You are on page 1of 8

Asmidar Anas: Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien 99

Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien di Klinik Gigi dan Mulut
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

A. St. Asmidar Anas,* Andi Zulkifli Abdullah**


* Bagian Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
** Jurusan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Makassar, Indonesia

ABSTRACT
The improvement of quality health service has become a national and global main
issue in the health development. This is due to great demand of service in health
organization to provide optimum service health. The effort of improving quality
health service consists of health organization and health professionals. This study
aimed to describe patient satisfaction of service quality of health professional in
dental clinic of RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. The samples of this
descriptive survey study were patients of the hospital who fulfill criteria of
inclusion. Intake of samples by purpose, and sample size was 85 people. Patient
satisfaction was determined using RATER dimensions -reliability, assurance,
tangible, empathy and responsiveness. Service quality, which was assessed based
on average of percentage of patient answers, is considered good if satisfaction is ≥
60% and bad if satisfaction is ≤ 60%. The results show that the reliability,
assurance, tangible, empathy, and responsiveness of health officer, are 82.4%,
76.5%, 89.4%, 87.1%, and 78.8% respectively. The study concludes that service
quality of the dental clinic in 2007 was good.
Key word: service quality,reliability,assurance,tangible,empathy,responsiveness

ABSTRAK
Peningkatan kualitas layanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan
bidang kesehatan, baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal ini didorong
oleh semakin besarnya tuntutan terhadap organisasi pelayanan kesehatan untuk
memberikan layanan kesehatan secara prima. Upaya peningkatan kualitas layanan
kesehatan meliputi kualitas organisasi pelayanan kesehatan dan tenaga profesional.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepuasan pasien terhadap
mutu layanan petugas kesehatan di klinik gigi dan mulut RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Sampel penelitian survei deskriptif ini adalah pengunjung
klinik gigi dan mulut rumah sakit tersebut yang memenuhi kriteria inklusi.
Pengambilan sampel secara purposive, dan besar sampel 85 orang. Kepuasan
pasien dinilai dengan dimensi RATER, yaitu reliability, assurance, tangible,
empathy, dan responsiveness, dan mutu layanan dinilai berdasarkan rerata
persentase jawaban pasien, yaitu baik, bila yang menyatakan puas > 60%, dan
tidak baik < 60%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menjawab
puas berdasarkan reliability, assurance, tangible, empathy, dan responsiveness
masing-masing 82,4%, 76,5%, 89,4%, 87,1%, dan 78,8%. Hasil Penelitian
menyimpulkan bahwa mutu layanan klinik gigi pada tahun 2007 adalah baik.
Kata kunci: mutu layanan,reliability,assurance,tangible,empathy,responsiveness

Koresponden: A.St.Asmidar Anas, Bagian Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar,Indonesia.
100 Dentofasial, Vol.7, No.2, Oktober 2008:99-106

