Professional Documents
Culture Documents
4 Analisis Ekonomi
5.4.1 Karakteristik Perekonomian Wilayah Kabupaten Bintan
Perkembangan ekonomi suatu wilayah dilihat dari beberapa indikator ekonomi, salah satunya
adalah melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Perkembangan
ekonomi Kabupaten Bintan, terutama dilihat dari perkembangan produk regional bruto
menunjukkan arah atau kecenderungan yang positif.
Tabel
PDRB Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menutut Lapangan Kerja
Tahun 2007-2012
No
. Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian, Peternakan, Kehutanan &
1 Perikanan 139.41 150.22 162.55 175.37 189.48 201.54
2 Pertambangan dan Penggalian 277.44 292.8 307.06 325.84 346.03 362.22
1,441. 1,502. 1,562. 1,634. 1,723. 1,831.
3 Industri Pengolahan 85 41 13 16 30 34
4 Listrik, Gas & Air Bersih 7.4 7.72 8.05 8.38 8.96 9.41
5 Bangunan 78.92 84.96 90.69 96.9 103.59 112.46
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 506.33 540.08 576.17 615.25 660.76 700.49
112.77
7 Pengangkutan dan Komunikasi 95.02 100.54 106.55 1 119.42 126.72
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 Perusahaan 40.04 42.88 45.78 48.65 51.85 54.29
9 Jasa-Jasa 77.11 82.3 88.07 93.47 99.6 103.33
Sumber:Bintan Dalam Angka, 2012
Jika dilihat dari struktur perekonomian di Kabupaten Bintan tahun 2012, sektor industri
pengolahan masih menjadi sektor pokok perekonomian daerah dengan nilai 0,52%. Akan
tetapi, jika dilihat dari tahun 2007, sektor ini semakin menurun dari tahun ke-tahun yang
semula menyumbang 0,54% persen kini menjadi 0.52%.
Sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan & Perikanan, dan sektor perdagangan,
Hotel & Restoran justru persentase-nya semakin meningkat. Sektor pertanian, peternakan,
kehutanan & Perikanan menyumbang 0.05% pada tahun 2007 dan terus meningkat hingga
0.06% hingga tahun 2012. Adapun untuk sektor Perdagangan, Hotel & Restoran
menyumbang 0.19% dan meningkat hingga 0.20% sampai tahun 2012.
Tabel
Kontribusi PDRB Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha, Tahun 2007-2012
3% 0%
6%
33%
58%
Untuk produksi sayuran yang ada di wilayah perencanaan pada taun 2012 adalah
sekitar 1265,51 ton, dimana nilai produksi ini mengalami penurunan sekitar 11,39 %
dari tahun sebelumnya. Produksi sayuran didominasi oleh kangkung yang memiliki
produksi tertinggi, yaitu sebesar 377,5 ton dan produksi terendah adalah seledri, yaitu
hanya 4 ton. Sedangkan produksi buah-buahan sendiri terdiri dari buah mangga,
rambutan, nangka, papaya, pisang, nanas, jeruk, durian, jambu biji, duku, sawo, salak,
manggis, bengkuang, semangka, dan buah naga. Untuk produksi buah terbanyak pada
tahun 2012 adalah buah nanas yaitu mencapai 556 ton dan pisang sebanyak 446 ton.
Untuk lebih jelasnya mengenai analisis sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel ()
Keterangan:
LQ < 1 : menyatakan daerah itu mempunyai kecenderungan mengimpor dari
daerah lain dalam kegiatan tertentu.
LQ = 1 : menyatakan daerah yang bersangkutan sudah mencukupi dalam
kegiatan tertentu.
LQ > 1 : menyatakan daerah bersangkutan mempunyai potensi ekspor dalam
kegiatan tertentu.
Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa kecenderungan nilai LQ untuk
pertanian, kecamatan yang memiliki kecenderungan sebagai basis adalah Kecamatan
Teluk Bintan, Seri Kuala Lobam, dan Teluk Sebong untuk tanaman padi, Kecamatan
Bintan Timur untuk komoditi jagung, komoditi Ubi Kayu ada di seluruh kecamatan
kecuali Kecamatan Mantang, Ubi Jalar ada di seluruh Kecamatan kecuali Bintan
Pesisir dan Tambelan, dan komoditi Talas pada Kecamatan, Seri Kuala Lobam,
Bintan Utara, Bintan Timur, Gunung Kijang dan Toapaya.
Selanjutnya untuk komoditas sawi, sektor basisnya terdapat pada kecamatan Seri Kuala Lobam,
Bintan Utara, Mantang, dan Tambelan. Kecamatan Bintan Timur, Gunung Kijang, dan Toapaya
untuk komoditi Buncis. Kecamatan Bintan Utara, Gunung Kijang, dan Toapaya untuk komoditi
seledri. Kecamatan Teluk Bintan, Teluk Sebong, Bintan Pesisir, dan Toapaya untuk komoditi
petai. Kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala Lobam, Bintan Utara, dan Teluk Sebong untuk
komoditi Jengkol. Kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala Lobam, Bintan Utara, Gunung Kijang
dan Toapaya untuk komoditi Gambas. Terakhir, kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala Lobam,
Bintan Timur, gunung Kijang, dan Toapaya untuk komoditi Pare.
