You are on page 1of 39

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 29 Dzulqo'dah 1439 H

Sabtu, 11 Agustus 2018 M

📚 *QS. 59. AL-HASYR ( ‫( ) اشلححششرر‬Bagian 1)*

◼ Pengusiran

◼ Madaniyyah, 24 ayat

◼ Turun sesudah Surat Al-Bayyinah

◼ Ibnu Abbas RA menyebutnya dengan surat Bani Nadhir.

◼ HR. Al-Bukhari dan Muslim :

Dari Sa'id ibnu Zubair RA, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas RA tentang surat Al-Hasyr.

Maka ia menjawab, bahwa surat ini diturunkan di Bani Nadhir.

‫برشسرم ا‬
‫ار الارشححمرن الاررحيِرم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


📚 Tafsir Ayat 1-5

◼ Ayat 1

{ ‫ض حوههحو اشلحعرزيِهز اشلححركيِهم‬ ‫} حسباحح رالر حماَ رفيِ الاسحماَحوا ر‬


‫ت حوحماَ رفيِ الشر ر‬

"Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih
mengagungkan-Nya, bersujud kepada-Nya, dan mengesakan-Nya.

Zat Allah Maha Perkasa dan Dia Maha Bijaksana dalam takdir dan syariat-Nya.

★ Hal ini semakna dengan QS. Al-Isra: 44 :

"Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu
pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka."

◼ Ayat 2

{ ‫ب رمشن ردحيِاَرررهشم لاورل اشلححششرر‬


‫ههحو الارذيِ أحشخحرحج الارذيِحن حكفحهروا رمشن أحشهرل اشلركحتاَ ر‬
‫ار فحأ ححتاَهههم ا‬
‫اه رمشن ححشيِ ه‬
‫ث لحشم يِحشحتحرسهبوا‬ ‫حماَ ظحنحشنتهشم أحشن يِحشخهرهجوا حوظحننوا أحناههشم حماَنرحعتهههشم هح ه‬
‫صونهههشم رمحن ا‬

‫ب يِهشخررهبوحن بههيِوتحههشم برأ حشيِرديِرهشم حوأحشيِرديِ اشلهمشؤرمرنيِحن حفاَشعتحبرهروا حيِاَ هأورليِ الشب ح‬
‫صاَرر‬ ‫ف رفيِ قههلوبررههم النرشع ح‬
‫} حوقححذ ح‬

"Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada
saat pengusiran yang pertama kali.
Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng
mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada
mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.

Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah
mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman.

Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan."

★ Orang-orang kafir di antara Ahli Kitab yang dimaksud yakni orang-orang Yahudi Bani Nadhir

★ Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar di masa kalian mengepung dan memblokir
mereka, yang memakan waktu enam hari, mengingat benteng-benteng tempat mereka berlindung
sangat kuat lagi kokoh.

★ Mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari
(siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan hukuman kepada mereka yang sebelumnya mereka tidak
menduga-duganya.

★ Allah mencampakkan/menanamkan rasa takut, gentar, dan kaget ke dalam diri mereka, karena
mereka dikepung oleh Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang diberi pertolongan oleh Allah melalui rasa
takut dan gentar yang mencekam hati musuh-musuhnya sejauh perjalanan satu bulan.

★ Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri yaitu dengan
membongkar bagian yang terbaik dari rumah mereka (seperti atap dan pintu-pintunya), lalu mereka
bawa di atas unta kendaraan mereka.

Dan tangan orang-orang yang beriman, maksudnya bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam
memerangi mereka; dan apabila beliau berhasil menguasai suatu benteng atau rumah, maka tembok-
temboknya dirobohkan agar tempat menjadi luas untuk kancah peperangan.

★ Maka renungkanlah akibat yang dialami oleh orang-orang yang menentang perintah Allah dan
menentang Rasul-Nya, serta mendustakan Kitab-Nya, bagaimana Allah menimpakan pembalasan-Nya
kepada mereka, yang membuat mereka terhina di dunia ini disertai dengan azab yang pedih yang telah
disediakan oleh Allah Swt. di hari kemudian (hari akhirat).
◼ Ayat 3

‫اه حعلحشيِرههم اشلحجلَحء لححعاذبحههشم رفيِ الندشنحيِاَ حولحههشم رفيِ الرخحررة حعحذا ه‬
{ ‫ب الاناَرر‬ ‫} حولحشولْ أحشن حكتح ح‬
‫ب ا‬

"Dan jikalau tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah
mengazab mereka di dunia.

Dan bagi mereka di akhirat azab neraka."

★ Seandainya Allah tidak menetapkan bagi mereka pengusiran itu, yang mengakibatkan mereka terusir
meninggalkan kampung halaman dan harta benda mereka, tentulah bagi mereka di sisi Allah ada azab
lainnya, misalnya dibunuh dan ditawan dan lain sebagainya.

Karena sesungguhnya Allah telah memastikan atas mereka bahwa Dia akan mengazab mereka di dunia
ini di samping azab yang telah disediakan bagi mereka di hari akhirat, yaitu dimasukkan ke dalam neraka
Jahanam.

◼ Ayat 4

‫اح حشرديِهد اشلرعحقاَ ر‬


{‫ب‬ ‫اح فحإ ران ا‬
‫ق ا‬ ‫ك برأ حناههشم حشاَنقوا ا‬
‫اح حوحرهسولحهه حوحمشن يِهحشاَ ق‬ ‫} حذلر ح‬

"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya.

Barang siapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."

★ Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberlakukan hal tersebut kepada mereka dan
menguasakan mereka kepada Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman tiada lain karena mereka
menentang Allah dan Rasul-Nya, serta mendustakan apa yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-rasul-
Nya yang terdahulu yang memberitakan kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam,
sedangkan mereka mengenalnya sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.

◼ Ayat 5

{ ‫يِ اشلحفاَرسرقيِحن‬ ‫طشعتهشم رمشن رليِنحةة أحشو تححرشكتههموحهاَ حقاَئرحمةة حعحلىَ أه ه‬


‫صولرحهاَ فحبرإ رشذرن ا‬
‫ار حولريِهشخرز ح‬ ‫} حماَ قح ح‬

"Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan
(tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak
memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik."

★ Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengepung mereka, beliau memerintahkan kepada
pasukan kaum muslim untuk menebangi pohon kurma milik mereka sebagai penghinaan buat mereka
dan sekaligus menakut-nakuti dan menjatuhkan mental mereka.

Lalu orang-orang Bani Nadhir mengirimkan utusannya untuk mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam, "Sesungguhnya engkau adalah orang yang melarang menimbulkan kerusakan, lalu
mengapa engkau memerintahkan agar pohon-pohon kurma kami ditebangi?"

Lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan ayat ini, berdasarkan kehendak, takdir, dan ridha-Nya.'

Dan dalam penebangan ini terkandung pukulan terhadap musuh dan penghinaan terhadap mereka agar
mereka menyerah dan tunduk.

Mujahid : sebagian Muhajirin melarang sebagian lainnya dari menebangi pohon kurma, dan mereka
mengatakan bahwa sesungguhnya pohon-pohon kurma itu adalah ganimah kaum muslim, lalu turunlah
ayat Al-Qur'an yang membenarkan pendapat orang yang melarang menebangnya dan membebaskan
orang-orang yang menebanginya dari dosa.

