You are on page 1of 71

Kesehatan Reproduksi Remaja

Pengertian kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan


kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya.

Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna
fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses.

Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut: 1) Hak
seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta
mempunyai kapasitas untuk bereproduksi; 2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau
seberapa banyak melakukannya; 3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi
maupun kultural; 4) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai
sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.

Kesehatan Reproduksi Remaja


Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk
bagi kesehatan repoduksi yaitu :

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang


rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta
lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada
kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi
reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan
yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dsb).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual, dsb).

Read more: http://belajarpsikologi.com/kesehatan-reproduksi-remaja/#ixzz1k9ZwJ9ng


DAFTAR TILIK MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN

DAN MENGENAKAN POPOK

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (jika harus berurutan) atau tidak dikerjakan.

2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika
harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah.

3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan
(jika harus berurutan).

DAFTAR TILIK MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN

DAN MENGENAKAN POPOK


LANGKAH/TUGAS KASUS
Persiapan
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air

1. Siapkan keperluan mandi seperti :

- Pakaian bersih

- Popok

- Alat perekat

- Sabun

- Handuk

- Selimut
1. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
1. Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi

1. Lepas pakaian bayi

1. Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan agar


air mandi tetap segar

Memandikan
1. Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka, tali
pusat dan tubuh bayi

1. Letakkan bayi pada selembar handuk

1. Sabun di sebelah bak mandi. (jangan memberi sabun pada muka


dan cuci mukanya dahulu sampai bersih)

1. Jika bayi laki-laki, tarik kulup (prepusium) ke belakang dan


cucilah lipatan-lipatan pada penis

1. Bilaslah sabun dengan cepat, sambil menyangga kepala dan


terutama punggung bayi. Tidak perlu menghilangkan verniks,
yaitu zat berwarna putih dan lengket pada kulit bayi, terutama
pada lipatan-lipatan kulit. Verniks ini berfungsi memberikan
perlindungan dan akan diserap oleh tubuh dalam waktu singkat.

DAFTAR TILIK MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN

DAN MENGENAKAN POPOK


LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat
dan kering

1. Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering
(singkirkan handuk basah ke pinggir)

Mengenakan Popok
1. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat

1. Jika menggunakan peniti, tusukkan jauh dari perut untuk


menghindari terbuka sendiri

1. Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa tali


pusat
1. Kenakan celana plastik jika terdapat ruam atau gangguan kulit

1. Kenakan pakaian yang bersih dan kering

1. Serta bungkuslah dalam selimut yang bersih dan kering


DAFTAR TILIK PERAWATAN TALI PUSAT

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (jika harus berurutan) atau tidak dikerjakan.

2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika
harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah.

3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan
(jika harus berurutan).

DAFTAR TILIK PERAWATAN TALI PUSAT


LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun

1. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan
betul-betul

1. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena


udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar

1. Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat

1. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul

1. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat

Catatan :
Dec

Daftar tilik perawatan tali pusat


MEIRLINDYA NURAFITYA SARI NIM : 201110104207
MEDIA BELAJAR SKILL LAB
DAFTAR TILIK PERAWATAN TALI PUSAT
No Langkah/Tugas Nilai
0 1 2
1 Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
2 Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan betul-
betul
3 Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara
4 Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat
5 Jika tali pusat tekena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih,
kemudian dikeringkan benar-benar kering
6 Cuci tangan kembali setelah mebersihkan tali pusat

Purwokerto, …….
Evaluator
(………..)
Keterangan
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan tetapi tidak sempurna
= Dilakukan dengan sempurna
Nilai = Jumlah total x 100
12
Nilai ≤ 70, Mahasiswa harus mengulang
Nilai ≥ 70, Mahasiswa dinyatakan lulus

Posted 9th December 2011 by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta


Labels: MEIRLINDYA NURAFITYA SARI
0

Add a comment
Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Classic

 Classic
 Flipcard
 Magazine
 Mosaic
 Sidebar
 Snapshot
 Timeslide

1.

Jan

12

ANNISA EKA NUR ALFIKA-21110104240

ANNISA EKA NUR ALFIKA


201110104240

URAIAN MATERI
“Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil“

A. Pemeriksaan Fisik Ibu hamil


Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita hamil untuk
memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas medis atau penyakit.
Prinsip melakukan pemeriksaan fisik :
1. Cuci tangan sesaat sebelum pemeriksaan.
2. Yakinkan jari-jari kita bersih dan kuku pendek agar tidak melukai.
3. Hangatkan tangan sebelum menyentuh klien dengan menggunakan air hangat atau
dengan menggosok-gosokkan kedua tangan atau dengan mendekatkan pada lampu.
4. Jelaskan klien secara umum tentang apa yang akan kita lakukan, dan secara spesifik
jika akan melakukan. Biarkan klien mengetahui bagian mana yang disentuh, apa yang
ingin dilakukan, apakah pemeriksaan ini membuat perasaan tidak nyaman.
5. Gunakan sentuhan yang lembut, tetapi tidak menggelitik klien dan cukup kuat untuk
memperoleh informasi.
6. Buka hanya daerah yang diperiksa, dan tutup daerah yang lain.
7. Atur pemeriksaan sesuai ketentuan berikut ini.
a. Mulai dari kepala baru kaki.
b. Batasi gerakan pasien (misal ketika pasien dalam posisi duduk, bidan dapat
memeriksa payudara juga dapat mendengarkan suara paru-paru dari punggung, lihat dan
raba tulang belakang yang salah bentuk).
c. Tunggu sampai akhir pemeriksaan untuk menyentuh bagian tubuh yang akan
mengharuskan bidan harus mencuci tangan kembali (misal telapak kaki pasien).
d. Pastikan bahwa pemeriksaan selalu memperhatikan prinsip pencegahan infeksi dan
menggunakan cara yang sama pada setiap pasien. Hal ini membantu bidan mengingat
langkah-langkah.
e. Pada pemeriksaan fisik waspadai ketidaksesuaian antara cerita klien dan hasil
pemeriksaan fisik.
f. Diskusikan dengan klien tentang hasil temuan. Jika didapatkan normal beri tahu
bahwa normal, jika ada kelainan beri tahu bahwa ada kelainan.
Berikut adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan.
1. Pengukuran fisik/tanda-tanda vital.
a. Tekanan darah.
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tensi sebelum
hamil, menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan).
b. Suhu.
c. Nadi.
d. Pernapasan.
e. TB (tinggi badan).
f. BB sebelum hamil dan pada saat pemeriksaan.
Walaupun prognosis kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk kurang baik
dibandingkan dengan orang yang normal beratnya, dalam menimbang seseorang bukan
beratnya saja yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat badan setiap kali ibu
memeriksakan diri. Berat badan dalam triwulan ke III tidak boleh tambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas
disebabkan oleh penimbunan (retensi) air disebut Praeoedema.
2. Pemeriksaan umum
a. Kesesuaian penampakan usia.
b. Status gizi umum.
c. Penampakan status kesehatan.
d. Tingkat emosi, kesesuaian mood (ansietas, depresi), orientasi waktu, tempat, orang,
ingatan, proses logika, perilaku umum (seperti bersahabat, kooperatif, menolak).
e. Temuan kegagalan sistem, seperti sianosis, distres pernapasan, batuk persisten,
abnormalitas suara dan bicara, wajah asimetris, abnormalitas tulang.
f. Postur tubuh, gaya berjalan, dan gerakan tubuh.
3. Kepala dan leher.
a. Apakah ada edema pada wajah, adakah chloasma gravidarum.
b. Pada mata: adakah pucat pada kelopak mata bawah, adakah kuning/ikterus pada
sklera.
c. Hiding : adakah pernapasan coping hidung, adakah pengeluaran sekret.
d. Apakah wajah pucat, keadaan lidah, adakah gigi yang berlubang.
e. Telinga : ketajaman pendengaran secara umum, luka, dan pengeluaran dari saluran
luar telinga (bentuk dan warna).
f. Leber : adakah pembesaran kelenjar timid, adakah pembesaran pembuluh limfe.
4. Payudara
a. Memeriksa bentuk, ukuran, dan simetris atau tidak.
b. Puting payudara menonjol, datar, atau masuk ke dalam.
c. Adakah kolostrum atau cairan lain dari puting susu.
d. Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, periksa payudara untuk
mengetahui adanya retraksi atau dimpling.
e. Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis dari arah payudara dan
aksila, kemungkinan terdapat: massa atau pembesaran pembuluh limfe.
5. Abdomen.
a. Bentuk pembesaran perut (perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat,
tampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim).
b. Adakah bekas operasi.
c. Linea nigra, striae abdomen.
d. Ukur TFU, hitung TBJ.
e. Letak, presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin.
f. DJJ dan gerakan janin.
(Catatan: teknik palpasi clan auskultasi abdomen dibahas sendiri di lampiran pada
halaman belakang)
6. Tangan dan kaki/ekstremitas.
a. Edema.
Edema seharusnya tidak ada pada pengkajian awal, tetapi dapat terjadi ketika kehamilan
berlanjut. Edema fisiologis terjadi setelah bangun pagi dan makin parah pada siang hari.
Ini sering dikaitkan dengan aktivitas fisik dan cuaca panas. Edema dalam kehamilan
dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum/keracunan kehamilan atau oleh tekanan
rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki,
tetapi juga oleh hipovitaminose B1, hipoproteinaemia, dan penyakit jantung.
b. Apakah kuku jari pucat.
c. Varises.
Varises ini union terjadi pada kehamilan dan merupakan predisposisi untuk menyebabkan
trombosis vena profunda. Ibu harus ditanya kemungkinan adanya sakit pada kaki. Area
kemerahan pada betis mungkin terjadi karena varises, flebitis, atau trombosis vena
profunda.
d. Suhu/kehangatan.
e. Refleks patella.
7. Genitalia eksterna.
a. Lihat adanya tukak/luka, varises, cairan (warna, konsistensi, jumlah, ban).
b. Dengan mengurut uretra dan skene adakah cairan atau nanah.
c. Kelenjar Bartholini adakah pembengkakan, massa atau kista, dan cairan.

