You are on page 1of 7

Penyakit Imunopatologis

Lichenoid Reactions

Lichenoid reactions menggambarkan keluarga dari lesi dengan perbedaan


etiologi dengan gambaran klinis dan histologi yang mucul. Baik gambaran klinis
dan histopatologis memungkinkan perbedaan atara reaksi lichenoid dari
kondisi patologis lainnya dari oral mukosa. Gangguan oral lichenoid reaction
termasuk:

 Oral Lichen Planus (OLP)


 Lichenoid Contact Reaction (LCR)
 Lichenoid Drug Eruption (LDE)
 Lichenoid Reaction of Graft-Versus-Host Disease (GVHD)

Oral LCR dimasukkan dalam BAB dibawah ini, dimana reaksi alergi dibahas
karena lesi ini mewakili reaksi hipersensitifitas tipe delayed terhadap
komponen yang berasal dari dental material atau agen penyedap untuk makan
dan zat yang tertelan.

Oral Lichen Planus

Etiologi dan Patogenesis

Etiologi OLP tidak diketahui. Selama bertahun-tahun telah terbukti bahwa


sistem imun memiliki peran utama dalam perkembangan penyakit ini. Hal ini
didukung oleh karakteristik histopatologi dari ikatan sub-epitel yang
membentuk infiltrasi yang dominan oleh limfosit T dan makrofag dan
degenerasi sel basal dikenal sebagai liquefaction degeneration. Gambaran-
gambaran ini dapat diinterpretasikan sebagai lambang lengan cell-mediated
dari sistem imun yang terlibat dalam patogenesis OLP melalui sitotoksisitas
limfosit T uang diarahkan pada antigen yang diekspresikan oleh lapisan sel
basal.

Limfosit T autoreaktif mungkin sangat penting untuk pengembangan OLP. Sel-


sel ini tidak dapat membedakan antara molekul yang melekat pada tubuh dan
antigen asing. Aktivasi limfosit T autoreaktif adalah suatu proses yang mungkin
timbul dibagian lain dari tubuh daripada oral umoksa dan bahkan mungkin
tidak terjadi bersamaan dengan timbulnya lesi mukosa. Kemungkinan besar,
bukan peptida tunggal yang memiliki potensi untuk menimbulkan respon
inflamasi tapi beberapa, tergantung pada senfitifitas limfosit T autoreaktif.
Kesimpulan yang mengikuti alasan ini adalah bawa sulit untuk mengidentifikasi
1 faktor etiologi dibalik OLP. Faktor-faktor lain, seperti stress, juga penting
untuk memungkinkan proses inflamasi ini. Tidak jarang pasien melaporkan
bahwa mereka telah terkena peristawa sosial negatif beberapa bulan sebelum
timbulnya penyakit. Secara keselurhan, hal ini membuat etiologi dibalik OLP
menjadi multifaktor, faktor ini mungkin terjadi pada titik waktu yang berbeda
karena sulit untuk diselidiki.

Selama beberapa tahun terakhir, hubungan antara OLP dan virus hepatitis C
(HCV) telah dijelaskan dalam populasi dari Jepang dan beberapa negara
Mediterania. Asosiasi ini belum diamati di negara-negara Eropa utara atau
Amerika Serikat. Selain itu, tidak ada hubungan yang jelas telah dilaporkan dari
negara-negara Arab, dengan prevalensi HCV yang sangat tinggi. Telah
dikemukakan bahwa asosiasi mungkin terkait dengan variabilitas genetik antar
negara. Hal ini sebagian didukung oleh pengamatan bahwa alel spesifik dari
kompleks histocompatibilty utama, seperti HLA-DR6, lebih prevalen pada
pasien Italia dengan OLP terkait HCV. Namun, tidak ada penjelasan yang
komprehensif tentang hubungan antara OLP dan HCV.

Epidemilogi

Dalam literatur, angka prevalensi yang berbeda untuk OLP telah dilaporkan dan
bervariasi dari 0,5% -2,2%. Angka-angka ini dapat mewakili perkiraan yang
rendah karena lesi ringan dapat dengan mudah diabaikan. Di antara pasien
yang dirujuk, rasio perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, tetapi ini mungkin
tidak terjadi pada populasi umum. Usia rata-rata pada saat diagnosis adalah
sekitar 55 tahun.

Gambaran klinis

OLP dapat mengandung elemen merah dan putih dengan tekstur yang
berbeda, dasar untuk klasifikasi klinis gangguan ini. Komponen putih dan
merah lesi dapat menjadi bagian dari tipe klinis berikut:

 Retikuler
 Papular
 Plak
 Bulosa
 Eritematosa
 Ulseratif

Untuk menetapkan diagnosis klinis OLP, tekstur retikuler atau papular harus
ada. Jika, di samping itu, plak, bulosa, eritematosa, atau daerah ulseratif hadir,
lesi OLP ditunjuk dengan tepat. OLP yang terbatas pada gingiva dapat
sepenuhnya eritematosa, tanpa ada unsur retikuler atau papular, dan jenis lesi
ini harus dikonfirmasi dengan biopsi.

Penjelasan dari manifestasi klinis yang berbeda dari OLP mungkin terkait
dengan besarnya peradangan sub-epitel. Derajat peradangan ringan dapat
memicu epitelium untuk menghasilkan hiperkeratosis, sedangkan peradangan
yang lebih hebat akan menyebabkan kerusakan epitel parsial atau lengkap,
secara histopatologis dianggap sebagai atrofi, erosi, atau ulserasi. Hal ini
menguatkan fakta bahwa sebagian besar lesi eritematosa dan ulseratif
dikelilingi oleh struktur retikuler atau papular putih. Suatu gradien peradangan
dapat terbentuk di mana bagian pusat terdiri dari proses peradangan hebat,
sedangkan pinggiran kurang terpengaruh dan sel-sel epitel mampu merespon
dengan hiperkeratosis.

