembalikan wanita-wanita yang beriman kepada orang-orang
musyrik, dan untuk itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan ayat ujian ini.

★ Ibnu Abbas RA dan menurut ulama salaf/terdahulu lainnya :

Wanita-wanita yang berhijrah itu diuji dengan :

1. Disuruh mengucapkan kalimat tasyahud, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
2. Disumpah dan ditanyai tentang dorongan yang menyebabkan mereka datang ke negeri hijrah.

Apabila dorongan kedatangan mereka karena benci kepada suami mereka atau marah kepada suami
mereka atau alasan lainnya (misal : keluarnya dia karena mau pindah dari satu tempat ke tempat yang
lain, atau keluarnya untuk mencari dunia), sedangkan mereka tidak beriman, maka kembalikanlah
mereka kepada suami-suaminya masing-masing.

Jika mereka keluar bukan karena benci terhadap suami mereka, dan mereka datang tiada lain hanyalah
karena cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Islam dan para pemeluknya serta menaruh
perhatian yang besar kepada Islam. Apabila mereka mau mengucapkan sumpah itu, barulah mereka
diterima.

Ikrimah mengatakan bahwa dikatakan kepada seseorang dari mereka, "Bukankah engkau datang
hanyalah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukankah engkau datang karena menyukai seseorang
lelaki di antara kami, bukankah engkau datang karena benci terhadap suamimu?"

Diriwayat lain disebutkan bahwa yang menyumpah mereka atas perintah Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam adalah Umar ibnul Khaththab RA.

★ Dalam ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa iman itu dapat dilihat secara yakin, yaitu
dari firman Allah :

"....maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman, maka....."

★ Sebagai konsekuensi dilarangnya kaum mukmin mengembalikan wanita-wanita beriman yang


berhijrah ke suami-suami mereka yang musyrik maka kembalikanlah kepada mereka mahar yang pernah
mereka bayarkan kepada istri-istri mereka.

Dan apabila kamu telah membayar kepada mereka maharnya, maka kamu boleh mengawininya.

Tetapi dengan persyaratannya, yaitu habisnya masa idah, memakai wali, dan lain sebagainya.

★ Ayat ini mengandung hukum yang mengharamkan wanita muslimah bagi lelaki musyrik.

Pada masa permulaan Islam masih diperbolehkan seorang lelaki musyrik kawin dengan wanita
mukminah.
Peristiwa ini dialami oleh Abul Ash ibnur Rabi' (suami putri Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang
bernama Zainab RA).

Zainab RA adalah wanita muslimah, sedangkan suaminya masih tetap berpegang pada agama kaumnya.

Ketika Abul Ash menjadi tawanan Perang Badar, maka istrinya (Zainab RA) mengirimkan tebusan untuk
suaminya berupa sebuah kalung yang dahulunya adalah milik ibunya, Khadijah RA.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam melihat kalung itu, luluhlah hatinya dan berbalik menjadi
sayang.

Lalu beliau bersabda kepada kaum muslim: "Jika kalian berpendapat akan melepaskan tawanannya demi
dia, maka lakukanlah."

Maka mereka menerima tebusan itu, dan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam membebaskannya
dengan syarat hendaknya Abul Ash mengirimkan putri beliau (Zainab RA) ke Madinah.

Abul Ash memenuhi janjinya dengan tepat, untuk itu ia mengirimkan istrinya kepada Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam disertai dengan Zaid ibnu Harisah RA.

Sejak Perang Badar usai, Zainab RA tinggal di Madinah, hal ini terjadi di tahun kedua Hijriah. Saat
suaminya (yaitu Abul Ash) masuk Islam pada tahun delapan Hijriah dan hijrah ke Madinah, Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengembalikan putrinya kepadanya.

-----

⚠ Untuk lebih jelas terkait kisah Abul 'Ash dan Zainab RA dan tinjauan fiqh berkaitan mahar pernikahan
mereka, silahkan mencari referesi lainnya, karena akan panjang jika diuraikan di sini.

--------

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengharamkan hamba-hamba-Nya yang mukmin menikahi wanita-wanita


musyrik dan tetap memelihara ikatan perkawinan dengan mereka.
Maka di hari turunnya ayat ini, Umar ibnul Khaththab menceraikan dua orang istrinya; begitu pula
Thalhah ibnu Abdullah, karena istri-istri keduanya masih dalam kemusyrikannya.

