You are on page 1of 2

PATOFISIOLOGI TRIGEMINAL NEURALGIA

Patofisiologi dari trigeminal neuralgia ini dibagi menjadi mekanisme sentral dan mekanisme
perifer. Mekanisme perifer yang terjadi antara lain ditemukannya peregangan atau kompresi
nervus V, ditemukannya malformasi vaskular pada beberapa penderita Trigeminal neuralgia,
adanya tumor dengan pertumbuhan yang lambat, adanya proses inflamasi pada N.V Mekanisme
sentral sebagai penyebab Trigeminal neuralgia salah satunya adalah multiple sclerosis dimana
terjadi demielinisasi secara meluas sehingga dapat mengenai saraf trigeminus. Biasanya tidak
ada lesi yang spesifik pada nervus trigeminus yang ditemukan (Joffroy,2001)

Teori patofisiologi yang dipakai pada saat ini adalah kompresi pada nervus trigeminus. Teori
kompressi nervus trigeminus ini diungkapkan sebagai berikut. Trigeminal neuralgia dapat
disebabkan karena pembuluh darah yang berjalan bersama nervus trigeminus menekan jalan
keluar cabang cabang nervus trigeminus pada batang otak , misalnya foramen ovale dan
rotundum. Penekanan yang paling sering terdapat pada ganglion gasseri, yaitu ganglion yang
mempercabangkan 3 ramus nervus trigeminus. Pembuluh darah yang berdekatan dengan
ganglion gasseri tersebut akan menyebabkan rasa nyeri ketika pembuluh darah tersebut
berdenyut dan bersentuhan dengan ganglion. Kompresi oleh pembuluh darah ini lama kelamaan
akan menyebabkan mielin dari nervus tersebut robek/ rusak. Seperti yang diketahui, mielin
membungkus serabut saraf dan membantu menghantarkan impuls dengan cepat. Sehingga pada
mielin yang rusak, selain penghantaran impuls tidak bagus, akan terjadi rasa nyeri sebagai akibat
dari kerusakan jaringan mielinnya (Frederickson et al,2016)

Sedangkan pada multiple sclerosis dapat pula terjadi trigeminal neuralgia karena adanya proses
demielinisasi dari sistem saraf pusat sehingga dapat mengenai nervus trigeminus. Pada orang
yang menderita tumor yang mengenai nervus trigeminus, dapat pula terjadi neuralgia karena
tumor menekan nervus trigeminus. Mielin yang rusak dapat menyebabkan degenarasi akson
sehingga terjadi kerusakan saraf secara menyeluruh. Kerusakan mielin ini juga mempengaruhi
hilangnya sistem inhibisi pada saraf tersebut, sehingga impuls yang masuk tidak diinhibisi dan
terjadi sensibilitas yang lebih kuat dari yang seharusnya dirasakan (Frederickson et al,2016)

Patofisiologi utama dari penyakit ini belum diketahui secara jelas. Melihat gejala klinis dari
penyakit ini, gejala yang terutama dirasakan adalah nyeri pada area penjalaran nervus
trigeminal. Oleh karena itu, neuralgia trigeminal digolongkan dalam nyeri neuropatik. Nyeri
neuropatik sendiri mekanismenya belum jelas. Biasanya nyeritrigeminal ini disebabkan karena
postherpetik (postherpetik neuralgia), post traumatic dan post operatif (Article et al,2013).
DIAGNOSA BANDING

1. Post Herpetic Neuralgia


Dengan gejala : nyeri terbakar yang hebat dengan eksaserbasi yang tajam,bersifat
unilateral, kontinu, diprovokasi oleh raba ringan, tidak ada faktor yang dapat mengurangi
gejala secara total.
2. Cluster Headache
Sakit kepala yang hebat,menusuk,nyeri terbakar, unilateral, sering terjadi pada malam
hari, diprovokasi oleh minuman alcohol, mata ,erah,hidung tersumbat, muka merah,
sering terjadi pada usia muda.
3. Glossopharingeal Neuralgia
Sakit yang hebat dan berlangsung cepat, unilateral pada distribusi saraf
glosopharingeal,diprovokasi oleh raba ringan, berkurang dengan pemberian
antikonvulsan
4. Kelainan temporomandibular (conten’s syndrome)
Rasa sakit tumpul, berdenyut, unilateral atau bilateral, intermitten bertahun-tahun,
diprovokasi oleh gerakan rahang, sering menetap walaupun stress telah berkurang.
5. Migrain
Nyeri hebat, berdenyut, unilateral dan sering berpindah ke sisi lainnya, nyeri berlangsung
beberapa jam, pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus.
6. Giant Cell Arteritis
Nyeri hebat berdenyut dan menyengat, bersifat unilateral/bilateral atau temporal,
intermitten/kontinu, memberat bila mengunyah, membaik dengan steroid, tampak arteri
yang menebal dan berkelok-kelok.
7. Atypical Facial Pain
Nyeri yang berfariasi, diprovokasi oleh stress

DAFTAR PUSTAKA

Frederickson, A. M., Gold, M. S., & Sekula Jr, R. F. (2016). Pathogenesis of Trigeminal
Neuralgia. In Microvascular Decompression Surgery (pp. 59-66). Springer Netherlands.

Article R, Hasan S, Khan NI, Sherwani OA, Bhatt V, Asif S, et al.(2012).Trigeminal neuralgia :
an overview of literature with emphasis on.3(11):235– 8.10.

Joffroy, A, et al. (2001) Trigeminal neuralgia Pathophysiology and treatment. Dept. of


Neurosurgery, Erasmus Hospital, University of Brussels (ULB). Belgium.

You might also like