Bentuk retikuler OLP ditandai dengan garis putih halus atau striae (Gambar 5-
19). Striae dapat membentuk jaringan tetapi juga dapat menunjukkan pola
melingkar. Striae sering menampilkan zona eritematosa perifer, yang
mencerminkan peradangan subepitel. Meskipun OLP retikular dapat
ditemukan di semua wilayah mukosa mulut, paling sering bentuk ini diamati
secara bilateral di mukosa bukal dan jarang di sisi mukosa bibir. OLP retikuler
kadang-kadang dapat diamati di perbatasan vermilion.

Jenis papular OLP biasanya ada pada fase awal penyakit (Gambar 5-20). Secara
klinis ditandai oleh titik-titik putih kecil, yang dalam banyak kesempatan
bercampur dengan bentuk retikuler. Kadang-kadang unsur-unsur papular
bergabung dengan striae secara alamiah.

Tipe plak OLP menunjukkan plak putih dengan batas jelas homogen yang
terjadi bersamaan dengan striae (Gambar 5-21). Lesi jenis plak mungkin secara
klinis sangat mirip dengan leukoplaki oral homogen. Perbedaan antara dua
gangguan mukosa ini adalah adanya struktur retikuler atau papular dalam
kasus OLP seperti plak. Bentuk ini paling sering ditemui pada perokok, dan
setelah penghentian, plak dapat menghilang dan berubah menjadi tipe OLP
retikuler. Beberapa laporan ilmiah memberi dukungan pada premis bahwa OLP
yang seperti plak berlebihan di antara lesi OLP berubah menjadi oral squamous
cell carcinomas.

Biasanya, bentuk OLP retikuler, papular, dan plak asimtomatik, meskipun


pasien mungkin mengalami perasaan kasar (merasa bahwa ada kasar-kasar di
mukosanya). Bentuk bulosa sangat tidak biasa tetapi mungkin muncul sebagai
struktur bulosa yang dikelilingi oleh jaringan retikuler.

Eritematosa (atrophic) OLP ditandai oleh area merah yang homogen. Ketika
OLP jenis ini dijumpai di mukosa bukal atau di langit-langit, striae sering
terlihat di pinggiran lesi. Beberapa pasien menunjukkan OLP eritematosa yang
secara eksklusif mempengaruhi attached gingiva (Gambar 5-22A). Bentuk lesi
ini dapat terjadi tanpa papula atau striae dan hadir sebagai gingivitis
deskuamatif. Oleh karena itu, OLP eritematosa mungkin memerlukan
pemeriksaan histopatologis untuk mencapai diagnosis yang benar.

Lesi ulseratif adalah bentuk OLP yang paling parah (Gambar 5-23A). Secara
klinis, ulkus yang dilapisi fibrin dikelilingi oleh zona eritematosa dengan striae
putih dikelilingnya. Penampilan ini dapat mencerminkan gradien intensitas
peradangan subepitel yang paling menonjol di pusat lesi. Pada eritematosa
OLP, pasien yang terkena mengeluh sensasi yang mengganggu dalam
hubungannya dengan asupan makanan.
Manifestasi klinis

Lesi kulit dapat dijumpai pada sekitar 15% pasien dengan OLP. Penampilan
klasik lesi kulit terdiri dari eritematosa pruritus pada papula yang datar yang di
atasnya datar. Lokasi predileksi adalah permukaan lengan dan kaki (Gambar 5-
24). Papula mungkin terpisah atau bersatu membentuk plak. Pasien
melaporkan pembaikan (rasa lebih baik, terasa lebih sehat) setelah lesi yang
parah, tetapi trauma dapat memperburuk penyakit, yang disebut sebagai
fenomena Koebner. Fenomena ini juga mungkin relevan untuk OLP, yang terus
menerus terpapar dengan trauma fisik selama mastikasi dan menyikat gigi.

Letak mukosa ekstra-oral yang paling sering terlibat adalah mukosa genital.
Hampir 20% wanita yang datang dengan OLP juga memiliki keterlibatan
genital. Gejala termasuk terbakar, nyeri, keputihan, dan dispareunia sering
dicatat pada pasien dengan bentuk penyakit eritematosa atau ulseratif. Tidak
ada hubungan yang tampak antara tingkat keparahan di oral dan genital.
Genital lichen planus telah dilaporkan pada pria, tetapi hubungan dengan OLP
tidak sesering bagi wanita. Esofagus lichen planus telah dijelaskan terjadi
bersamaan dengan OLP pada beberapa pasien, keluhan utamanya adalah
disfagia.

Diagnosis

Papula atau komponen retikuler harus ada untuk menegakkan diagnosis klinis
yang benar. Komponen patognomonik ini mungkin ada bersama dengan lesi
seperti plak, eritematosa, bulosa, atau ulseratif. Pada pasien dengan lesi
eritematosa gingiva, mungkin sulit untuk menemukan striae atau papula.
Biopsi biasanya diperlukan untuk diagnosis yang akurat dari jenis OLP ini.
Penting bahwa biopsi diambil sejauh mungkin dari poket gingiva untuk
menghindari perubahan inflamasi karena penyakit periodontal.

You might also like