8. Genitalia interna.
a. Dinding vagina : cairan atau darah, luka.
b. Serviks: adakah cairan atau darah, luka/lesi, serviks sudah membuka atau belum,
nyeri goyang atau tidak.
c. Uterus: ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, massa.
9. Pemeriksaan panggul.
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah
diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesis mengenai persalinan
yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul.
Tujuan:
Mengetahui diagnosis prognosis jalannya persalinan dan keadaan panggul. Indikasi:
a. Primigravida kepala belum masuk pada bulan terakhir (usia 36 minggu).
b. Multigravida jika persalinan yang lalu riwayat obstetri jelek (ROJ).
c. Ada kelainan letak pada hamil tua.
d. Jika ada kelainan misalnya kifosis, skoliosis, jalan pincang atau cebol.
1) Pemeriksaan panggul dengan cara pandang.
a) Pasien sangat pendek.
b) Berjalan pincang.
c) Terdapat kelainan punggung seperti kifosis dan lain-lain.
2) Pemeriksaan panggul dengan periksa raba.
a) Pada primigravida kehamilan 36 minggu kepala belum masuk.
b) Primigravida kehamilan aterm ada kelainan letak.
c) Perasat Osborn positif
3) Pengukuran panggul luar.
Menggunakan alas berupa jangka panggul Martin.
Nama Ukuran Panggul Cara Ukur Ukuran Normal
Distansia spinarum (DS) Jarak antara spina iliaka anterior superior (SIAS) kanan dan
kiri 23-26 cm
Distansia cristarum (DC) Jarak terjauh antara crista illiaka kanan dan kiri, terletak kira-
kira 5 cm di belakang SIAS 26-29 cm
Conjugata eksterna/Boudeloque (CE) Jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung
procesus spinanosus vertebrata lumbal V. 18-20 cm
Distansia tuberum Ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber
iskhiadikum kanan dan kiri 10,5-11 cm
Lingkar panggul (LP) Menggunakan pita pengukur, diukur dari tepi atas simfisis pubis,
dikelilingkan ke belakang melalui pertengahan antara SIAS dan trochanter mayor skanan,
ke ruas lumbal V dan kembali sepihak 80-90 cm
4) Pengukuran panggul dalam.
Memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan toucher karena
ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir. Biasanya dilakukan pada
kehamilan 8 bulan.
a) Persiapan alas.
- Alat-alat untuk vulva higiene.
- Alat-alat untuk periksa dalam.
- Minyak steril.
- Pita pengukur.
- Bengkok untuk tempat kotoran.
b) Persiapan pasien.
- Pasien diberitahu dan mengatur posisi litotomi atau dorsal recumbent.
- Kandung kemih dikosongkan.
- Memberikan rasa aman dan nyaman, serta menjaga privasi.
c) Langkah-langkah.
- Vulva dibersihkan dengan kapas DTT.
- Memakai sarong tangan.
- Tangan masuk secara obstetrik.
- Tangan luar diletakkan di atas simfisis.
- Memeriksa keadaan panggul (dapat dilihat pada label di bawah ini).
- Merapikan pasien dan mencuci tangan.
Bagian Panggul Temuan Normal
Promontorium Tidak tercapai
Linea innominata Teraba sepertiga bagian
Sakrum Konkaf atau cekung dalam arah atas bawah kiri dan kanan
Spina iskiadika Tidak menonjol
Dinding sampai panggul Konvergen
Conjugata diagnosis (diukur dari tepi bawah simfisis ke promontorium) 12,5 cm
Conjugata vera (ukuran dari tepi atas simfisis ke promontorium) Conjugata diagonalis –
15cm = 11 cm
Arcus pubis 90 derajat
Diantatia tuberum (jarak antar tuberosis ischi) 10,5 – 11 cm

10. Pemeriksaan penunjang.


a. Pemeriksaan laboratorium.
Pada tempat berbeda, pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada wanita hamil
berbeda. Di banyak tempat di Indonesia wanita hamil diperiksa urinenya untuk
mengetahui kadar protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui faktor
rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella. Jenis tes dalam daftar berikut yang
dicetak tebal adalah tes yang paling penting.
Tes Lab Nilai normal Nilai tidak normal Diagnosa / Masalah terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 < 10,5 Anemia
Protein Terletak/negatif
Bening/negatif > atau = 2 + Keruh (positif) Protein urine
Glukosa dalam urine Warna hijau Kuning oranye, coklat Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor reshuh Rh + Rh - Rh sensitization
Golongan darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika ibu terinfeksi
Feses untuk ova/telur cacing dan parasit Negatif Positif Anemia akibat cacing
(cacing tambang)

b. Pemeriksaan Rontgen.
Pemeriksaan rontgen baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena
sebelum bulan ke-IV rangka janin belum tampak dan pada hamil muda pengaruh sinar
rontgen terhadap janin lebih besar. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut.
1) Diperlukan tanda pasti hamil.
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
3) Mencari sebab dari hidramnion (gemelli, anencephal).
4) Untuk menentukan hamil kembar.
5) Untuk menentukan kematian anak dalam rahim.
Untuk menentukan kelainan anak (hidrocephalus, anencephalus).
6) Untuk menentukan bentuk dan ukuran panggul.
c. Pemeriksaan USG.
Kegunaan utama USG adalah sebagai berikut
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan.
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.
3) Diagnosis dari malformasi janin pendarahan pervaginam dengan penyebab yang
tidak jelas.
4) Mengetahui posisi plasenta
5) Mengetahui adanya kehamilan ganda
6) Mengetahui adanya hidramnion dan oligohidramnion
7) Mengetahui adanya IUFD (Intra Uteri fetal Distsress)
8) Mengetahui presentasi janin pada kasus yang tidak jelas
9) Mengevaluasi pergerakan janin dan detak jantung janin
10)Mendiagnosis adanya keabnormalan pada uterus dan pelvis
selama kehamilan

Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Add a comment

2.

Jan

12

MDGS Rendika Dara B/ F/ 201110104277

MDG’S
Sasaran Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau
disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang
mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada
tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta
ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. [1]
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York
tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran
pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. [2] Penandatanganan deklarasi ini
merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari
separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk
menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua
tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga
separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Sasaran
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar
semua negara:
[sunting] Memberantas kemiskinan dan kelaparan
• Pendapatan populasi dunia sehari $1.
• Menurunkan angka kemiskinan.
[sunting] Mencapai pendidikan untuk semua
• Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
[sunting] Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan
• Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan
pada tahun 2015.
[sunting] Menurunkan angka kematian anak
• Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di
bawah 5 tahun.
[sunting] Meningkatkan kesehatan ibu
• Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.
[sunting] Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
• Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran
HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
[sunting] Memastikan kelestarian lingkungan hidup
• Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan
setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
• Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang
tidak memiliki akses air minum yang sehat.
• Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah
kumuh.
[sunting] Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
• Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan
secara nasional dan internasional.
• Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini
termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan
hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi;
dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk
mengurangi kemiskinan.
• Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-
negara berkembang.
• Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang
melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang.
• Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
• Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting
yang terjangkau dalam negara berkembang
• Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan
dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
[sunting] Sasaran Pembangunan Milenium Indonesia
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat
laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas
dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG
pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan
tersebut. Laporan Sasaran Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal
pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan
pencapaian sasaran MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya
menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan
meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang
dibutuhkan untuk memenuhi sasaran-sasaran ini. Dengan tujuan utama mengurangi
jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan
2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai
tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.[2]
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah
memiliki komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini dan dibutuhkan kerja keras serta
kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan
lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian
kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk
perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi
Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik. [3] [4]
SASARAN MDG’S
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Sasaran Pembangunan Milenium pada tahun
2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban
pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan,
kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan
pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008,
beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan
jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu
yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun
drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah
pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development
(INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara
Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan
utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official
development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia [5]. Menanggapi
pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban
mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG di tahun 2015 serta beban
pembayaran utang diambil dari APBN di tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg
PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak
tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga
2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah
berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan.
Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen
dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih
di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara
yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7
persen. [6]
Evaluasi Program MDGs
Hasil dari seluruh kegiatan tersebut adalah:
1. Terselenggaranya training, FGD dan dialog public di Bali, Kalimantan Tengah dan
Sumatra Selatan
2. Tersusunnya profil pencapaian MDGs di 3 wilayah yang cukup komprehensif
memuat data dan program pencapaian MDGs di masing-masing wilayah. Meski belum
sepenuhnya sempurna mengingat minimnya ketersediaan data terutama untuk data-data
kematian bayi dan ibu melahirkan serta data tentang kelestarian hidup dan kemitraan
global, namur profil ini dapat menjadi salah satu sumber untuk memahami sejauh mana
pencapaian MDGs di Bali, Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan
3. Tersedianya materi untuk sosialisasi MDGs berupa kumpulan materi-materi pada
penyelenggaraan kegiatan training, FGD dan dialog publik yang dapat digunakan oleh
berbagai pihak untuk mensosialisasikan isu MDGs. Materi-materi tersebut terdiri dari 1
(satu) makalah tentang sejarah MDGs dan seluruh upaya yang telah dilakukan untuk
pencapaiannya; 1 (satu) makalah tentang MDGs dan Good Governance; 1 (satu) bahan
presentasi tentang indikator-indikator pencapaian MDGs; 1 (satu) bahan presentasi
tentang hubungan antara MDGs dan Good Governance dan 1 (satu) bahan presentasi
tentang kartu penilaian MDGs dan 1 (satu) makalah tentang hasil penilaian pencapaian
MDGs.
4. Tersempurnakannya kartu penilaian hasil uji-coba di 3 (tiga) wilayah. Kartu
penilaian final ini merupakan hasil revisi berdasarkan input-input yang diperoleh saat
dilakukan simulasi di Bali dan Kalimantan Tengah sehingga ketika diterapkan di Sumatra
Selatan, para peserta relatif tidak menemui banyak kesulitan saat mengisinya. Perubahan
tersebut meliputi penambahan indikator-indikator pencapaian MDGs untuk
mempermudah pemahaman peserta, penambahan ruang untuk informasi dan data
berdasarkan profil daerah serta perubahan kelompok dari yang semula adalah 4 kelompok
menjadi 6 kelompok.
5. Diterimanya kartu penilaian (report card) sebagai perangkat monitoring kinerja
pemerintah dalam capaian MDGs. Dengan segala keterbatasan, penerimaan hasil
penilaian masyarakat sipil terhadap tingkat pencapaian MDGs sangat dirasakan di
Kalimantan Tengah pada saat dialog publik.
6. Terbentuk dan terkuatkannya jaringan multistakeholders tingkat propinsi dan
kabupaten
7. Terkuatkannya kapasitas tim lokal dalam memahami isu MDGs sekaligus
mensosialisasikannya ke publik yang lebih luas, di samping terkuatkannya ketrampilan
dalam hal pengelolaan kegiatan, membangun jaringan dan advokasi untuk isu MDGs.
8. Terbangunnya kesadaran di kalangan pemerintah lokal tentang pentingnya
mengintegrasikan MDGs kedalam kebijakan pembangunan dan pembudgetannya.
Kesadaran ini diketahui secara jelas pada saat evaluasi program di Bali dan Kalimantan
Tengah.
9. Pemerintah lokal mendapatkan indikator yang lebih jelas dalam mengukur
keberhasilan pembangunan di daerahnya. Outcome ini terutama diketahui pada saat
sesudah melakukan training sosialisasi kartu penilaian pencapaian MDG di Karangasem,
Bali.
10. Terbangunnya hubungan dan koordinasi yang lebih baik di dalam pemerintah lokal
dan dengan beberapa komponen masyarakat sipil (ORNOP, KSM, dan Media) dalam
forum multi-stakeholder untuk memonitoring capaian MDGs.
11. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan MDGs sebagai alat pemenuhan hak dasar
manusia, dan terbukanya ruang partisipasi publik dalam proses monitoring dan evaluasi
atas program – program pembangunan, terutama yang terkait dengan pelayanan publik.
12. Adanya inisiatif untuk mengadvokasikan dan memonitoring capaian MDGs di
wilayahnya. Inisiatif untuk melakukan advokasi dan monitoring muncul dari para peserta
yang terlibat di semua daerah (Sumatera Selatan, Bali, dan Kalimantan Tengah). Mereka
bersepakat bahwa upaya percepatan MDGs dapat terjadi apabila terjadi proses kontrol
dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam melakukan
monitoring dan evaluasi. Monitoring tersebut tidak bertumpu pada pencarian kesalahan
melainkan menemukan rekomendasi-rekomendasi apabila program-program yang ada
ternyata tidak sejalan dengan pencapaian MDGs.
13. Tersosialisasikannya MDGs dan isu-isunya ke Publik melalui media cetak dan
elektronik dan adanya kesediaan dari media massa untuk terlibat dalam kampanye MDGs
selanjutnya di daerah. ***
Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Add a comment

