You are on page 1of 4

1.

Jelasakan penerapan trawl dalam mengksplorasi potensi sumberdaya ikan

Penggunaan pukat trawl inilah yang dapat merusak lingkungan laut atau sumber daya laut
karena penangkapan ikan dilakukan dengan tidak memperhatikan aspek lingkungan. Nelayan
tradisional yang menggunakan alatalat tradisional akan mendapatkan sedikit hasil laut
dibandingkan dengan para nelayan yang menggunakan alat-alat berteknologi. Nelayan
tradisional menganggap bahwa dengan penggunaan kapal gandeng dan pukat trawl akan merusak
keberadaan potensi laut dalam jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek sebagai contoh,
pukat trawl dapat menangkap berbagai jenis ikan. Ikanikan berukuran kecil juga dapat tertangkap
sehingga untuk jangka panjang, hasil laut (food security) akan habis karena regenerasi ikan
terputus akibat penangkapan secara besar-besaran. Hal-hal seperti inilah yang mampu
menciptakan konflik nelayan di masyarakat pesisir.

Pada umumnya, jaring trawl memiliki ciri-ciri yaitu (a) memiliki alat pembuka mulut
jaring atau beam (b) memiliki sepasang papan pemberat atau otter board (c) mata jaring yang
sangat kecil sehingga mampu menjaring ikan yang kecil sekalipun (d) cara operasinya dengan
cara ditarik atau diseret oleh sebuah kapal.

Jaring trawl merupakan alat penangkapan ikan yang berupa jaring dan penggunaannya di
Indonesia termasuk dilarang oleh pemerintah. Oleh karena itu, penangkapan ikan dengan
menggunakan jaring trawl termasuk kategori Illegal fishing. Akan tetapi, justru jenis pelanggaran
inilah yang banyak dijumpai atau yang marak terjadi di wilayah perairan. Dalam pelaksanaan
pembinaan kelestarian sumber perikanan dasar dan dalam rangka mendorong peningkatan
produksi yang dihasilkan oleh para nelayan tradisional serta untuk menghindarkan terjadinya
ketegangan-ketegangan sosial maka telah dikeluarkan regulasi untuk penghapusan kegiatan
penangkapan ikan yang menggunakan jaring trawl.

- Penerapan trawl dalam mengeksplorasi sumberdaya ikan


Jarring trawl merupakan salah satu jarring yang digunakan untuk mengeksplorasi
sumberdaya ikan pada daerah laut tentunya pada daera dasar. Contohnya pada
perairan trawl bisa di gunakan untuk menangkap ikan demersal dan menangkap
berbagai ikan kecil, bukan hanya potensi ikan yang ditangkap melainkan udang ikan
demersal lainya. Dan pada daerah operasi trawl harus mempunyai sumberdaya dan
potensi yang sangat tinggi, trawl juga dapat merusak ekosistem pada daerah dasar
laut, merusak habitat dari ikan kecil dan udang serta ikan demersal.

2. kelibihan akustik dalam bidang eksplorasi

Akustik sendiri memiliki definisi sebagai teori gelombang suara dan perambatannya
pada suatu medium. Akustik kelautan merupakan perambatannya di medium air laut, akustik
kelautan sangat erat kaitannya dengan gelombang suara. Akustik kelautan dikenal juga dengan
SONAR (sound navigation and ranging) (Fauziyah dan Ellis, 2013).

akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan


proses-proses perambatan suara, karakteristik suara, faktor lingkungan, dan kondisi target.
Kelebihan dari metode akustik ini, yaitu berkecepatan tinggi, estimasi stok ikan secara langsung,
dan memproses data secara real time, tepat, dan akurat. (Manik, 2006). Arnaya (1990)
menyatakan bahwa metode akustik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: berkecapatan tinggi,
estimasi stok ikan secara langsung, memungkinkan memperoleh dan memproses data secara real
time, akurasi ketepatan tinggi, tidak merusak karena frekuensi yang digunakan tidak
membehayakan si pemakai alat ataupun target.

Secara garis besar, penggunaan dari Motode akustik ini adalah sebagai berikut :
a. Pada survai sumberdaya hayati laut
- untuk menduga spesies ikan,
- untuk menduga ukuran dari ikan,
- untuk menduga kemelimpahan (stok) ikan, plankton dan sebagainya.
b. Pada budidaya perairan
- untuk penentuan jumlah atau biomass ikan di dalam Penned fish,
- untuk pengukuran ukuran dari individu penned fish,
- untuk memantau kesehatan dan aktivitas ikan dengan telemetering tags.
c. Pada studi tingkah laku ikan dan organisme laut lainnya :
- pergerakan ikan (migrasi vertikal dan horizontal),
- tingkah laku/orientasi (tilt angle),
- reaksi penghindarandari kapal/alat penangkapan ikan (avoidance reactions),
- respon terhadap stimuli.
d. Pada penangkapan ikan
- penampilan alat penangkapan ikan,
- selektivitas alat penangkapan ikan
e. Lain-lain, misalnya mempeiajari perambatan suara di air laut, sifat-sifat akustik dari air laut
dan target/obyek di air laut, pendeteksian sumber suara dan komunikasi di air laut.

3. perbandingan antara marine akustik remote sensing dan swap areal trawl dalam pendugaan
densitas ikan demersal di perairan tarakan.

Perbedaan antara marine acoustic remote sensing dan swept area trawl ini adalah untuk
saling melengkapi dalam menghitung potensi sumberdaya ikan di perairan tarakan .perbedaan
dari marine acoustic dan swept area trawl ini sangat signifikan . perbedaan dapat dilihat dari
perbedaan hasil estimasi yg dipengaruhi oleh catchabilit, area dead zone trawl , dan tingkahlaku
ikan .pada perairan tarakan estimasi densitas sangat penting dalam upaya pemanfaat dan
pengolah informasi . dalam ini ada teknik – teknik penggunaan stok ikan diantaranya adalah
metode swept area dan teknologi pengienderaan jauh menggunakan acoustic remote sensing.

Ada beberapa kelebihan dari acoustic remote sensing dibandingkan dengan metode swept
trawl contohnya pada acoustic remote sensing dapat menditeksi kolom air lebih luas secara terus
menerus dan simultan .

Factor utama yg mempengaruhi perbedaan marine acoustic sensing dan metode swept
area adala kemampuan tangkap dari trawl dan tingkah laku ikan menghindar dari trawl juga
kebradaan pada area tersebut .
TUGAS

EKSPLORASI SDHL

NAMA : JERON R. RUMLUS

NIM : 2014-64-011

PROGRAM STUDI LIMU KELAUTAN

JURUSAN MANEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2018

You might also like