Yang kesimpulannya ialah bahwa sesungguhnya menebangi dan membiarkannya hanyalah semata-mata
dengan seizin Allah.
📚 Kisah Pengusiran

Ada beberapa pendapat :

★ Abu Ishaq : perang Bani Nadhir terjadi sesudah perang Uhud dan sesudah peristiwa sumur Ma'unah.

Imam Al-Bukhari :

Dari Urwah, bahwa perang Bani Nadhir terjadi sesudah Perang Badar enam bulan berikutnya.

★ Ketika tiba di Madinah, Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengadakan perjanjian perdamaian
dengan orang-orang Yahudi, dan memberikan janji dan jaminan kepada mereka bahwa beliau tidak akan
memerangi mereka dan mereka tidak boleh memerangi beliau.

Kemudian mereka merusak perjanjian yang telah disepakati antara mereka dan Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menimpakan pembalasan-Nya kepada mereka yang tidak
dapat ditolak, dan Allah menurunkan kepada mereka ketetapan-Nya yang tidak dapat dihalang-halangi.

Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengusir mereka dari benteng-benteng mereka yang kuat,
padahal kaum muslim tidak menginginkan apa yang ada di dalamnya.

Mereka mengira bahwa benteng-benteng mereka dapat melindungi mereka dari pembalasan Allah;
ternyata benteng-benteng mereka itu sama sekali tiada gunanya bagi pembalasan Allah, dan mereka
ditimpa oleh pembalasan Allah yang tidak mereka duga-duga sebelumnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam memberangkatkan dan mengusir mereka dari Madinah, dan ada
segolongan dari mereka yang berangkat menuju Azri'at, bagian dari dataran tinggi negeri Syam yang
merupakan tanah mahsyar dan tanah dihimpunkannya orang-orang yang dibangkitkan dari kuburnya.

Segolongan dari mereka ada yang pergi ke tanah Khaibar, dan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam
mengusir mereka dari tempat tinggalnya dengan syarat bahwa mereka boleh membawa apa yang kuat
dibawa oleh unta kendaraan mereka.

Untuk itu mereka terlebih dahulu merusak semua barang yang terdapat di dalam rumah-rumah mereka
yang tidak dapat mereka bawa dengan cara membakarnya.

★ Kisah pengkhianatannya
HR. Abu Daud :

Bahwa orang-orang kafir Quraisy pernah berkirim surat kepada Ibnu Ubay ibnu Salul dan orang-orang
yang bersamanya dari kalangan penyembah berhala dari kabilah Aus dan Khazraj, sedangkan Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam saat itu berada di Madinah sebelum kejadian Perang Badar.

Isi surat itu menyatakan, "Sesungguhnya kamu mendekatkan diri kamu kepada musuh kami (maksudnya
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam), padahal kami telah bersumpah untuk memeranginya.
Kalau begitu kami akan mengusir kamu atau kami akan mengerahkan semua bala tentara kami, hingga
kami akan bunuh semua prajurit kalian dan akan kami tawan semua kaum wanita kalian."

Ketika surat tersebut sampai kepada Abdullah ibnu Ubay dan para pengikutnya dari kalangan penyembah
berhala, maka mereka bersepakat untuk memerangi Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam. Dan ketika berita
itu sampai kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam, maka beliau menjumpai mereka dan berkata
kepada mereka, "Sesungguhnya telah sampai kepada kalian ancaman orang-orang Quraisy yang
berlebihan itu. Padahal di balik itu tipu muslihat mereka hanyalah untuk mencari-cari alasan buat
memerangi kalian, mereka pada hakikatnya ingin memerangi anak-anak kalian dan saudara-saudara
kalian."

Setelah mereka mendengar perkataan Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam, maka mereka pun bubar dan
mengurungkan niatnya.

Berita itu sampai kepada orang-orang Quraisy.

Dan sesudah Perang Badar, orang-orang Quraisy kembali menulis surat kepada orang-orang Yahudi
Madinah, yang isinya mengatakan, "Sesungguhnya kalian adalah para pemilik kebun dan benteng-
benteng, dan sesungguhnya kalian harus memerangi teman kami (yakni Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam) atau kami akan melakukan anu dan anu terhadap kalian, dan tiada sesuatu pun yang akan
menghalang-halangi kami dari gelang-gelang kaki kaum wanita kalian."

Ketika berita surat mereka itu sampai kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam, ternyata orang-orang
Bani Nadhir termakan oleh isi surat itu dan bertekad untuk merusak perjanjian mereka dengan Nabi
Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Lalu mereka mengirimkan utusannya kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam dengan membawa pesan,
"Keluarlah kamu bersama tiga puluh orang lelaki dari sahabat-sahabatmu, maka akan keluar pula dari
kami tiga puluh orang pendeta, dan kita akan bertemu di pertengahan jalan. Biarkanlah mereka
mendengar darimu; jika mereka membenarkan kamu dan beriman kepadamu, maka kami pun akan
beriman kepadamu."

Pada keesokan harinya Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berangkat menemui mereka dengan
membawa sejumlah besar pasukannya, lalu beliau mengepung mereka dan berkata kepada mereka:

"Sesungguhnya kalian, demi Allah, jangan dulu menyatakan beriman di hadapanku kecuali setelah
mengemukakan suatu janji yang kalian pegang teguh terhadapku."

Ternyata mereka tidak mau memberikan janji itu kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam. Maka Nabi
Shallallahu 'Alayhi Wasallam memerangi mereka di hari itu juga.

Kemudian pada keesokan harinya Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam berangkat dengan pasukannya
menuju ke tempat Yahudi Bani Quraizhah, dan beliau membiarkan Bani Nadhir, lalu beliau menyeru
mereka untuk menyatakan perjanjian mereka kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam hingga akhirnya
mereka mau mengemukakannya.

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam meninggalkan mereka, kemudian langsung menuju ke tempat Bani
Nadhir dengan pasukannya, dan beliau memerangi mereka hingga akhirnya mereka mau menerima
untuk diusir.

Bani Nadhir akhirnya diusir, dan mereka membawa apa yang dapat mereka bawa melalui unta-unta
kendaraan mereka dari barang-barang mereka dan pintu-pintu rumah-rumah mereka berikut semua
kayu (kusen-kusen)nya.

★ Kisah pengkhianatannya menurut pendapat lainnya

Bahwa ketika sejumlah sahabat terbunuh di sumur Ma'unah (yang jumlah mereka ada tujuh puluh orang
sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam) ternyata seseorang dari mereka ada yang lolos, yaitu
Amr ibnu Umayyah Ad-Dimri RA. Dan ketika ia dalam perjalanan pulangnya ke Madinah, dia membunuh
dua orang lelaki dari kalangan Bani Amir, padahal kedua orang tersebut telah mengikat perjanjian
perdamaian dengan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan perjanjian keamanan; hal tersebut tidak
diketahui oleh Amr.

Ketika Amr kembali ke Madinah, ia menceritakan hal itu kepada Rasulullah, maka Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya engkau telah membunuh dua orang lelaki, aku benar-benar harus membayar diyatnya."
Dan tersebutlah bahwa antara Bani Nadhir dan Bani Amir telah terikat suatu pakta pertahanan bersama
dan perjanjian perdamaian.

