Professional Documents
Culture Documents
Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna
fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses.
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut: 1) Hak
seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta
mempunyai kapasitas untuk bereproduksi; 2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau
seberapa banyak melakukannya; 3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi
maupun kultural; 4) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai
sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (jika harus berurutan) atau tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika
harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah.
3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan
(jika harus berurutan).
- Pakaian bersih
- Popok
- Alat perekat
- Sabun
- Handuk
- Selimut
1. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
1. Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi
Memandikan
1. Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka, tali
pusat dan tubuh bayi
1. Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering
(singkirkan handuk basah ke pinggir)
Mengenakan Popok
1. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (jika harus berurutan) atau tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika
harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah.
3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan
(jika harus berurutan).
1. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan
betul-betul
1. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul
Catatan :
Dec
Purwokerto, …….
Evaluator
(………..)
Keterangan
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan tetapi tidak sempurna
= Dilakukan dengan sempurna
Nilai = Jumlah total x 100
12
Nilai ≤ 70, Mahasiswa harus mengulang
Nilai ≥ 70, Mahasiswa dinyatakan lulus
Add a comment
Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta
Classic
Classic
Flipcard
Magazine
Mosaic
Sidebar
Snapshot
Timeslide
1.
Jan
12
URAIAN MATERI
“Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil“
8. Genitalia interna.
a. Dinding vagina : cairan atau darah, luka.
b. Serviks: adakah cairan atau darah, luka/lesi, serviks sudah membuka atau belum,
nyeri goyang atau tidak.
c. Uterus: ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, massa.
9. Pemeriksaan panggul.
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah
diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesis mengenai persalinan
yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul.
Tujuan:
Mengetahui diagnosis prognosis jalannya persalinan dan keadaan panggul. Indikasi:
a. Primigravida kepala belum masuk pada bulan terakhir (usia 36 minggu).
b. Multigravida jika persalinan yang lalu riwayat obstetri jelek (ROJ).
c. Ada kelainan letak pada hamil tua.
d. Jika ada kelainan misalnya kifosis, skoliosis, jalan pincang atau cebol.
1) Pemeriksaan panggul dengan cara pandang.
a) Pasien sangat pendek.
b) Berjalan pincang.
c) Terdapat kelainan punggung seperti kifosis dan lain-lain.
2) Pemeriksaan panggul dengan periksa raba.
a) Pada primigravida kehamilan 36 minggu kepala belum masuk.
b) Primigravida kehamilan aterm ada kelainan letak.
c) Perasat Osborn positif
3) Pengukuran panggul luar.
Menggunakan alas berupa jangka panggul Martin.
Nama Ukuran Panggul Cara Ukur Ukuran Normal
Distansia spinarum (DS) Jarak antara spina iliaka anterior superior (SIAS) kanan dan
kiri 23-26 cm
Distansia cristarum (DC) Jarak terjauh antara crista illiaka kanan dan kiri, terletak kira-
kira 5 cm di belakang SIAS 26-29 cm
Conjugata eksterna/Boudeloque (CE) Jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung
procesus spinanosus vertebrata lumbal V. 18-20 cm
Distansia tuberum Ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber
iskhiadikum kanan dan kiri 10,5-11 cm
Lingkar panggul (LP) Menggunakan pita pengukur, diukur dari tepi atas simfisis pubis,
dikelilingkan ke belakang melalui pertengahan antara SIAS dan trochanter mayor skanan,
ke ruas lumbal V dan kembali sepihak 80-90 cm
4) Pengukuran panggul dalam.
Memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan toucher karena
ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir. Biasanya dilakukan pada
kehamilan 8 bulan.
a) Persiapan alas.
- Alat-alat untuk vulva higiene.
- Alat-alat untuk periksa dalam.
- Minyak steril.
- Pita pengukur.
- Bengkok untuk tempat kotoran.
b) Persiapan pasien.
- Pasien diberitahu dan mengatur posisi litotomi atau dorsal recumbent.
- Kandung kemih dikosongkan.
- Memberikan rasa aman dan nyaman, serta menjaga privasi.
c) Langkah-langkah.
- Vulva dibersihkan dengan kapas DTT.
- Memakai sarong tangan.
- Tangan masuk secara obstetrik.
- Tangan luar diletakkan di atas simfisis.
- Memeriksa keadaan panggul (dapat dilihat pada label di bawah ini).
- Merapikan pasien dan mencuci tangan.
Bagian Panggul Temuan Normal
Promontorium Tidak tercapai
Linea innominata Teraba sepertiga bagian
Sakrum Konkaf atau cekung dalam arah atas bawah kiri dan kanan
Spina iskiadika Tidak menonjol
Dinding sampai panggul Konvergen
Conjugata diagnosis (diukur dari tepi bawah simfisis ke promontorium) 12,5 cm
Conjugata vera (ukuran dari tepi atas simfisis ke promontorium) Conjugata diagonalis –
15cm = 11 cm
Arcus pubis 90 derajat
Diantatia tuberum (jarak antar tuberosis ischi) 10,5 – 11 cm
b. Pemeriksaan Rontgen.
Pemeriksaan rontgen baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena
sebelum bulan ke-IV rangka janin belum tampak dan pada hamil muda pengaruh sinar
rontgen terhadap janin lebih besar. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut.
1) Diperlukan tanda pasti hamil.
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
3) Mencari sebab dari hidramnion (gemelli, anencephal).
4) Untuk menentukan hamil kembar.
5) Untuk menentukan kematian anak dalam rahim.
Untuk menentukan kelainan anak (hidrocephalus, anencephalus).
6) Untuk menentukan bentuk dan ukuran panggul.
c. Pemeriksaan USG.
Kegunaan utama USG adalah sebagai berikut
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan.
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.
3) Diagnosis dari malformasi janin pendarahan pervaginam dengan penyebab yang
tidak jelas.
4) Mengetahui posisi plasenta
5) Mengetahui adanya kehamilan ganda
6) Mengetahui adanya hidramnion dan oligohidramnion
7) Mengetahui adanya IUFD (Intra Uteri fetal Distsress)
8) Mengetahui presentasi janin pada kasus yang tidak jelas
9) Mengevaluasi pergerakan janin dan detak jantung janin
10)Mendiagnosis adanya keabnormalan pada uterus dan pelvis
selama kehamilan
Add a comment
2.
Jan
12
MDG’S
Sasaran Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau
disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang
mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada
tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta
ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. [1]
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York
tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran
pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. [2] Penandatanganan deklarasi ini
merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari
separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk
menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua
tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga
separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Sasaran
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar
semua negara:
[sunting] Memberantas kemiskinan dan kelaparan
• Pendapatan populasi dunia sehari $1.
• Menurunkan angka kemiskinan.