PENDAHULUAN Menurut Parasuraman dkk, ada lima dimensi


Kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang digunakan oleh pelanggan dalam menilai
sangat penting dalam mengevaluasi mutu layanan kualitas layanan yaitu tampilan fisik (tangible),
suatu rumah sakit. Ada empat aspek mutu yang yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
dapat dipakai sebagai indikator penilaian mutu pegawai dan sarana komunikasi; kehandalan
pelayanan suatu rumah sakit, yaitu tampilan (reliability), yakni kemampuan memberikan
keprofesian yang ada di rumah sakit (aspek layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
klinis), efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan memuaskan; ketanggapan (responsiveness), yaitu
layanan berdasarkan pemakaian sumber daya, keinginan para staf untuk membantu para
aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelanggan dengan cara memberikan layanan
1
pasien, aspek kepuasan pasien yang dilayani. dengan tanggap; kepastian jaminan (assurance),
Saat ini masalah ketidakpuasan terjadi di yang mencakup pengetahuan, kemampuan,
negara berkembang maupun di negara maju. Ada kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
berbagai macam pengertian yang diberikan oleh para staf, bebas dari bahaya, risiko dan keragu-
pakar tentang kepuasan. Kepuasan adalah tingkat raguan; dan kemampupahaman (empathy), yang
perasaan seseorang setelah membandingkan meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan
Kepuasan dapat diartikan sebagai perbedaan memahami kebutuhan para pelanggan. Kualitas
2
antara harapan dan kinerja yang dirasakan. layanan kesehatan lebih terkait pada kelancaran
Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat komunikasi.4
subyektif, sulit diukur, dapat berubah-ubah, serta Ada dua dimensi kepuasan pasien, yaitu
terdapat banyak sekali faktor yang berpengaruh; dimensi pertama adalah kepuasan yang mengacu
sebanyak dimensi di dalam kehidupan manusia. hanya pada penerapan standar dan kode etik
Subyektivitas tersebut bisa berkurang dan profesi yang meliputi hubungan dokter-pasien,
bahkan bisa menjadi obyektif bila cukup banyak kenyamanan layanan, kebebasan menentukan
pendapat yang sama terhadap sesuatu hal. Oleh pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis,
karena itu, untuk mengkaji kepuasan pasien efektivitas layanan dan keamanan tindakan.
dipergunakan suatu instrumen penelitian yang Dimensi kedua adalah kepuasan yang mengacu
cukup valid disertai dengan metode penelitian pada penerapan semua persyaratan layanan
1
yang baik. kesehatan, yang meliputi ketersedian, kewajaran,
Merkurious dkk, menyebutkan bahwa keterjangkauan, efisiensi dan mutu layanan
5
mengukur kepuasan pasien dapat digunakan kesehatan.
sebagai alat untuk evaluasi kualitas layanan Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang
kesehatan, evaluasi terhadap konsultasi intervensi unik dan kompleks, oleh karena terdapat suatu
dan hubungan antara perilaku sehat dan sakit, usaha atau proses di bidang jasa, khususnya jasa
membuat keputusan administrasi, evaluasi efek medik dalam bentuk layanan kesehatan kepada
dari perubahan organisasi pelayanan, administrasi penderita berupa rawat inap, rawat jalan, maupun
staf, fungsi pemasaran, dan formasi etik penunjang medik. Selain itu rumah sakit
3
kedokteran. merupakan organisasi padat karya yang di
dalamnya terdapat berbagai disiplin ilmu yang
Asmidar Anas: Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien 101

berbeda-beda serta berhadapan langsung dengan BAHAN DAN METODE


orang-orang dengan emosi labil dan ketegangan Penelitian ini bersifat survei deskriptif untuk
emosional sementara mencari pertolongan. mendapatkan gambaran kepuasan pasien terhadap
Olehnya itu pelayanan rumah sakit jauh lebih mutu layanan berdasarkan dimensi RATER, yaitu
kompleks daripada tempat-tempat layanan reliability, assurance, tangible, empathy, dan
6
lainnya. reliability petugas kesehatan. Penelitian
Keluhan masyarakat sering terjadi oleh dilaksanakan di poliklinik gigi dan mulut
karena layanan yang kurang memuaskan, RSUPWS, Makassar pada tahun 2007.
tingginya biaya layanan kesehatan, sarana dan Berdasarkan angka kunjungan bulanan sepanjang
prasarana kesehatan masih sangat terbatas serta tahun 2006 diperoleh rerata kunjungan setiap
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan bulan sebesar 600 orang. Dengan menggunakan
pasien terhadap layanan yang diberikan oleh rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebesar 85
pihak rumah sakit. Seiring dengan kemajuan orang. Pengambilan sampel dilakukan secara
teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan, purposive sampling dengan kriteria inklusi, yaitu
maka mutu layanan berkualitas harus pula menerima perawatan lebih dari sekali kunjungan,
ditingkatkan. Kepuasan pelanggan atau pasien berumur minimal 15 tahun, dan dapat
adalah hal yang sangat penting yang tidak bisa berkomunikasi dan bersedia menjadi responden.
diabaikan oleh para penentu kebijakan di bidang Mutu layanan adalah merujuk pada tingkat
7
kesehatan. kesempurnaan layanan kesehatan, yang satu pihak
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
Sudirohusodo (RSUPWS) di Makassar merupakan dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dan
rumah sakit tipe A yang memberikan layanan di lain pihak tata cara penyelenggaraannya sesuai
spesialistik luas dan subspesialistik, termasuk dengan standar kode etik dan standar pelayanan
layanan kesehatan gigi dan mulut. Selain menjadi profesi yang telah ditetapkan.8
rumah sakit rujukan di Indonesia Timur, Instrumen penilaian mutu pelayanan
RSUPWS juga merupakan rumah sakit berdasarkan reliability, assurance, tangible,
penyelenggara pendidikan tenaga medis sehingga empathy, dan Responsiveness. Reliability
memungkinkan untuk melakukan beberapa merupakan persepsi pasien terhadap kemampuan
penelitian yang berkaitan dengan masalah menyajikan layanan secara konsisten, akurat
kesehatan termasuk mutu pelayanan petugas sesuai yang dijanjikan. Indikatornya adalah
kesehatan itu sendiri. petugas kesehatan selalu ada, melakukan tindakan
Pada makalah ini akan dipaparkan hasil tepat waktu, kecepatan diagnosis, memberikan
penelitian mengenai studi mutu pelayanan informasi yang akurat terhadap pasien, serta
berdasarkan kepuasan pasien di klinik gigi dan memberi layanan dengan tidak membeda-bedakan
mulut RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pasien. Kriteria obyekatif adalah puas diberi
Makassar yang bertujuan untuk memperoleh skor 3, kurang puas diberi skor 2, dan tidak puas
gambaran kepuasan pasien terhadap mutu layanan diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 6 x 3 =18,
petugas kesehatan di klinik gigi dan mulut sementara skor terendah 6 x 1 = 6.
tersebut.
102 Dentofasial, Vol.7, No.2, Oktober 2008:99-106