Tempat tinggal Bani Nadhir berada di luar kota Madinah sejauh beberapa mil sebelah timurnya.

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam keluar menuju ke tempat Bani Nadhir untuk meminta
bantuan dari mereka sehubungan dengan diyat kedua lelaki yang telah dibunuh oleh Amr ibnu Umayyah
Ad-Dimri RA, demi melindungi hak keduanya yang telah mengadakan perjanjian perdamaian dengan
beliau.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam datang kepada mereka dan meminta bantuan kepada
mereka sehubungan dengan diyat kedua lelaki itu, mereka (Bani Nadhir) berkata, "Baiklah, hai Abul
Qasim, kami akan membantumu sesuai dengan permintaan yang engkau ajukan kepada kami."

Kemudian sebagian dari mereka berbicara secara khusus dengan sebagian lainnya.

Mereka mengatakan, "Sesungguhnya kalian tidak akan menjumpai lelaki ini bersikap seperti sekarang ini
seterusnya, maka siapakah dari kalian yang mau naik ke atas rumah itu, lalu menimpakan batu besar
kepadanya dari atas rumah agar kita terbebas dari dia?"

Saat itu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berada di sebelah tembok dari salah satu rumah-rumah
mereka

Akhirnya seseorang dari mereka yaitu Amr ibnu Jahhasy ibnu Ka'b bersedia melakukan tugas itu, lalu ia
mengatakan, "Aku bersedia melakukannya."

Maka naiklah ia ke atas rumah itu untuk menjatuhkan batu besar kepada Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam dari atasnya sesuai dengan permintaan mereka.

Saat itu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam ditemani oleh beberapa orang dari sahabatnya, antara
lain Abu Bakar RA, 'Umar RA dan 'Ali RA.

Maka datanglah berita dari langit kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang menceritakan
perihal makar yang akan dilakukan oleh kaum Bani Nadhir.
Akhirnya beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam bangkit dan pulang ke Madinah.

Ketika mereka (Bani Nadhir) merasa kehilangan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan sahabat-
sahabatnya, mereka bangkit mencarinya, lalu mereka bersua dengan seorang lelaki yang baru tiba dari
Madinah.

Mereka menanyai lelaki itu tentang Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Lalu lelaki itu menjawab, "Aku melihatnya sedang memasuki kota Madinah."

Para sahabat lainnya yang ada di Madinah melihat kedatangan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.
Mereka datang menyambutnya, lalu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menceritakan kepada
mereka tentang pengkhianatan yang telah direncanakan oleh orang-orang Yahudi Bani Nadhir.

Selanjutnya Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam memerintahkan kepada mereka untuk bersiap-siap
guna memerangi Bani Nadhir.

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berangkat bersama pasukannya hingga sampai di
tempat Bani Nadhir, lalu orang-orang Bani Nadhir berlindung di dalam benteng-benteng mereka.

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam memerintahkan kepada pasukan kaum muslim untuk
menebangi pohon kurma milik mereka dan membakarnya.

Akhirnya mereka berseru seperti yang disebutkan di ayat 5.

Segolongan orang dari Bani Auf ibnul Khazraj —antara lain Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, Wadi'ah, Malik
ibnu Abu Qauqal, Suwaid, dan Dais—telah mengirimkan mata-matanya kepada Bani Nadhir dengan
membawa pesan, "Bertahanlah kalian dan janganlah menyerah, karena sesungguhnya kami tidak akan
membiarkan kalian.

Jika kalian diperangi, maka kami akan berperang bersama kalian membela kalian; dan jika kalian keluar,
maka kami akan ikut keluar bersama kalian."

Lalu mereka menunggu-nunggu saat tersebut untuk memberikan bantuan, tetapi mereka tidak
melakukannya karena hati mereka telah dicekam oleh rasa gentar dan takut (kepada Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan pasukan kaum muslim).

Akhirnya mereka meminta kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam untuk tidak mengalirkan
darah mereka (Bani Nadhir) dan membiarkan mereka diusir, serta membiarkan mereka membawa
sebagian dari hartanya yang dapat dibawa oleh unta kendaraan mereka kecuali kebun-kebun kurma
mereka.

Permintaan mereka disetujui. Akhirnya Bani Nadhir membawa harta mereka yang dapat dibawa oleh
unta kendaraan mereka.

Ada seseorang dari mereka merobohkan rumahnya dan mengambil pintu rumahnya, lalu menaruhnya di
atas punggung untanya, kemudian ia pergi dengan membawanya.

Mereka keluar menuju ke Khaibar, dan sebagian dari mereka ada yang menuju ke negeri Syam; mereka
membiarkan harta mereka untuk Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Maka harta mereka itu khusus untuk Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang dibagi-bagikan kepada
kaum Muhajir pertama, sedangkan orang-orang Ansar —tidak terkecuali Sahl ibnu Hanif dan Abu
Dujanah ibnu Samak ibnu Kharsyah, yang konon keduanya fakir— maka Rasulullah Saw. memberikan
bagian kepada keduanya.

Tiada yang mau masuk Islam dari kalangan Bani Nadhir selain dua orang lelaki, yaitu Yamin ibnu Amr
ibnu Ka'b (pamannya Amr ibnu Jahhasy) dan Abu Sa'd ibnu Wahb.

Karena keduanya masuk Islam, maka harta milik keduanya tidak diganggu dan tetap dimiliki keduanya.

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Hasyr bagian pertama

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas


Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 01 Dzulhijjah 1439 H

Senin, 13 Agustus 2018 M


📚 *QS. 59. AL-HASYR ( ‫( ) اشلححششرر‬Bagian 3)*

‫برشسرم ا‬
‫ار الارشححمرن الاررحيِرم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 8-10

◼ Ayat 8

{ ‫صاَردهقوحن‬ ‫اح حوحرهسولحهه هأولحئر ح‬


‫ك هههم ال ا‬ ‫صهروحن ا‬
‫ضحواةناَ حويِحشن ه‬
‫ار حورر ش‬ ‫} لرشلفهقححرارء اشلهمحهاَرجرريِحن الارذيِحن أهشخررهجوا رمشن رديِاَرررهشم حوأحشمحوالررهشم يِحشبتحهغوحن فح ش‬
‫ضلَ رمحن ا‬

"Juga) bagi para fuqara Muhajirin yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka
(karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya.

Mereka itulah orang-orang yang benar."

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

berfirman, menceritakan keadaan orang-orang fakir yang berhak untuk mendapatkan harta fa-i, bahwa
mereka adalah :

Muhajirin yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari
Allah dan keridhaan-(Nya).

Yaitu mereka tinggalkan kampung halaman mereka dan menentang kaum mereka demi meraih rida Allah
dan ampunan-Nya.
Merekalah orang-orang yang ucapan mereka bersesuaian dengan perbuatannya, mereka adalah para
pemimpin kaum Muhajirin.