3.

Jan

11

TUBEKTOMI

TUBEKTOMI

Keluarga berencana (KB) kini diidentifikasikan kembali dalam arti luas. Sejak
diberlakukannya Undang-Undang No 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, gerakan KB melangkah lebih maju
lagi. KB dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedualian dan peran serta masyarakat
melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB yang dibolehkan syariat
adalah usaha pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan
sementara atas kesepakatan suami dan istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk
kepentingan keluarga, dengan demikian KB di sini mempunyai arti sama dengan tanzim
al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya tanzim al nasl bukan tahdid al nasl
(pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi. Demikian uraian
singkat panduan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi penyuluh agama dalam
buku Membangun Keluarga Sehat dan Sakinah dengan judul Islam dan Keluarga
Berencana.

Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam adalah tindakan yang tidak
didasari medis dan syariy. Adapun aborsi yang dilakukan tas dasra indikasi medis, seperti
untuk menyelamatkan jiwa ibu, diperbolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan
pemandulan. Jika dilakukan dalam keadaan darurat karena alas an medis, seperti
pemandulan pada wanita yang terancam jiwanya jika dia hamil atau melahirkan maka
hukumnya mubah (boleh). KB dalam pengertian yang telah disebutkan tadi, sudah
banyak difatwakan oleh individu ulama maupun lembaga-lembaga keislaman tingkat
nasional dan internasional. Dengan demikian dapat dimpulkan bahwa kebolehan KB
dengan pengertian atau batasan tersebut sudah hamper menjadi ijma ulama. Majelis
Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Munas Ulama
tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan pada 1983. Meski secara teoritis
telah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti tanzim al nasl tetapi tetap
harus memperhatikan jenis dan cara kerja alat atau metode kontrasepsi ysng akan
digunakan untuk ber-KB. Persoalan kemudian yang muncul, bolehkah pasangan suami-
istri membatasi atau mengatur jumlah keturunannya? Islam menganjurkan untuk
memperbanyak keturnan dan mensyukuri setiap anak yang lahir laki-laki maupun
perempuan.

Prof Dr Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar mengatakan, Bahkan banyak ibu yang
subur melahirkan tahun ini melahirkan tahun depan; melahirkan yang satu lagi dan
menyusukan pula sesudah itu, sehingga tahun ini beranak tahun depan menyusukan. Kian
lama anak kian banyak dan badan pun kian lama kian lemah Di bagian II buku ini juga
disajikan pengertian keluarga perspektif Islam, penciptaan manusia, metode amenorea
laktasi (MAL), dan metode KB alamiah. Juga disajikan sejumlah metode kontrasepsi,
misalnya senggama terputus, pil KB, suntik, susak KB (implant), kondom, IUD,
tubektomi (metode operasi wanita), dan vasektomi (motode operasi pria). Dan tak kalah
pentingnya masalah perkembangan kontraepsi terkini dan optimalisasi program KB.
Pendidikan seks sementara itu bagian II dengan judul Peningkatan Kesehatan Ibu dan
Anak. Di bagian II buku ini dibahas mengenai kondisi kesehatan ibu di Indonesia,
persiapan kehamilan dan saat kehamilan, persiapan persalinan dan persalinan, dan
pascapersalinan (masa nifas). Juga menjelaskan mengenai pascakeguguran, KB masa
persalinan dan pascakeguguran, manfaat KB terhadap kesehatan ibu, bayi, dan anak serta
kondisi kesehatan bayi dan anak. Bagian III menyajikan subjudul Kesehatan Reproduksi
Remaja menampilkan ciri-ciri perkembangan remaja, dampak globalisasi terhadap
permasalahan remaja, pendidikan seks menurut Islam dan remaja berkualitas penentu
masa depan umat. Kiranya perlu diungkap sekilas di sini mengenai pendidikan seks
menurut Islam. Islam mengajarkan metode pendidikan seks yang sempurna bagi orang-
orang yang beriman. Pendidikan seks yang digariskan Islam antara lain bertujuan untuk
mempertahankan dan mengembangkan fitrah, kehormatan dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berkedudukan mulia.

Tubektomi: menutup saluran tuba palopii, sehingga tidak perlu memakai alat
kontrasepsi serta dapat menghambat penyakit kebidanan/kandungan

Penggunaan Kontrasepsi menurut Usia :

1. Umur ibu kurang dari 20 tahun. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. Penggunaan
kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi
sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR
kurang dianjurkan. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
2. Umur ibu antara 20-30 tahun, merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan
melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai
pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun, pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant.
Kondom bisa merupakan pilihan kedua. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan
cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral,
kondom, maupun pil dalam arti mencegah.
Ada sebuah pelajaran menarik dari praktik KB, tubektomi. Ini adalah pelajaran
kehidupan yang pernah dialami oleh sebuah pasangan suami-isteri. Di balik keputusan
melakukan tubektomi ternyata meninggalkan prahara berkepanjangan. Semoga kita
cukup bijaksana untuk mengambil hikmah.
Di antara cara-cara KB, metode tubektomi termasuk yang paling ekstrem.
Biasanya, alat kontrasepsi fisik dipakai untuk mencegah pertemuan antara sel telur
dengan sperma, ketika hubungan seks dilakukan. Sedangkan kontrasepsi kimiawi bekerja
melemahkan kesuburan seorang wanita, sehingga sel telur yang dihasilkan tidak bisa
menghasilkan pembuahan (fertilisasi). Cara kimiawi dilakukan dengan meminum pil
sesuai jadwal harian, suntik, atau menanam implant (susuk) di tubuh seorang ibu. Kalau
IUD (spiral), sifatnya mencegah pertemuan sel telur dan sperma dengan meletakkan alat
tertentu dalam saluran rahim wanita. Adapun tubektomi sifatnya mematikan saluran
penghasil sel telur itu sendiri. Caranya bisa memutus saluran sel telur, atau mengikat
saluran tersebut agar tersumbat. Tentu saja tubektomi hanya bisa dilakukan dengan cara
operasi terlebih dahulu

Dalam kamus Oxford dijelaskan, metode vasektomi kebalikan dari cara di atas.
Vasektomi dikenakan kepada kaum pria, untuk memutus saluran spermanya, sehingga dia
tidak pernah lagi menghasilkan sperma. Vasektomi untuk kaum laki-laki, sedangkan
tubektomi untuk kaum wanita.

Pernah ada seorang ibu yang memiliki tingkat kesuburan tinggi. Setelah bertahun-
tahun menikah, dia dikaruniai 7 orang anak laki-laki dan wanita. Belum termasuk anak
yang meninggal akibat keguguran atau meninggal di usia kecil. Karena suaminya seorang
PNS, sepertinya ada rasa malu dengan memiliki anak banyak. Apalagi ketika lahir anak
ke-7 di saat usia mereka sudah tua. Ia terjadi sekitar 18 tahun lalu. Sang suami waktu itu
sudah berusia 60 tahunan.