[sunting] Mencapai pendidikan untuk semua
• Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
[sunting] Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan
• Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan
pada tahun 2015.
[sunting] Menurunkan angka kematian anak
• Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di
bawah 5 tahun.
[sunting] Meningkatkan kesehatan ibu
• Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.
[sunting] Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
• Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran
HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
[sunting] Memastikan kelestarian lingkungan hidup
• Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan
setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
• Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang
tidak memiliki akses air minum yang sehat.
• Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah
kumuh.
[sunting] Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
• Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan
secara nasional dan internasional.
• Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini
termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan
hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi;
dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk
mengurangi kemiskinan.
• Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-
negara berkembang.
• Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang
melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang.
• Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
• Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting
yang terjangkau dalam negara berkembang
• Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan
dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
[sunting] Sasaran Pembangunan Milenium Indonesia
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat
laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas
dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG
pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan
tersebut. Laporan Sasaran Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal
pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan
pencapaian sasaran MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya
menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan
meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang
dibutuhkan untuk memenuhi sasaran-sasaran ini. Dengan tujuan utama mengurangi
jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan
2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai
tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.[2]
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah
memiliki komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini dan dibutuhkan kerja keras serta
kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan
lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian
kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk
perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi
Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik. [3] [4]
SASARAN MDG’S
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Sasaran Pembangunan Milenium pada tahun
2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban
pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan,
kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan
pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008,
beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan
jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu
yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun
drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah
pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development
(INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara
Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan
utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official
development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia [5]. Menanggapi
pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban
mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG di tahun 2015 serta beban
pembayaran utang diambil dari APBN di tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg
PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak
tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga
2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah
berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan.
Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen
dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih
di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara
yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7
persen. [6]
Evaluasi Program MDGs
Hasil dari seluruh kegiatan tersebut adalah:
1. Terselenggaranya training, FGD dan dialog public di Bali, Kalimantan Tengah dan
Sumatra Selatan
2. Tersusunnya profil pencapaian MDGs di 3 wilayah yang cukup komprehensif
memuat data dan program pencapaian MDGs di masing-masing wilayah. Meski belum
sepenuhnya sempurna mengingat minimnya ketersediaan data terutama untuk data-data
kematian bayi dan ibu melahirkan serta data tentang kelestarian hidup dan kemitraan
global, namur profil ini dapat menjadi salah satu sumber untuk memahami sejauh mana
pencapaian MDGs di Bali, Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan
3. Tersedianya materi untuk sosialisasi MDGs berupa kumpulan materi-materi pada
penyelenggaraan kegiatan training, FGD dan dialog publik yang dapat digunakan oleh
berbagai pihak untuk mensosialisasikan isu MDGs. Materi-materi tersebut terdiri dari 1
(satu) makalah tentang sejarah MDGs dan seluruh upaya yang telah dilakukan untuk
pencapaiannya; 1 (satu) makalah tentang MDGs dan Good Governance; 1 (satu) bahan
presentasi tentang indikator-indikator pencapaian MDGs; 1 (satu) bahan presentasi
tentang hubungan antara MDGs dan Good Governance dan 1 (satu) bahan presentasi
tentang kartu penilaian MDGs dan 1 (satu) makalah tentang hasil penilaian pencapaian
MDGs.
4. Tersempurnakannya kartu penilaian hasil uji-coba di 3 (tiga) wilayah. Kartu
penilaian final ini merupakan hasil revisi berdasarkan input-input yang diperoleh saat
dilakukan simulasi di Bali dan Kalimantan Tengah sehingga ketika diterapkan di Sumatra
Selatan, para peserta relatif tidak menemui banyak kesulitan saat mengisinya. Perubahan
tersebut meliputi penambahan indikator-indikator pencapaian MDGs untuk
mempermudah pemahaman peserta, penambahan ruang untuk informasi dan data
berdasarkan profil daerah serta perubahan kelompok dari yang semula adalah 4 kelompok
menjadi 6 kelompok.
5. Diterimanya kartu penilaian (report card) sebagai perangkat monitoring kinerja
pemerintah dalam capaian MDGs. Dengan segala keterbatasan, penerimaan hasil
penilaian masyarakat sipil terhadap tingkat pencapaian MDGs sangat dirasakan di
Kalimantan Tengah pada saat dialog publik.
6. Terbentuk dan terkuatkannya jaringan multistakeholders tingkat propinsi dan
kabupaten
7. Terkuatkannya kapasitas tim lokal dalam memahami isu MDGs sekaligus
mensosialisasikannya ke publik yang lebih luas, di samping terkuatkannya ketrampilan
dalam hal pengelolaan kegiatan, membangun jaringan dan advokasi untuk isu MDGs.
8. Terbangunnya kesadaran di kalangan pemerintah lokal tentang pentingnya
mengintegrasikan MDGs kedalam kebijakan pembangunan dan pembudgetannya.
Kesadaran ini diketahui secara jelas pada saat evaluasi program di Bali dan Kalimantan
Tengah.
9. Pemerintah lokal mendapatkan indikator yang lebih jelas dalam mengukur
keberhasilan pembangunan di daerahnya. Outcome ini terutama diketahui pada saat
sesudah melakukan training sosialisasi kartu penilaian pencapaian MDG di Karangasem,
Bali.
10. Terbangunnya hubungan dan koordinasi yang lebih baik di dalam pemerintah lokal
dan dengan beberapa komponen masyarakat sipil (ORNOP, KSM, dan Media) dalam
forum multi-stakeholder untuk memonitoring capaian MDGs.
11. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan MDGs sebagai alat pemenuhan hak dasar
manusia, dan terbukanya ruang partisipasi publik dalam proses monitoring dan evaluasi
atas program – program pembangunan, terutama yang terkait dengan pelayanan publik.
12. Adanya inisiatif untuk mengadvokasikan dan memonitoring capaian MDGs di
wilayahnya. Inisiatif untuk melakukan advokasi dan monitoring muncul dari para peserta
yang terlibat di semua daerah (Sumatera Selatan, Bali, dan Kalimantan Tengah). Mereka
bersepakat bahwa upaya percepatan MDGs dapat terjadi apabila terjadi proses kontrol
dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam melakukan
monitoring dan evaluasi. Monitoring tersebut tidak bertumpu pada pencarian kesalahan
melainkan menemukan rekomendasi-rekomendasi apabila program-program yang ada
ternyata tidak sejalan dengan pencapaian MDGs.
13. Tersosialisasikannya MDGs dan isu-isunya ke Publik melalui media cetak dan
elektronik dan adanya kesediaan dari media massa untuk terlibat dalam kampanye MDGs
selanjutnya di daerah. ***
Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta
Add a comment
3.