◼ Ayat 9

{ ‫صهدورررهشم ححاَحجةة رماماَ هأوهتوا حويِهشؤثرهروحن حعحلىَ أحشنفهرسرهشم حولحشو حكاَحن بررهشم‬
‫حوالارذيِحن تحبحاوهءوا الاداحر حواليِحماَحن رمشن قحشبلررهشم يِهرحنبوحن حمشن حهاَحجحر إرلحشيِرهشم حولْ يِحرجهدوحن رفيِ ه‬
‫ك هههم اشلهمشفلرهحوحن‬ ‫ه‬
‫ق هشاح نحشفرسره فحأولحئر ح‬
‫صةة حوحمشن هيِو ح‬
‫صاَ ح‬ ‫} حخ ح‬

"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.

Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri.

Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).

Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."

★ Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala memuji sikap orang-orang Anshar dan menjelaskan keutamaan,
kemuliaan, dan kehormatan yang ada pada diri mereka, serta ketulusan mereka dalam mementingkan
nasib Muhajirin hingga kepentingan untuk diri mereka sendiri dikesampingkan, padahal mereka sangat
memerlukannya.

★ Orang Anshar = mereka yang telah menempati negeri hijrah (Madinah) sebelum kaum Muhajirin tiba,
dan sebagian besar dari mereka telah beriman.

★ Umar RA :

"Aku berwasiat kepada khalifah sesudahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang pertama,
hendaknya hak mereka tetap diberikan kepada mereka dan kehormatan mereka tetap dipelihara.
Aku juga berwasiat agar orang-orang Anshar diperlakukan dengan baik, yaitu mereka yang telah
menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka (Muhajirin).

Hendaklah orang-orang yang baik dari mereka diterima, dan orang-orang yang berbuat buruk dari
mereka dimaafkan."

★ Orang-orang Anshar itu mencintai orang-orang Muhajirin.

Termasuk kemuliaan dan kehormatan diri mereka ialah mereka menyukai orang-orang Muhajirin dan
menyantuni mereka dengan harta bendanya.

★ HR. Ahmad :

Dari Anas RA bahwa orang-orang Muhajirin berkata, "Wahai Rasulullah, kami belum pernah melihat hal
yang semisal dengan kaum yang kami datang berhijrah kepada mereka. Yakni dalam hal memberi
santunan kepada kami, orang-orang yang hidup sederhana dari mereka tidak segan menyantuni kami,
dan orang yang hartawan dari mereka sangat banyak dalam memberi kami. Sesungguhnya mereka telah
menjamin semua kebutuhan kami dan bersekutu dengan kami dalam kesenangan, hingga kami merasa
khawatir bila mereka memborong semua pahala."

Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab : "Tidak, selama kamu memuji mereka dan
mendoakan bagi mereka kepada Allah."

★ HR. Al-Bukhari :

Dari Abu Hurairah RA bahwa orang-orang Anshar pernah berkata, "Bagikanlah antara kami dan saudara-
saudara kami (kaum Muhajirin) kebun kurma (kami)."

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Jangan."

Kaum Muhajirin berkata, "Maukah kalian menutupi semua pembiayaannya dan kami akan
menggarapnya dengan imbalan bagi hasil dari buahnya?"

Orang-orang Anshar menjawab, "Kami dengar dan kami taati syarat itu."

★ Orang-orang Anshar pun tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada kaum Muhajirin.
Mereka tidak mempunyai rasa iri dan dengki dalam hati mereka terhadap keutamaan yang telah
diberikan oleh Allah kepada kaum Muhajirin berupa kedudukan, kemulian, dan prioritas dalam sebutan
dan urutan.

★ HR. Ahmad, An-Nasai :

Dari Anas RA, bahwa ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam, lalu
beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda : "Sekarang akan muncul kepada kalian seorang lelaki calon
penghuni surga."

Maka muncullah seorang lelaki dari kalangan Anshar yang jenggotnya masih meneteskan air bekas air
wudhunya, dia menjinjing kedua terompahnya dengan tangan kirinya.

Pada keesokan harinya Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengucapkan kata-kata yang sama.

Lalu muncullah lelaki itu seperti pada yang pertama kali.

Dan pada hari yang ketiganya Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam mengucapkan kata-kata yang sama
lagi, lalu muncullah lelaki itu dalam keadaan seperti pada yang pertama kali.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bangkit, maka lelaki itu diikuti oleh Abdullah ibnu Amr
ibnul Ash RA lalu ia berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah bertengkar dengan ayahku, maka aku
bersumpah tidak akan pulang kepadanya selama tiga hari. Jika engkau sudi, bolehkah aku menginap di
rumahmu, maka aku akan merasa senang sekali."

Lelaki itu menjawab, "Silakan."

Anas RA melanjutkan kisahnya, bahwa Abdullah RA telah menceritakan kepadanya bahwa ia menginap di
rumah lelaki Ansar itu selama tiga malam, dan dia tidak melihatnya bangun malam untuk mengerjakan
sesuatu dari shalat sunah, hanya saja bila ia berbalik di tempat peraduannya di tengah malam, ia
berdzikir kepada Allah dan mengucapkan takbir, hingga ia bangun dari peraduannya untuk mengerjakan
shalat fajar (shubuh).

Abdullah ibnu Amr RA mengatakan bahwa hanya saja ia tidak mendengarnya mengatakan sesuatu
kecuali hanya kebaikan belaka.

Dan setelah tiga malam berlalu dan hampir saja aku memandang remeh amal perbuatannya, maka aku
berterus terang kepadanya, "Hai hamba Allah, sebenarnya tidak ada pertengkaran antara aku dan ayahku
dan tidak ada pula saling mendiamkan dengannya, tetapi aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu
'Alayhi Wasallam bersabda kepada kami sebanyak tiga kali: 'Sekarang akan muncul kepada kalian seorang
lelaki calon penghuni surga. Ketika kulihat, ternyata engkau sebanyak tiga kali. Maka aku bermaksud
untuk menginap di rumahmu guna menyaksikan apa yang engkau perbuat, lalu aku akan menirunya.
Tetapi ternyata aku tidak melihatmu melakukan amal yang istimewa, lalu apakah yang menyebabkan
engkau sampai kepada kedudukan seperti apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi
Wasallam?"

Lelaki itu menjawab, "Tiada yang kulakukan selain dari apa yang telah engkau lihat sendiri."

Ketika aku pergi darinya, ia memanggilku dan berkata, "Tiada lain amal itu kecuali seperti yang engkau
lihat, hanya saja dalam hatiku tidak terdapat rasa iri terhadap seorang pun dari kaum muslim dan tidak
pula rasa dengki terhadap seorang pun atas kebaikan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya."

Abdullah ibnu Amr RA berkata, "Rupanya amal itulah yang menghantarkan dirimu mencapai tingkatan
itu, amal tersebut sulit untuk dilakukan dan amatlah berat."

★ Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam :

Bahwa ada sebagian orang yang memperbincangkan harta Bani Nadhir yang orang-orang Anshar tidak
diberi bagian darinya. Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghukum mereka karena ucapannya yang
demikian itu.

Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman ayat 6.

Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda (kepada kaum Anshar): "Sesungguhnya saudara-
saudara kalian ini (kaum Muhajirin) telah meninggalkan harta benda dan anak-anak mereka, lalu mereka
keluar (berhijrah) kepada kalian."

Orang-orang Anshar menjawab, "Kalau begitu, harta kami, kami rela berbagi dengan mereka."

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda, "Bagaimanakah kalau dengan cara selain itu?"

Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya?"