Mungkin karena saran dokter, tekanan atasan, atau karena rasa malu kepada
lingkungan sekitar, sang suami tanpa seijin isterinya langsung memutuskan operasi
tubektomi bagi isterinya. Tentu saja pihak dokter mau saja, sebab semakin banyak
operasi semakin besar uang mengalir. Operasi tubektomi pun dilakukan tidak lama
setelah kelahiran bayi. Dalam operasi itu sang isteri masih belum mengetahui apa yang
terjadi. Dan lebih penting lagi, dia belum memahami konsekuensi dari operasi KB yang
sangat serius itu.
Saudaraku, di saat-saat selanjutnya kita seperti lagi membaca sebuah cerita horor
yang menakutkan. Segalanya serba dramatis, keras, penuh gejolak. Sebelum saya
teruskan, cobalah Anda mengambil nafas dalam-dalam, khawatir Anda terlalu berat
mendengar cerita ini. Sebenarnya, semua ini aib yang tidak perlu diungkap; tetapi demi
memberi nasehat dan peringatan, ia tetap perlu diungkapkan. Tujuannya agar kejadian
dramatis itu tidak menimpa rumah-tangga kita.

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas


(kesuburan) seseorang perempuan.

Jenis

 Minilaparotomi
 Laparoskopi
Mekanisme Kerja

Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

Keuntungan Kontrasepsintungan Kontrasepsi

 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan)
 Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
 Tidak bergantung pada faktor senggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium)

Keuntungan Non KontrasepsiKontrasepsi

Berkurangnya risiko kanker ovarium


Keterbatasan

Keterbatasan

 Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat


dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi
 Klien dapat menyesal di kemudian hari
 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
 Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk
proses laparoskopi)
 Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Labels: DINA MURNI PUJIATI 201110104245

Add a comment

4.

Jan

10

IIN SINDAWATI/201110104257/F/FAKTOR YANG DAPAT


MENYEBABKAN KURANG GIZI PADA ANAK BALITA

FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN KURANG GIZI PADA ANAK

BALITA
BY: IIN SINDAWATI

201110104257/F

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dalam kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan

yang optimal. Arah kebijaksanan mempertinggi derajat kesehatan, termasuk keadaan gizi

masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kecerdasan dan

kesejahteraan pada umumnya (Suhardjo, 2003: 3).

Secara umum terdapat 4 masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu, KVA

(Kurang Vit A), kurang yodium (Gondok Endemik), kurang zat besi (Anemia Gizi Besi),

dan KEP (Kekurangan Energi Protein). Akibat dari kurang gizi ini, tingkat kerentanan

terhadap penyakit-penyakit infeksi meningkat dan dapat menyebabkan kematian pada

balita (Moehji, 2002).

Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang

mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang
tidak mencukupi kebutuhan badan. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi,

kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi adalah balita (1-5

tahun), sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang

relatif pesat (Soegeng Santoso dan Anne Lies. 2003 : 88).

Pada masa tumbuh kembang, balita harus mendapat gizi yang cukup. Ini

dikarenakan interaksi antara gizi dan infeksi yang menyebabkan berkurangnya status gizi

dan kerentanan terhadap terjadinya infeksi itu sendiri. Gizi kurang disertai infeksi akan

memperburuk derajat infeksi yang terjadi serta meningkatkan kejadian infeksi berulang

(Keusch, 2003).

Menurut Unicef (1998), penyebab langsung masalah gizi adalah asupan gizi dan

infeksi penyakit. Asupan gizi dan infeksi penyakit tersebut dipengaruhi oleh penyebab

tidak langsung yaitu ketersediaan pangan di rumah, perilaku atau asuhan ibu dan anak,

pelayanan kesehatan dan sebagainya.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) berdasarkan

kekurangan gizi dan aspek kesehatan, Indonesia dikelompokkan sebagai negara dengan

angka kejadian kekurangan gizi yang tinggi. Secara nasional, sebanyak 110 kabupaten di

Indonesia mempunyai prevalensi kurang gizi di atas 30% (Nurhayati, 2007). Data Riset

Kesehatan Dasar tahun 2007 Departemen Kesehatan, prevalensi gizi kurang di Indonesia

mencapai 18.4 %. Angka kemiskinan yang parah, ikut menjadi penyebab meningkatnya

jumlah bayi yang mengalami gizi buruk.


Hasil laporan Kabupaten Jawa Tengah perkembangan kasus gizi buruk pada akhir

tahun 2004, jumlah kasus balita dengan gizi buruk yaitu sejumlah 12.605 anak terdiri dari

38,02% kasus lama dan 61,98% kasus baru. Terjadi kematian sebanyak 0,93%, kasus

sembuh 56,66% dan kasus yang masih dalam penanganan 42,39%. Keadaan ini

mencerminkan bahwa persentase gizi buruk cukup tinggi, dimana hampir lebih 50%

adalah kasus kambuhan terkait dengan ketidak mampuan keluarga, sehingga bisa

dikatakan kasus gizi buruk masih tinggi di Jateng.

Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyumas 2010, dari 27 kecamatan sekitar 125.000 balita di Kabupaten Banyumas, kasus

gizi buruk balita sebanyak 1,13%, sedangkan gizi kurang mencapai 11,58%.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Status Gizi
Status gizi merupakan indikator yang banyak dipergunakan untuk menunjukan

tingkat perkembangan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Berbagai penyakit gangguan

gizi yang diakibatkan karena mutu makanan yang kurang baik atau jumlah makanan yang

tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh anak, masih sering ditemukan diberbagai tempat di

Indonesia. Status gizi adalah gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan

antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis

termasuk tumbuh (Jahari, 2002).

2. Pengukuran Status Gizi

a. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian, yaitu :

1) Antopometri

Secara umum antipometri adalah ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antopometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein

dan energi.

2) Klinis

Pemeriksaan Klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.

Pengguna metode ini umumnya survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang

untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi dengan

melakukan pemeriksaan fisik, yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat

penyakit.

3) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji

secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Contohnya :

darah, urine, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Metode ini digunakan sebagai peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi

keadaan malnutrisi yang lebih akut.

4) Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penilaian status gizi dengan

melihat kamampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur pada

jaringan (Supriasa,2002).

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga penilaian, yaitu:

1) Survei konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara tidak langsung

dengan melihat jumlah dan zat gizi yang dikonsumsi.

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang

konsumsi berbagai zat gizi masyarakat. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan

kekurangan zat gizi.


2) Statistik Vital

Pengukuran gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data statistik

kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian

akibat penyebab tertentu. Penggunaan metode ini dipertimbangkan sebagai bagian dari

indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3) Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai

hasil interaksi dari beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.

Pengukuran faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab malnutrisi di

suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

Setiap metode penilaian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Berbagai contoh penilaian status gizi seperti antopometri digunakan untuk mengukur

karakteristik fisik seseorang dan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode antopometri sebagai metode dalam menilai

status gizi balita (1-5 tahun) dengan penilaian berdasarkan berat badan menurut umur

(BB/U).

3. Penilaian status gizi dengan metode antopometri

Status gizi pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan

kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak

balita, aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit

dan proses biologis lainnya di dalam tubuh (Depkes. RI 2008).


Antopometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur

beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari manusia, antara lain seperti

umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

pinggul dan tebal lunak bawah kulit.

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penilaian status gizi. Kesalahan dalam penentuan

umur akan menyebabkan intepretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi

badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan

penentuan umur yang tepat.

Menurut Puslitbang Gizi Bogor, batasan umur yang digunakan adalah tahun umur

penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh

(Completed Month).

Contoh : Tahun usia penuh : 4 tahun 2 bulan, dihitung 4 tahun

Bulan usia penuh : 3 bulan 5 hari, dihitung 3 bulan

4. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antopometri yang terpenting dan paling sering

digunakan. Pada masa balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun status gizi. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein,

lemak, air, dan mineral pada tulang.

Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan antara lain :
1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu yang singkat karena

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

2) Memberikan gambaran status gizi dan jika dilakukan secara periodik memberikan

gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

3) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.

4) Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk

pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan berat badan sebagai dasar

pengisiannya.

5. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter penting bagi keadaan yang lalu dan sekarang,

jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran

kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan dan tinggi badan (Quick

Stick), faktor umur dapat dikesampingkan.

Untuk Indonesia anak dianggap normal bila tinggi badan menurut umur lebih besar

atau sama dengan 90% standart Havard. Selanjutnya apabila tinggi badan menurut umur

antara 70 – 90% standar berarti anak mengalami kurang gizi sedang, dan bila kurang dari

78% termasuk kurang gizi berat.

6. Lingkar Lengan Atas


Lingkar lengan atas (LLA) memang merupakan salah satu pilihan untuk

menentukan status gizi, karena mudah dan murah, namun ada beberapa hal yang harus

diperhatikan apabila digunakan sebagai pilihan tungggal untuk indeks status gizi, karena

lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu (pra sekolah) tetapi kurang

sensitif terhadap golongan lain terutama dewasa.

Dan kesalahan dalam pengukuran lebih besar dibandingkan dengan menggunakan

berat badan ataupun tinggi badan.

7. Lingkar Dada

Biasanya standar penilaian ini dilakukan pada anak berusia 2-3 tahun, karena rasio

lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini tulang

tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat.

8. Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,

yang biasanya digunakan untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau

peningkatan ukuran kepala. Dalam antopometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar

dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak.

4. Indeks Antopometri

Paremeter antopometri merupakan dasar penilaian status gizi. Kombinasi

dari beberapa parameter disebut dengan indeks antopometri.


Tabel 2.1

Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antopometri

Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks


Status Gizi LLA/T
BB/U TB/U BB/TB LLA/U B

Gizi baik ≥80% >85% >90% >85% >85%


71- 76-
Gizi kurang 61-79% 71-85% 81-90% 85% 85%

≤60% 0
Gizi buruk  ≤80% 70% ≤75%

(Sumber: Puslitbang Gizi 1980. Penilaian status gizi. 2002 hal:56)

Terdapat beberapa perbedaan dalam penggunaan indeks tersebut yang akan

memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda, namun yang sering digunakan

dalam penentuan status gizi adalah berat badan menurut umur. Dalam penilaian status

gizi balita, peneliti menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U).