Assurance merupakan persepsi terhadap puas diberi skor 3, kurang puas diberi skor 2, tidak
pengetahuan, kesopanan petugas serta dapat puas diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 6 x 3 =18,
dipercaya sehingga pasien merasa mendapatkan sementara skor terendah 6 x 1 = 6.
jaminan kepastian layanan yang aman dan Berdasarkan dimensi RATER tersebut, mutu
terpercaya. Indikatornya adalah petugas terampil pelayanan dinilai dengan indikator baik apabila
dalam melakukan tindakan medik, menjawab jawaban responden yang menyatakan puas > 60%,
pertanyaan pasien mengenai penyakitnya, teliti dan tidak baik apabila jawaban responden yang
memberi obat, memberikan penjelasan yang menyatakan puas < 60%.
akurat berkaitan dengan tindakan yang dilakukan.
Kriteria obyektif adalah puas diberi skor 3, kurang HASIL PENELITIAN
puas diberi skor 2, dan tidak puas diberi skor 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi
Skor tertinggi adalah 6 x 3 =18, sementara skor responden menurut pekerjaan yang terbanyak pada
terendah 6 x 1 = 6. PNS/TNI-Polri/Pensiunan sebesar 35 responden
Tangible merupakan persepsi pasien terhadap dan yang paling sedikit adalah wiraswasta sebesar
komponen berwujud dalam memberikan layanan 4 responden. Sementara distribusi responden
kepada pasien. Indikatornya adalah fasilitas fisik menurut pendidikan yang terbanyak adalah
rumah sakit, tampilan dokter dan paramedis, perguruan tinggi sebanyak 56 responden dan
perlengkapan yang tersedia untuk pelayanan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah
kepada pasien. Kriteria obyektifnya adalah puas tidak sekolah dan SMP, masing-masing 1
diberi skor 3, kurang puas diberi skor 2, dan tidak responden. Jenis kelamin responden terbanyak
puas diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 6 x 3 =18, adalah perempuan sebesar 58,8%. Sedangkan
sementara skor terendah 6 x 1 = 6. menurut cara pembayaran pasien, terbanyak
Empathy merupakan persepsi pasien ditanggung oleh PT. Askes sebesar 55 responden
terhadap petugas yang dinilai berdasarkan dan yang paling sedikit adalah JPS Gakin sebesar
kemampuan dokter gigi dan perawat dalam 4 responden.
memahami apa yang dirasakan pasien, dan Pada tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar
menempatkan diri pada keadaan yang dihadapi responden menyatakan puas dengan reliability
atau yang dialami pasien, memperlakukan petugas kesehatan, yaitu sebesar 82,4%, dan tidak
pasien dengan baik, dan selalu berada di tempat ada yang menyatakan tidak puas. Tanggapan
apabila pasien membutuhkan. Kriteria obyektifnya responden terhadap assurance, terlihat 76,5%
adalah jika puas diberi skor 3, kurang puas diberi yang merasa puas atas jaminan dan kepastian yang
skor 2, dan jika tidak puas diberi skor 1. Skor diberikan petugas kesehatan. Sementara pada
tertinggi adalah 6 x 3 =18, sementara skor penilaian responden terhadap tangible petugas
terendah 6 x 1 = 6. kesehatan, 89,4% responden merasa puas, dan
Responsiveness merupakan persepsi pasien sisanya merasa tidak puas. Tanggapan terhadap
terhadap dokter dan perawat yang dinilai empathy petugas kesehatan, 87,1% responden
berdasarkan kecepatan tanggap dalam menolong merasa puas. Sedangkan penilaian responden
pasien, serta dalam mengatasi masalah yang terhadap responsiveness petugas menunjukkan
dihadapi oleh pasien. Kriteria obyektifnya adalah bahwa 78,8% menyatakan puas.
Asmidar Anas: Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien 103