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Mereka (kaum Muhajirin) adalah kaum yang tidak
mengetahui pertanian, bagaimanakah kalau kalian menjamin mereka saja dengan cara bagi hasil buah-
buahan dengan mereka?"

Orang-orang Anshar menjawab, "Kami setuju, wahai Rasulullah."

★ Orang-orang Anshar pun lebih mementingkan kebutuhan orang lain (Muhajirin) daripada kebutuhan
diri mereka sendiri; mereka memulainya dengan kebutuhan orang lain sebelum diri mereka, padahal
mereka sendiri membutuhkan apa yang mereka berikan itu.

★ Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda :


"Sedekah yang paling utama ialah jerih payah dari orang yang minim."

Yaitu dari orang yang memerlukannya.

Kedudukan ini lebih tinggi dari pada kedudukan orang yang disebutkan dalam QS. Al-Insan: 8 :

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya."

Dan QS. Al-Baqarah: 177 :

"Dan memberikan harta yang dicintainya."

Karena sesungguhnya mereka menyedekahkan apa yang mereka sendiri menyukainya, tetapi adakalanya
mereka tidak memerlukannya dan tidak mempunyai kebutuhan darurat terhadapnya.

Sedangkan mereka (golongan yang pertama) mengesampingkan kebutuhan mereka, padahal mereka
dalam keadaan memerlukannya dan membutuhkan apa yang mereka sedekahkan.

Contoh lain sedekah paling utama yang dilakukan sahabat adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA karena dia
telah menyedekahkan semua harta bendanya, hingga Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bertanya
kepadanya, "Lalu apa yang engkau sisakan buat keluargamu?"

Abu Bakar RA menjawab, "Aku sisakan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya."

Demikian pula halnya kisah air minum yang ditawarkan kepada Ikrimah RA dan teman-temannya pada
Perang Yarmuk; masing-masing dari mereka memerintahkan agar diberikan kepada temannya, padahal
Ikrimah sendiri dalam keadaan luka berat dan sangat memerlukan air minum, lalu temannya
menyerahkan air itu kepada orang yang ketiga, dan belum sampai air itu ke tangan orang yang ketiga,
akhirnya mereka mati semua dan tiada seorang pun dari mereka yang meminum air itu.

Semoga Allah meridhai mereka dan membuat mereka puas dengan balasan pahala-Nya.

HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Turmuzi, An-Nasai :

Dari Abu Hurairah RA bahwa seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam lalu
berkata, "Wahai Rasulullah, aku lapar."
Maka Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menyuruh seseorang ke rumah istri-istri beliau, dan
ternyata tidak dijumpai makanan apa pun pada mereka.

Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda, "Adakah seseorang yang mau menjamu orang ini
malam ini, semoga Allah merahmatinya?"

Maka berdirilah seorang lelaki dari kalangan Anshar seraya berkata, "Akulah yang akan menjamunya,
wahai Rasulullah."

Kemudian lelaki itu pulang ke rumah keluarganya dan berkata kepada istrinya, "Orang ini adalah tamu
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam maka jangan engkau simpan apa pun untuknya."

Istrinya menjawab, "Demi Allah, aku tidak mempunyai makanan apa pun selain makanan untuk anak-
anak."

Suaminya berkata, "Jika anak-anak ingin makan malam, tidurkanlah mereka, lalu kemarilah dan
matikanlah lampu, biarlah kita menahan lapar untuk malam ini."

Istrinya melakukan apa yang diperintahkan suaminya itu.

Kemudian pada pagi harinya lelaki itu menemui Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam, maka Rasulullah
Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah merasa kagum atau ridha dengan apa yang telah dilakukan oleh si Fulan dan si
Fulanah."

Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan firman-Nya bag ayat 9 ini.

Nama orang Anshar tersebut, yaitu Abu Talhah RA menurut Imam Muslim.

★ Barang siapa yang terbebas dari sifat kikir, maka sesungguhnya dia telah beruntung dan berhasil.

HR. Ahmad, Abu Daud :

Dari Abdullah ibnu Amr RA, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Hindarilah oleh kalian perbuatan aniaya, karena sesungguhnya perbuatan aniaya itu merupakan
kegelapan di hari kiamat.

Dan takutlah kalian terhadap perbuatan keji, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai kata-kata yang
keji dan tidak pula perbuatan yang keji (kotor).

Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir itu telah membinasakan orang-orang yang
sebelum kalian.
Sifat kikir mendorong mereka berbuat aniaya, maka mereka berbuat aniaya; dan mendorong mereka
untuk berbuat kedurhakaan, maka mereka berbuat kedurhakaan; dan mendorong mereka untuk
memutuskan silaturahmi, maka mereka memutuskan pertalian silaturahmi."

◼ Ayat 10

{ ‫ف حررحيِةم‬ ‫} حوالارذيِحن حجاَهءوا رمشن بحشعردرهشم يِحهقوهلوحن حرباحناَ اشغفرشر لححناَ حولشخحوانرحناَ الارذيِحن حسبحهقوحناَ رباَليِحماَرن حولْ تحشجحعشل رفيِ قههلوبرحناَ رغلَ لرلارذيِحن آحمهنوا حرباحناَ إرنا ح‬
‫ك حرهءو ة‬

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, "Ya Tuhan kami,
beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”"

★ Mereka adalah golongan yang ketiga dari kaum fakir mereka yang berhak mendapat bagian dari harta
fa-i.

Yang mendapat harta Fa-i dari kaum kafir menurut ayat 8-10 :

1. Golongan Muhajirin.

2. Golongan Anshar.

3. Orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.

Sebagaimana yang disebutkan dalam QS. At-Taubah: 100 :

"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan
Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka
pun ridha kepada Allah."

Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik ==> orang-orang yang mengikuti jejak mereka yang
baik dan sifat-sifat mereka yang terpuji, serta menyeru (orang lain) mengikuti jejak mereka, baik secara
diam-diam maupun terang-terangan.
★ Karena itulah mereka selalu mendoakan :

"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari
kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Imam Malik :

Bahwa kaum Rafidhah yang selalu mencaci para sahabat, mereka tidak punya hak dari harta fa-i ini,
karena mereka tidak termasuk orang-orang yang bersifat seperti apa yang disebutkan oleh Allah
Subhanahu Wa Ta'ala dalam ayat ini.

HR. Al-Bagawi :

Dari Aisyah RA berkata "Kalian diperintahkan untuk memohonkan ampunan bagi sahabat-sahabat
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam, tetapi kalian justru mencaci maki mereka.

Aku telah mendengar Nabi kalian bersabda: 'Umat ini tidak akan lenyap sebelum orang-orang yang
terkemudian dari mereka melaknat orang-orang yang terdahulunya'.”