Tabel 2.2

Standar antopometri berat badan menurut umur 0-60 bulan,

seks tidak dipisahkan.

Berat ( kg)
Umur (Bulan) Standar 90% standar 80% standar 70% standar 60% standar
0 3,4 3 2,7 2,4 2
1 4,3 3,7 3,4 2,9 2,5
2 5 4,4 4 3,4 2,9
3 5,7 5,1 4,5 4 3,4
4 6,3 5,7 5 4,5 3,8
5 6,9 6,2 5,5 4,9 4,2
6 7,4 6,7 5,9 5,2 4,5
7 8 7,1 6,3 5,5 4,9
8 8,4 7,6 6,7 5,9 5,1
9 8,9 8 7,1 6,2 5,3
10 9,3 8,4 7,4 6,5 5,5
11 9,6 8,7 7,7 6,7 5,8
12 9,8 8,9 7,9 6,9 6
13 10,2 9,1 8,1 7,1 6,2
14 10,4 9,35 8,3 7,3 6,3
15 10,6 9,5 8,5 7,4 6,4
16 10,8 9,7 8,7 7,6 6,6
17 11 9,9 8,9 7,8 6,7
18 11,3 10,1 9 7,9 6,8
19 11,5 10,3 9,2 8,1 7
20 11,7 10,5 9,4 8,2 7,1
21 11,9 10,7 9,6 8,3 7,2
22 12,05 10,9 9,7 8,4 7,3
23 12,3 11,1 9,8 8,6 7,4
24 12,4 11,2 9,9 8,7 7,5
25 12,6 11,4 10,1 8,9 7,6
26 12,7 11,6 10,3 9 7,7
27 12,9 11,8 10,5 9,2 7,8
28 13,1 12 10,6 9,3 7,9
29 13,3 12,1 10,7 9,4 8
30 13,5 12,2 10,8 9,5 8,1
31 13,7 12,4 11 9,7 8,2
32 13,8 12,5 11,1 9,8 8,3
33 14 12,65 11,2 9,9 8,4
34 14,2 12,8 11,3 10 8,5
35 14,4 12,9 11,3 10 8,6
36 14,5 13,1 11,6 10,2 8,7
37 14,7 13,2 11,8 10,3 8,8
38 14,85 13,4 11,9 10,4 8,9
39 15 13,5 12,05 10,5 9
40 15,2 13,6 12,2 10,6 9,1
41 15,35 13,75 12,3 10,7 9,2
42 15,5 13,9 12,4 10,8 9,3
43 15,7 14 12,6 10,9 9,4
44 15,85 14,2 12,7 11,05 9,5
45 15 14,4 12,9 11,2 9,6
46 15,2 14,6 12,95 11,3 9,7
47 15,35 14,7 13,1 11,4 9,8
48 15,5 14,8 13,2 11,5 9,9
49 15,7 15 13,35 11,6 10
50 15,85 15,2 13,5 11,75 10,1
51 16 15,3 13,65 11,9 10,2
52 16,2 15,45 13,8 12 10,3
53 16,35 15,6 13,9 12,1 10,4
54 16,5 15,7 14 12,2 10,5
55 17,6 15,86 14,2 12,3 10,6
56 17,7 16 14,3 12,4 10,7
57 17,9 16,15 14,4 12,6 10,75
58 18,05 16,3 14,5 12,7 10,8
59 18,25 16,4 14,6 12,8 10,9
60 18,4 16,5 14,7 12,9 11

Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Add a comment

5.

Jan

8
Imunisasi

LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP (LIL)

APAKAH IMUNISASI ITU?


Imunisasi adalah pemberian kekebalan (anti body) dengan cara memasukan vaksin
kedalam tubuh untuk mencegah atau terhindar dari kuman penyakit

JADUAL PEMBERIAN IMUNISASI


Umur
Vaksin Wajib
Saat lahir : Hepatitis B-1; Polio-1,
BCG : 2 bulan
Hepatitis B-2 :2 bulan
DPT-1: Polio-1; HiB-1 : 4 bulan
DPT-2: Polio-2; HiB-2 : 6 bulan
DPT-3: Polio-3; HiB-3 : 6 bulan
Campak : 9 Bulan

APA SAJA JENIS-JENIS IMUNISASI ITU?

IMUNISASI BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan. BCG
diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan

IMUNISASI DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan
tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi
bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi
pernafasan yang melengking

IMUNISASI POLIO
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa
menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai.
Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk
menelan, dapat juga menyebabkan kematian

IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan
atau lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat
diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara
langsung di bawah kulit (subkutan)

IMUNISASI HEPATITIS B (HBV)


Hepatitis B adalah penyakit yang serius yang dapat dijangkit seumur hidup. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang mempengaruhi hati. Bayi-bayi yang terjangkit penyakit ini
mungkin hanya mempunyai gejala-gejala yang ringan, atau tidak mempunyai gejala sama
sekali. Tetapi, banyak dari bayi-bayi ini yang terus menyimpan virus tersebut di dalam
aliran darah mereka selama bertahun-tahun dan bisa menularkannya kepada orang lain.
Sebanyak 25 persen dari penyebar kuman hepatitis B bisa terkena kanker hati atau
kerusakan pada hati di kemudian hari dalam hidup mereka

IMUNISASI COMBO (KOMBINASI DPT DAN HEPATITIS B)


Vaksin kombinasi adalah beberapa vaksin (antigen) yang digabung menjadi satu,
sehingga memberi kekebalan terhadap beberapa penyakit sekaligus. Sebenarnya sejak
lama kita sudah mengenal vaksin kombinasi seperti DPT dan MMR. Selanjutnya
diluncurkan vaksin kombinasi DPaT, Tritanrix atau DPT/Hepatitis B dan yang terakhir
Infanrix/HiB, yaitu gabungan vaksin DPaT dengan HiB. Kedua vaksin ini dikombinasi
karena mempunyai jadual imunisasi primer yang hampir sama. Yang dimaksud dengan
imunisasi primer adalah vaksinasi yang dilakukan pada saat usia bayi kurang dari 12
bulan

Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Labels: Adellia dini 201110104236

Add a comment

6.

Jan

Flour Albous
Keputihan

(Flour Albous)

A. Latar Belakang
Ada pepatah yang mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, yang artinya dalam tubuh
yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang
sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan
yang kurang baik sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh. Perihal kesehatan
cukup mudah untuk dipahami, akan tetapi masih banyak orang yang sakit karena
kurangnya pengetahuan tentang arti kesehatan ataupun karena lalai.
Dalam pelayanan segala kebutuhan yang diperlukan telah siap sedia, seperti pelayanan
akomodasi, restoran, bar, fitness center, transportasi, dsb. Semua fasilitas ini tidak hanya
menampilkan mutu, citarasa masakan, kenyamanan saja, akan tetapi factor yang sangat
penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian atau jaminan kebersihan untuk
kesehatan sesuai tujuan orang menikmati fasilitas tersebut demi kelangsungan hidupnya
yaitu “hygiene dan Sanitasi” (kesehatan dan kebersihan). Untuk itu dalam mengelola
seluruh fasilitas yang ditawarkan secara professional haruslah sesuai dengan aturan
kesehatan yang berlaku, sehingga pengguna jasa mendapatkan kenikmatannya sendiri
dengan jaminan kesehatan. Pada akhirnya terjadilah dalam usaha bisnis hotel, restoran
dan catering persaingan dalam kualitas atau mutu pelayanan yang mencakup kebersihan
sebagai jaminan kesehatan.

B. Hygiene
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan
menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani,
Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti
lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:
 Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan
social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
 Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau
manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
 Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas
pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
 Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi
kesehatan.
 Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang
membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui
masyarakat.
 Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:
Yang menyangkut individu (personal hygiene)
Yang menyangkut lingkungan (environment)
Keputihan flour albus, lekore, leukorrhea adalah masalah penyakit wanita yang
bisa ditemui kapan saja dan siapa saja. Cara mengatasi dab mencegah mutlak diketahui.
berikut ini tips yang bisa dilakukan.

Tentunya sebelum pengobatan adalah ditegakkan dulu penyakit tersebut dan


penyebabnya.Apakah jamur, bakteri, atau sebab yang lainnya. Dan segera konsultasikan
ke dokter kandungan Anda. Jangan menundanya sampai parah,karena mengingat
dampaknya, infeksi bisa naik ke saluran atas yang lebih berbahaya efeknya.

Patut juga diperhatikan kondisi umum tubuh, apakah ada faktor-faktor yang
menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. seperti adanya penyakit kencing manis atau
diabetes yang tidak terkontrol kadar gulanya.

Pencegahan lebih baik dari pengobatan.Beberapa kiat yang bisa kita lakukan
antara lain :

1. Dalam penggunaan pakaian dalam harus diperhatikan, yaitu yang bersih, tidak ketat, dan
mudah menyerap keringat.
2. Seringlah berganti pembalut saat haid

3. Hindari menggunakan pembersih vagina. Jika tak sedang menderita keputihan,


bersihkan vagina dan sekitarnya cukup dengan air bersih saja, tidak usah yang
mengandung sabun/ antiseptik .(Dikhawatirkan merusak kuman yang baik).
4. Berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memeriksa kuman apa yang
menginfeksinya dan meresepkan antibiotika atau anti jamur yang sesuai. Jangan
malu jika tak mau terjadi bencana.

5. Yang utama dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan pribadi (personal


hygiene), terutama organ reproduksi.

Penyebab Keputihan :

 Sedang ada di masa subur (ovulasi)

 Saat menerima rangsangan seksual

 Stress

 Kelelahan

 Mengkonsumsi pil kontrasepsi atau antibiotik dalam waktu lama

Keputihan Pada Wanita :

 Keputihan Normal atau Fisiologis

Tanda keputihan normal adalah lendir berwarna jernih, ga’ berbau, dan ga’ berubah
warna dan ga’ gatal.

 Keputihan Penyakit atau Patologis

Tanda keputihan penyakit adalah saat wilayah vagina terasa gatal dan panas seperti
terbakar, cairan berwarna hijau atau kuning, dan berbau amis.
Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Labels: 201110104247 DWI PUTRI RUPITA SARI

Add a comment

2.

