Professional Documents
Culture Documents
SYARIAH
NAMA KELOMPOK :
Assalamualaikum wr.wb
Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur atas rahmat&ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridho-Nya, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa pula kami ucapkan Terima Kasih
kepada Ibu Fitri Indriawati, SE, M.Si yaitu dosen mata kuliah Akuntansi Syariah
yang membimbing kami dengan memberikan tugas ini sehingga kami lebih
mengerti mengenai “SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH”.
Dan tidak lupa kami meminta kepada para pembaca agar selalu
memberikan komentar baik dan buruknya makalah ini demi tercapainya makalah
yang baik, karena tanpa komentar dari pembaca maka makalah ini tidak dapat
diketahui kekurangannya.
Kurang atau lebihnya, kami selaku penulis meminta maaf apabila dalam
pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan pada penulisannya.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi
tercapainya makalah yang baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
PEMBAHASAN
Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan
perhitungan yang bersifat memiliki kebenaran absolut. Sebagai bagian dari ilmu
pasti yang perkembangannya bersifat akumulatif, maka setiap penemuan metode
baru dalam akuntansi akan menambah dan memperkaya ilmu akuntansi tersebut.
Bahkan pemikir akuntansi pada awal perkembangannya merupakan seorang ahli
matematika seperti Luca Paciolli dan Musa Al-khawarizmy.
Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu sosial lebih
disebabkan oleh faktor-faktor perubahan dalam masyarakat yang semula
dianggap sebagai sesuatu yang konstan, misalnya transaksi usaha yang akan
dipengaruhi oleh budaya dan tradisi serta kebiasaan dalam masyarakat. Oleh
karena itu, akuntansi masih berada ditengah-tengah pembagian ilmu tersebut
hingga kini. Bahkan mayoritas pemikir akuntansi saat ini masih manitikberatkan
peda pemikiran positif melalui penggunaan data empiris dengan pengolahan yang
bersifat matematis.
Islam memandang akuntansi tidak sekedar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencatatn dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk
menjalankan nilai-nilai islam (Islamic values) sesuai ketentuan syariah.
Ibnu Khaldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof Islam yang juga telah
bicara tentang politik, sosiologi, ekonomi, bisnis, perdagangan. Bahkan ada
dugaan bahwa pemikiran mereka itulah yang sebenarnya dikemukakan oleh para
filosof Barat belakangan yang muncul pada abad ke-18 M. Al-khawarizmy-lah
yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan matematika modern
Eropa. Akuntansi modern yang dikembangkan dari persamaan algebra dengan
konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan persoalan pembagian
harta warisan secara adil sesuai dengan syariah yang ada di al-Quran, perkara
hukum (law suit) dan praktik bisnis perdagangan.
Sudah banyak pula ahli akuntan yang mengakui keberadaan akuntansi Islam
itu, misalnya RE Gambling, William Roget, Baydoun, Hayashi dari Jepang, dan
lain-lain. Seperti Paciolli yang memperkenalkan sistem double entry melalui ilmu
matematika. Sistem akuntansi dibangun dari dasar kesamaan akuntansi Aset =
Liabilitas + Ekuitas (A = L + E). Karena aljabar ditemukan pertama-tama oleh
ilmuwan muslim dizaman keemasan Islam, maka sangat logis jika ilmu akuntansi
juga telah berkembang pesat di zaman itu, paling tidak menjadi dasar
perkembangannya.
Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Dari sejak zaman
prasejarah, keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan
pakaian yang harus mereka persiapkan dan mereka gunakan pada saat musim
dingin. Ketika masyarakat mulai menganal adanya “perdagangan”, maka pada
saat yang sama mereka telah mengenal konsep nilai (value)dan memulai sistem
moneter (monetary system). Bukti tentang pencatatan (bookkeeping) tersebut
dapat ditemukan dari mulai kerajaan Babilonia (4500 SM), Firaun Mesir dan kode-
kode Hammurabi (2250 SM), sebagaimana ditemukan adanya kepingan
pencatatan akuntansi di Ebla, Syria Utara.
Menurut Peragallo, orang yang menuliskan double entry pertama kali adalah
seorang pedagang yang bernama Banedetto Contrugli dalam buku Della Mercatua
el del Mercate Perfetto pada tahun 1458 namun baru diterbitkan pada tahun 1573.
Majunya peradaban sosial budaya Arab waktu itu tidak hanya pada aspek
ekonomi atau perdagangan saja, tetapi juga pada proses transformasi ilmu
pengetahuan yang berjalan dengan baik. Selain, aljabr, Alkhawarizmi (logaritma)
juga telah berkembang kedokteran dari Ibnu Sina (Avicenna), kimia karya besar
Ibnu Risyd (Averos), ilmu ekonomi (Ibnu Khaldun), dan lain-lain. Jadi pada masa
itu Islam telah menciptakan ilmu murni atau pure science (aljabar, ilmu ukur, fisika,
kimia) dan juga ilmu terapan atau applied science (kedokteran, astronomi dan
sebagainya).
