You are on page 1of 7

LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB DEMAM BERDARAH DENGUE

DI NAGARI KOTO RANAH, KECAMATAN KOTO BESAR, KABUPATEN


DHARMASRAYA TANGGAL 31 JULI 2017

LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas,
terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie, mimisan perdarahan pada gusi,
muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan
lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium
terdapat hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit <
100.000/mm3).

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan salah
satu penyakit menular yang beresiko menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Sejak pertama
ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan
daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering
terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang
hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya terjadi di semua tempat yang
terdapat nyamuk penular tersebut.

Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Koto Besar tanggal 31 Juli 2017 bahwa
telah ditemukan kematian karena menderita DBD sebanyak 1 orang dari 7 kasus, maka untuk itu
dilakukan Penyelidikan Epidemiologi oleh tim penyelidikan KLB DBD Dinas Kesehatan
Kabupaten Dharmasraya bersama dengan tim dari petugas Puskesmas Koto Besar dengan
melakukan analisa terhadap berbagai faktor yang berhubungan dengan terjadinya KLB DBD di
desa tersebut.

TUJUAN PENYELIDIKAN

Tujuan Umum :

Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB DBD di Nagari Koto Ranah,
Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya.

Tujuan Khusus

1. Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran;
2. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinya penyebarluasan penyakit DBD di
lokasi;
3. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternative pencegahan;
4. Melakukan penanggulangan DBD di lokasi kejadian.
HASIL PENYELIDIKAN

Analisis Situasi

Nagari Koto Ranah merupakan salah satu di Kecamatan Koto Besar dan wilayah kerja
Puskesmas Koto Besar yang juga merupakan bagian dari pengawasan Dinas Kesehatan
Kabupaten Dharmasraya dengan jumlah penduduk adalah 24.839 jiwa

Puskesmas Koto Besar dengan wilayah kerja 7 Nagari dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sungai Rumbai dan Koto Baru.
2. Sebelah Timur berbatasan Kabupaten Prop. Jambi, Kec. Sungai Rumbai dan Koto Baru
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Asam Jujuhan dan Solok Selatan.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Solok Selatan.

Lokasi kejadian KLB berada di Nagari Koto Ranah Kecamatan Koto Besar wilayah kerja
Puskesmas Koto Besar Kabupaten Dharmasraya. Kasus DBD mulai terjadi pada tanggal 16 Juli
2017 dan dilakukan penyelidikan kasus pada tanggal 31 Juli 2017. Pelaksanaan penyelidikan
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya bersama dengan Tim dari Puskesmas
Koto Besar yang dilakukan secara lintas program dan lintas sektor, yaitu :

Lintas Program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya :

1) Pengelola Surveilans Dinkes Kabupaten Dharmasraya

3) Pengelola DBD Dinkes Kabupaten Dharmasraya.

4) Petugas Puskesmas Koto Besar

Lintas Sektor Terkait :

Pemerintah setempat yaitu Wali Nagari, Bamus, Kepala Jorong, Ketua RT dan PKK

Memastikan Diagnosa

Memastikan diagnosa DBD dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada penderita
dan kemudian dilakukan pengambilan sampel darah pada penderita yang sedang dirawat.
Pemeriksaan sediaan darah dengan menggunakan alat laboratorium yang dilakukan oleh analis di
Laboratorium Swasta dan Rumah Sakit (RSUD Sungai Dareh).

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap 4 kasus DBD, dengan gejala klinis
digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Distribusi Gejala Klinis Penderita pada KLB DBD di Nagari Koto Ranah Kec. Koto
Besar, Kab. Dharmasraya tanggal 16 Juli 2017 s/d 01 Agustus 2017

No. Gejala Klinis Jumlah %


1 Demam 4 100
2 Sakit Ulu Hati 4 100
3 Torniket 4 100
4 Perdarahan 4 100
5 Muntah 3 75
6 Shock 1 25
7 Batuk 0 0

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan.

Dari tabel diatas terdapat gejala dengan frekuensi tertinggi pada penderita adalah Demam, sakit
ulu hati, Tourniquet positif dan perdarahan masing-masing 100. Hal ini merupakan gejala
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dimana vektor
perantara adalah nyamuk aedes aegypti.