Jan

MENSTRUASI

MENSTRUASI

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Pada wanita siklus menstruasi

rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tidak semua wanita

memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30

hari. Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel

tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat

pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk hamil, walaupun mungkin

faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini (Fitria, 2007: 1).

1. Fase menstruasi

Menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Fase

menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan

dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya
sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah

menjadi tidak ada.

a. Fase proliferasi/fase folikuler, ditandai dengan menurunnya hormon progesteron

sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel

dalam ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel

berkembang menjadi folikel de graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen

yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH

tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek

b. Fase ovulasi/fase luteal, ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum

pada hari ke 14 sesudah menstruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel,

folikel akan mengkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Corpus luteum berfungsi

untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding

endometrium yang kaya akan pembuluh darah.

c. Fase pasca ovulasi/fase sekresi, ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan

menghilang serta berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat

sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan

LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan

terhenti, sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase

perdarahan/menstruasi.

2. Gangguan Menstruasi dan Siklusnya

a. Amenorea/tidak ada haid


Amenorea bukan suatu penyakit tetapi merupakan suatu gejala. Amenorea adalah tidak

adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih. Penyebab amenorea antara lain:

a) Selaput dara yang buntu/tidak berlubang

b) Kelainan fungsi dari kelenjar-kelenjar penghasil hormon dalam tubuh

c) Kelainan fungsi dari indung telur akibat kelainan kongenital, maupun akibat adanya

tumor di indung telur

d) Penyakit kronis seperti TBC, kurang gizi, kelainan hati dan ginjal serta kelainan

metabolik

b. Hipermenorea/perdarahan yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal

(lebih dari 8 hari)

Kelainan ini terletak pada kondisi dalam rahim, misalnya adanya mioma uteri dari

permukaan endometrium lebih luas dari biasanya dan dengan kontraktilitas yang

terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu menstruasi

dan lain sebagainya.

c. Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari

biasanya. Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

d. Polimenorea
Polimenorea yaitu siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari).

Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenorea dapat

disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau terjadi

pendeknya masa luteal.

e. Oligomenorea

Oligomenorea adalah siklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada

kebanyakan kasus oligomenorea, kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup

baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulatoar dengan proliferasi lebih banyak dari

biasanya.

f. Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri sewaktu menstruasi. Nyeri ini terasa pada perut bagian bawah

dan atau di daerah bujur sangkar Michaelis. Nyeri dapat terasa sebelum, selama dan

sesudah menstruasi, dapat bersifat kolik atau terus-menerus. Nyeri diduga karena adanya

kontraksi. Sebenarnya setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal

mens. Akan tetapi, tidak semua perempuan mengalami kadar nyeri yang sama. Nyeri haid

dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a) Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri haid

ini adalah normal, namun akan berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan

psikis.

b) Nyeri haid sekunder


Nyeri ini biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit tertentu. Penyebabnya

adalah kelainan atau penyakit seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan,

atau kelainan kedudukan rahim yang menetap.

3. Hygiene saat menstruasi

Cara melakukan Vulva Hygiene saat menstruasi, yaitu (Surjadi, 2002: 53):

1. Membersihkan bagian luar organ seksual dengan air bersih setiap buang air kecil atau

buang air besar, membasuh dari arah depan ke belakang.

2. Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk

mempermudah penyerapan keringat.

3. Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam, jika merasa tidak nyaman atau

mulai terasa lembab, terutama pada hari-hari yang banyak mengeluarkan darah (hari 1-3).

Hal ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman berkembang

biak.

4. Cara mandi wajib setelah menstruasi

a. Fardlu Mandi

1. Niat: pada saat memulai membasuh tubuh. Lafazhkan niat mandi wajib: "nawaitul ghusla

liraf'il hadatsil akbari janabati fardlal lillaahi ta'aalaa" (artinya: aku berniat mandi

wajib untuk menghilangkan hadats besar dan najis, fardlu karena Allah).

2. Mencuci kemaluan dengan tangan kiri setelah di sabun.

3. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan kulit.

4. Keramas, lalu membasuhnya.

5. Lalu berwudhu, namun membasuh semua setiap bagiannya dengan penuh, berbeda

dengan berwudhu biasa.


6. Menyiram seluruh anggota tubuh sebanyak 3 kali, dimulai dari kanan lalu di lanjutkan

yang kiri.

7. Setelah selesai mengucapkan "Alhammdulillah".

b. Sunnah Mandi

1. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan.

2. Membaca "Bismillaahirrahmaanirrahiim" pada permulaan mandi.

3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan yang kanan daripada yang kiri.

4. Membasuh badan sampai tiga kali.

5. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah berwudlu.

6. Mendahulukan mengambil air wudlu, yakni sebelum mandi disunnatkan berwudlu.

Posted 2 weeks ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Labels: TIA FATMAWATI 201110104286

Add a comment

3.

Jan

Kontrasepsi
MATERI KULIAH

KONTRASEPSI IMPLANT

Disusun Oleh :

ATUN KRISNAWATI

(201110104241)

Aanvulen/F

A. Pendahuluan

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan
bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana
(KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak
dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak
akan berarti.

Pendapat Malthus – yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan


mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu
menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat demikian
diharapkan setiap keluarga, memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang
diinginkan.

Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signifikan terhadap peningkatan


kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB telah diakui secara
internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program safe motherhood and child
survival.

Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970)
dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan
bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a) Pengaturan jarak
kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi menambah
anak (“limiting”). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua metode medis teknis KB
yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB yaitu Metode Modern Kontrasepsi
Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan. Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah
kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK),
karena insersinya pada bagian subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam
dosis rendah, yang mempunyai masa kerja panjang.

Tujuan akhir dari hand out ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pelayanan kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi
pengertian dan cara kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan dan
kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain storming
dan penugasan.

Pada dasarnya setiap orang termasuk mahasiswa memiliki kemampuan untuk


menstransformasikan dirinya sendiri. Untuk memperbaiki kemampuan ini merupakan salah satu
aktivitas yang menantang, namun juga sangat mengasyikkan, berguna dan menyenangkan. Oleh
karena itu, mari kita mulai petualangan penempaan kemampuan diri ini.

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian dan Cara Kerja Kontrasepsi Implan


Pengertian Kontrasepsi Implan

a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian


subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah,
dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).

b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel yang
terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic, masing-
masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan masa kerja lima
tahun (Varney, 1997).

Cara Kerja Kontrasepsi Implan :

a. Lendir serviks menjadi kental

Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk
penetrasi sperma.

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi


estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi
sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat
dideteksi pada pengguna implan.

c. Mengurangi transportasi sperma

Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.

d. Menekan ovulasi

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada
hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.

2. Jenis – jenis Kontrasepsi Implan

a. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada
tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima
tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.

b. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira
40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang
berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya
kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun
menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.

c. Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

d. Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1
tahun.

e. Capronor

Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin dari


bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh.
Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi
sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat
penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan
terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri
dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran
dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4
cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan
pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic

3. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan

1) Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :

a. Daya guna tinggi

Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan


sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.

b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek
yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling
panjang pada jenis norplant.

c. Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam
48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus
ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada
tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang
tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada
jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan
implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan
memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi
setelah pengangkatan implan demikian cepat.

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

e. Bebas dari pengaruh estrogen


Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin
dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam
penggunaan kontrasepsi implan.

f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama

Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada


bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

g. Tidak mengganggu ASI

Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek
terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu
yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan
segera Postpartum.

h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

i. Dapat dicabut setiap saat

j. Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

k. Mengurangi / memperbaiki anemia

Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola
haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena
terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

2) Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira
80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan,
durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore
dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama.
Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama.
Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi
pada waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :

a. Nyeri kepala

Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-kira
20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.

b. Peningkatan berat badan

Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan
dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna
implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan
nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar
rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan
lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat
menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada
hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).

c. Jerawat

Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang
paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik
levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan
penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding
globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun
testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung
levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan)
menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum
untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik
dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan
antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.

d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar
wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya
dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa
nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri
yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian
besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan
implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut
kecil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat
karena lokasi dan ukurannya.

e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.


Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang
dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode
tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah
kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang
baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.

f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual


seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang
berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk
menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.

g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

h. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat


epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan
implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar
levonorgestrel yang rendah di dalam darah.

i. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.

Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per 1000
wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama
menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus
dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan
kehamilan ektopik.

Angka Kehamilan Ektopik per 1000 Wanita per Tahun Penggunaan *

Pengguna bukan kontrasepsi, semua usia 3,0 – 4,5


Copper T-380 IUD 0,20
Implan 0,28
Posted 3 weeks ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Labels: 201110104241

Add a comment

4.

Jan

MAKALAH KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN:

Disusun Oleh :
YANA SURYA FATMA

201110104283

Aanvulen / F

GENDER

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

A. PENGERTIAN

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang berkaitan atau mungkin
berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempua, secara fisik, seksual, psikologis, ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan dan perampasan kebebasan baik yang terjadi di lingkungan
masyarakat maupun di lingkungan rumah tangga. ( Depkes RI, 2006 )

Adapun yang termasuk bentuk lingkup rumah tangga adalah :

1. Suami, istri, anak

2. Orang orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, istri, dan anak karena
hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalia, yang menetap dalam
rumah tangga dan atau,

3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.