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Hasyr bagian ketiga

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 02 Dzulhijjah 1439 H

Selasa, 14 Agustus 2018 M


📚 *QS. 59. AL-HASYR ( ‫( ) اشلححششرر‬Bagian 4)*

‫برشسرم ا‬
‫ار الارشححمرن الاررحيِرم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 11-17

◼ Ayat 11

{ ‫ب لحئرشن أهشخررشجتهشم لحنحشخهرحجان حمحعهكشم حولْ نهرطيِهع رفيِهكشم أحححةدا أحبحةدا حوإرشن هقوترشلتهشم‬
‫أحلحشم تححر إرحلىَ الارذيِحن حناَفحهقوا يِحهقوهلوحن لشخحوانررههم الارذيِحن حكفحهروا رمشن أحشهرل اشلركحتاَ ر‬
‫صحرناهكشم حو ا‬
‫اه يِحششهحهد إرناههشم لححكاَرذهبوحن‬ ‫} لحنحشن ه‬

"Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang yang munafik yang berkata kepada saudara-saudara
mereka yang kafir di antara Ahli Kitab, "Sesungguhnya jika kamu diusir, niscaya kami pun akan keluar
bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan)
kamu; dan jika kamu diperangi, pasti kami akan membantu kamu.” Dan Allah menyaksikan bahwa
sesungguhnya mereka benar-benar pendusta."

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan perihal orang-orang munafik (seperti Abdullah ibnu Ubay
dan teman-temannya) ketika mereka mengirimkan utusannya kepada orang-orang Bani Nadhir untuk
menjanjikan kepada mereka akan dukungan dan pertolongannya.

Tetapi mereka benar-benar pendusta dalam janji mereka.

Ini dikatakan oleh mereka barangkali karena hanya sebagai basa-basi saja karena sudah sejak semula
mereka berniat tidak akan memenuhinya.

Atau barangkali mereka merasa bahwa apa yang mereka katakan itu tidak mampu mereka lakukan.
◼ Ayat 12

‫صهروههشم لحيِهحولنان الشدحباَحر ثهام حلْ يِهشن ح‬


{ ‫صهروحن‬ ‫} لحئرشن أهشخررهجوا حلْ يِحشخهرهجوحن حمحعههشم حولحئرشن هقوترهلوا حلْ يِحشن ه‬
‫صهرونحههشم حولحئرشن نح ح‬

"Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka; dan
sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya, sesungguhnya jika
mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan
mendapat pertolongan."

★ Sesungguhnya mereka tidak mau berperang bersama orang-orang Bani Nadhir.

Kalaupun mereka membantu orang-orang Bani Nadhir dan berperang bersamanya niscaya mereka akan
berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan.

Hal ini mengandung berita gembira tersendiri (bagi kaum Muslim).

◼ Ayat 13

{ ‫ك برأ حناههشم قحشوةم حلْ يِحشفقحههوحن‬ ‫} لشنتهشم أححشند حرشهبحةة رفيِ ه‬


‫صهدورررهشم رمحن ا‬
‫ار حذلر ح‬

"Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti dari pada Allah.

Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti."

★ Rasa takut mereka kepada kalian lebih besar dari pada ketakutan mereka kepada Allah.
★ Semakna dengan QS. An-Nisa: 77 :

"Tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih takut lagi dari pada itu."

Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.

◼ Ayat 14

‫صنحةة أحشو رمشن حوحرارء هجهدةر بحأشهسههشم بحشيِنحههشم حشرديِةد تحشححسبهههشم حجرميِةعاَ حوقههلوبهههشم حشاتىَ حذلر ح‬
{ ‫ك برأ حناههشم قحشوةم حلْ يِحشعقرهلوحن‬ ‫} حلْ يِهحقاَترهلونحهكشم حجرميِةعاَ رإلْ رفيِ قهةرىً همحح ا‬

"Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung
yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu
kira mereka itu bersatu, sedangkan hati mereka berpecah belah.

Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti."

★ Karena sifat pengecut dan penakutnya, mereka tidak mampu menghadapi pasukan kaum muslim
dengan perang tanding atau berhadap-hadapan, melainkan ada kalanya dari balik benteng-benteng atau
di balik tembok dalam keadaan terkepung sehingga mereka terpaksa harus membela dirinya.

★ Permusuhan di antara sesama mereka sangat keras, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-An'am: 65 :

"Dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain."

★ Kamu lihat mereka seakan-akan bersatu dan rukun, padahal kenyataannya mereka bertentangan di
antara sesamanya dan berpecah belah.

Menurut Ibrahim An-Nakha'i mereka adalah kaum Ahli Kitab dan kaum munafik.
Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.

◼ Ayat 15

{ ‫ب أحرليِةم‬
‫} حكحمثحرل الارذيِحن رمشن قحشبلررهشم قحرريِةباَ حذاهقوا حوحباَحل أحشمرررهشم حولحههشم حعحذا ة‬

"(Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat
buruk dari perbuatan mereka dan bagi mereka azab yang pedih."

★ Ibnu Abbas : seperti orang-orang yang sebelum mereka, yakni orang-orang Yahudi Bani Qainuqa',
karena orang-orang Yahudi Bani Qainuqa' telah diusir oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam
sebelum itu.

◼ Ayat 16

{ ‫ب اشلحعاَلحرميِحن‬ ‫ك إرقنيِ أححخاَ ه‬


‫ف ا‬
‫اح حر ا‬ ‫طاَرن إرشذ حقاَحل رللِشنحساَرن اشكفهشر فحلحاماَ حكفححر حقاَحل إرقنيِ بحرريِةء رمشن ح‬
‫} حكحمثحرل الاششيِ ح‬

"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia,
"Kafirlah kamu, ".

Maka tatkala manusia itu telah kafir, ia berkata, ' 'Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."

★ Perumpamaan orang-orang Yahudi yang terbujuk oleh janji pertolongan dari sebagian orang-orang
munafik, dan ucapan orang-orang munafik kepada mereka, "Jika kamu diperangi, maka kami akan
membantumu." Kemudian setelah peristiwanya terjadi dan dijumpai mereka telah dikepung dan
diperangi, maka orang-orang munafik itu berlepas diri dari mereka dan menyerahkan mereka kepada
kehancuran.

Perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan setan ketika merayu manusia —semoga Allah
melindungi kita dari godaannya—, "Kafirlah kamu."

Maka tatkala manusia itu terpengaruh oleh rayuannya dan mau kafir, berlepas dirilah setan darinya dan
berbalik mencelanya, lalu berkata:

"Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."

★ Perumpamaan lain dalam ayat ini ada ulama yang mengisahkan sebagian ahli ibadah Bani Israil.

Riwayat Ibnu Jarir, dari Abdullah ibnu Mas'ud RA, juga 'Ali RA dan Ibnu Abbas :

Dahulu pernah ada seorang wanita penggembala ternak kambing, ia mempunyai empat saudara laki-laki,
dan bila malam tiba wanita penggembala itu menginap di biara seorang rahib.

Rahib turun dari biaranya dan berbuat mesum dengan wanita penggembala itu, yang lama-kelamaan
hamil.

Lalu setan mendatanginya dan berkata kepadanya, "Bunuh saja wanita ini dan langsung kamu kubur,
karena sesungguhnya kamu adalah seorang lelaki yang dipercaya dan perkataanmu didengar."

Akhirnya si rahib membunuh wanita itu, lalu mengebumikannya.

Di lain waktu setan mendatangi semua saudara lelaki wanita itu dalam mimpinya dan mengatakan
kepada mereka, "Sesungguhnya si rahib penunggu biara itu telah berbuat mesum dengan saudara
perempuanmu; dan setelah saudara perempuanmu hamil, si rahib itu membunuhnya dan menguburnya
di tempat anu."