Jan
11
TUBEKTOMI
TUBEKTOMI
Keluarga berencana (KB) kini diidentifikasikan kembali dalam arti luas. Sejak
diberlakukannya Undang-Undang No 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, gerakan KB melangkah lebih maju
lagi. KB dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedualian dan peran serta masyarakat
melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB yang dibolehkan syariat
adalah usaha pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan
sementara atas kesepakatan suami dan istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk
kepentingan keluarga, dengan demikian KB di sini mempunyai arti sama dengan tanzim
al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya tanzim al nasl bukan tahdid al nasl
(pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi. Demikian uraian
singkat panduan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi penyuluh agama dalam
buku Membangun Keluarga Sehat dan Sakinah dengan judul Islam dan Keluarga
Berencana.
Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam adalah tindakan yang tidak
didasari medis dan syariy. Adapun aborsi yang dilakukan tas dasra indikasi medis, seperti
untuk menyelamatkan jiwa ibu, diperbolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan
pemandulan. Jika dilakukan dalam keadaan darurat karena alas an medis, seperti
pemandulan pada wanita yang terancam jiwanya jika dia hamil atau melahirkan maka
hukumnya mubah (boleh). KB dalam pengertian yang telah disebutkan tadi, sudah
banyak difatwakan oleh individu ulama maupun lembaga-lembaga keislaman tingkat
nasional dan internasional. Dengan demikian dapat dimpulkan bahwa kebolehan KB
dengan pengertian atau batasan tersebut sudah hamper menjadi ijma ulama. Majelis
Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Munas Ulama
tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan pada 1983. Meski secara teoritis
telah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti tanzim al nasl tetapi tetap
harus memperhatikan jenis dan cara kerja alat atau metode kontrasepsi ysng akan
digunakan untuk ber-KB. Persoalan kemudian yang muncul, bolehkah pasangan suami-
istri membatasi atau mengatur jumlah keturunannya? Islam menganjurkan untuk
memperbanyak keturnan dan mensyukuri setiap anak yang lahir laki-laki maupun
perempuan.
Prof Dr Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar mengatakan, Bahkan banyak ibu yang
subur melahirkan tahun ini melahirkan tahun depan; melahirkan yang satu lagi dan
menyusukan pula sesudah itu, sehingga tahun ini beranak tahun depan menyusukan. Kian
lama anak kian banyak dan badan pun kian lama kian lemah Di bagian II buku ini juga
disajikan pengertian keluarga perspektif Islam, penciptaan manusia, metode amenorea
laktasi (MAL), dan metode KB alamiah. Juga disajikan sejumlah metode kontrasepsi,
misalnya senggama terputus, pil KB, suntik, susak KB (implant), kondom, IUD,
tubektomi (metode operasi wanita), dan vasektomi (motode operasi pria). Dan tak kalah
pentingnya masalah perkembangan kontraepsi terkini dan optimalisasi program KB.
Pendidikan seks sementara itu bagian II dengan judul Peningkatan Kesehatan Ibu dan
Anak. Di bagian II buku ini dibahas mengenai kondisi kesehatan ibu di Indonesia,
persiapan kehamilan dan saat kehamilan, persiapan persalinan dan persalinan, dan
pascapersalinan (masa nifas). Juga menjelaskan mengenai pascakeguguran, KB masa
persalinan dan pascakeguguran, manfaat KB terhadap kesehatan ibu, bayi, dan anak serta
kondisi kesehatan bayi dan anak. Bagian III menyajikan subjudul Kesehatan Reproduksi
Remaja menampilkan ciri-ciri perkembangan remaja, dampak globalisasi terhadap
permasalahan remaja, pendidikan seks menurut Islam dan remaja berkualitas penentu
masa depan umat. Kiranya perlu diungkap sekilas di sini mengenai pendidikan seks
menurut Islam. Islam mengajarkan metode pendidikan seks yang sempurna bagi orang-
orang yang beriman. Pendidikan seks yang digariskan Islam antara lain bertujuan untuk
mempertahankan dan mengembangkan fitrah, kehormatan dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berkedudukan mulia.
Tubektomi: menutup saluran tuba palopii, sehingga tidak perlu memakai alat
kontrasepsi serta dapat menghambat penyakit kebidanan/kandungan
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. Penggunaan
kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi
sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR
kurang dianjurkan. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
2. Umur ibu antara 20-30 tahun, merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan
melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai
pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun, pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant.
Kondom bisa merupakan pilihan kedua. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan
cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral,
kondom, maupun pil dalam arti mencegah.
Ada sebuah pelajaran menarik dari praktik KB, tubektomi. Ini adalah pelajaran
kehidupan yang pernah dialami oleh sebuah pasangan suami-isteri. Di balik keputusan
melakukan tubektomi ternyata meninggalkan prahara berkepanjangan. Semoga kita
cukup bijaksana untuk mengambil hikmah.
Di antara cara-cara KB, metode tubektomi termasuk yang paling ekstrem.
Biasanya, alat kontrasepsi fisik dipakai untuk mencegah pertemuan antara sel telur
dengan sperma, ketika hubungan seks dilakukan. Sedangkan kontrasepsi kimiawi bekerja
melemahkan kesuburan seorang wanita, sehingga sel telur yang dihasilkan tidak bisa
menghasilkan pembuahan (fertilisasi). Cara kimiawi dilakukan dengan meminum pil
sesuai jadwal harian, suntik, atau menanam implant (susuk) di tubuh seorang ibu. Kalau
IUD (spiral), sifatnya mencegah pertemuan sel telur dan sperma dengan meletakkan alat
tertentu dalam saluran rahim wanita. Adapun tubektomi sifatnya mematikan saluran
penghasil sel telur itu sendiri. Caranya bisa memutus saluran sel telur, atau mengikat
saluran tersebut agar tersumbat. Tentu saja tubektomi hanya bisa dilakukan dengan cara
operasi terlebih dahulu
Dalam kamus Oxford dijelaskan, metode vasektomi kebalikan dari cara di atas.
Vasektomi dikenakan kepada kaum pria, untuk memutus saluran spermanya, sehingga dia
tidak pernah lagi menghasilkan sperma. Vasektomi untuk kaum laki-laki, sedangkan
tubektomi untuk kaum wanita.
Pernah ada seorang ibu yang memiliki tingkat kesuburan tinggi. Setelah bertahun-
tahun menikah, dia dikaruniai 7 orang anak laki-laki dan wanita. Belum termasuk anak
yang meninggal akibat keguguran atau meninggal di usia kecil. Karena suaminya seorang
PNS, sepertinya ada rasa malu dengan memiliki anak banyak. Apalagi ketika lahir anak
ke-7 di saat usia mereka sudah tua. Ia terjadi sekitar 18 tahun lalu. Sang suami waktu itu
sudah berusia 60 tahunan.