Dan tuntutlah mahar yang telah kamu bayarkan kepada istri-istri kamu yang pergi kepada orang-orang
kafir, jika istri-istrimu itu pergi meninggalkanmu menuju kepada mereka.

Dan sebaliknya hendaklah mereka menuntut mahar yang telah mereka bayarkan kepada istri-istri
mereka yang berhijrah kepada kaum muslim.

★ Yang ada dalam perjanjian perdamaian, dan pengecualian kaum wanita dari perjanjian tersebut
semuanya adalah hukum Allah, yang berdasarkan ketentuan ini Dia menghukumi di antara makhluk-Nya.

Dan Allah Maha Mengetahui tentang kemaslahatan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam
mengatur kemaslahatan hamba-hamba-Nya.

◼ Ayat 11

{ ‫ان الاةذيِّ أنمنتممم بةةه مممؤةممنوُنن‬


‫ت أنمزنوُامجهممم ةممثنل نماَ أنمنفنمقوُا نوُاتامقوُا ا‬
‫} نوُإةمن نفاَتنمكمم نشميٌِء ةممن أنمزنوُاةجمكمم إةنلىَّ املمكافاَةر فننعاَقنمبتممم نفآَمتوُا الاةذينن نذهنبن م‬

"Dan jika seseorang dari istri-istrimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka, maka
bayarkanlah kepada orang-orang yang lari istrinya itu sebanyak yang telah mereka bayar.

Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman."

Ada beberapa pendapat ulama salaf (ulama terdahulu) mengenai Hal ini.

★ Mujahid dan Qatadah :

Bahwa hal ini berkenaan dengan orang-orang kafir yang tidak terikat dengan kaum muslim dalam suatu
perjanjian perdamaian.
Yaitu apabila ada seorang wanita dari kalangan kaum muslim pergi bergabung dengan mereka,
sedangkan mereka tidak membayarkan sesuatu pun kepada suami wanita yang lari itu.

Maka apabila ada seorang wanita dari kalangan mereka datang kepada kaum muslim, tidak dibayarkan
kepada suaminya mahar yang telah dibelanjakannya, sebelum mereka membayar pula mahar wanita
muslim yang melarikan diri itu kepada suaminya

★ Az-zuhri :

Bahwa orang-orang mukmin mengakui hukum Allah ini. Oleh karenanya mereka menunaikan apa yang
diperintahkan kepada mereka, yaitu membayar pembelanjaan yang telah dikeluarkan oleh kaum musyrik
kepada istri-istri mereka.

Tetapi kaum musyrik menentang hukum itu dan tidak mau mengakui hukum Allah yang menetapkan agar
mereka menunaikan apa yang diwajibkan atas mereka, yaitu menunaikan pembelanjaan kepada kaum
muslim yang istrinya lari kepada mereka.

Untuk itulah maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman ayat 11 ini.

Untuk itu seandainya sesudah ayat ini diturunkan ada seorang wanita dari kaum muslim lari kepada
kaum musyrik, maka kaum mukmin berkewajiban membayarkan kepada suaminya mahar yang telah
dibelanjakannya.

Pengembalian ini diambil dari beban yang pernah dibayarkan oleh kaum muslim kepada mereka sebagai
tebusan dari istri-istri mereka yang berhijrah ke negeri kaum muslim.

Adapun bila masih ada lebihannya, maka dikembalikan kepada mereka.

Yang dimaksud dengan beban ialah mahar yang masih ada di tangan mereka dari kaum muslim sebagai
tebusan buat mereka karena mereka telah kehilangan istri-istrinya yang telah beriman dan bergabung
dengan kaum muslim di negeri hijrah.

★ Ibnu Abbas RA, Mujahid :

Bahwa jika ada seorang wanita, istri seorang lelaki dari kalangan kaum Muhajirin bergabung dengan
orang-orang kafir, maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam memerintahkan agar lelaki itu diberi
gantinya semisal dengan jumlah mahar yang telah ia belanjakan, dan dananya diambil dari ghanimah
yang kamu peroleh saat kamu mengalahkan mereka, dari Quraisy atau dari lainnya.
Jika dapat direalisasikan pengembaliannya melalui cara pertama maka itulah yang lebih utama; dan jika
tidak, maka diambil dari ghanimah yang diperoleh dari tangan kaum kuffar.

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Mumtahanah bagian keempat.

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.


📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 09 Dzulhijjah 1439 H

Selasa, 21 Agustus 2018 M

📚 *QS. 60. AL-MUMTAHANAH ( ‫( ) املممممتننحننةة‬Bagian 5)*

‫بةمسةم ا‬
‫اة الارمحنمةن الارةحيِةم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 12
◼ Ayat 12

{ ‫ك نعنلىَّ أنمن نل يممشةرمكنن ةباَالة نشميِدئاَ نوُل ينمسةرمقنن نوُل ينمزةنيِنن نوُل ينمقتمملنن أنموُلندهمان نوُل ينأمةتيِنن بةبممهنتاَءن ينمفتنةريننهم بنميِنن‬ ‫ك املمممؤةمنناَ م‬
‫ت يمنباَيةمعنن ن‬ ‫نياَ أنيَينهاَ النابةيَيِ إةنذا نجاَنء ن‬
‫ان نغمفوٌُر نرةحيٌِم‬ ‫ان إةان ا‬ ‫ف فننباَيةمعهمان نوُامستنمغفةمر لنهمان ا‬ ‫ك ةفيِ نممعمروُ ء‬ ‫} أنميةديةهان نوُأنمرمجلةةهان نوُل ينمع ة‬
‫صيِنن ن‬

"Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji
setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak
akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan
antara tangan dan kaki mereka, dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah
janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

★ Hai Nabi, barang siapa dari kalangan kaum wanita yang datang kepadamu untuk mengadakan janji
setia dengan persyaratan tersebut, maka baiatlah dia bahwa hendaklah dia tidak mempersekutukan
sesuatu pun dengan Allah dan tidak mencuri harta orang lain.

Adapun jika suaminya melalaikan sebagaian dari nafkahnya, maka wanita yang bersangkutan
diperbolehkan memakan sebagian dari harta suaminya dengan cara yang makruf sesuai dengan tradisi
bagi wanita yang semisal dengan dia, sekalipun pengambilan itu tanpa sepengetahuan suaminya.

Hal ini diperbolehkan, dalilnya yaitu :

HR. Al-Bukhari Muslim :

Dari Hindun binti Utbah yang menyebutkan bahwa dia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang lelaki yang pelit, belum pernah memberi nafkah yang cukup
untukku dan untuk anak-anakku, apakah aku berdosa jika kuambil sebagian dari hartanya tanpa
sepengetahuan-nya?"

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab:

"Ambillah sebagian dari hartanya dengan cara yang makruf untuk mencukupi kebutuhanmu dan
kebutuhan anak-anakmu."

★ Tidak akan berzina, sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al-Isra: 32 :


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk."

Hukuman zina yaitu azab yang pedih di dalam neraka Jahanam.

★ Tidak akan membunuh anak-anaknya.

Hal ini mencakup pengertian membunuh anak sesudah lahir, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
kaum Jahiliyah di masa silam; mereka membunuh anak-anaknya karena takut jatuh miskin.

Termasuk pula ke dalam ayat ini membunuh anak selagi masih berupa janin, sebagaimana yang
dilakukan oleh sebagian orang-orang yang bodoh dari kalangan kaum wanita, ia menjatuhkan dirinya
agar kandungannya gugur dan tidak jadi, adakalanya karena tujuan yang fasid (rusak) atau tujuan lainnya.

★ Tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka.

Ibnu Abbas : maksudnya ialah janganlah mereka menisbatkan anak-anak mereka kepada selain ayah-
ayah mereka.

HR. Abu Daud :

Dari Abu Hurairah RA, bahwa ketika ayat Mula'anah (Li'an) diturunkan, ia mendengar Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda: "Siapa pun wanitanya yang memasukkan ke dalam kaum (nya)
seseorang yang bukan berasal dari mereka, maka dijauhkanlah dia dari rahmat Allah, dan Dia tidak akan
memasukkannya ke surga.

Dan siapa pun lelakinya yang mengingkari anaknya sendiri, padahal dia menyaksikannya, maka Allah
menutup diri darinya dan mempermalukannya di depan mata kepala orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang terkemudian (di hari kiamat nanti)."

★ Tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik.

Yakni dalam perkara makruf yang engkau anjurkan kepada mereka (kaum wanita) dan perkara mungkar
yang kamu larang terhadap mereka.