Pada keesokan harinya seseorang dari mereka mengatakan, "Demi Allah, tadi malam aku bermimpi
sesuatu yang saya sendiri tidak tahu apakah aku harus menceritakannya kepada kalian ataukah tidak."

Mereka menjawab, "Tidak, bahkan kamu harus menceritakannya kepada kami."

Lalu ia menceritakan mimpinya itu kepada mereka.

Yang lain berkata, "Demi Allah, aku pun telah bermimpi sama dengan itu."
Yang lainnya lagi berkata, "Aku pun bermimpi sama dengan itu."

Mereka berkata, "Demi Allah, ini adalah sesuatu yang tiada lain pasti kejadiannya."

Lalu mereka berangkat dan bersiap-siap untuk mengadukan perkara si rahib itu kepada raja mereka.

Mereka mendatangi rahib itu dan menurunkannya dari biaranya, lalu membawanya pergi.

Di tengah jalan, setan menemui rahib itu dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya akulah yang
menjerumuskan dirimu ke dalam perkara ini, dan tidak ada yang dapat menyelamatkan dirimu dari
perkara ini selain aku. Maka sekarang bersujudlah kamu kepadaku sekali saja, aku akan menyelamatkan
dirimu dari kesulitanmu ini."

Akhirnya si rahib itu mau bersujud kepadanya.

Setelah mereka mendatangkan rahib itu kepada raja mereka, setan berlepas diri darinya.

Akhirnya si rahib ditangkap, lalu dihukum mati.

Dan menurut riwayat yang terkenal di kalangan banyak ulama, rahib ini bernama Barsisa; hanya Allah-lah
Yang Maha Mengetahui.

Kisah ini berbeda dengan kisah Juraij si ahli ibadah, karena Juraij dituduh oleh seorang wanita yang
mengakui bahwa dirinya dihamili oleh Juraij, dan bahwa kandungannya adalah hasil hubungannya
dengan Juraij.

Kemudian kasusnya dilaporkan kepada penguasa setempat, maka Juraij dipecat dan diturunkan dari
biara tempat ibadahnya, sedangkan biaranya dirusak.

Juraij hanya dapat berkata, "Mengapa kalian ini?"

Mereka berkata, "Hai musuh Allah, engkau telah berbuat mesum dengan wanita ini!"

Juraij menjawab, "Bersabarlah kalian."

Kemudian ia mengambil bayi wanita itu yang masih merah, lalu bertanya kepadanya, "Hai bayi, siapakah
sebenarnya ayahmu?"

Maka dengan serta merta bayi yang masih merah itu menjawab, "Ayahku adalah penggembala."

Wanita itu telah menyerahkan dirinya kepada si penggembala, akhirnya dari hasil hubungannya ia
mengandung (lalu melemparkan tuduhannya kepada si Juraij).
Ketika Bani Israil menyaksikan kebenaran ini, maka mereka semuanya menghormati Juraij dengan
penghormatan yang berlebihan.

Dan mereka mengatakan, "Kami akan membangun kembali biaramu dari emas."

Juraij menjawab, "Jangan, tetapi kembalikanlah seperti semula, yaitu dengan tanah liat."

◼ Ayat 17

‫ك حجحزاهء ال ا‬
{ ‫ظاَلررميِحن‬ ‫} فححكاَحن حعاَقربحتحههحماَ أحناههحماَ رفيِ الاناَرر حخاَلرحدشيِرن رفيِحهاَ حوحذلر ح‬

"Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka
kekal di dalamnya.

Demikianlah balasan orang-orang yang zhalim."

★ Akibat perkara dari yang memerintahkan kepada kekafiran dan yang melakukannya maka tempat
kembali keduanya adalah neraka Jahanam, keduanya kekal di dalamnya.

Itulah balasan yang diterima oleh tiap-tiap orang yang zhalim.

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Hasyr bagian keempat.

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas


Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.

📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR

------------------------------------------

📚 Edisi : 04 Dzulhijjah 1439 H

Kamis, 16 Agustus 2018 M


📚 *QS. 59. AL-HASYR ( ‫( ) اشلححششرر‬Bagian 6/terakhir)*

‫برشسرم ا‬
‫ار الارشححمرن الاررحيِرم‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

📚 Tafsir Ayat 21-24

◼ Ayat 21

{ ‫س لححعلاههشم يِحتحفحاكهروحن‬
‫ضرربهحهاَ رللاناَ ر‬ ‫ار حوترشل ح‬
‫ك الشمحثاَهل نح ش‬ ‫} لحشو حأنزشلحناَ هححذا اشلقهشرآحن حعحلىَ حجبحةل لححرأحشيِتحهه حخاَرشةعاَ همتح ح‬
‫صقدةعاَ رمشن حخششيِحرة ا‬

"Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.

Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir."

★ Yakni apabila gunung yang begitu keras dan perkasa dapat memahami Al-Qur'an ini dan merenungkan
makna yang terkandung di dalamnya, niscaya ia tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.

Lalu bagaimana dengan kamu, hai manusia, bila hati kamu tidak lunak dan tunduk serta bergetar karena
takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Padahal kamu telah memahami dari Allah akan perkaranya dan telah kamu pahami Kitab-Nya.
★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, menyebutkan keagungan Al-Qur'an seraya menjelaskan
tingginya kedudukan Al-Qur'an, dan bahwa sudah selayaknya bila hati menjadi lunak dan khusuk serta
taat saat mendengarnya, mengingat di dalamnya terkandung janji yang benar dan ancaman yang pasti.

★ Hadits mutawatir :

Bahwa ketika dibuatkan untuk Rasulullah sebuah mimbar, dan sebelumnya bila Nabi Shallallahu 'Alayhi
Wasallam berkhotbah selalu berdiri di sebelah salah satu dari batang pohon kurma yang menjadi tiang-
tiang masjid.

Maka setelah mimbar diletakkan pada yang pertama kali, lalu Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam datang
untuk berkhotbah, maka beliau melewati batang kurma itu menuju ke mimbarnya, dan saat itu batang
kurma tersebut menangis dan merintih sebagaimana anak-anak merintih karena rindu kepada dzikir dan
wahyu yang biasa ia dengar di sisinya, maka Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam mendiamkannya.

Menurut sebagian riwayat hadits ini, disebutkan bahwa Al-Hasan Al-Basri sesudah mengetengahkan
hadis ini mengatakan, "Kalian seharusnya lebih merindukan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam
ketimbang batang kurma itu."

Demikianlah bunyi ayat yang mulia ini, bahwa apabila gunung-gunung yang merupakan benda mati,
seandainya ia mendengar Kalamullah dan memahaminya, niscaya tunduklah ia dan berpecah belahlah ia
karena takut kepada Allah.

Maka bagaimanakah dengan kalian (manusia), padahal kalian telah mendengarnya dan memahaminya?

Dalam QS. Ar-Ra'd: 31 :

"Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat
diguncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat
berbicara, (tentulah kitab itu adalah Al-Qur'an)."

