You are on page 1of 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP (KD 3.10)

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Pola Pengembangan Isi Pantun, Gurindam, dan syair
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 6 JP (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargaidan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


KI 3 3.14 Menelaah struktur 3.14.1 Menyimpulkan variasi pola pengembangan isi
dan kebahasaan pantun
puisi rakyat 3.14.2 Menyimpulkan prinsip penggunaan kata/
(pantun, syair, dan kalimat pada pantun
bentuk puisi rakyat 3.14.3 Melengkapi puisi rakyat (pantun) sesuai
setempat) yang struktur dan kaidah bahasa serta menelaahnya
dibaca dan 3.14.4 Memvariasikan beragam pola pengembangan
didengar puisi rakyat berupa pantun
3.14.5 Mengomentari puisi rakyat dari segi struktur
dan bahasa
3.14.6 Memperbaiki kesalahan dari segi isi, syarat
pantun, penggunaan kata, kalimat, ejaan dan
tanda baca

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pola pengembangan isi pantun, gurindam, dan syair, peserta
didik dapat :
1. Menyimpulkan variasi pola pengembangan isi pantun
2. Menyimpulkan prinsip penggunaan kata/ kalimat pada pantun
3. Melengkapi puisi rakyat (pantun) sesuai struktur dan kaidah bahasa serta
menelaahnya
4. Memvariasikan beragam pola pengembangan puisi rakyat berupa pantun
5. Mengomentari puisi rakyat dari segi struktur dan bahasa
6. Memperbaiki kesalahan dari segi isi, syarat pantun, penggunaan kata, kalimat, ejaan
dan tanda baca

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler


Fakta
Pola Pengembangan Isi Pantun, Gurindam, dan syair

2. Konsep

 Struktur puisi rakyat.


 Karakteristik tiap bagian puisi rakyat.
 Contoh cara melengkapi puisi rakyat.
 Contoh variasi puisi rakyat dari segi kalimat yang digunakan.
 Contoh penggunaan kata/ kalimat pada puisi rakyat (pantun).

3. Prosedural

 Praktik menelaah struktur puisi rakyat.


 Praktik melengkapi struktur puisi rakyat (melengkapi bagian identifikasi/ gambaran
umum, deskripsi bagian).
 Praktik memvariasikan beragam puisi rakyat (pantun).
 Praktik membuat telaah ketepatan struktur, syarat pantun, dan penggunaan bahasa
pada puisi rakyat.

4. Materi Pembelajaran Remedial


Pengetahuan
Struktur puisi rakyat.
Karakteristik tiap bagian puisi rakyat.
Contoh cara melengkapi puisi rakyat.
Contoh variasi puisi rakyat dari segi kalimat yang digunakan.
Contoh penggunaan kata/ kalimat pada puisi rakyat (pantun).

Keterampilan
 Praktik menelaah struktur puisi rakyat.
 Praktik melengkapi struktur puisi rakyat (melengkapi bagian identifikasi/gambaran
umum, deskripsi bagian).
 Praktik memvariasikan beragam puisi rakyat (pantun).
 Praktik membuat telaah ketepatan struktur, syarat pantun, dan penggunaan bahasa
pada puisi rakyat.

5. Materi Pembelajaran Pengayaan


Pengetahuan
 Struktur puisi rakyat (struktur gurindam, syair, dan pantun).
 Contoh variasi pantun dari segi jenis kalimat, pola penyajian kalimat pada larik.
 Contoh variasi pengembangan isi.
 Contoh beragam kata berima pada sampiran dan isi.
 Prinsip mengurutkan puisi rakyat.
 Prinsip melengkapi puisi rakyat.
 Prinsip mengembangkan puisi rakyat.
 Prinsip menggunakan kata/ kalimat pada puisi rakyat.

Keterampilan
Praktik mengurutkan bagian puisi rakyat.
Praktik melengkapi unsur-unsur puisi rakyat.
Praktik menyusun bagian-bagian puisi rakyat.
Praktik menyunting.

Sikap yang ditumbuhkan: Jujur berkarya, Tanggung jawab.