Jambu Buah
No Kecamatan
Biji Duku Sawo Salak Manggis Bengkuan Semangka Naga
1 Teluk Bintan 0.71 2.60 0.73 0.42 1.15 0.35 0.25 0.13
Seri Kuala
2
Lobam 1.08 0.00 1.48 2.57 4.66 2.04 0.00 1.53
3 Bintan Utara 0.60 0.00 0.82 3.94 0.00 1.09 0.00 0.00
4 Teluk Sebong 0.63 1.48 0.35 1.13 0.00 0.50 2.15 0.90
5 Bintan Timur 1.68 0.00 1.53 0.33 1.21 0.66 4.35 0.20
6 Bintan Pesisir 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20.16 0.00
7 Mantang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8 Gunung Kijang 1.50 0.00 1.54 2.01 0.00 1.48 1.33 0.53
9 Toapaya 0.98 0.00 1.15 0.58 2.11 2.64 0.49 3.95
10 Tembelan 4.07 0.00 5.57 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumber: Hasil Analisis
Selanjutnya, untuk komoditi Jambu Biji terdapat di Kecamatan Seri Kuala Lobam, Bintan Timur,
dan Gunung Kijang. Kecamatan Teluk Bintan dan Teluk Sebong untuk komoditi Duku.
Kecamatan Seri Kuala Lobam, Bintan Timur, Gunung Kijang, Toapaya, dan Tambelan untuk
komoditi Sawo. Kecamatan Seri Kuala lobam, Bintan Utara, dan Teluk Sebong untuk komoditi
Salak. Kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala Lobam, Bintan Timur, dan Toapaya untuk komoditi
Manggis. Kecamatan Seri Kuala Lobam, Bintan Utara, Gunung Kijang, dan Toapaya untuk
komoditi Bengkuang. Sedangkan untuk komoditi Semangka, terdapat pada Kecamatan Teluk
Sebong, Bintan Timur, Bintan Pesisir, dan Gunung Kijang. Terakhir, untuk komoditi Buah Naga
terdapat pada Kecamatan Seri Kuala Lobam dan Toapaya.
1. Sektor Peternakan
Dari data peternakan yang ada di Kabupaten Bintan, diketahui bahwa ternak yang
terdapat disana adalah sapi, babi, dan kambing. Setelah dilakukan perhitungan LQ
untuk sektor peternakan ini, didapatkan bahwa kecamatan yang memiliki
kecenderungan sebagai basis adalah Kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala Lobam,
Bintan Utara, dan Toapaya untuk ternak sapi. Kecamatan Bintan Timur untuk ternak
babi, dan untuk ternak kambing, terdapat pada seluruh kecamatan kecuali Kecamatan
Teluk Bintan, Bintan Timur, dan Gunung Kijang.
2. Sektor Perikanan
Berdasarkan data volume produksi perikanan untuk tiap kecamatan di Kabupaten
Bintan pada tahun 2012, dapat dihitung nilai LQ tiap kecamatan sebagai gambaran
potensi ekonomi dilihat dari sektor basis dan non basisnya. Adapun potensi ekonomi
berdasarkan nilai LQ yang dihitung dapat diketahui bahwa sektor basis berada di
kecamatan Teluk Bintan, Bintan Pesisir, Mantang, Gunung Kijang, dan Tambelan
untuk jenis perikanan tangkap. Kecamatan seri Kuala Lobam, Mantang, dan Gunung
Kijang untuk perikanan budidaya laut. Kecamatan seri Kuala Lobam, Bintan Utara,
Teluk sebong, Bintan Timur, Gunung Kijang, dan Toapaya untuk perikanan budidaya
air tawar.
Tabel () : Kecenderungan Nilai LQ Untuk Perikanan Kabupaten Bintan Tahun
2012
3. Sektor Industri
Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Kabupaten Bintan.
Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Bintan selama lima tahun terakhir. Sebagai gambaran pada tahun 2012 peran industry
pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari setengah (51,14%) komponen
pembentukan PDRB.
Industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri
sedang, industry kecil, dan industry kerajinan rumah tangga. Pengelompokan itu
berdasarkan pada banyaknya pekerja yang terlibat didalamnya tanpa memperhatikan
penggunaan mesin produksi yang digunakan ataupun modal yang ditanamkan.
Pada tahun 2012 jumlah perusahaan industry besar/sedang mencapai 69 perusahaan
atau bertambah 7 perusahaan dibandingkan tahun 2011.
4. Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan di wilayah perencanaan merupakan salah satu sektor yang
cukup berperan besar dalam peningkatan perekonomian. Jenis produksi
pertambangan yang ada di wilayah perencanaan adalah bauksit sebanyak
6,214,494.69 ton, kemudian granit sebanyak 1,183,998.69 dan pasir darat sebanyak
204,171.9 ton.
PT. Antam Kijang yang merupakan perusahaan pertambangan bauksit pada tahun
2010 ditutup, karena selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan dari produksi
maupun volume ekspor bauksit.
5. Sektor Perdagangan
Pada tahun 2012, nilai ekspor melalui Kabupaten Bintan tercatat 518.26 juta U$, atau
turun sekitar 25.02% disbanding tahun sebelumnya. Sejak lama, Singapura
merupakan pasar potensial bagi ekspor Bintan. Pada tahun2012 volume ekspor yang
dikirim ke Singapura sebesar 70,634.914 ton, China sebesar 8,320,940.573 ton,
masing-masing dengan nilai ekspor 370.40 juta U$ dan 125.09 juta U$.
Nilai impor pada tahun 2012 tercatat 2,624.96 juta U$ atau naik sekitar 116.1%
dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 1,214.85 juta U$. jika dilihat dari volume
import, negara-negara asal utama barang pada tahun 2012 masih didominasi oleh
Singapura, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
Volume impor dari Singapura mencapai 982,27 ton, Uni Emirat Arab sebesar 426,91
ton, dan Saudi Arabia sebesar 211,49 ton.
Pada periode yang sama nilai impor Bintan dari ketiga Negara tersebut masing-
masing; Singapura sebesar 1.239,17 juta U$, Uni Emirat Arab sebesar 416,01 juta
U$. dan Saudi Arabia sebesar 189,49 juta U$.