B. BENTUK KEKERASAN
1. Bentukbentuk kekerasan perempuan di lingkungan masyarakat.

- Perdagangan perempuan ( Traffcking )

- Pelecehan seksual di tempat kerja / umum

- Pelanggaran hak hak reproduksi

- Perkosaan, pencabulan

- Kebijakan / Perda yang diskriminatif / represif

- Aturan dan praktek yang merampas kemerdekaan perempuan di lingkungan masyarakat

2. Bentuk bentuk kekerasan terhadap perempuan di lingkungan rumah tangga

- Kekerasan fisik, psikis, dan seksual ( KDRT )

- Pelanggaran hak hak reproduksi

- Penelantaran ekonomi keluarga ( KDRT )

- Inses ( KDRT )

- Kekerasan terhadap pekerja rumah tangga

- Ingkar janji / kekerasan dalam pacaran

- Pemaksaan aborsi oleh pasangan

- Kejahatan perkawinan ( poligami tanpa ijin ) atau kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT )

C. JENIS JENIS KEKERASAN

Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi dalam bentuk :


1. Tindak kekerasan fisik :

Yaitu tindakan yang bertujuan untuk melukai, menyiksa, atau menganiaya orang lain dengan
menggunakan anggota tubuh pelaku ( tangan, kaki ) atau dengan alalt alat lain. Bentuk
kekerasan fisik yang dialami

antara lain tamparan, pemukulan, penjambakan, mendorong secara kasar, penginjakan,


penendangan, pencekikan, pelemparan benda keras, penyiksaan menggunakan benda tajam
seperti pisau, gunting, setrika, serta pembakaran. Tindakan tersebut mengakibatkan rasa sakit,
jatuh sakit, dan luka berat bahkan sampai meniggal dunia.

2. Tindak kekerasan psikologis :

Yaitu tindakan yang bertujuan merendahkan citra seorang perempuan, baik melalui kata kata
maupun perbuatan ( ucapan menyakitkan, katak-kata kotor, bentakan, penghinaan, ancaman )
yang menekan emosi perempuan. Tindakan ini mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri. Hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan / penderitaan
psikis berat pada seseorang.

3. Tindak kekerasan seksual :

Yaitu kekerasan yang bernuansa seksual, termasuk berbagai perilaku yang tak di inginkan dan
mempunyai makna seksual yang disebut pelecehan seksual, maupn berbagai bentuk pemaksaan
hubungan seksual yang disebut pemerkosaan. Tindakan kekerasan ini bias diklasifikasikan dalam
bentuk tindak kekerasan fisik maupun psikologis.

Tindak kekerasan seksual meliputi :

1) Pemaksaan hubungan seksual ( pemerkosaan ) uang dilakukan terhadap orang yang menetap
dalam lingkup rumah tangga tersebut. Perkosaan ialah hubungan seksual yang terjadi tanpa
dikehendaki oleh korban. Seseorang menaruh penis, jari atau benda apapun kedalam vagina,
anus atau mulut atau tubuh perempuan tanpa sekehendak perempuan itu.
2) Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang anggota dalam lingkup rumah tangganya
dengan orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu.

3) Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonoyasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran. Pelecehan
seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.

4) Tindak kekerasan ekonomi yaitu dalam bentuk penelantaran ekonomi dimana tidak diberi
nafkah secara rutin atau dalam jumlah yang cukup, membatasi dan atau melarang untuk bekerja
yang layak didalam atau diluar rumah, sehingga korban di bawah kendati orang tersebut.

Penyebab tindak kekerasan terhadap perempuan

Ada beberapa penyebab terjadinya tindak kekerasan dipandang dari berbagai aspek yaitu :

a) Terkait dengan stuktur sosial budaya/ politik/ hukum/ agama yaitu pada system masyarakat
yang menganut patriarki, dimana garis ayah dianggap dominan, laki – laki ditempatkan pada
kedudukan yang lebih tinggi dari wanita, dianggap sebagai [ihak yang lebih brkuasa. Keadaan ini
menyebabkan perempuan mengalami berbagai bentuk diskriminasi, seperti : sering tidak diberi
hak atas warisan, dibatasi peluang bersekolah, direnggut hak untuk kerja diluar rumah, dipaksa
kawin muda, kelemahan hukum yang ada seringkali merugikan perempuan. Terkait dengan nilai
budaya yaitu keyakinan, stereotype tentang posisi, peran, dan nilai laki- laki dan perempuan,
seperti adanya perjodohan paksa, poligami, perceraian sewenang – wenang.

b) Terkait dengan kondisi situasional yang memudahkan, seperti terisotasi, kondisi konflik dan
perang. Dalam situasi semacan ini sering terjadi perempuan sebagai korban, misalnya dalam
lokasi pengungsian rentan terjadi pemerkosaan, kekerasan seksual. Dalam kondisi kemiskinan
perempuan mudah terjebak dalam pelacuran. Sebagai imptikasi maraknya teknologi informasi,
perempuan terjebak pada kasus pelecehan seksual, pornografi dan perdagangan.

D. CONTOH KASUS
Apabila ada seorang suami selingkuh kemudian istrinya tahu, apakah termasuk kategori
kekerasan terhadap perempuan.

ANALISA : iya karena kekerasan terhadap perempuan tidak hanya berbentuk kekerasan fisik namun juga bisa
dalam bentuk kekerasan psikologis, karena hal tersebut bisa menyebabkan keadaan psikologis
perempuan menjadi terganggu.

Posted 3 weeks ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta

Labels: 201110104283

Add a comment

5.

Jan

MAKALAH GANGGUAN HAID DAN PENYAKIT


RADANGPANGGUL: ERNAWATI/201110104250/ F.. Anvulen

GANGGUAN PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA

PENYAKIT RADANG PANGGUL DAN GANGGUAN HAID


1. Gangguan Haid

a) Definisi

Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus
haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan
endometrium fisiologi haid normal.

b) haid normal :

 Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari

 Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum

 Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi

 P dihasilkan hanya oleh korpus luteum

 Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi

 Umur korpus luteum ±10-14 hr

 Fase luteal/F.sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)

 Fase folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21hr

c) Gangguan haid terbagi menjadi beberapa macam :

1. Gangguan ritme. Gangguan ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: gangguan
yang sering terjadi (polimenorea), jarang terjadi (oligomenorea), terjadinya tidak teratur
dan tidak terjadi haid sama sekali (amenorea).
2. Gangguan pendarahan. Gangguan ini terbagi menjadi beberapa macam juga, yaitu: sedikit
pendarahan (hipomenorea), banyak pendarahan (hiperme¬norea), pendarahan yang
terlalu lama (menoragia) dan pendarahan bercak (spotting). Timbulnya gangguan
pendarahan menunjukkan adanya gangguan organik (anatomis) atau gangguan
endokronologik (hormonal).

d) Klasifikasi Gangguan Haid


Gangguan haid dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
A.Ditinjau dari banyaknya darah
1. Normal (2-5 pembalut per hari)
2. Hipermenorea/pendarahan banyak (>5 pembalut per hari)
3. Hipomenorea/pendarahan sedikit (< 2 pembalut per hari)
4. Spotting (bercak)
B. Ditinjau dari lamanya pendarahan:
1. Normal (selama 3-6 hari)
2. Menoragia (selama > 6 hari)
3. Brakimenorea (selama < 3 hari)
4. Premenstrual spotting
5. Pascamenstrual spotting
C. Ditinjau dari siklusnya:
1. Eumenorea/normal (setiap 25-31 hari sekali)
2. Polimenorea/terlalu sering (setiap < 25 hari sekali)
3. Oligomenorea/terlalu jarang (setiap > 31 hari sekali)
4. Amenorea/tidak ada pendarahan
5. Haid tidak teratur/pendarahan interval
6. Spotting pertengahan siklus

e) Gangguan Lain
1. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri haid yang timbul menjelang atau selama haid. Dikatakan nyeri
haid (dismenorea) bila nyeri yang ditimbulkan sampai membuat wanita tidak dapat
bekerja dan harus tidur. Nyeri yang terjadi seringnya bersamaan dengan rasa mual, sakit
kepala, perasaan mau pingsan dan mudah marah. Nyeri tersebut dirasakan oleh wanita
pada bagian perut dan terasa sangat sakit (kolik).

Dismenorea dibagi dalam dua macam, yaitu: dismenorea primer dan dismenorea
sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri yang muncul segera setelah menars (sejak
pertama mengalami haid), sedangkan dismenorea sekunder nyeri yang muncul setelah
beberapa bulan mengalami masa haid.
Penyebab:
Penyebab pasti dari dismenorea primer belum bisa diketahui. Akan tetapi, diduga faktor
psikis dalam hal ini sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dis¬menorea primer
umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Pada fase sekresi
dijumpai kadar prostaglandin yang tinggi dalam endometrium.
Faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya dismenorea sekunder adalah karena
endome¬triosis (tumbuhnya jaringan endometrium di luar endometrium) dan infeksi
kronik genitalia interna. Wanita yang mengalami endo¬metriosis biasanya sering
merasakan nyeri ketika bersenggama dan buang air besar, bahkan biasanya juga sulit
untuk mendapatkan anak (infertil). Kadang-kadang pada wanita ter¬tentu dijumpai
endometriosis di paru, mata, dan di pusar. Setiap mengalami haid, wanita tersebut akan
mengeluarkan darah dari paru-paru, mata atau dari pusar.

Diagnosis dapat dibuat dari keluhan-keluhan yang ada, yang mana biasanya selalu
berhubungan dengan haid. Pada kasus dugaan terhadap endometriosis atau infeksi kronik
diperlukan laparoskopi diagnostik.

Pengobatan:
Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan sesuai dengan kondisi wanita yang terkena
dimenorea, di antaranya:
1. Jika wanita tersebut mengalami kelainan organik maka cara pengobatannya adalah
dengan menghilangkan kelainan organik tersebut terlebih dahulu, kemudian dilakukan
pengobatan sesuai dengan kelainan organik yang ada.

2. Jika dimenorea terjadi pada wanita yang masih berusia muda maka pengobatan bisa
dilakukan dengan obat-obatan spasmolitik atau anal¬gesik terlebih dahulu.

3. Jika wanita mengalami dismenorea primer, yang mana penyebabnya adalah karena kadar
prostaglandin yang terlalu tinggi dan terjadi pada siklus haid yang berovulasi, maka
pengobatannya adalah dengan antiprostaglandin dan terapi hormon progesteron untuk
mencegah ovulasi sesuai dengan petunjuk dokter kandungan.