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan, pendidikan, jenis


kelamin dan cara pembayaran pasien di poli gigi dan mulut RSUPWS
Makassar pada tahun 2007.
Karakteristik responden n %
Pekerjaan
1. PNS/TNI-POLRI/Pensiunan 35 41,2
2. Wiraswata 4 4,7
3. Pelajar/mahasiswa 25 29,4
4. Ibu RT 9 10,6
5. Lain-lain 12 14,1
Jumlah 85 100
Pendidikan
1. Tidak sekoah 1 1,2
2. SD 3 3,5
3. SMP 1 1,2
4. SMA 24 28,2
5. Perguruan tinggi 56 65,9
Jumlah 85 100
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 35 41,2
2. Perempuan 50 58,8
Jumlah 85 100
Cara pembayaran pasien
1. Umum 26 30,6
2. Askes 55 64,7
3. JPS Gakin 4 4,7
Jumlah 85 100
Sumber: data primer

Tabel 2. Tanggapan responden terhadap mutu layanan petugas kesehatan berdasarkan dimensi
RATER di poli gigi dan mulut RSUPWS Makassar pada tahun 2007.
Dimensi Kepuasan
Tanggapan
Reliability Assurance Tangible Empathy Responsiveness
Responden
n % n % N % n % n %
Puas 70 82,4 65 76,5 76 89,4 74 87,1 67 78,8
Kurang puas 15 17,6 20 23,5 9 10,6 10 11,7 18 21,2
Tidak puas 0 0 0 0 0 0 1 1,2 0 0
Jumlah 85 100 85 100 85 100 85 100 85 100
Sumber: data primer

PEMBAHASAN mempengaruhi persepsi mereka tentang mutu


Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden layanan, karena persepsi mengenai mutu layanan
adalah perguruan tinggi yaitu 56 orang atau dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dapat
65,9%. Pendidikan responden sangat diketahui melalui jenjang pendidikan seseorang.
104 Dentofasial, Vol.7, No.2, Oktober 2008:99-106