Mungkin karena saran dokter, tekanan atasan, atau karena rasa malu kepada
lingkungan sekitar, sang suami tanpa seijin isterinya langsung memutuskan operasi
tubektomi bagi isterinya. Tentu saja pihak dokter mau saja, sebab semakin banyak
operasi semakin besar uang mengalir. Operasi tubektomi pun dilakukan tidak lama
setelah kelahiran bayi. Dalam operasi itu sang isteri masih belum mengetahui apa yang
terjadi. Dan lebih penting lagi, dia belum memahami konsekuensi dari operasi KB yang
sangat serius itu.
Saudaraku, di saat-saat selanjutnya kita seperti lagi membaca sebuah cerita horor
yang menakutkan. Segalanya serba dramatis, keras, penuh gejolak. Sebelum saya
teruskan, cobalah Anda mengambil nafas dalam-dalam, khawatir Anda terlalu berat
mendengar cerita ini. Sebenarnya, semua ini aib yang tidak perlu diungkap; tetapi demi
memberi nasehat dan peringatan, ia tetap perlu diungkapkan. Tujuannya agar kejadian
dramatis itu tidak menimpa rumah-tangga kita.
Jenis
Minilaparotomi
Laparoskopi
Mekanisme Kerja
Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan)
Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
Tidak bergantung pada faktor senggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium)
Keterbatasan
Add a comment
4.
Jan
10
BALITA
BY: IIN SINDAWATI
201110104257/F
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Arah kebijaksanan mempertinggi derajat kesehatan, termasuk keadaan gizi
Secara umum terdapat 4 masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu, KVA
(Kurang Vit A), kurang yodium (Gondok Endemik), kurang zat besi (Anemia Gizi Besi),
dan KEP (Kekurangan Energi Protein). Akibat dari kurang gizi ini, tingkat kerentanan
Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang
mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang
tidak mencukupi kebutuhan badan. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi,
kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi adalah balita (1-5
tahun), sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang
Pada masa tumbuh kembang, balita harus mendapat gizi yang cukup. Ini
dikarenakan interaksi antara gizi dan infeksi yang menyebabkan berkurangnya status gizi
dan kerentanan terhadap terjadinya infeksi itu sendiri. Gizi kurang disertai infeksi akan
memperburuk derajat infeksi yang terjadi serta meningkatkan kejadian infeksi berulang
(Keusch, 2003).
Menurut Unicef (1998), penyebab langsung masalah gizi adalah asupan gizi dan
infeksi penyakit. Asupan gizi dan infeksi penyakit tersebut dipengaruhi oleh penyebab
tidak langsung yaitu ketersediaan pangan di rumah, perilaku atau asuhan ibu dan anak,
kekurangan gizi dan aspek kesehatan, Indonesia dikelompokkan sebagai negara dengan
angka kejadian kekurangan gizi yang tinggi. Secara nasional, sebanyak 110 kabupaten di
Indonesia mempunyai prevalensi kurang gizi di atas 30% (Nurhayati, 2007). Data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2007 Departemen Kesehatan, prevalensi gizi kurang di Indonesia
mencapai 18.4 %. Angka kemiskinan yang parah, ikut menjadi penyebab meningkatnya
tahun 2004, jumlah kasus balita dengan gizi buruk yaitu sejumlah 12.605 anak terdiri dari
38,02% kasus lama dan 61,98% kasus baru. Terjadi kematian sebanyak 0,93%, kasus
sembuh 56,66% dan kasus yang masih dalam penanganan 42,39%. Keadaan ini
mencerminkan bahwa persentase gizi buruk cukup tinggi, dimana hampir lebih 50%
adalah kasus kambuhan terkait dengan ketidak mampuan keluarga, sehingga bisa
Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas 2010, dari 27 kecamatan sekitar 125.000 balita di Kabupaten Banyumas, kasus
gizi buruk balita sebanyak 1,13%, sedangkan gizi kurang mencapai 11,58%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Status Gizi
Status gizi merupakan indikator yang banyak dipergunakan untuk menunjukan
tingkat perkembangan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Berbagai penyakit gangguan
gizi yang diakibatkan karena mutu makanan yang kurang baik atau jumlah makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh anak, masih sering ditemukan diberbagai tempat di
antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian, yaitu :
1) Antopometri
Secara umum antipometri adalah ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antopometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein
dan energi.
2) Klinis
Pemeriksaan Klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
Pengguna metode ini umumnya survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi dengan
melakukan pemeriksaan fisik, yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat
penyakit.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Contohnya :
darah, urine, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4) Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penilaian status gizi dengan
melihat kamampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur pada
jaringan (Supriasa,2002).
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga penilaian, yaitu:
Survei konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara tidak langsung
konsumsi berbagai zat gizi masyarakat. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan
Pengukuran gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu. Penggunaan metode ini dipertimbangkan sebagai bagian dari
3) Faktor Ekologi
hasil interaksi dari beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Berbagai contoh penilaian status gizi seperti antopometri digunakan untuk mengukur
karakteristik fisik seseorang dan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode antopometri sebagai metode dalam menilai
status gizi balita (1-5 tahun) dengan penilaian berdasarkan berat badan menurut umur
(BB/U).
Status gizi pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak
balita, aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari manusia, antara lain seperti
umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penilaian status gizi. Kesalahan dalam penentuan
umur akan menyebabkan intepretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi
badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
Menurut Puslitbang Gizi Bogor, batasan umur yang digunakan adalah tahun umur
penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh
(Completed Month).
4. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antopometri yang terpenting dan paling sering
digunakan. Pada masa balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein,
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan antara lain :
1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu yang singkat karena
2) Memberikan gambaran status gizi dan jika dilakukan secara periodik memberikan
4) Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan berat badan sebagai dasar
pengisiannya.
5. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter penting bagi keadaan yang lalu dan sekarang,
jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran
kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan dan tinggi badan (Quick
Untuk Indonesia anak dianggap normal bila tinggi badan menurut umur lebih besar
atau sama dengan 90% standart Havard. Selanjutnya apabila tinggi badan menurut umur
antara 70 – 90% standar berarti anak mengalami kurang gizi sedang, dan bila kurang dari
menentukan status gizi, karena mudah dan murah, namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan apabila digunakan sebagai pilihan tungggal untuk indeks status gizi, karena
lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu (pra sekolah) tetapi kurang
7. Lingkar Dada
Biasanya standar penilaian ini dilakukan pada anak berusia 2-3 tahun, karena rasio
lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini tulang
8. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
yang biasanya digunakan untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau
peningkatan ukuran kepala. Dalam antopometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar
4. Indeks Antopometri
≤60% 0
Gizi buruk ≤80% 70% ≤75%
memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda, namun yang sering digunakan
dalam penentuan status gizi adalah berat badan menurut umur. Dalam penilaian status
gizi balita, peneliti menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U).