E.Metode Pembelajaran

1. Saintifik
2. Diskusi
3. Pemberian Tugas
4. Tanya jawab

F. Media dan Bahan Pembelajaran


Media
1. Buku Puisi Rakyat (pantun)
2. Power Point (PPT)
Bahan
1. Buku siswa Bahasa Indonesia Kelas VII K13 Revisi
2. Buku guru SMP Kelas VII
3. Lembar Kerja Siswa

G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia
SMP/MTS Kelas VII Jilid 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hlm. 89 s.d 92.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia
SMP/MTS Kelas VII Jilid 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hlm. 165 s.d. 186.

H. Kegiatan Pembelajaran
Awal Orientasi
15 Menit 1. Guru mempersiapkan pembelajaran dengan mengondisikan peserta didik untuk
berdoa mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar dan melakukan presensi
kepada siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Apersepsi
3. Guru membacakan sebuah pantun , kemudian dihubungkan dengan materi yang
akan diajarkan kepada peserta didik
4.
Motivasi
5. Guru mengajak siswa bertanya jawab tentang pantun,
6. Guru mengemukakan tujuan kegiatan pembelajara
7. Bertanya jawab tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari.
8. Guru menyampaikan penilaian terkait dengan KD

Mengamati
Inti 1. Guru membagi kelompok secara acak (1 kelompok terdiri 4-5 peserta didik)
90 Menit 2. Masing-masing kelompok menunjuk 1 orang sebagai ketua kelompok.
3. Peserta didik mengamati beragam pantun

Mempertanyakan
1. Peserta didik mempertanyakan struktur umum pantun persamaan dan
perbedaan pantun.
Mengumpulkan Informasi
1. Peserta didik menggali informasi membaca contoh telaah/ beragam pola
pengembangan (dari buku siswa atau sumber lain).

Mengasosiasi/Menalar
1. Peserta didik bersama kelompok mengelompokkan pantun dari segi pola
penyajian kalimat menjadi larik-larik pantun.
2. Peserta didik latihan membuat telaah pola penyajian berdasarkan contoh.
3. Peserta didik berdiskusi pola penyajian pantun, contoh hasil telaah
struktur pantun.

Mengkomunikasikan
1. Perwakilan peserta didik dari masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas dengan percaya diri.
2. Kelompok lain menanggapi hasil kerja yang telah dipresentasikan di depan
kelas dengan saling menghargai.

Penutup 1. Guru dan siswa merefleksi hasil pembelajaran.


15 M penilain dengan bertanya jawab terkait dengan materi
2. Guru melakukan
e
pantun
n
3. Guru menginformasikan
i
rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya t

Pertemuan ke 2

Orientasi
Awal 1. Guru mempersiapkan pembelajaran dengan mengondisikan peserta didik
15 Menit untuk berdoa mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar dan melakukan
presensi kepada siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Apersepsi
1. Guru membacakan sebuah pantun dengan menghubungkan materi
sebelumnya.
Motivasi
1. Guru mengajak siswa bertanya jawab tentang pantun,
2. Guru mengemukakan tujuan kegiatan pembelajaran
3. Bertanya jawab tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari.
4. Guru menyampaikan penilaian terkait dengan KD

Mengamati
Inti 4. Guru membagi kelompok secara acak (1 kelompok terdiri 4-5 peserta didik)
90 Menit 5. Masing-masing kelompok menunjuk 1 orang sebagai ketua kelompok.
6. Peserta didik mengamati beragam potongan pantun yang belum lengkap

Mempertanyakan
2. Peserta didik mempertanyakan cara mengurutkan dan melengkapi pantun

Mengumpulkan Informasi
3. Peserta didik menggali informasi membaca cara mengurutkan dan
melengkapi pantun (dari buku siswa atau sumber lain).

Mengasosiasi/Menalar
4. Peserta didik bersama kelompok menyusun potongan-potongan pantun
5. Peserta didik bersama kelompok melengkapi pantun yang rumpang
6. Setelah dihasilkan pantun yang rumpang, peserta didik bersama
kelompok mengamati contoh kesalahan penggunaan kata dan kalimat
pada pantun
Mengkomunikasikan
7. Perwakilan peserta didik dari masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas dengan percaya diri.
8. Kelompok lain menanggapi hasil kerja yang telah dipresentasikan di depan
kelas dengan saling menghargai.
9. Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, guru mengajak peserta didik
bermain rangkai pantun.
10. Guru memberikan kata-kata kunci, peserta didik diminta untuk
mengembangkan pantun dari kata kunci yang diberikan.