Apa yang dilakukan oleh Luca Paciolli memiliki kemiripan dengan apa yang
telah disusun oleh pemikir muslim pada abad ke-8-10 M. kemiripan tersebut
amtara lain (Siswantoro, 2003) adalah sebagai berikut.
telah disebutkan diawal bab ini bahwa akuntansi sebagai bagian dari ilmu
sosial (social science), memungkinkan terjadinya pengulangan (repetition) di
berbagai masyarakat, sehingga keterlibatan akuntansi syariah dalam
perkembangan akuntansi konvensional ataupun sebaliknya masih diperdebatkan
hingga saat ini (Napier, 2007).
Telah menjadi tradisi, bahwa bangsa Arab melakukan 2 kali perjalanan kafilah
perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan perdagangan ke Yaman dan
musim panas dengan tujuan ke As-Syam (sekarang Syria, Lebanon, Jordania,
Palestina dan Israel). Perdagangan tersebut pada akhirnya berkembang hingga
ke Eropa terutama setelah penaklukan mekkah.
Hal ini kembali menunjukkan bahwa akuntansi berkembang dari suatu lokasi
ke lokasi lain sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat. Selain itu, Baitul
Maal juga sudah tidak terpusat lagi di Madinah tapi juga daerah-daerah taklukan
Islam. Diwan yang dibentuk oleh khalifah Umar memiliki 14 department dan 17
kelompok, di mana pembagian department tersebut menunjukkan adanya
pembagian tugas dalam sistem keuangan yang baik. Pada masa itu istilah awal
pembukuan di kenal dengan Jarridah atau menjadi istilah Journal dalam bahasa
inggris yang berarti berita. Di Venice istilah ini dikenal dengan sebutan zournal.
Fungsi akuntansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam istilah Islam
seperti: Al-Amil, Mubashor, Al-Katib, namun yang paling terkenal adalah Al-Katib
yang menunjukkan orang yang bertanggung jawab untuk menuliskan dan
mencatat informasi baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan, untuk
khusus akuntan dikenal juga dengan nama Muhasabah/Muhtasib yang
menunjukkan orang yang bertanggung jawab melakukan perhitungan.
Muhtasib adalah orang yang bertanggung jawab atas lembaga Al Hisba tidak
bertanggung jawab kepada eksekutif. Muhtasib bisa juga menyangkut
pengawasan pasar yang bertanggung jawab tidak hanya menyangkut masalah
ibadah. Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa Muhtasib adalah kewajiban publik.
Muhtasib ini bertugas menjelaskan berbagai tindakan yang tidak pantas dilakukan
dalam berbagai bidang kehidupan. Termasuk tugas muhtasib adalah mengawasi
orang yang tidak shalat, tidak puasa, mereka yang memiliki sifat dengki,
berbohong, melakukan penipuan, mengurangi timbangan, praktik kecurangan
dalam industri, perdagangan, agama dan sebagainya (Shiddiqi dalam Boydoun,
1982).
Di sisi lain, ada juga fungsi muhtasib dalam bidang pelayanan umum (public
services) misalnya: pemeriksaan kesehatan, supplai air, memastikan orang miskin
mendapat tunjangan, bangunan yang mau roboh, memeriksa kelayakan
pembangunan rumah, ketidaknyamanan dan keamanan berlalu lintas, jalan untuk
pejalan kaki, menjaga keamanan dan kebersihan pasar. Dari berbagai fungsi
shahib al shurta dan muhtasib ini dapat disimpulkan bahwa fungsi utamanya
adalah untuk mencegah pelanggaran terhadap hukum baik hukum sipil maupun
hukum agama.
Pada tahun 1429 M, angka Arab dilarang untuk digunakan oleh pemerintah
Italia. Luca Paciolli selalu tertarik untuk belajar tentang hal tersebut serta belajar
dari Alberti seorang ahli matematika yang belajar dari pemikir Arab dan selalu
menjadikan karya Pisa sebagai rujukan. Tahun 1484 M, Paciolli pergi dan bertemu
dengan temannya Onofrio Dini Florence seorang pedagang yang suka berpergian
ke Afrika Utara dan Konstantinopel, sehingga diduga Paciolli mendapat ide
tentang double entry tersebut dari temannya ini. Bahkan, Alferd Lieber (1969)
mendukung pendapat tersebut bahwa memang ada pengaruh pedagang Arab
pada Italia, walaupun Arab itu tidak berarti hanya muslim saja.
Alasan teknis yang mendukung hal tersebut adalah: Luca Paciolli mengatakan
bahwa setiap transaksi harus dicatat dua kali yaitu di sisi sebelah kredit dan di sisi
sebelah debit. Dengan kata lain bahwa pencatatan harus diawali dengan menulis
sebelah kredit kemudian di sebelah debit. Hal ini memunculkan dugaan bahwa
Paciolli menerjemahkan hal tersebut dari bahasa Arab yang memang menulis dari
sebelah kanan.
PENUTUP