Tabel 2.2
Berat ( kg)
Umur (Bulan) Standar 90% standar 80% standar 70% standar 60% standar
0 3,4 3 2,7 2,4 2
1 4,3 3,7 3,4 2,9 2,5
2 5 4,4 4 3,4 2,9
3 5,7 5,1 4,5 4 3,4
4 6,3 5,7 5 4,5 3,8
5 6,9 6,2 5,5 4,9 4,2
6 7,4 6,7 5,9 5,2 4,5
7 8 7,1 6,3 5,5 4,9
8 8,4 7,6 6,7 5,9 5,1
9 8,9 8 7,1 6,2 5,3
10 9,3 8,4 7,4 6,5 5,5
11 9,6 8,7 7,7 6,7 5,8
12 9,8 8,9 7,9 6,9 6
13 10,2 9,1 8,1 7,1 6,2
14 10,4 9,35 8,3 7,3 6,3
15 10,6 9,5 8,5 7,4 6,4
16 10,8 9,7 8,7 7,6 6,6
17 11 9,9 8,9 7,8 6,7
18 11,3 10,1 9 7,9 6,8
19 11,5 10,3 9,2 8,1 7
20 11,7 10,5 9,4 8,2 7,1
21 11,9 10,7 9,6 8,3 7,2
22 12,05 10,9 9,7 8,4 7,3
23 12,3 11,1 9,8 8,6 7,4
24 12,4 11,2 9,9 8,7 7,5
25 12,6 11,4 10,1 8,9 7,6
26 12,7 11,6 10,3 9 7,7
27 12,9 11,8 10,5 9,2 7,8
28 13,1 12 10,6 9,3 7,9
29 13,3 12,1 10,7 9,4 8
30 13,5 12,2 10,8 9,5 8,1
31 13,7 12,4 11 9,7 8,2
32 13,8 12,5 11,1 9,8 8,3
33 14 12,65 11,2 9,9 8,4
34 14,2 12,8 11,3 10 8,5
35 14,4 12,9 11,3 10 8,6
36 14,5 13,1 11,6 10,2 8,7
37 14,7 13,2 11,8 10,3 8,8
38 14,85 13,4 11,9 10,4 8,9
39 15 13,5 12,05 10,5 9
40 15,2 13,6 12,2 10,6 9,1
41 15,35 13,75 12,3 10,7 9,2
42 15,5 13,9 12,4 10,8 9,3
43 15,7 14 12,6 10,9 9,4
44 15,85 14,2 12,7 11,05 9,5
45 15 14,4 12,9 11,2 9,6
46 15,2 14,6 12,95 11,3 9,7
47 15,35 14,7 13,1 11,4 9,8
48 15,5 14,8 13,2 11,5 9,9
49 15,7 15 13,35 11,6 10
50 15,85 15,2 13,5 11,75 10,1
51 16 15,3 13,65 11,9 10,2
52 16,2 15,45 13,8 12 10,3
53 16,35 15,6 13,9 12,1 10,4
54 16,5 15,7 14 12,2 10,5
55 17,6 15,86 14,2 12,3 10,6
56 17,7 16 14,3 12,4 10,7
57 17,9 16,15 14,4 12,6 10,75
58 18,05 16,3 14,5 12,7 10,8
59 18,25 16,4 14,6 12,8 10,9
60 18,4 16,5 14,7 12,9 11
Add a comment
5.
Jan
8
Imunisasi
IMUNISASI BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan. BCG
diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan
IMUNISASI DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan
tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi
bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi
pernafasan yang melengking
IMUNISASI POLIO
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa
menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai.
Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk
menelan, dapat juga menyebabkan kematian
IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan
atau lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat
diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara
langsung di bawah kulit (subkutan)
Add a comment
6.
Jan
Flour Albous
Keputihan
(Flour Albous)
A. Latar Belakang
Ada pepatah yang mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, yang artinya dalam tubuh
yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang
sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan
yang kurang baik sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh. Perihal kesehatan
cukup mudah untuk dipahami, akan tetapi masih banyak orang yang sakit karena
kurangnya pengetahuan tentang arti kesehatan ataupun karena lalai.
Dalam pelayanan segala kebutuhan yang diperlukan telah siap sedia, seperti pelayanan
akomodasi, restoran, bar, fitness center, transportasi, dsb. Semua fasilitas ini tidak hanya
menampilkan mutu, citarasa masakan, kenyamanan saja, akan tetapi factor yang sangat
penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian atau jaminan kebersihan untuk
kesehatan sesuai tujuan orang menikmati fasilitas tersebut demi kelangsungan hidupnya
yaitu “hygiene dan Sanitasi” (kesehatan dan kebersihan). Untuk itu dalam mengelola
seluruh fasilitas yang ditawarkan secara professional haruslah sesuai dengan aturan
kesehatan yang berlaku, sehingga pengguna jasa mendapatkan kenikmatannya sendiri
dengan jaminan kesehatan. Pada akhirnya terjadilah dalam usaha bisnis hotel, restoran
dan catering persaingan dalam kualitas atau mutu pelayanan yang mencakup kebersihan
sebagai jaminan kesehatan.
B. Hygiene
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan
menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani,
Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti
lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:
Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan
social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau
manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas
pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi
kesehatan.
Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang
membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui
masyarakat.
Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:
Yang menyangkut individu (personal hygiene)
Yang menyangkut lingkungan (environment)
Keputihan flour albus, lekore, leukorrhea adalah masalah penyakit wanita yang
bisa ditemui kapan saja dan siapa saja. Cara mengatasi dab mencegah mutlak diketahui.
berikut ini tips yang bisa dilakukan.
Patut juga diperhatikan kondisi umum tubuh, apakah ada faktor-faktor yang
menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. seperti adanya penyakit kencing manis atau
diabetes yang tidak terkontrol kadar gulanya.
Pencegahan lebih baik dari pengobatan.Beberapa kiat yang bisa kita lakukan
antara lain :
1. Dalam penggunaan pakaian dalam harus diperhatikan, yaitu yang bersih, tidak ketat, dan
mudah menyerap keringat.
2. Seringlah berganti pembalut saat haid
Penyebab Keputihan :
Stress
Kelelahan
Tanda keputihan normal adalah lendir berwarna jernih, ga’ berbau, dan ga’ berubah
warna dan ga’ gatal.
Tanda keputihan penyakit adalah saat wilayah vagina terasa gatal dan panas seperti
terbakar, cairan berwarna hijau atau kuning, dan berbau amis.
Posted 1 week ago by Bidan Pendidik D4 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta
Add a comment
2.
Jan
MENSTRUASI
MENSTRUASI
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Pada wanita siklus menstruasi
rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tidak semua wanita
memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30
hari. Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk hamil, walaupun mungkin
faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini (Fitria, 2007: 1).