Memastikan KLB

Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi yang berjalan baik dan jumlah kasus
DBD dapat dideteksi sesuai dengan wilayah administratif seperti Jorong, Nagari atau
Kecamatan, maka peningkatan kasus pada setiap wilayah dapat dijadikan peringatan dini
sebelum terjadi KLB. Untuk memastikan bahwa peningkatan kasus tersebut adalah KLB atau
bukan KLB, dapat dilakukan analisis pola minimum-maksimum kasus DBD bulanan maupun
mingguan dengan pembanding kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya. Selain dengan
menetapkan pola maksimum-minimum, pada daerah desa atau kelurahan sebaiknya ditetapkan
telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria sebagai berikut :

1. Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang mana selama 3 bulan terakhir di daerah
kabupaten/kota bersangkutan tidak ditemukan penderita DBD, HI jentik Aedes Aegypti
di Nagari tersebut lebih dari 5%.
2. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan sebelumnya
pada kurun waktu yang sama.
3. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya pada
periode yang samadan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Dari hasil investigasi diketahui telah terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit DBD seperti terlihat
pada grafik berikut :
Grafik 1. Kasus DBD menurut Minggu di Nagari Koto Ranah, Bulan Juli s/d Agustus 2017.

Trend Jumlah Kasus DBD Minggu 27 s/d 31 di Nagari Koto


Ranah, Kecamatan Koto Besar KabDharmasraya
2.5

2 2
Jumlah kasus

1.5

1 1 1

0.5

0 0 0
Minggu 27 Minggu 28 Minggu 29 Minggu 30 Minggu 31

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Kriteria KLB ini ditetapkan sesuai Kepmenkes No. 1501 Tahun 2015, suatu Kejadian Luar Biasa
apabila memenuhi salah satu kriteria diantaranya adalah adanya peningkatan kasus secara
bermakna dari periode sebelumnya pada periode mingguan 28 s/d 31 tahun 2017 terjadi kenaikan
penderita 2 kali periode minggu sebelumnya.

Analisis Epidemiologi

Distribusi menurut orang

Distribusi penderita DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Distribusi Kasus DBD menurut kelompok umur di Nagari Koto Ranah Kec. Koto
Besar, Kab. Dharmasraya minggu ke 27 s/d 31 tahun 2017.

Jumlah Kasus
No CFR (%)
Kelompok Umur (Thn) Sakit Mati
1 ≤ 12 4 1 25
2 13 – 24 0 0 0
3 25 – 36 0 0 0
4 37 – 48 0 0 0
5 > 49 0 0 0
Jumlah 4 0 0

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa penderita DBD berada pada kelompok umur ≤ 12 tahun sebanyak
4 orang, terendah dengan CFR 25%.
Tabel 3. Distribusi Kasus DBD menurut jenis kelamin di Nagari Koto Ranah Kec. Koto Besar,
Kab. Dharmasraya minggu ke 27 s/d 31 tahun 2017.

Jenis Populasi Jumlah kasus


No Attack Rate (%) CFR (%)
Kelamin Rentan Sakit Mati
1 Laki – laki 1.131 2 0 0,176 0
2 Perempuan 2.685 2 1 0,074 50
Jumlah 4.816 4 1 0,083 25

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kasus pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama banyak
yaitu 2 orang dengan AR = 0,083 % dan CFR = 25%.

Distribusi menurut tempat

Distribusi kasus DBD di Nagari Koto Ranah Kec. Koto Besar berdasarkan tempat dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.Distribusi Kasus DBD menurut tempat tinggal penderita pada KLB di Nagari Koto
Ranah Kec. Koto Besar, Kab. Sijunjung minggu 27 s/d 31 tahun 2017.

Jumlah kasus
No Nama Jorong CFR (%)
Sakit Mati
1 Jorong TPA 3 1 33,3
2 Jorong TB 1 0 0
Jumlah 4 1 25

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Hasil pengamatan terhadap asal penderita diperoleh gambaran bahwa sebagian besar dari
penderita berasal dari Desa Lampasio yaitu 20 kasus dan penderita DBD yang meninggal berasal
dari Desa Oyom dimana CFR = 25% seperti dalam tabel di atas.

Distribusi menurut waktu

Untuk menggambarkan kasus pada periode KLB (lamanya KLB berlangsung) biasanya
digambarkan dalam kurva epidemik yang menggambarkan frekuensi kasus berdasarkan saat
mulai sakit (onset of illness), Interval dalam pembuatan kurva epidemik yang dipakai adalah 1
harian.

