Professional Documents
Culture Documents
Baca Juga : Pengaruh Cara Perlakuan (Pengolahan), Penyimpanan Terhadap Kandungan Gizi
Makanan
e. Daerah Indonesia yang banyak menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan
Penangkapan ikan dengan peledak seperti ini merupakan tindakan yang melanggar hukum dan
lebih banyak dijumpai di wilayah Indonesia timur. Hal ini karena populasi manusia yang lebih
rendah menyebabkan berkurangnya peluang untuk tertangkap oleh patroli polisi lebih kecil.
Selain itu, di perairan wilayah barat Indonesia menunjukkan ketersediaan ikan yang telah sangat
berkurang, sehingga menangkap ikan dengan menggunakan peledak tidak lagi menguntungkan
(Pet-Soede dan Erdmann).
3. Dampak Negatif yang Diakibatkan Oleh Bahan Peledak dan Racun Sianida bagi
Manusia dan Kehidupan Laut
Penangkapan ikan yang bersifat merusak (destruktif fishing) merupakan segala bentuk upaya
penangkapan ikan yang membawa dampak negatif bagi populasi biota, dan ekosistem pesisir
laut. Jenis penangkapannya dengan menggunakan racun sianida, potassium dan racun tumbuhan.
Selain itu menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak (bom), adapun dampak yang
ditimbulkan oleh bahan peledak dan racun sianida yaitu :
ikan pun akan banyak berkembang biak dan dapat meningkatkan penghasilan nelayan.
Saat ini masih sangat banyak di temukan. Jaring Muroami merupakan salah satu alat tangkap
peninggalan Jepang, umumnya digunakan untuk menangkap ikan ekor kuning yang biasanya
ditemukan di tubir karang.
Sejak 2011 lalu, penggunaan jaring ini telah dilarang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan RI Nomor 02 Tahun 2011. Selain merusak karang, penggunaan kompresor oleh
penyelam juga membahayakan kesehatan. Mengapa alat ini dilarang penggunaannya? Berikut
beberapa cara penggunaan jaring Muroami/trawl Jepang;
Jaring Muroami atau juga disebut trawl Jepang adalah
salah satu cara menangkap ikan yang diperkenalkan dari Jepang. Penangkapan menggunakan
kapal utama dan beberapa perahu kecil. Jaring Muroami dipasangi oleh beberapa penyelam
membentuk kantong. Masing-masing penyelam memegang kerincing dari cincin logam yang
saling berkait, lalu mengguncang-guncangkannya untuk menimbulkan suara gemerincing yang
nyaring. Suara ini digunakan penyelam untuk menghalau dan menggiring ikan-ikan ke arah
jaring.
Cara penangkapan ikan ini dilakukan di daerah perairan dangkal berterumbu karang. Akibat
terinjak-injak penyelam, tertimpa pemberat dan juga tertarik jaring, kawasan terumbu karang
menjadi rusak parah.
Para penyelam menggiring ikan-ikan masuk kedalam kantong jaring. Penyelam lalu melepaskan
kaitan jaring dari pemberat di dasar laut, lalu memberikan isyarat kedutan atau tarikan pada
jaring.
Setelah mendapatkan isyarat ini, para penarik jaring di atas perahu kecil akan segera menarik
jaring muroami ke atas perahu mereka masing-masing. Ikan-ikan akan terperangkap di dalam
kantung jaring, lalu diangkat kedalam perahu. Ikan-ikan yang tertangkap kemudian dipindahkan
kedalam kapal utama.
Menangkap ikan dengan jaring Muroami dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan
ekosistem terumbu karang. Karena itulah, kini cara ini telah dilarang.