1. Fase menstruasi
Menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Fase
menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya
sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel
dalam ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen
yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH
b. Fase ovulasi/fase luteal, ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum
pada hari ke 14 sesudah menstruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel,
folikel akan mengkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Corpus luteum berfungsi
c. Fase pasca ovulasi/fase sekresi, ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan
menghilang serta berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat
sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan
LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan
perdarahan/menstruasi.
adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih. Penyebab amenorea antara lain:
c) Kelainan fungsi dari indung telur akibat kelainan kongenital, maupun akibat adanya
d) Penyakit kronis seperti TBC, kurang gizi, kelainan hati dan ginjal serta kelainan
metabolik
b. Hipermenorea/perdarahan yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal
Kelainan ini terletak pada kondisi dalam rahim, misalnya adanya mioma uteri dari
permukaan endometrium lebih luas dari biasanya dan dengan kontraktilitas yang
c. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari
d. Polimenorea
Polimenorea yaitu siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari).
Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenorea dapat
disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau terjadi
e. Oligomenorea
Oligomenorea adalah siklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada
kebanyakan kasus oligomenorea, kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup
baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulatoar dengan proliferasi lebih banyak dari
biasanya.
f. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri sewaktu menstruasi. Nyeri ini terasa pada perut bagian bawah
dan atau di daerah bujur sangkar Michaelis. Nyeri dapat terasa sebelum, selama dan
sesudah menstruasi, dapat bersifat kolik atau terus-menerus. Nyeri diduga karena adanya
kontraksi. Sebenarnya setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal
mens. Akan tetapi, tidak semua perempuan mengalami kadar nyeri yang sama. Nyeri haid
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri haid
ini adalah normal, namun akan berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan
psikis.
adalah kelainan atau penyakit seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan,
Cara melakukan Vulva Hygiene saat menstruasi, yaitu (Surjadi, 2002: 53):
1. Membersihkan bagian luar organ seksual dengan air bersih setiap buang air kecil atau
2. Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk
3. Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam, jika merasa tidak nyaman atau
mulai terasa lembab, terutama pada hari-hari yang banyak mengeluarkan darah (hari 1-3).
Hal ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman berkembang
biak.
a. Fardlu Mandi
1. Niat: pada saat memulai membasuh tubuh. Lafazhkan niat mandi wajib: "nawaitul ghusla
liraf'il hadatsil akbari janabati fardlal lillaahi ta'aalaa" (artinya: aku berniat mandi
wajib untuk menghilangkan hadats besar dan najis, fardlu karena Allah).
3. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan kulit.
5. Lalu berwudhu, namun membasuh semua setiap bagiannya dengan penuh, berbeda
yang kiri.
b. Sunnah Mandi
3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan yang kanan daripada yang kiri.
Add a comment
3.
Jan
Kontrasepsi
MATERI KULIAH
KONTRASEPSI IMPLANT
Disusun Oleh :
ATUN KRISNAWATI
(201110104241)
Aanvulen/F
A. Pendahuluan
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan
bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana
(KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak
dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak
akan berarti.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970)
dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan
bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a) Pengaturan jarak
kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi menambah
anak (“limiting”). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua metode medis teknis KB
yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB yaitu Metode Modern Kontrasepsi
Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan. Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah
kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK),
karena insersinya pada bagian subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam
dosis rendah, yang mempunyai masa kerja panjang.
Tujuan akhir dari hand out ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pelayanan kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi
pengertian dan cara kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan dan
kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain storming
dan penugasan.
B. URAIAN MATERI
b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel yang
terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic, masing-
masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan masa kerja lima
tahun (Varney, 1997).
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk
penetrasi sperma.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada
hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
a. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada
tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima
tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira
40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang
berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya
kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun
menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
d. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1
tahun.
e. Capronor
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek
yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling
panjang pada jenis norplant.
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam
48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus
ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada
tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang
tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada
jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan
implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan
memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi
setelah pengangkatan implan demikian cepat.
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek
terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu
yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan
segera Postpartum.
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola
haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena
terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira
80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan,
durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore
dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama.
Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama.
Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi
pada waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-kira
20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan
dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna
implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan
nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar
rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan
lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat
menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada
hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang
paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik
levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan
penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding
globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun
testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung
levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan)
menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum
untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik
dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan
antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar
wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya
dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa
nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri
yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian
besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan
implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut
kecil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat
karena lokasi dan ukurannya.
f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan
implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar
levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per 1000
wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama
menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus
dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan
kehamilan ektopik.
Labels: 201110104241
Add a comment
4.
Jan
Disusun Oleh :
YANA SURYA FATMA
201110104283
Aanvulen / F
GENDER
A. PENGERTIAN
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang berkaitan atau mungkin
berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempua, secara fisik, seksual, psikologis, ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan dan perampasan kebebasan baik yang terjadi di lingkungan
masyarakat maupun di lingkungan rumah tangga. ( Depkes RI, 2006 )
2. Orang orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, istri, dan anak karena
hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalia, yang menetap dalam
rumah tangga dan atau,
3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
B. BENTUK KEKERASAN
1. Bentukbentuk kekerasan perempuan di lingkungan masyarakat.
- Perkosaan, pencabulan
- Inses ( KDRT )
- Kejahatan perkawinan ( poligami tanpa ijin ) atau kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT )
Yaitu tindakan yang bertujuan untuk melukai, menyiksa, atau menganiaya orang lain dengan
menggunakan anggota tubuh pelaku ( tangan, kaki ) atau dengan alalt alat lain. Bentuk
kekerasan fisik yang dialami
Yaitu tindakan yang bertujuan merendahkan citra seorang perempuan, baik melalui kata kata
maupun perbuatan ( ucapan menyakitkan, katak-kata kotor, bentakan, penghinaan, ancaman )
yang menekan emosi perempuan. Tindakan ini mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri. Hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan / penderitaan
psikis berat pada seseorang.
Yaitu kekerasan yang bernuansa seksual, termasuk berbagai perilaku yang tak di inginkan dan
mempunyai makna seksual yang disebut pelecehan seksual, maupn berbagai bentuk pemaksaan
hubungan seksual yang disebut pemerkosaan. Tindakan kekerasan ini bias diklasifikasikan dalam
bentuk tindak kekerasan fisik maupun psikologis.
1) Pemaksaan hubungan seksual ( pemerkosaan ) uang dilakukan terhadap orang yang menetap
dalam lingkup rumah tangga tersebut. Perkosaan ialah hubungan seksual yang terjadi tanpa
dikehendaki oleh korban. Seseorang menaruh penis, jari atau benda apapun kedalam vagina,
anus atau mulut atau tubuh perempuan tanpa sekehendak perempuan itu.
2) Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang anggota dalam lingkup rumah tangganya
dengan orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu.
3) Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonoyasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran. Pelecehan
seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
4) Tindak kekerasan ekonomi yaitu dalam bentuk penelantaran ekonomi dimana tidak diberi
nafkah secara rutin atau dalam jumlah yang cukup, membatasi dan atau melarang untuk bekerja
yang layak didalam atau diluar rumah, sehingga korban di bawah kendati orang tersebut.
Ada beberapa penyebab terjadinya tindak kekerasan dipandang dari berbagai aspek yaitu :
a) Terkait dengan stuktur sosial budaya/ politik/ hukum/ agama yaitu pada system masyarakat
yang menganut patriarki, dimana garis ayah dianggap dominan, laki – laki ditempatkan pada
kedudukan yang lebih tinggi dari wanita, dianggap sebagai [ihak yang lebih brkuasa. Keadaan ini
menyebabkan perempuan mengalami berbagai bentuk diskriminasi, seperti : sering tidak diberi
hak atas warisan, dibatasi peluang bersekolah, direnggut hak untuk kerja diluar rumah, dipaksa
kawin muda, kelemahan hukum yang ada seringkali merugikan perempuan. Terkait dengan nilai
budaya yaitu keyakinan, stereotype tentang posisi, peran, dan nilai laki- laki dan perempuan,
seperti adanya perjodohan paksa, poligami, perceraian sewenang – wenang.
b) Terkait dengan kondisi situasional yang memudahkan, seperti terisotasi, kondisi konflik dan
perang. Dalam situasi semacan ini sering terjadi perempuan sebagai korban, misalnya dalam
lokasi pengungsian rentan terjadi pemerkosaan, kekerasan seksual. Dalam kondisi kemiskinan
perempuan mudah terjebak dalam pelacuran. Sebagai imptikasi maraknya teknologi informasi,
perempuan terjebak pada kasus pelecehan seksual, pornografi dan perdagangan.
D. CONTOH KASUS
Apabila ada seorang suami selingkuh kemudian istrinya tahu, apakah termasuk kategori
kekerasan terhadap perempuan.
ANALISA : iya karena kekerasan terhadap perempuan tidak hanya berbentuk kekerasan fisik namun juga bisa
dalam bentuk kekerasan psikologis, karena hal tersebut bisa menyebabkan keadaan psikologis
perempuan menjadi terganggu.
Labels: 201110104283
Add a comment
5.
Jan
a) Definisi
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus
haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan
endometrium fisiologi haid normal.
b) haid normal :
1. Gangguan ritme. Gangguan ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: gangguan
yang sering terjadi (polimenorea), jarang terjadi (oligomenorea), terjadinya tidak teratur
dan tidak terjadi haid sama sekali (amenorea).
2. Gangguan pendarahan. Gangguan ini terbagi menjadi beberapa macam juga, yaitu: sedikit
pendarahan (hipomenorea), banyak pendarahan (hiperme¬norea), pendarahan yang
terlalu lama (menoragia) dan pendarahan bercak (spotting). Timbulnya gangguan
pendarahan menunjukkan adanya gangguan organik (anatomis) atau gangguan
endokronologik (hormonal).
e) Gangguan Lain
1. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri haid yang timbul menjelang atau selama haid. Dikatakan nyeri
haid (dismenorea) bila nyeri yang ditimbulkan sampai membuat wanita tidak dapat
bekerja dan harus tidur. Nyeri yang terjadi seringnya bersamaan dengan rasa mual, sakit
kepala, perasaan mau pingsan dan mudah marah. Nyeri tersebut dirasakan oleh wanita
pada bagian perut dan terasa sangat sakit (kolik).
Dismenorea dibagi dalam dua macam, yaitu: dismenorea primer dan dismenorea
sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri yang muncul segera setelah menars (sejak
pertama mengalami haid), sedangkan dismenorea sekunder nyeri yang muncul setelah
beberapa bulan mengalami masa haid.
Penyebab:
Penyebab pasti dari dismenorea primer belum bisa diketahui. Akan tetapi, diduga faktor
psikis dalam hal ini sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dis¬menorea primer
umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Pada fase sekresi
dijumpai kadar prostaglandin yang tinggi dalam endometrium.
Faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya dismenorea sekunder adalah karena
endome¬triosis (tumbuhnya jaringan endometrium di luar endometrium) dan infeksi
kronik genitalia interna. Wanita yang mengalami endo¬metriosis biasanya sering
merasakan nyeri ketika bersenggama dan buang air besar, bahkan biasanya juga sulit
untuk mendapatkan anak (infertil). Kadang-kadang pada wanita ter¬tentu dijumpai
endometriosis di paru, mata, dan di pusar. Setiap mengalami haid, wanita tersebut akan
mengeluarkan darah dari paru-paru, mata atau dari pusar.
Diagnosis dapat dibuat dari keluhan-keluhan yang ada, yang mana biasanya selalu
berhubungan dengan haid. Pada kasus dugaan terhadap endometriosis atau infeksi kronik
diperlukan laparoskopi diagnostik.
Pengobatan:
Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan sesuai dengan kondisi wanita yang terkena
dimenorea, di antaranya:
1. Jika wanita tersebut mengalami kelainan organik maka cara pengobatannya adalah
dengan menghilangkan kelainan organik tersebut terlebih dahulu, kemudian dilakukan
pengobatan sesuai dengan kelainan organik yang ada.
2. Jika dimenorea terjadi pada wanita yang masih berusia muda maka pengobatan bisa
dilakukan dengan obat-obatan spasmolitik atau anal¬gesik terlebih dahulu.
3. Jika wanita mengalami dismenorea primer, yang mana penyebabnya adalah karena kadar
prostaglandin yang terlalu tinggi dan terjadi pada siklus haid yang berovulasi, maka
pengobatannya adalah dengan antiprostaglandin dan terapi hormon progesteron untuk
mencegah ovulasi sesuai dengan petunjuk dokter kandungan.
4. Jika wanita mengalami dismenorea sekunder, yang mana penyebabnya adalah karena
endometriosis dan infeksi kronik, maka pengobatannya adalah dengan penyembuhan
terhadap infeksi yang ada.
Sindrom Prahaid
Pada wanita usia reproduksi, tidak jarang ditemukan keluhan-¬keluhan sebelum haid.
Keluhan-keluhan tersebut misalnya: mudah lelah, mudah marah (tersinggung), perasaan
tertekan (depresi), sakit kepala (migren), mata berkunang-kunang, kaki bengkak, rasa
tidak enak di perut, nyeri pada payudara.
