Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN” tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 2.
Kami sadar bahwa dalam menulis makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
2.12.4 Praktik di Masa Depan ........................................................................ 22
2.13 Pengungkapan ............................................................................................. 23
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dewasa ini, proses pengabungan unit bisnis menjadi hal yang lazim
ditemui. Kemudahan teknologi, perjanjian perdagangan bebas, dan motif mencari
keuntungan adalah beberapa hal yang lazim melatar belakangi suatu perusahaan
untuk melakukan penggabungan. Bentuk penggabungan bisa beraneka ragam
seperi joint venture, akuisisi, maupun merger. Aktivitas penggabungan bisnis
tersebut tidak hanya berdampak pada kegiatan produksi atau pemasarannya saja,
melainkan semua aspek termasuk aspek keuangannya.
Karena terdiri dari beberapa unit perusahaan yang tergabung menjadi satu,
pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi tidak sama dengan
perusahaan yang hanya berdiri sendiri. Pencatatan keuangan perusahaan yang
telah berkonsolidasi menjadi lebih rumit dibandinkan dengan perusahaan yang
berdiri sendiri. Dalam pencatatan keuangan konsolidasi, dikenal entitas induk
(yang mengendalikan) dan entitas anak (yang dikendalikan).
Pada makalah ini selanjutnya akan dijelaskan lebih detail mengenai apa itu
pelaporan keuangan konsolidasi, gabungan usaha yang seperti apa yang harus
mengadakan laporan keuangan konsolidasi, serta cara perhitungan laporan
keuangan konsolidasi.
4
1.2 Rumusan Masalah
Setelah pokok bahasan dari makalah ini terjawab, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang
berbeda, bahkan undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s length transaction
diantara entitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak
diperkenankan membedakan harga jual atau pembelian produk terhadap entitas
anak dan entitas lain yang tidak berafiliasi.
6
konsolidasi seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran
yang jelas dari total sumber daya perusahaan hasil gabungan tersebut.
Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk
perusahaan umumnya mempunyai kepentingan paling besar atas laporan
keuangan konsolidasi disbanding laporan masing-masing perusahaan secara
individu karena nasib induk perusahaan dipengaruhi oleh oprasi dari anak-anak
perusahaan. Ketika anak perusahaan menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui
oleh induk perusahaan. Dan sebaliknya, kerugian yang diterima oleh anak
perusahaan juga akan berpengaruh kepada induk perusahaan. Dengan melihat
laporan keuangan konsolidasi, pemilik dan calon pemilik lebih mampu untuk
menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang
berada pada pengendaliannya.
7
2.3 Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi
Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna, tetap harus diingat bahwa
laporan keuangan konsolidasi tetap memiliki keterbatasan. Beberapa informasi
akan hilang setiap kumpulan data digabungkan. Beberapa keterbatasan dari
laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
8
Walaupun manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan dengan seluruh
entitas konsolidasi juga dengan individual anak perusahaan, kreditur, pemegang
saham preferen, dan pemegang saham biasa non-pengendali dari anak perusahaan
lebih tertarik pada laporan keuangan tersendiri anak perusahaan di mana mereka
mempunyai kepentingan. Karena anak perusahaan secara legal terpisah dari induk
perusahaan, kreditur dam pemegang saham anak perusahaan umumnya tidak
mempunyai klaim terhadap induk perusahaan dan juga pemegang saham anak
perusahaan tidak mendapat bagian dari laba induk perusahaan. Oleh karena itu,
laporan keuangan konsolidasian biasanya hanya mempunyai sedikit kegunaan
bagi mereka yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang asset ,
modal , atau laba individual anak perusahaan.
9
saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan yang
semuanya dalam pengendalian bersama.
P P P
80%
90%
80%
80%
X X Y W X Y
30%
60% 15% 15%
Z Z Z
Di (2), P memiliki 90% X dan 70% Y; X memiliki 40% Z dan Y memiliki 30% Z.
Di (3), P memiliki 90% X dan 80%Y; X memiliki 80% W dan 30% Z; Y memiliki
15% Z; dan W memiliki 15% Z.