Sementara itu, pekerjaan responden berhubungan yang diterima dibandingkan dengan harapan
dengan pendidikannya, yaitu pada penelitian pelanggan atas layanan yang diterima.
ini ditemukan mayoritas pekerjaan responden Assurance atau jaminan dan kepastian adalah
adalah Pegawai Negeri Sipil/TNI- pengetahuan atau wawasan, kesopansantunan,
POLRI/Pensiunan yaitu sebesar 35 orang atau kepercayaan diri dari pemberi layanan kesehatan
41,2%. Sedangkan berdasarkan cara pembayaran serta respek terhadap pelanggan. Di poli gigi
pasien terlihat bahwa pasien Askes RSUPWS Makassar, assurance adalah
mendominasi kunjungan di poli gigi RSUPWS kemampuan petugas, baik dokter maupun perawat
Makassar yaitu sebesar 55 orang (64,7%). Hal yang terampil dan cekatan sehingga memberi rasa
ini bisa dipahami karena rumah sakit ini aman terhadap pasien, ketelitian dalam memberi
melayani rujukan pelayanan kesehatan gigi dari pengobatan serta penjelasan atas setiap tindakan
puskesmas. medik yang diberikan kepada pasien.
Reliability yang dimaksud di sini adalah Menurut Parasuraman dkk, ada beberapa
kemampuan menyajikan pelayanan secara faktor yang mempengaruhi assurance yaitu
konsisten, akurat sesuai yang dijanjikan. competence yaitu ilmu pengetahuan dan keahlian
Reliability meliputi kemampuan memberi yang dibutuhkan untuk memberikan layanan,
informasi tentang pelayanan kesehatan yang akan courtessy yaitu kesopan-santunan yang meliputi
diberikan. Dalam pelayanan kesehatan gigi dan sikap sopan santun, respek, perhatian dan
mulut di poli gigi RSUPWS Makassar, reliability keramahan individu yang langsung berhubungan
petugas merupakan kemampuan petugas baik dengan pelanggan, serta credibility yaitu
dokter maupun perawat dalam melakukan kepercayaan, kejujuran dan reputasi yang dimiliki
tindakan tepat waktu, memberikan informasi yang oleh rumah sakit.4
dibutuhkan dan tidak bersikap diskriminatif Dari hasil penelitian, diperoleh 76,.5%
terhadap pasien. responden merasa puas atas jaminan dan kepastian
Ketanggapan petugas kesehatan dalam yang diberikan petugas kesehatan dan yang
melayani pasien di poli gigi RSUPWS Makassar menyatakan kurang puas sebanyak 23,5%
umumnya baik, yaitu 70 responden (82,4%) responden. Jaminan atau kepastian yang dinilai
responden menyatakan puas, dan hanya 17,6% adalah berdasarkan tanggapan pasien secara
yang tidak puas. Dalam hal ini mutu layanan pribadi bukan berdasarkan jaminan kepastian
ditinjau dari cara pandang pelanggan lebih terkait pengobatan dari segi medis. Seorang pasien
pada dimensi ketanggapan petugas dalam melihat petugas baik dokter maupun perawat
memenuhi kebutuhan pasien serta memberikan mampu memberikan jaminan jika mereka terampil
informasi yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan dan cekatan dalam menggunakan peralatan, teliti
antara persepsi pasien dengan kenyataan yang memberikan pengobatan dan mampu memberi
diterima tidak besar kesenjangannya. penjelasan terhadap tindakan medik yang
Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat dilakukan.
4
Parasuraman, yaitu bahwa kualitas layanan Tangible adalah layanan secara fisik, meliputi
yang dipersepsikan oleh pelanggan didefinisikan fasilitas fisik rumah sakit, tampilan dokter dan
sebagai seberapa besar kesenjangan antara paramedis, dan perlengkapan yang tersedia untuk
persepsi pelanggan atau kenyataan layanan pelayanan kepada pasien. Dalam penelitian ini,
Asmidar Anas: Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien 105