Ibnu Abbas RA : hal ini merupakan syarat yang dibebankan oleh Allah kepada kaum wanita.
Maimun ibnu Mahran : bahwa Allah tidak memerintahkan agar nabi-Nya ditaati kecuali hanya dalam hal
yang baik, sedangkan yang dimaksud dengan hal yang baik ialah ketaatan.

Ibnu Zaid : Allah memerintahkan (kepada manusia) agar menaati Rasul-Nya yang merupakan manusia
pilihan Allah dalam hal kebaikan.

Dari Al-Hasan : bahwa di antara sumpah yang diambil oleh Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam dari kaum
wanita ialah janganlah kamu berbicara dengan lelaki kecuali yang ada hubungan mahram denganmu.

Karena sesungguhnya lelaki itu terus-menerus berbicara dengan wanita hingga pada akhirnya dia
mengeluarkan mazi di antara kedua pahanya.

Bahwa di hari itu Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam melarang mereka (kaum wanita) melakukan niyahah.

HR. Al-Bukhari :

Dari Ummu Atiyyah RA, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menyumpah kami saat kami
berbaiat kepadanya, bahwa kami tidak boleh melakukan niyahah (menangisi kepergian mayat).

Maka tiada seorang pun dari kami yang memenuhinya selain lima orang wanita, yaitu Ummu Sulaim,
Ummul Ala, anak perempuan Abu Sabrah, istrinya Mu'adz, dan dua orang wanita lainnya; atau anak
perempuan Abu Sabrah, istrinya Mu'adz dan seorang wanita lainnya.

Sebelum itu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam telah menyumpah kaum wanita dengan baiat ini di
hari raya.

Nihayah : menangisi kepergian mayat

HR. Al-Bukhari, Muslim :

Dari Abdullah ibnu Mas'ud RA bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Bukanlah termasuk golongan kami orang (wanita) yang memukuli pipi (nya) dan merobek-robek kerah
baju (nya) serta menyerukan seruan Jahiliah."

HR. Al-Bukhari, Muslim :

Dari Abu Musa RA, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berlepas diri dari wanita yang
menampari mukanya, memotong rambutnya, dan merobek-robek bajunya.

HR. Muslim :

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Ada empat perkara di kalangan umatku yang termasuk perkara Jahiliah yang masih belum mereka
tinggalkan, yaitu membangga-banggakan kedudukan, mencemoohkan nasab, meminta hujan dengan
bintang-bintang, dan niyahah terhadap mayat.

Wanita yang melakukan niyahah apabila tidak bertobat sebelum matinya, maka ia akan diberdirikan
pada hari kiamat dengan memakai kain yang terbuat dari ter (aspal) dan baju kurung dari penyakit
kudis."

★ HR. Al-Bukhari :

Dari 'Aisyah RA, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menguji setiap wanita mukmin yang
berhijrah kepadanya karena ada ayat ini, bahwa barang siapa di antara wanita-wanita yang mukmin itu
mengakui persyaratan tersebut.

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda kepadanya: 'Aku telah membaiatmu (menerima
janji setiamu)' hanya dengan ucapan; dan demi Allah tangan beliau sama sekali tidak menyentuh tangan
seorang wanita pun dalam baiat itu.

Baiat beliau kepada mereka hanyalah melalui sabda beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang
mengatakan: 'Aku telah membaiatmu atas hal tersebut.'"

★ HR. Ahmad, At-Turmuzi, An-Nasai, Ibnu Majah :

Dari Umaimah binti Raqiqah RA, bahwa ia datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam
bersama-sama dengan kaum wanita untuk menyatakan baiat (janji setia) mereka kepadanya.

Maka beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam menyumpah kami dengan apa yang terkandung di dalam Al-
Qur'an, yaitu kami tidak boleh mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, hingga akhir ayat.
Lalu beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda: "Dalam batasan sesuai dengan kemampuan dan
kekuatan kalian."

Kami berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih sayang kepada kita daripada diri kita sendiri."

Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak menjabat tangan kami (sebagaimana engkau
membaiat kaum lelaki)?"

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya aku tidak mau berjabat tangan dengan wanita (lain), sesungguhnya ucapanku kepada
seorang wanita adalah sama dengan ucapanku kepada seratus orang wanita."

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam tidak menjabat tangan seorang wanita pun dari kami."