10
Begitupula jika anak perusahaan berada di Negara lain dan Negara
tersebut memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengambilan
laba atau asset ke induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut
tidak sesuai karena ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan
aspek penting dari oprasi anak perusahaan.
11
nilai buku semua saham biasa PT Andika. Pada akhir 20x1, laporan posisi
keuangan dari kedua perusahaan tampak sebagai berikut.
31 desember 20x1
PT Indah PT Andika
Aset
Kas Rp 5.000.000 Rp 3.000.000
Piutang (bersih) 84.000.000 30.000.000
Persediaan 95.000.000 60.000.000
Aset tetap (bersih) 375.000.000 250.000.000
Aset Lain-lain 25.000.000 15.000.000
Investasi pada saham PT Andika 300.000.000 ___________
Total Aset Rp 884.000.000 Rp 358.000.000
Liabilitas dan Ekuitas
Utang Jangka Pendek Rp 60.000.000 Rp 5.000.000
Utang Jangka Panjang 200.000.000 50.000.000
Modal Saham Biasa 500.000.000 200.000.000
Saldo Laba 124.000.000 100.000.000
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 884.000.000 Rp 358.000.000
12
2. PT Andika berutang ke PT Indah senilai Rp 1.000.000 pada akhir
tahun.
3. PT Andika membeli persediaan dari PT Indah senilai Rp 6.000.000
selama tahun 20x1. Persediaan tersebut mempunyai biaya perolehan
awal Rp 4.000.000. PT Andika masih memegang persediaan tersebut
pada akhir periode.
Induk
Entitas Perusahaan
Konsolidasi
Anak
Perusahaan
13
Laporan posisi keuangan konsolidasian untuk PT Indah dan PT Andika
ditampilkan pada figure 3-1, bersamaan dengan perhitungan yang digunakan
untuk saldo-saldo dilaporkan.
PT Indah
31 Desember 20x1
b
piutang bersih Rp 84.000.000 + Rp 30.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 113.000.000
c
persediaan Rp 95.000.000 + Rp 60.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 153.000.000
d
aset tetap (bersih) Rp 375.000.000 + Rp 250.000.000 = Rp 625.000.000
e
aset lain-lain Rp 25.000.000 + Rp 15.000.000 = Rp 40.000.000
f
utang jangka pendek Rp 60.000.000 + Rp 8.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp
67.000.000
g
utang jangka panjang Rp 200.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 250.000.000
h
modal saham biasa Rp 500.000.000 + Rp 200.000.000 – Rp 200.000.000 = Rp
700.000.000
i
saldo laba Rp 124.000.000 + Rp 100.000.000 – Rp 100.000.000 – Rp
200.000.000 = Rp 122.000.000
14
Pada contoh PT Indah dan PT Andika, beberapa hal perlu mendapat
perhatian khusus untuk memastikan bahwa laporan keuangan konsolidasian
menampilkan seakan-akan laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan
dari satu perusahaan tunggal.
1. Kepemilikan antarperusahaan
2. Piutang dan utang antarperusahaan
3. Penjualan antar perusahaan
Saham
biasa
PT. Indah PT. Indah
PT. Andika
15
PT. Indah
Piutang utang
Entitas antarperusahaan
Konsolidasi Rp 1.000.000
PT. Andika
Harga pokok
penjualan
Rp.4.000.000
PT Indah
Penjualan
Rp.6.000.000
Entitas
Konsolidasi
PT Andika
16
Perusahaan tunggal tidak dapat mengakui laba dan menaikan nilai
persediaan hanya karena persediaan tersebut di transfer dari satu departemen atau
divisi lain. Hal ini juga berlaku untuk penjualan antar perusahaan dalam entitas
konsolidasi. Dalam contoh ini persediaan antarperusahaan yang tersedia pada
akhir periode (Rp.6.000.000) harus dinyatakan kembali menjadi biaya perolehan
awalnya untuk entitas konsolidasi, Rp.4.000.000 yang di bayarkan PT Indah pada
saat membeli persediaan tersebut. Begitu pula, sebesar Rp.2.000.000 yang diakui
dari penjualan antarperusahaan dan termasuk dalam saldo lab
antarperusahaantidak boleh dimasukan dalam neraca konsolidasi. Karena itu,
persediaan dan saldo laba dikurangi laba antar perusahaanyang belum direakisasi
sebesar Rp.2.000.000 pada saat pembuatan neraca konsolidasi. Dalam pembuatan
laporan laba rugi konsolidasi, penjualan antarperusahaan sebesar Rp.6.000.000
juga harus dikeluarkan dari pendapatan gabungan PT Indah dan PT Andika karena
penjualan tersebut tidak mencerminkan penjulan ke pihak eksternal.