QS. Al-Baqarah: 74 :

"Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai darinya dan di antaranya
sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur
jatuh, karena takut kepada Allah."
◼ Ayat 22

‫اه الارذيِ حلْ إرلحهح رإلْ ههحو حعاَلرهم اشلحغشيِ ر‬


{ ‫ب حوالاشحهاَحدرة ههحو الارشححمهن الاررحيِهم‬ ‫} ههحو ا‬

"Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

★ Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan bahwa Dia adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia, maka
tiada Rabb selain Dia dan tiada Tuhan bagi semua alam wujud selain Dia.

Semua yang disembah selain Dia adalah batil.

Dan bahwa Dia Mengetahui yang gaib dan yang nyata.

Yakni Dia mengetahui semua makhluk yang dapat disaksikan oleh kita dan semua makhluk yang gaib dari
kita.

Tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya di bumi dan di langit, baik yang besar maupun yang kecil,
dan baik yang dimuliakan maupun yang hina, hingga semut-semut kecil di dalam kegelapan.

★ Allah adalah Tuhan Yang mempunyai rahmat yang luas lagi mencakup semua makhluk.

Dia adalah Yang Maha Pemurah di dunia dan akhirat, dan Maha Penyayang pada keduanya.

QS. Al-A'raf: 156 :

"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."

QS. Al-An'am : 54 :

"Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang."


QS. Yunus: 58 :

"Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baikdaripada apa yang mereka kumpulkan.""

-----------------------

⚠Catatan Peringkas :

Tafsir kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim, telah diuraikan pada pembahasan Tafsir QS. Al-Faatihah bagian 3
dalam postingan Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir tanggal 19 Ramadhan 1439 H/Senin, 04 Juni 2018 M di WA
Grup dan FB.

----------------------

◼ Ayat 23

{ ‫اه الارذيِ حلْ إرلحهح رإلْ ههحو‬


‫ههحو ا‬

‫س الاسلَهم اشلهمشؤرمهن اشلهمهحشيِرمهن اشلحعرزيِهز اشلحجاباَهر اشلهمتححكبقهر‬


‫ك اشلقهندو ه‬
‫اشلحملر ه‬

‫} هسشبححاَحن ا‬
‫ار حعاماَ يِهششررهكوحن‬

"Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,

Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,

Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara,

Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa,

Yang Memiliki segala Keagungan,

Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."


★ Allah adalah Raja bagi segala sesuatu yang mengatur segala sesuatu tanpa ada yang menghalangi-Nya
dan juga tanpa ada yang menyaingi-Nya.

★ Yang Maha Suci ==> Maha Suci, Memberkati, disebutkan demikian karena para malaikat yang mulia
menyucikan-Nya.

★ Yang Maha Sejahtera ==> Maha Sejahtera dari segala bentuk cela dan kekurangan, karena
kesempurnaan zat, sifat, dan perbuatan-Nya.

★ Yang Mengaruniakan keamanan ==> makhluk-Nya merasa aman dari mendapat perlakuan aniaya
oleh-Nya, makhluk-Nya merasa aman dengan adanya firman-Nya yang menyatakan bahwa Dia Maha Haq
(benar), hamba-hamba-Nya yang beriman membenarkan keimanan mereka kepada-Nya.

★ Yang Maha Memelihara ==> Dia Maha Menyaksikan semua makhluk-Nya tentang amal perbuatan
mereka, Dia Maha Mengawasi mereka.

Semakna dengan QS. Al-Mujadilah: 6; Al Buruj: 9 :

"Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu."

Dan QS. Ali Imran: 98 :

"Padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan."

Dan QS. Ar-Ra'd: 33 :

"Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak
demikian sifatnya)?"

★ Yang Maha Perkasa ==> Yang Menang atas segala sesuatu dan mengalahkannya, Dia mengalahkan
segala sesuatu, maka tiada sesuatu pun yang dapat mencapai Zat-Nya karena keperkasaan, keagungan,
kekuasaan, dan kebesaran-Nya.
★ Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan ==> Yang tidak pantas bersifat kuasa selain Dia
dan tidak pantas bersifat agung selain Dia karena keagungan-Nya.

Hadits Qudsi yang shohih :

"Kebesaran adalah (bagaikan) kain-Ku dan Keagungan adalah (bagaikan) selendang-Ku; maka barang
siapa yang menyaingi-Ku pada salah satu dari keduanya, niscaya Kuazab dia."

Maha Kuasa : Tuhan Yang menundukkan makhluk-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya, Tuhan Yang
memperbaiki urusan-urusan makhluk-Nya. Yang mengatur mereka sesuai dengan apa yang menjadi
kemaslahatan bagi mereka.

Yang Memiliki Segala Keagungan : Yang Maha Agung dari semua keburukan.

◼Ayat 24

{ َ‫صقوهر لحهه الشسحماَهء اشلهحشسحنى‬


‫ئ اشلهم ح‬
‫ق اشلحباَرر ه‬
‫اه اشلحخاَلر ه‬
‫ههحو ا‬

‫يِهحسبقهح لحهه حماَ رفيِ الاسحماَحوا ر‬


‫ت حوالشر ر‬
‫ض‬

‫} حوههحو اشلحعرزيِهز اشلححركيِهم‬

"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-
nama Yang Paling Baik.

Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.

Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"

★ Menciptakan artinya merencanakan, dan mengadakan artinya merealisasikan apa yang telah
direncanakan dan ditetapkan ke alam wujud dan alam nyata.
Tiada seorang pun yang merencanakan sesuatu dapat melaksanakan dan merealisasikannya selain Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.

★ Hanya Allah lah yang mampu merealisasikan apa yang telah Allah rencanakan.

Lain halnya dengan selain Allah, ia tidak akan mampu merealisasikan apa yang dikehendakinya.

Hanya Allah lah Yang Menciptakan, Yang Merencanakan, Yang Membuat, dan Yang Mengadakan

★ Apabila Dia menghendaki sesuatu tinggal mengatakan kepadanya, "Jadilah kamu," maka jadilah dia
sesuai dengan gambaran yang dikehendaki dan rupa yang dipilih-Nya.

Seperti dalam QS. Al-Infithar: 8 :

"Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu."

★ Yang Membentuk rupa ==> Yang melaksanakan apa yang ingin direalisasikan-Nya menurut gambaran
yang dikehendaki-Nya.

★ HR. Al-Bukhari Muslim :

Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam :

"Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, alias seratus kurang satu.

Barang siapa yang menjaganya/menghitung-hitungnya, niscaya masuk surga;

Dia witir (tidak genap) dan menyukai yang witir."

★ Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi, semakna dengan QS. Al-Isra: 44 :

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.

Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka.

Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."


★ Maha Perkasa ==> Yakni Zat-Nya tidak dapat dicapai.

★ Maha Bijaksana ==> dalam syariat dan ketetapan-Nya.

📚 Demikian Tafsir Surat Al-Hasyr bagian keenam (terakhir).

Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.

Jazaakumullah khayran katsiran sudah sabar menyimak.

📚 📚Diringkas oleh Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14


Sumber : Playstore Aplikasi Quran Tafsir Ibnu Katsir yang diringkas

Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.

-------------------------------------------------------------

📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.

Mari sempatkan membaca tafsir Al Qur'an

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.

Aamiin

📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.

Jangan lupa laporkan ke grup ya.


📚Silahkan dishare secara utuh. Semoga bermanfaat dan berkah.

®Nur Attin Isnaini (Attien) Kormin Akhwat Fasil 14�

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

You might also like