Di HR. Ahmad lainnya yang dari Dari Umaimah binti Raqiqah RA juga, Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam bersabda : "Aku membaiatmu dengan syarat janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun
dengan Allah, jangan mencuri, jangan berzina, jangan membunuh anakmu, jangan mendatangkan
kedustaan yang kamu ada-adakan antara tangan dan kakimu, jangan kamu lakukan niyahah, dan
janganlah kamu berbuat tabarruj seperti labarrujnya orang-orang Jahiliah masa lalu."

★ HR. Ahmad :

Dari Salma binti Qais RA, "Aku datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam untuk
mengucapkan baiat kepadanya bersama-sama dengan kaum wanita dari Anshar.

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dalam baiat itu mensyaratkan kepada kami hendaknya kami tidak
mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak
kami, tidak berbuat dusta yang kami ada-adakan antara tangan dan kaki kami, dan tidak mendurhakainya
dalam urusan yang baik, lalu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda

'Dan jangan pula kamu menipu suami-suamimu.'

Maka kami terima baiat itu, kemudian kami pergi.

Dan aku berkata kepada seorang wanita di antara mereka, 'Kembalilah kamu dan tanyakanlah kepada
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bahwa apakah yang dimaksud dengan menipu suami kami?'

Wanita itu kembali dan menanyakan kepadanya makna kalimat itu, lalu beliau Shallallahu 'Alayhi
Wasallam menjawab:

'Bila kamu ambil hartanya, lalu kamu gunakan untuk mendekatkan dirimu dengan lelaki lain'.”
Salma binti Qais RA juga merupakan bibi Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan pernah shalat
bersama beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam menghadap ke arah dua kiblat.

Dia adalah salah seorang wanita dari kalangan Bani Addi ibnun Najjar.

★ HR Ahmad :

Dari Aisyah RA bahwa Fatimah binti Utbah datang untuk mengadakan baiat kepada Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam.

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menyumpahnya dengan firman-Nya: ayat 12 hingga akhir
ayat.

Maka Fatimah meletakkan tangannya di atas kepalanya karena malu, dan Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam merasa heran dengan sikapnya.

Maka 'Aisyah RA berkata, "Berikrarlah, hai wanita. Demi Allah, kami pun tidak berbaiat kecuali dengan
persyaratan tersebut."

Lalu wanita itu menjawab, "Kalau begitu, saya setuju."

Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam membaiatnya dengan ayat tadi.

★ HR. Al-Bukhari :

Dari Ibnul Abbas RA bahwa ia pernah ikut shalat hari raya bersama Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam, Abu Bakar, Umar, dan Usman; semuanya mengerjakan shalat Id sebelum khotbah.

Sesudah shalat, baru khotbah, lalu Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam turun dari mimbarnya seakan-akan
kulihat beliau menyuruh duduk kaum lelaki dengan tangannya.

Kemudian beliau melangkah menguak shaf mereka hingga datang ke shaf kaum wanita bersama Bilal.

Maka beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam membacakan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala ayat 12 hingga
akhir ayat.

Kemudian setelah selesai dari itu beliau bertanya, "Maukah kalian berjanji atas semuanya itu?"

Maka hanya ada seorang wanita yang menjawab, "Ya, wahai Rasulullah."

Sedangkan yang lainnya tidak.

Setelah itu kaum wanita bersedekah, dan Bilal menggelarkan pakaiannya.


Maka mereka melemparkan ke kain Bilal itu apa yang mereka sedekahkan, di antara mereka ada yang
melemparkan gelang, ada pula yang melemparkan cincin emas."

★ HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad :

Dari Ubadah ibnus Samith RA bahwa ketika kami berada di suatu majelis dengan Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam maka beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda: "Kamu harus berbaiat kepadaku
bahwa kamu tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan
berzina, dan tidak akan membunuh anak-anak kamu."

Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam membacakan firman-Nya yang berisikan baiat terhadap
kaum wanita, yaitu, "Apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman," hingga akhir
ayat.

Lalu beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam melanjutkan: "Maka barang siapa di antara kamu yang
menunaikannya, pahalanya ada pada Allah. Dan barang siapa yang melanggar sesuatu dari hal tersebut,
lalu ia kena hukuman, maka hukuman itu merupakan penghapus dosa baginya. Dan barang siapa yang
melanggar sesuatu dari itu, lalu Allah menutupinya, maka nasibnya terserah Allah; jika Dia berkehendak
mengampuninya, tentu Dia mengampuninya; dan jika Dia berkehendak mengazabnya, tentulah Dia
mengazabnya."

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Mumtahanah bagian kelima.

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

You might also like