Penutup 11. Guru dan siswa merefleksi hasil pembelajaran.


16 M penilain dengan bertanya jawab terkait dengan materi
12. Guru melakukan
e
pantun
n
13. Guru menginformasikan
i
rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya t

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes tulis dan penugasan.
Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara individu.
Indikator Soal :
Disajikan Contoh telaah puisi rakyat
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Struktur penyajian pantun satu bait terdiri atas … larik
2. Struktur penyajian gurindam satu bait terdiri atas … larik.
3. Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas … larik.
4. Pola rima pada pantun adalah ….
5. Pola rima pada syair adalah ….
6. Keempat larik syair merupakan ….
7. Kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan disebut ….
8. Sebaiknya kau pikir dahulu demi keputusan yang tepat. Kalimat tersbut merupakan
contoh kalimat ….
9. Kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan
mari) disebut kalimat ….
10. Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Kalimat tersebut merupakan contoh kalimat ….
11. Kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari).
Disebut kalimat ….
12. Kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat disebut kalimat ….
13. Kalimat majemuk adalah ….
14. Kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak
setara/sederajat disebut kalimat ….
15. Kalimat majemuk hubungan syarat ditandai dengan ….

Kunci jawaban
1. 4 larik.
2. 2 larik
3. 4 larik
4. a-b-a-b
5. sama (a-a-a-a).
6. isi dan terkait dengan bait-bait yang lain.
7. Kalimat Perintah
8. Kalimat saran
9. Kalimat ajakan
10. Kalimat seru
11. Kalimat larangan
12. Kalimat Tunggal
13. Kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat
14. Kalimat majemuk bertingkat
15. Jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan

2. Penilaian Keterampilan
Berunjuk Karya dengan Puisi Rakyat
1. Praktik menelaah struktur puisi rakyat
2. Praktik melengkapi struktur puisi rakyat (melengkapi bagian identifikasi/ gambaran
umum, deskripsi bagian)
3. Praktik memvariasikan beragam puisi rakyat (pantun)
4. Praktik membuat telaah ketepatan struktur, syarat pantun, dan penggunaan bahasa pada
puisi rakyat

Rubrik penilaian dan penskoran: terlampir


3. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media
pembelajaran.

4. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.

F. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar


Media/alat : Buku, Infokus.
Bahan : Puisi rakyat

Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas
VII.Edisi Revisi 2016. Halaman 179 s.d 186.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs.
Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 95 s.d 96.
BAHAN AJAR
Materi

Struktur teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks. Aspek
kebahasaan merupakan sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu individu
dengan individu lainnya atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk
menyampaikan atau menerima suatu informasi

Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya
terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang
berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya
berdasarkan irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan
nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia. Berikut ini adalah telaah struktur dan
kebahasaan pada puisi rakyat.

1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun


Pola 1 Pola 2
Buanglah sampah pada tempatnya, Penghasil batik di Yogyakarta,
Jangan membuang di tengah jalan; Penghasil ulos Sumatera Utara;
Kalau kita tidak mau bertanya, Kalau kamu memiliki cita-cita,
Tidak bisa mencapai semua harapan. Hendaklah mau sedikit sengsara.
Pola 3 Pola 4
Membeli buku di daerah pecinan Beli masi ke tempat Mbak Lulu
Membeli buku lebih dari satu Beli pensil ke toko Cak Mamat
Janganlah menunda pekerjaan Sebaiknya kau pikir dahulu
Hindari menyia-nyiakan waktu Demi keputusan yang tepat
Pola 5 Pola 6
Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Fatamorgana ternyata semu
Bunga unik tanpa duri Namun indahnya tiada terkira
Alangkah indahnya alam Indonesia Patuhilah selalu nasihat ibumu
Marilah kita jaga agar lestari Agar hidupmu tidak sengsara

2. Menelaah Struktur Pantun


Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam
pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang
dimaksud seperti kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat
larangan.

1. Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud
memberi perintah atau suruhan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya
2. Kalimat saran. Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada
orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya). Contoh: Sebaiknya
kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat
3. Kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang
lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari). Contoh: Marilah kita jaga
agar lestari
4. Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti
kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main). Contoh:
Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah
berjuang melestarikan budaya kita.
5. Kalimat larangan. Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang
lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari). Contoh: Janganlah berprasangka
buruk kepada sesama

Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

1. Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.
Contoh Pagi-pagi saya sarapan.
2. Kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu
subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat
dasar atau lebih.
3. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
4. Kalimat majemuk hubungan syarat. Ditandai dengan : jika, seandainya,
asalkan,apabila, andaikan Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak
tentu arah.
5. Kalimat majemuk hubungan tujuan. Ditandai dengan : agar, supaya, biar. Contoh :
Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.
6. Kalimat majemuk konsensip. Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun,
kendatipun, sungguh pun Contoh : Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah
teguh mencapai harapan.
7. Kalimat majemuk hubungan penyebaban. Ditandai dengan : sebab, karena, oleh
karena Contoh : Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat. Hari ini
aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.
8. Kalimat majemuk hubungan perbandingan. Ditandai dengan: ibarat, seperti,
bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh : Belajar di waktu kecil seperti
melukis di atas batu.
9. Kalimat majemuk hubungan akibat. Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai,
maka Contoh : Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.
10. Kalimat majemuk hubungan cara. Contoh : Dengan cara menjual koran, dia
mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai
asa.

Bacalah pantun berikut!

Ambillah kapas menjadi benang


Ambillah benang menjadi kain
Kalau kamu ingin dikenang
Berbuat baiklah dengan orang lain

Contoh telaah

Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik
pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi
pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat
perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4
merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan
larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
Pola 1 Telaah
Buanglah sampah pada Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran
tempatnya, dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan
Jangan membuang di tengah sampiran,sedangkan larik 3 dan 4 merupakan isi.
jalan; Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik pertama
Kalau kita tidak mau bertanya, (buanglah) merupakan kalimat perintah Pantun
Tidak bisa mencapai semua larik kedua merupakan kalimat larangan (jangan).
harapan. Pantun larik ketiga merupakan kata penghubung
syarat (kalau). Sedangkan pada larik keempat
merupakan akibat /jawaban dari larik ketiga.
Pola 2 Telaah
Penghasil batik di Yogyakarta, Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan
Penghasil ulos Sumatera Utara; dua larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan pengantar
Kalau kamu memiliki cita-cita, untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi
Hendaklah mau sedikit sengsara pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak
berhubungan. Pantun tersebut bersajak a-a-a-a.
Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1
dan 2 merupakan kalimat berita dan pada larik 3
dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan
syarat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat
majemuk
Pola 3 Telaah
Membeli buku di daerah pecinan Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Membeli buku lebih dari satu dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Janganlah menunda pekerjaan larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Hindari menyia-nyiakan waktu Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat larangan dengan pola hubungan cara.
Pola 4 Telaah
Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Beli pensil ke toko Cak Mamat dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Sebaiknya kau pikir dahulu larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Demi keputusan yang tepat Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat saran dengan hubungan akibat.
Pola 5 Telaah
Di Bengkulu tumbuh bunga Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
raflesia dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Bunga unik tanpa duri larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Alangkah indahnya alam Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
Indonesia kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
Marilah kita jaga agar lestari kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat seru (alangkah) dan kalimat ajakan
(marilah).
Pola 6 Telaah
Fatamorgana ternyata semu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Namun indahnya tiada terkira dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada
Patuhilah selalu nasihat ibumu larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan.
Agar hidupmu tidak sengsara Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan
kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan
kalimat perintah (patuhilah) dengan hubungan
akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat
majemuk

3. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam


Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat

1. Kata penghubung tujuan. Merupakan kata penghubung modalitas yang


menjelaskan maksud
2. dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).
3. Kata penghubung sebab (kausal). Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau
tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).
4. Kata penghubung akibat. Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau
tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga,
sampai, dan akibatnya.
5. Kata penghubung syarat. Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias
terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang
digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

Bacalah gurindam berikut!


Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi

Dengan orang tua jangan pernah melawan


Kalau tidak mau hidup berantakan
Jagalah hati jagalah lisan
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan

Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati


Itulah cara menunjukan bakti
Belajar janganlah ditunda-tunda
Karena kamu tidak akan kembali muda

Jika kamu terus menunda


Hilanglah sudah kesempatan berharga
Masa lalu biarlah berlalu
Masa depan teruslah kau pacu

Lestarikan alam kita


sebelum alam menjadi murka
Belajarlah demi masa depan
Untuk mencapai semua harapan

Apabila mata terjaga


Hilanglah semua dahaga
Apabila mulut terkunci rapat
Hilanglah semua bentuk maksiat

Apabila tangan tidak terikat rapat


Hilanglah semua akal sehat
Jika hendak menggapai cita-cita
Bekerjalah lebih dari rata-rata

Jika hendak hidup bahagia


Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia
Barang siapa tidak takut tuhan
Hidupnya tidak akan bertahan

Apabila dengki sudah merasuki hati


Tak akan pernah hilang hingga nanti
Apabila hidup selalu berbuat baik
Tanda dirinya berhati cantik

Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang
digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh
menelaah gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi

Contoh Telaah

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (larik 1 apabila ...) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat
dilakukan.
Gurindam 2 Telaah
Dengan orang tua jangan pernah Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
melawan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
Kalau tidak mau hidup agar terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari
berantakan jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (kalau) dan pada larik 2 keadaan jika syarat
dilakukan.
Gurindam 3 Telaah
Jagalah hati jagalah lisan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Agar kau tidak hidup dalam isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan tujuan
penyesalan dari keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
tujuan (agar) dan pada larik 2 adalah tujuan
Gurindam 4 Telaah
Sayangilah orang tua dengan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
sepenuh hati isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
Itulah cara menunjukan bakti terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika
syarat dilakukan.
Gurindam 5 Telaah
Belajar janganlah ditunda-tunda Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Karena kamu tidak akan kembali isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab
muda terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
sebab-akibat (karena) larik 1 adalah sebab dan
larik 2 adalah akibat.
Gurindam 6 Telaah
Jika kamu terus menunda Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Hilanglah sudah kesempatan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
berharga terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (jika) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan
jika syarat dilakukan.
Gurindam 7 Telaah
Masa lalu biarlah berlalu Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Masa depan teruslah kau pacu isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika
syarat dilakukan.
Gurindam 8 Telaah
Lestarikan alam kita Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
sebelum alam menjadi murka isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2
adalah akibat.
Gurindam 9 Telaah
Belajarlah demi masa depan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Untuk mencapai semua harapan isi yang berhubungan. Larik 2 merupakan sasaran
terjadinya dari larik 1. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan
kalimat dengan pola hubungan sasaran (untuk)
larik 2 adalah sasaran dari larik 1.
Gurindam 10 Telaah
Apabila mata terjaga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Hilanglah semua dahaga isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/
keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 11 Telaah
Apabila mulut terkunci rapat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Hilanglah semua bentuk maksiat isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/
keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 12 Telaah
Apabila tangan tidak terikat rapat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Hilanglah semua akal sehat isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/
keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 13 Telaah
Jika hendak menggapai cita-cita Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Bekerjalah lebih dari rata-rata isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (jika) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan
jika syarat dilakukan.
Gurindam 14 Telaah
Jika hendak hidup bahagia Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Jangan penah melakukan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
perbuatan sia-sia terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (jika) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan
jika syarat dilakukan.
Gurindam 15 Telaah
Barang siapa tidak takut tuhan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Hidupnya tidak akan bertahan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2
adalah akibat
Gurindam 16 Telaah
Apabila dengki sudah merasuki Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
hati isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
Tak akan pernah hilang hingga terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
nanti kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/
keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 17 Telaah
Apabila hidup selalu berbuat baik Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan
Tanda dirinya berhati cantik isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat
terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola hubungan
syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/
keaadaan jika syarat dilakukan.