4. Jika wanita mengalami dismenorea sekunder, yang mana penyebabnya adalah karena
endometriosis dan infeksi kronik, maka pengobatannya adalah dengan penyembuhan
terhadap infeksi yang ada.
Sindrom Prahaid

Pada wanita usia reproduksi, tidak jarang ditemukan keluhan-¬keluhan sebelum haid.
Keluhan-keluhan tersebut misalnya: mudah lelah, mudah marah (tersinggung), perasaan
tertekan (depresi), sakit kepala (migren), mata berkunang-kunang, kaki bengkak, rasa
tidak enak di perut, nyeri pada payudara.

Penyebab:
Penyebab dari kelainan ini belum diketahui secara pasti, masih berupa dugaan. Diduga
kelainan ini disebabkan oleh meningkatnya hor¬mon prolaktin atau karena pengaruh
hormon estrogen yang berlebihan.
Kelainan ini sering dijumpai pada wanita yang keadaan psikisnya labil dan postur
tubuhnya kurus. Diagnosis terhadap kelainan ini dapat dilakukan dengan 2 cara:
(a) Dilihat dari keluhan yang timbul sejak 8-12 hari sebelum haid.
(b) Dengan pemeriksaan hormon prolaktin dan estrogen.
Pengobatan:
a. Untuk mencegah efek estrogen yang berlebihan bisa diberikan progesteron sesuai petunjuk
dokter.

b. Pada kadar prolaktin yang tinggi bisa diberikan bromokriptin atas petunjuk dokter.

Pendarahan Uterus DisfungsionaI (PUD)

PUD adalah pendarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi, dan lamanya) yang terjadi
baik di dalam maupun di luar siklus haid, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium tanpa ada
kelainan organik alat reproduksi. PUD paling banyak dijumpai pada usia perimenars dan
usia perimenopause.

PUD pada usia perimenars

Usia perimenars adalah usia sejak terjadinya menars hingga memasuki usia reproduksi,
yang biasanya berlangsung selama 3 sampai 5 tahun setelah menars dan ditandai dengan
siklus haid yang tidak teratur, baik lama maupun jumlah darahnya. Gangguan haid yang
terjadi pada usia ini tidak memerlukan pengobatan khusus, kecuali jika pendarahan
tersebut sampai menyebabkan anemia atau sampai terjadi amenorea.
Penyebab:
Pada jenis kelainan ini, jarang sekali dijumpai kelainan organik. Yang paling mungkin
menjadi penyebabnya adalah gangguan faktor pembekuan darah dan gangguan psikis.

Diagnostik:
Suhu basal badan atau pemeriksaan hormon FSH dan LH.
Pengobatan:
Perlu diketahui bahwa pada usia perimenars jarang terjadi ovu¬lasi. Jadi, siklus haidnya
bersifat anovulatorik, yang mana hampir dapat dipastikan bahwa tanpa diobati pun
ovulasi akan terjadi secara spontan.
Kapan pengobatan hormonal perlu dilakukan?
Pengobatan hormonal perlu dilakukan jika:

1. tidak dijumpai kelainan organik maupun kelainan darah,

2. gangguan yang terjadi sampai 6 bulan lamanya,

3. dua tahun setelah menars belum juga dijumpai siklus haid yang berovulasi,

4. pendarahan yang terjadi sampai membuat keadaan umum menjadi jelek.


Pengobatan:
Pengobatan untuk kelainan ini bisa dilakukan dengan terapi hormonal sesuai petunjuk
dokter dan perlu pengawasan sampai 6 bulan lebih.

PUD pada usia perimenopause

Perimenopause adalah usia antara masa pramenopause dan pascamenopause, yaitu


sekitar menopause (usia 40−52 tahun).
Jika ada seseorang yang mengalami pendarahan atau gangguan haid pada usia
peri¬menopause, maka yang harus dicurigai adalah adanya keganasan uterus (rahim).
Oleh karena itu, pada kasus seperti ini harus dilakukan tindakan dilatasi dan kuretase
terlebih dahulu. Bila hasil pemeriksaan patologi anatomik menunjukkan adanya suatu
hiperplasia endometrium (kistik/adenometosa), maka bisa dilakukan pengobatan
hormonal terlebih dahulu sesuai anjuran dokter. Pengobatan pada umumnya berlangsung
sampai 6 bulan. Setiap 3 bulan sekali harus dilakukan mikrokuret. Bila hasil mikrokuret
tidak menunjukkan adanya perubahan terhadap pengobatan dengan hormon, maka lebih
baik dianjurkan untuk melakukan histerektomi (pengangkatan rahim).

Hipermenorea
Hipermenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah banyak, berlangsung selama 6−7
hari, dan melakukan pergantian pembalut sebanyak 5−6 kali per hari yang setiap
pembalutnya basah seluruhnya.

Penyebab:
• Bisa berupa kelainan pada uterus (rahim), seperti mioma (tumor), uterus hipoplasia, dan
lain-lain; atau terdapat infeksi pada genitalia interna (organ reproduksi bagian dalam).

• Kelainan darah.

• Gangguan fungsional (ganguan endokrinologik/hormonal).

Diagnosis:
Pada setiap wanita yang berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk
menyingkirkan adanya keganasan.
Pengobatan:
Bila dijumpai kelainan organik, tentu dengan sendirinya penye¬babnya dapat
dihilangkan. Pada kelainan hormonal dapat diberikan be¬berapa jenis terapi hormon, dan
jika memungkinkan bisa dilakukan pemeriksaan hormon FSH, LH dan PRL.

Hipomenorea
Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian
pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.

Penyebab:
Penyebab kelainan ini adalah kekurangan hormon estrogen atau progesteron.

Pengobatan:
Bila siklus haid berovulasi maka tidak perlu dilakukan pengobatan apa pun. Metroragia
Pendarahan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Penyebabnya:
Penyebab pendarahan ini adalah kelainan organik atau kelainan endokrinologik.
Pengobatan:
Untuk kelainan yang sifatnya organik, pengobatannya sesuai dengan jenis penyebabnya.
Jika terdapat kelainan hormonal, diberikan kombinasi estrogen dan progesteron dengan
aturan sesuai petunjuk dokter. Menoragia Pendarahan siklik yang berlangsung lebih dari
7 hari (haid yang memanjang), dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak.
Penyebab:
Mirip dengan hipermenorea. Pengobatan: Sama dengan prinsip pengobatan pada
hipermenorea.

Pendarahan Prahaid dan Pascahaid

a. Pendarahan Prahaid Pendarahan yang terjadi 3-4 hari sebelum haid, berupa pendarahan
bercak (spotting).

Penyebab:
Penyebabnya diduga karena penurunan kadar estrogen prahaid. Dan perlu juga dicurigai
adanya polip serviks, atau erosi porsio.
Pengobatan:
Ada beberapa cara pengobatan hormonal, yaitu dengan pemberian estrogen, progesteron,
atau pil KB sesuai aturan dan pengawasan dokter.

b. Pendarahan Pascahaid Pendarahan ini biasanya berlangsung sampai 7 hari.

Penyebab:
Terjadi keterlambatan dalam pelepasan endometrium, atau ter¬dapat gangguan
reepitelisasi (pembentukan kembali lapisan permukaan) endometrium. Dalam
endometrium sering dijumpai adanya infiltrasi limfosit atau leukosit (sel-sel darah putih).
Diagnosis:
Vaginal sitologi, histologi endometrium atau pemeriksaan hor¬monal dengan cara RIA.
Pada wanita usia di atas 35 tahun perlu dilakukan dilatasi dan kuretase bertingkat untuk
menyingkirkan keganasan. Untuk mengetahui berbagai jenis kelainan organik dan ciri-
cirinya secara khusus.

PENYAKIT RADANG PANGGUL


DEFINISI

Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu
peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).
Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif.
Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.

Bisasanya peradangan menyerang kedua tuba.

Infeksi bisa menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis.

PENYEBAB
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan
bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular
seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus).
Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama
kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke
dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan,
keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).
Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:

- Aktinomikosis (infeksi bakteri)

- Skistosomiasis (infeksi parasit)

- Tuberkulosis.

- Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.


Faktor resiko terjadinya PID:

- Aktivitas seksual pada masa remaja

- Pernah menderita PID

- Pernah menderita penyakit menular seksual

- Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang

Aktivitas seksual yang dilakukan pada usia yang terlalu muda, yaitu di bawah 16 tahun

Sering berganti-ganti pasangan seksual

Pernah menderita penyakit menular seksual sebelumnya

Pernah menderita penyakit radang panggaul sebelumnya

Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang.

GEJALA
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi.
Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh
mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan
terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak
teratur dan kemandulan.
Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri
menahun.
Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).
Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan
penderita bisa mengalami syok.
Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID:

- Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal

- Demam

- Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan di celana
dalam

- Kram karena menstruasi

- Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

- Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual

- Nyeri punggung bagian bawah

- Kelelahan

- Nafsu makan berkurang

- Sering berkemih

- Nyeri ketika berkemih.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

- Pemeriksaan darah lengkap


- Pemeriksan cairan dari serviks

- Kuldosentesis

- Laparoskopi

- USG panggul.

PENGOBATAN
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat.
Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui
mulut).
Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama
menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual, pasangan penderita sebaiknya
menggunakan kondom.

AKIBAT LANJUT PENYAKIT RADANG PANGGUL :

 Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan. Untuk mendeteksi kemungkinan hal
ini terjadi segera lakukan pemeriksaan ultrasonografi apabila terjadi kehamilan pasca
menderita penyakit radang panggul.

 Infertilitas. Penyakit radang panggul dapat meningkat pada penderita hingga 17%. Hal
ini karena terjadi perubahan pada anatomi tuba falopi.

Bayi lahir cacat atau meninggal. Jika bayi dilahirkan lewat vagina yang memiliki banyak
kuman, maka kuman-kuman itu pun akan ikut dengan si bayi. Akibat lain dari
peradangan saat hamil, bayi bisa lahir prematur, terjadi penyebaran kuman pada tubuh
bayi. Dan jika infeksi parah, bayi dalam rahim bisa meninggal.

You might also like