Penyebab:
Penyebab dari kelainan ini belum diketahui secara pasti, masih berupa dugaan. Diduga
kelainan ini disebabkan oleh meningkatnya hor¬mon prolaktin atau karena pengaruh
hormon estrogen yang berlebihan.
Kelainan ini sering dijumpai pada wanita yang keadaan psikisnya labil dan postur
tubuhnya kurus. Diagnosis terhadap kelainan ini dapat dilakukan dengan 2 cara:
(a) Dilihat dari keluhan yang timbul sejak 8-12 hari sebelum haid.
(b) Dengan pemeriksaan hormon prolaktin dan estrogen.
Pengobatan:
a. Untuk mencegah efek estrogen yang berlebihan bisa diberikan progesteron sesuai petunjuk
dokter.
b. Pada kadar prolaktin yang tinggi bisa diberikan bromokriptin atas petunjuk dokter.
PUD adalah pendarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi, dan lamanya) yang terjadi
baik di dalam maupun di luar siklus haid, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium tanpa ada
kelainan organik alat reproduksi. PUD paling banyak dijumpai pada usia perimenars dan
usia perimenopause.
Usia perimenars adalah usia sejak terjadinya menars hingga memasuki usia reproduksi,
yang biasanya berlangsung selama 3 sampai 5 tahun setelah menars dan ditandai dengan
siklus haid yang tidak teratur, baik lama maupun jumlah darahnya. Gangguan haid yang
terjadi pada usia ini tidak memerlukan pengobatan khusus, kecuali jika pendarahan
tersebut sampai menyebabkan anemia atau sampai terjadi amenorea.
Penyebab:
Pada jenis kelainan ini, jarang sekali dijumpai kelainan organik. Yang paling mungkin
menjadi penyebabnya adalah gangguan faktor pembekuan darah dan gangguan psikis.
Diagnostik:
Suhu basal badan atau pemeriksaan hormon FSH dan LH.
Pengobatan:
Perlu diketahui bahwa pada usia perimenars jarang terjadi ovu¬lasi. Jadi, siklus haidnya
bersifat anovulatorik, yang mana hampir dapat dipastikan bahwa tanpa diobati pun
ovulasi akan terjadi secara spontan.
Kapan pengobatan hormonal perlu dilakukan?
Pengobatan hormonal perlu dilakukan jika:
3. dua tahun setelah menars belum juga dijumpai siklus haid yang berovulasi,
Hipermenorea
Hipermenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah banyak, berlangsung selama 6−7
hari, dan melakukan pergantian pembalut sebanyak 5−6 kali per hari yang setiap
pembalutnya basah seluruhnya.
Penyebab:
• Bisa berupa kelainan pada uterus (rahim), seperti mioma (tumor), uterus hipoplasia, dan
lain-lain; atau terdapat infeksi pada genitalia interna (organ reproduksi bagian dalam).
• Kelainan darah.
Diagnosis:
Pada setiap wanita yang berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk
menyingkirkan adanya keganasan.
Pengobatan:
Bila dijumpai kelainan organik, tentu dengan sendirinya penye¬babnya dapat
dihilangkan. Pada kelainan hormonal dapat diberikan be¬berapa jenis terapi hormon, dan
jika memungkinkan bisa dilakukan pemeriksaan hormon FSH, LH dan PRL.
Hipomenorea
Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian
pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.
Penyebab:
Penyebab kelainan ini adalah kekurangan hormon estrogen atau progesteron.
Pengobatan:
Bila siklus haid berovulasi maka tidak perlu dilakukan pengobatan apa pun. Metroragia
Pendarahan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Penyebabnya:
Penyebab pendarahan ini adalah kelainan organik atau kelainan endokrinologik.
Pengobatan:
Untuk kelainan yang sifatnya organik, pengobatannya sesuai dengan jenis penyebabnya.
Jika terdapat kelainan hormonal, diberikan kombinasi estrogen dan progesteron dengan
aturan sesuai petunjuk dokter. Menoragia Pendarahan siklik yang berlangsung lebih dari
7 hari (haid yang memanjang), dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak.
Penyebab:
Mirip dengan hipermenorea. Pengobatan: Sama dengan prinsip pengobatan pada
hipermenorea.
a. Pendarahan Prahaid Pendarahan yang terjadi 3-4 hari sebelum haid, berupa pendarahan
bercak (spotting).
Penyebab:
Penyebabnya diduga karena penurunan kadar estrogen prahaid. Dan perlu juga dicurigai
adanya polip serviks, atau erosi porsio.
Pengobatan:
Ada beberapa cara pengobatan hormonal, yaitu dengan pemberian estrogen, progesteron,
atau pil KB sesuai aturan dan pengawasan dokter.
Penyebab:
Terjadi keterlambatan dalam pelepasan endometrium, atau ter¬dapat gangguan
reepitelisasi (pembentukan kembali lapisan permukaan) endometrium. Dalam
endometrium sering dijumpai adanya infiltrasi limfosit atau leukosit (sel-sel darah putih).
Diagnosis:
Vaginal sitologi, histologi endometrium atau pemeriksaan hor¬monal dengan cara RIA.
Pada wanita usia di atas 35 tahun perlu dilakukan dilatasi dan kuretase bertingkat untuk
menyingkirkan keganasan. Untuk mengetahui berbagai jenis kelainan organik dan ciri-
cirinya secara khusus.
Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu
peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).
Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif.
Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
PENYEBAB
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan
bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular
seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus).
Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama
kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke
dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan,
keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).
Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:
- Tuberkulosis.
Aktivitas seksual yang dilakukan pada usia yang terlalu muda, yaitu di bawah 16 tahun
GEJALA
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi.
Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh
mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan
terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak
teratur dan kemandulan.
Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri
menahun.
Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).
Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan
penderita bisa mengalami syok.
Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
- Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
- Demam
- Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan di celana
dalam
- Kelelahan
- Sering berkemih
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut.
- Kuldosentesis
- Laparoskopi
- USG panggul.
PENGOBATAN
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat.
Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui
mulut).
Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama
menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual, pasangan penderita sebaiknya
menggunakan kondom.
Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan. Untuk mendeteksi kemungkinan hal
ini terjadi segera lakukan pemeriksaan ultrasonografi apabila terjadi kehamilan pasca
menderita penyakit radang panggul.
Infertilitas. Penyakit radang panggul dapat meningkat pada penderita hingga 17%. Hal
ini karena terjadi perubahan pada anatomi tuba falopi.
Bayi lahir cacat atau meninggal. Jika bayi dilahirkan lewat vagina yang memiliki banyak
kuman, maka kuman-kuman itu pun akan ikut dengan si bayi. Akibat lain dari
peradangan saat hamil, bayi bisa lahir prematur, terjadi penyebaran kuman pada tubuh
bayi. Dan jika infeksi parah, bayi dalam rahim bisa meninggal.