Distribusi kasus DBD di Nagari Koto Ranah Kec. Koto Besar berdasarkan waktu mulai sakit
dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Distribusi kasus DBD di Nagari Koto Ranah Kec. Koto Besar
berdasarkan waktu mulai sakit
5

3
2 Series1
2
1 1
1
0 0
0
Minggu 27 Minggu 28 Minggu 29 Minggu 30 Minggu 31

Berdasarkan hasil investigasi, awal mulai sakit tanggal 16 Juli 2017 dengan jumlah penderita 1
orang, tanggal 25 Juli 2017 1 orang dan mengalami puncak kasus pada tanggal 31 Juli 2017
dengan peningkatan kasus sebanyak 2 orang, sehingga jumlah kasus secara keseluruhan adalah 4
kasus.

Identifikasi sumber dan penyebab

Hasil survey jentik ditemukan beberapa karakteristik di Nagari Koto Ranah yaitu terdapat tempat
–tempat perindukan nyamuk seperti Bak air, tempurung kelapa, ban-ban, kaleng-kaleng bekas di
sekitar rumah penderita yang merupakan media berkembang biaknya nyamuk aedes aygepty,
setelah dilakukan pemeriksaan terhadap jentik –jentik nyamuk ternyata paling banyak jenis
jentik nyamuk Aedes aygepty.

Identifikasi Cara penularan

Mekanisme penularan terjadi melalui gigitan nyamuk yang memang telah ada di wilayah tersebut
dimana sebelumnya penderita yang pertama kali terpapar kasus DBD tidak ada ada riwayat
bepergiaan ke daerah endemis DBD, penderita tersebut bersekolah di Nagari Koto Ranah.

MASALAH YANG DIHADAPI

Adapun permasalahan yang ditemukan di desa tersebut adalah:

1. Ditemukannya wadah sebagai tempat perindukan nyamuk seperti bak air, tempurung
kelapa, ban – ban, kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita.
2. Sistem kewaspadaan Dini (SKD) KLB di klinik Swasta tidak berjalan optimal.
3. Masih kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat sehingga peran serta masyarakat
masih rendah khususnya dalam hal pengelolaan lingkungan dimana di sekitar tempat
tinggal penderita DBD ditemukan tempat perindukan vector aedes.
4. Pengetahuan masyarakat masih kurang mengenai penyakit DBD sehingga terlambat
mengunjungi tempat pelayanan kesehatan yang akhirnya menyebabkan kematian.
UPAYA PENANGGULANGAN

Adapun upaya yang dilakukan dalam penanganan dan penanggulangan KLB DBD di Nagari
Koto Ranah adalah :

1. Melakukan fogging wilayah dua siklus dimana satu minggu setelah siklus pertama
dilakukan fogging siklus kedua.
2. Melakukan abatisasi di sekitar wilayah kejadian KLB DBD.
3. Penyuluhan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor dan lintas program.
4. Pembinaan terhadap petugas klinik swasta dalam hal SKD KLB.
5. Pembinaan terhadap petugas surveilans puskesmas dalam hal SKD KLB.
6. Melakukan surveilans ketat hingga KLB dinyatakan berhenti.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Telah terjadi KLB DBD di Nagari Koto Ranah dengan jumlah penderita 4 orang, AR =
0,083% dan CFR = 25%.
2. Populasi yang terkena adalah Kelompok umur ≤ 12 tahun.
3. Kepastian diagnosisDBD adalah hasil pemeriksaan Laboratorium dan pemeriksaan jentik
nyamuk.

Saran

1. Tingkatkan SKD terhadap penyakit-penyakit yang beresiko terjadinya Kejadian Luar


Biasa sehingga peningkatan kasus bisa cepat terdeteksi sedini mungkin.
2. Pembasmian sarang nyamuk/wadah tempat berkembang biaknya nyamuk aedes melalui
swadaya dan partisipasi masyarakat.
3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit
dan juga kematian.

Demikianlah Laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana perlunya.

MENGETAHUI Pulau Punjung, 03 Agustus 2017


Kabid P2P Kasi Surveilans dan Imunisasi

Dr. Helmi Muslim JADI, SKM


NIP.19780125 200903 2 001 NIP.19680901 199101 1 002

You might also like