17
2.9 Kepentingan Non Pengendali
Klaim dari pemegang saham atas laba dan asset bersih anak perusahaan
disebut kepentingan nonpengendali. Pemegang saham nonpengendali mempunyai
klaim atas asset dan laba anak perusahaan karena adanya kepemilikan saham.
(a) Eliminasi piutang/Utang antarperusahaan
(b) Eliminasi laba antarperusahaan belum terealisasi yang terdapat dalam
Kepemilikan Minoritas
Induk perusahaan tidak selalu memiliki 100% saham biasa anak perusahaan
yang beredar. Induk perusahaan dapat memiliki kurang dari 100% saham suatu
perusahaan dalam penggabungan usaha, atau pada awalnya memiliki 100% tapi
kemudian dijual atau diberikan beberapa lembar ke pihak lain. Dalam
mengonsolidasi anak perusahaan, induk perusahaan hanya perlu mempunyai
kepemilikian pengendali. Saham lain dari anak perusahaan yang tidak dimiliki
induk perusahaan disebut pemegang saham “non pengendali” atau “minoritas”.
Pemegang saham minoritas jelas mempunyai klaim atas aset dan laba anak
perusahaan karena adanya kepemilikan saham mereka. Karena umumya semua
aset, kewajiban dan laba anak perusahaan dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasi, klaim pemegang saham minoritas atas hal-hal tersebut dilaporkan.
Klaim pemegang saham minoritas atas aset bersih anak perusahaan umumnya
disajikan diantara kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca konsolidasi.
Bagian laba bersih anak perusahaan yang dialokasikan ke pemilikan minoritas
umumnya dikurangi dari laba yang tersedia untuk semua pemegang saham untuk
menghasilkan laba bersih konsolidasi dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Walaupun alokasi tersebut tidak memenuhi beban, biasaya di perlakukan seperti
perlakuan beban umumnya.
Jika anak perusahaan mempunyai laba bersih Rp 150.000.000 dan
pemegang saham non-pengendali mempunyai 10% saham anak perusahaan, maka
bagian mereka atas laba adalah Rp 15.000.000 (Rp 150.000.000 x 0,10). Begitu
pula, jika ekuitas pemegang saham anak perusahaannya terdiri dari saham biasa
sebesar Rp 600.000.000 dan saldo laba Rp 200.000.000, total kepentingan non-
pengendali, yang mencerminkan klaim pemegang saham non-pengendali atas
asset bersih anak perusahaan, dihitung sebagai berikut.
19
Saham biasa anak perusahaan Rp 600.000.000
20
satu tujuan khusus. Entitas tersebut biasanya tidak mempunyai kegiatan operasi
yang substansial dan digunakan hanya untuk tujuan pendanaan.
