Professional Documents
Culture Documents
SPESIALISASI PRODUKSI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
oleh:
1. APPUDANSYAH PANGGABEAN NIM : 1505012125
2. MUHAMMAD ILHAM NIM : 1405012107
3. RIZZA FAHRI NIM : 1405012014
4. SIGIT WIYOKO NIM : 1405012100
5. TRI RIZKI IRAWAN NIM : 1405012110
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat Rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan
waktu kepada penulis sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.
3. Aulia Salman, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Medan;
4. Joni Indra, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan;
xiii
7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Medan;
9. Teristimewa dan terutama untuk kedua orang tua penulis yang telah
membesarkan penulis dengan rasa cinta dan kasih sayang dan
senantiasa bersabar menghadapi tingkah laku penulis dan juga yang
selalu memberikan dorongan baik itu moril ataupun materil, serta doa
untuk kesuksesan penulis dalam berbagai bidang;
Kami selaku penulis Tugas Akhir ini menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari sisi penulisan, dan segi isi. Maka daripada itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis,
xiv
INTISARI
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN
KAPASITAS 12 KG / 2 JAM
Teknik pengeringan ikan secara konvensional dengan mengandalkan panas
sinar matahari atau dikeringkan di tempat terbuka dianggap kurang higienis,
memakan waktu pengeringan yang cukup lama, dan dapat menurunkan kualitas
produk serta kapasitas produksi. Berdasarkan permasalahan diatas, diperoleh
suatu inovasi untuk merancang model pengering ikan dengan sumber panas yang
berasal gas agar pengeringan ikan dapat dilakukan secara optimal dan membantu
nelayan serta pengusaha ikan. Ikan yang akan dikeringkan dalam keadaan basah,
selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan pipa api sebagai sumber panas dan
dari gas sebagai sumber energi pembakarannya. Udara panas yang diperoleh dari
pengeringan langsung dibuang ke udara melalui saluran pembuangan udara. Alat
pengatur suhu ( Thermostat ) digunakan agar suhu mencapai 60[ºC], selenioda
valve berfungsi untuk menutup katupnya sehingga aliran gas akan tertutup dan
hanya menyisakan sedikit aliran gas dan api tidak padam pada pipa api. Selain itu,
hal ini bertujuan agar ikan tidak gosong sehingga kandungan protein, karhohidrat,
dan mineral yang terdapat pada ikan tidak berkurang. Model pengering ini dibuat
dengan dimensi panjang 600 [mm], lebar 600 [mm], dan tinggi 1750 (mm),
dengan menggunakan gas berukuran 3 [Kg]. Kapasitas maksimum ikan basah
adalah 12 [Kg] dengan lama pengeringan 2 [Jam]. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa model ini dapat mengeringkan ikan menjadi 2,5 [Kg] ikan
kering.
Kata kunci : Model Pengering, Perpindahan Panas, Ikan
xi
ABSTRACT
DESIGN OF FISH DRYER
CAPASITY 12 KG / 2 HOURS
Conventional drying techniques relying on sunheated or dried in open air
are considered unhygienic, consuming long drying times, and reduce degrade
product quality and production capacity. Based on the above problems, an
innovation was obtained to design fish dryer model with gas-generated heat
source for fish drying to be optimally and assist fishers and fish businessmen. Fish
to be dried in wet conditions, then it was dried by using hot pipe as a source of
heat and gas as a source of combustion energy. The hot air obtained from direct
drying is discharged into the air through an air exhaust. The temperature
controller (Thermostat) is used for controlling the temperature up to 60 ° C, the
selenioda valve function to close the valve so that the gas stream will be closed
and leaving only a little gas flow and the fire does not extinguish on the hot pipe.
In addition, the fish is not charred so that the protein, carbohydrates, and
minerals found in the fish is not reduced. This drying model is made with the
length of 600 [mm], width 600 [mm], and height 1750[mm], using a gas of 3
[Kg]. Maximum capacity of wet fish is 12 [Kg] with 2 drying time [Hour]. The
results obtained show that this model can dry result 2,5 [Kg] dry fish.