4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair

Syair

Perteguh jua alat perahumu


Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Wahai muda, kenali dirimu


Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman


Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Contoh
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Contoh Telaah

Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a).
Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat
untuk menyapa ( menggunakan kata seru Hai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan
kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada
kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa
yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair
tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata
sangat indah dengan makna yang dalam.
Bait 1 Telaah
Perteguh jua alat perahumu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4
Hasilkan bekal air dan kayu larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik
Dayung pengayuh taruh di situ syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait
Supaya laju perahumu itu yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan syair tersebut larik 1, 2, dan 3
menggunakan kalimat perintah ( Perteguh....).
Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan
tujuan yang akan ditemui jika melakukan apa yang
diperintahkan pada larik 1, 2 dan 3. Pilihan kata
sangat indah dengan makna yang dalam.
Bait 2 Telaah
Wahai muda, kenali dirimu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4
Ialah perahu tamsil hidupmu larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik
Tiadalah berapa lama hidupmu syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait
Ke akhirat jua kekal hidupmu yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan
kalimat untuk menyapa ( menggunakan kata seru
Wahai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat
perintah kepada generasi muda yang disapa pada
larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut
merupakan tujusn yang akan ditemui jika
melakukan apa yang diperintahkan pada larik 2
dan 3. Pilihan kata sangat indah dengan makna
yang dalam.

LAMPIRAN PENUGASAN DAN PENILAIAN


A. PENUGASAN
 Pertemuan pertama
Pertanyaan-pertanyaan dalam pembahasan materi pada pertemuan pertama:
1. Apa pengertian puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair) menurut kalian?
2. Apa ciri umumpuisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair)?
3. Sebutkan kaidah kebahasaan puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair!
4. Apa isi atau pesan moral yang terkandung dalam puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair tersebut!
5. Amati puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair! (ditampilkan oleh guru)
 Pertemuan kedua

TUGAS

MENELAAH PANTUN, GURINDAM, DAN SYAIR

KELAS : VII-

NamaAnggota :

1. Baca danamatipantun, gurindam, dansyairberikutini! Kemudiantealaahberdasarkanciriumum,


isi, danpesan moral!

a. Pantun
Pola 1 Pola 2
Buanglahsampahpadatempatnya, Membelibuku di daerahpecinan
Janganmembuang di tengahjalan; Membelibukulebihdarisatu
Kalaukitatidakmaubertanya, Janganlahmenundapekerjaan
Tidakbisamencapaisemuaharapan. Hindarimenyia-nyiakanwaktu

............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

b. Gurindam

Dengan orang
Apabiladengkisudahmerasukihati
tuajanganpernahmelawan
Takakanpernahhilanghinggananti
Kalautidakmauhidupberantakan

............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
c. Syair

Wahaimuda, kenalidirimu Perteguhjuaalatperahumu


Ialahperahutamsilhidupmu Hasilkanbekal air dankayu
Tiadalahberapa lama hidupmu Dayungpengayuhtaruh di situ
Keakhiratjuakekalhidupmu Supayalajuperahumuitu
............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

 Pertemuan ketiga
Siswa membuat dan menyajikan puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair) yang telah ditulisnya
dalam bentuk musikalisasi di depan kelas

B. PENILAIAN
 Penilaian sikap (pertemuan ke-1 dan 4)
a. Observasi (jurnal)
No. Sikap Tekun dlm disiplin Tanggung Komuni Percaya
Nama belajar jawab katif diri

 Penilaian tertulis (pertemuan 1, 2 dan 4)

Indikator
Teknik
Bentuk Penilaian Instrumen
Penilaian
Pencapaian Kompetensi

Menjawab pertanyaan terkait Tes tulis Tes uraian Terlampir pada


materi puisi rakyat (pantun, penugasan
gurindam, dan syair)

Mengidentifikasi Tes tulis Tes uraian Mengidentifikasi ciri


struktur/sistematika, kebahasaan, umumr, isi, , ciri
dan dan isi puisi rakyat (pantun, kebahasaan contoh
gurindam, dan syair) puisi rakyat (pantun,
gurindam, dan syair)

Menulis dan mempresentasikan Tes tulis Tes uraian Aspek yang dinilai:
puisi rakyat (pantun, gurindam, dan Tes pola pantun,
dan syair) lisan gurindam, syair,
pilihan
kata/kebahasaan,
ketepatan tanda baca
Menyunting puisi rakyat (pantun, Tes tulis Tes uraian Terlampir pada
gurindam, dan syair) penugasan

 Penilaian antarteman (pertemuan 3)


No. Yang Penilai penampilan metode kebahasaan Sistematika
dinilai

You might also like