2.12 Pertimbangan Lain – Pendekatan yang Berbeda untuk Konsolidasi
2.12.1 Teori Konsolidasi
a. Teori perorangan ( proprietary theory)
Teori perorangan dari akuntansi menganggap perusahaan adalah
kepanjangan dari pemiliknya. Asset, kewajiban, pendapatan dan beban
perusahaan dianggap merupakan bagian dari pemiliknya. Ketika
diaplikasikan dalam pembuatan laporan keuangan konsolidasi, konsep
perorangan menghasilkankonsolidasi pro rata.
b. Teori induk perusahaan ( parent company theory)
Teori induk perusahaan lebih sesuai dengan perusahaan modern dan
pembuatan laporan keuangan konsolidasi dibandingkan pendekatan
perorangan. Teori induk perusahaan mengakui bahwa induk perusahaan
mempunyai pengendalian efektif atas semua asset dan kewajiban anak
perusahaan, bukan hanya atas bagian proporsionalnya.
c. Teori entitas (entity theory)
Teori entitas berfokus pada perusahaan sebagai entitas ekonomis terpisah
bukan pada hak kepemilikan dari pemegang saham. Penekanan dalam
pendekatan entitas adalah pada entitas konsolidasi itu sendiri, dengan
pemegang saham pengendali dan pemegang saham nonpengendali
dipandang sebagai dua kelompok yang terpisah, masing – masing
memiliki ekuitas yang sama dalam entitas konsolidasi.
21
Seluruh nilai asset dan kewajiban anak perusahaan dimasukkan di neraca
konsolidasi berdasarkan metode entitas. Jumlah yang tertera dalam laporan
keuangan didasarkan pada nilai wajar penuh pada tanggal penggabungan usaha,
dan nilai penuh goodwill dimasukkan seluruhnya berapa pun persentase
kepemilikan yang dimiliki induk perusahaan.
Pendapatan Rp 1.800.000.000
Beban (Rp 800.000.000)
Laba bersih konsolidasi Rp 1.000.000.000
Dikurangi : Laba bersih konsolidasi yang didistribusikan
ke kepentingan non pengendali di anak perusahaan (Rp 75.000.000)
Laba bersih konsolidasi yang didistribusikan
ke kepentingan pengendali Rp 925.000.000
22
pengendali lebih sebagai alokasi laba bersih konsolidasi dibanding pengurang
untuk mendapatkan nilai laba bersih konsolidasi.
Kepentingan nonpengendali di laporan posisi keuangan diperlakukan
sebagai bagian kepemilikan di laporan posisi keuangan seperti di laporan laba
rugi. Artinya, kepentingan nonpengendali dilaporkan di laporan posisi keuangan
konsolidasian dibagian ekuitas pemegang saham, dengan cara seperti berikut :
Ekuitas :
Kepentingan pengendali
Saham biasa Rp 10.000.000.000
Agio saham biasa Rp 50.000.000.000
Saldo laba Rp 30.000.000.000
Total kepentingan pengendali Rp 90.000.000.000
Kepentingan nonpengendali di anak perusahaan Rp 5.000.000.000
Total Ekuitas Rp 95.000.000.000
2.13 Pengungkapan
PSAK 67(revisi 2013) “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”
diantaranya mengharuskan hal-hal berikut ini diungkapkan dalam laporan
keuangan konsolidasi :
1. Sifat hubungan antara induk dan anak perusahaan apabila induk
perusahaan tidak memiliki, secara langsung atau tidak langsung melalui
anak perusahaan lain, lebih dari separuh hak suara.
2. Alasan-alasan mengapa kepemilikan lebih dari separuh hak suara, secara
langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lain, tidak
memiliki pengaruh signifikan atas anak perusahaan.
23
3. Sifat dan lingkup setiap batasan signifikan misalnya, sebagai konsekuensi
perjanjian yang ditandatangani atau sebagai kondisi dari badan pengatur,
sesuai dengan kapabilitas anak perusahaan untuk mentransfer dana kepada
induk perusahaan sebagai pelunasan pinjaman atau uang muka.
4. Apabila induk perusahaan kehilangan kendali atas anak perusahaan, maka
induk perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian dari transaksi
tersebut.
5. Ketika induk perusahaan menyusun laporan keuangan tersendiri, maka a)
keuangan adalah laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan
pada laporan keuangan konsolidasian, b) daftar investasi di Negara lai,
termasuk nama, kepemilika, Negara, hak suara, dan lain-lain, serta c)
metode yang digunakan dalam akuntansi untuk investasi tersebut.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
26