Keywords: Dryer Model, Heat Transfer, Fish
xii
DAFTAR ISI
xv
E. Istilah – Istilah Suhu 12
1. Suhu Bola Kering 12
2. Suhu Bola Basah 13
3. Proses Kelembaban Udara 13
xvi
1. Biaya Pembelian Bahan Teknik 34
2. Biaya Pembuatan 37
3. Harga Jual Model Pengering 38
4. Analisa Titik Impas 38
BAB V PENUTUP 45
A. Kesimpulan 45
B. Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pekerja yang ada di suatu
daerah penjemuran ikan (Desa. Pantai Labu, Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang )
penulis mendapatkan informasi bahwa biaya untuk pengeringan ikan cukup besar,
karena metode pengeringan yang mereka pakai adalah cara tradisional yaitu
dengan penjemuran ikan langsung di bawah sinar matahari. Biaya operasional
dengan cara ini relatif mahal, karena mereka harus mengeluarkan biaya untuk
menyewa lahan untuk tempat pengeringan, kemudian mereka juga membiayai
sejumlah pekerja yang bertugas untuk menjemur dan mengangkat ikan tersebut.
Proses pengeringan ikan yang digunakan saat ini pada umumnya dilakukan
dengan menjemur produk dalam suatu alas plastik yang lebar (tenda biru) di
tempat terbuka dengan bantuan panas matahari. Dengan metode pemanasan
seperti di atas banyak terdapat kendala yang timbul seperti tidak stabilnya kondisi
lingkungan, lamanya waktu pengeringan sehingga ikan sangat cepat mengalami
proses pembusukan (highly perisable) dan kebersihan dari produk karena debu
yang beterbangan dan sangat tergantung pada kondisi cuaca sehingga dapat
menurunkan produktivitas dari industri dan nelayan ini. Dan masalah lain adalah
jika ikan tersebut tidak kering dalam suatu hari mereka harus menggarami lagi
dan dimasukkan ke gudang dingin (cool storage) bisa dengan menggunakan es
batu sehingga menambah biaya.
1
mempercepat pengeringan, menambah cita rasa serta menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk pada ikan.
Salah satu produk perikanan pantai yang penting adalah ikan makia atau
ikan pakang, karena terdapat di seluruh pantai Indonesia. Menurut data statistik
dari Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara, produksi ikan setiap tahunnya
mengalami kenaikan dari 508.395 ton pada tahun 2013, dan 484.313 ton pada
tahun 2014 menjadi 494.724 ton pada tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Didasari dengan latar belakang diatas, dimana para nelayan selalu
mengalami hambatan dalam mengeringkan ikan, seperti cuaca yang tidak
mendukung, kebersihan yang kurang terjamin, maka penulis membuat suatu alat
pengering ikan dengan sirkulasi udara basah sehingga masalah – masalah yang
dihadapi dalam pengering ikan dapat diatasi. Di dalam laporan Tugas Akhir ini
yang dibahas adalah: prinsip kerja, komponen – komponen utama, perhitungan
performansi teknis, proses pembuatan dan tinjauan biaya pembuatan dan analisa
biaya.
C. Tujuan
Tujuan dari Tugas Akhir ini yang berjudul alat pengering ikan sesuai
dengan perancang adalah sebagai berikut:
1. Untuk membantu industri menengah dan para nelayan dalam
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya serta meningkatkan
produktivitas dari industri sehingga lebih banyak menyerap ikan hasil
tangkapan dari nelayan.
2
2. Agar penulis mampu merancang suatu peralatan/ mesin walaupun
hanya berupa konsep dengan prinsip kerja yang sederhana, efisien,
praktis serta biaya pembuatan yang murah.
3. Mengetahui berapa besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk
menguapkan kadar air pada ikan.
4. Mengetahui berapa besarnya energi kalor yang diperlukan untuk
pengoperasian alat pengering ikan.
5. Membuat alat untuk pengering ikan.
D. Manfaat
Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis sendiri, dimana dalam tugas akhir ini penulis dapat menambah
wawasan tentang pengering ikan dan mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan di Politeknik Negeri Medan.
2. Pemerintah, untuk mendukung pengembangan teknologi bagi para
nelayan untuk pembangunan nasional.
3. Bagi mahasiswa lain yang akan membahas judul yang sama
4. Masyarakat nelayan dan pengusaha yang membutuhkan