tangible adalah kemampuan petugas kesehatan empati petugas kesehatan. Hal ini berarti mutu
baik dokter maupun perawat poli gigi RSUPWS pelayanan kesehatan dianggap baik karena
Makassar dalam melayani pasien, meliputi mayoritas pasien merasa puas atas empati yang
tampilan fisik yang selalu bersih dan rapih, sikap diberikan petugas kesehatan. Penilaian ini
yang selalu ramah dalam menghadapi pasien serta berdasarkan persepsi pasien terhadap petugas
kesopanan terhadap pasien. kesehatan dalam memberikan layanan senantiasa
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bersikap sabar, telaten, memperlakukan pasien
76 responden (89,4%) merasa puas atas dengan baik serta memiliki rasa hormat,
penampilan dan sikap dokter dan perawat. Hal ini bersahabat dan selalu menanyakan perkembangan
berarti bahwa mutu pelayanan dianggap baik pasien. Meskipun demikian, perlu ditingkatkan
ditinjau dari segi penampilan fisiknya. Meskipun empati petugas terhadap pasien karena masih ada
demikian, masih ada 10,6% responden yang 11,7% responden yang merasa kurang puas dan
merasa kurang puas sehingga penampilan dan 1,2% yang tidak puas.
sikap petugas perlu ditingkatkan. Responsiveness atau daya tanggap yang
Empathy yang dimaksud di sini adalah dimaksud di sini adalah kemampuan atau
kemampuan petugas dalam memahami dan kecepattanggapan petugas dalam memberi layanan
menempatkan diri pada keadaan yang dihadapi dan pengobatan terhadap pasien. Di poli gigi
atau yang dialami oleh pasien melalui respon RSUPWS Makassar, responsiveness petugas baik
emosional, mengerti sepenuhnya tentang kondisi dokter maupun perawat diukur dari bagaimana
dan perasaan pasien dan mampu melakukan petugas mau mendengarkan keluh-kesah pasien,
komunikasi yang baik dalam memahami segera datang bila dipanggil, menawarkan bantuan
kebutuhan pasien. baik diminta maupun tidak diminta oleh pasien.
Mutu layanan ditinjau dari pengguna lebih Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh
terkait pada dimensi ketanggapan petugas informasi bahwa 78,8% responden merasa puas
memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran dan menilai petugas poli gigi tanggap atas keluhan
komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan, dan kebutuhan mereka. Ini berarti dari segi
serta keramahtamahan petugas dalam melayani responsiveness petugas kesehatan, mutu pelayanan
dan atau kesembuhan penyakit yang sedang dianggap baik. Namun perlu ditingkatkan karena
8
diderita oleh pasien. terdapat 18 responden yang merasa kurang puas
Sikap dan perilaku dokter, perawat dan atas daya tanggap petugas kesehatan. Hal ini
petugas lain di rumah sakit tinggi peringkatnya mungkin disebabkan karena panjang jam
dalam kepuasan pasien. Walau hasil akhir pelayanan di poli gigi yang diselingi waktu
(outcome) layanan kurang sesuai dengan harapan istirahat bagi petugas kesehatan (ishoma).
pasien, pasien masih dapat memahaminya dan Ketanggapan petugas merupakan hakekat
tetap dapat merasakan kepuasannya, karena dasar mutu layanan kesehatan dalam memenuhi
dilayani dengan sikap dan perilaku yang kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa layanan
1
menghargai perasaan dan martabatnya. kesehatan yang apabila berhasil dipenuhi akan
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data dapat menimbulkan rasa puas terhadap layanan
bahwa 74 responden (87,1%) merasa puas atas kesehatan yang diselenggarakan.8
106 Dentofasial, Vol.7, No.2, Oktober 2008:99-106

SIMPULAN rumah sakit serta kualitas petugas kesehatan


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sehingga dapat memberikan layanan prima kepada
tentang mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pengguna sesuai dengan yang diharapkan demi
pasien di poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. menjawab tantangan globalisasi bidang kesehatan
Wahidin Sudirohusodo dapat disimpulkan bahwa khususnya dalam pelayanan kesehatan.
berdasarkan reliability petugas kesehatan secara
umum dinilai baik, yaitu 70 responden (82,4%) DAFTAR PUSTAKA
merasa puas dan 15 responden (17,6%) merasa 1. Suryawati C. Kepuasan pasien rumah sakit
(tinjauan teoritis dan penerapannya pada
kurang puas. Berdasarkan assurance, petugas
penelitian). J Manajemen Pelayanan
kesehatan secara umum dinilai baik, yaitu 65 Kesehatan 2004; 7(4).
responden (76,5%) merasa puas dan 20 responden 2. Suprapto. Pengukuran tingkat kepuasan
(23,5%) merasa kurang puas. Berdasarkan pelanggan untuk menaikkan pangsa pasar.
tangible petugas kesehatan secara umum dinilai Jakarta: Rineka Cipta; 2001.
3. Merkuoris A, Lanara V, Ifabtopoulos,
baik, yaitu 76 responden (89,54%) merasa puas,
Lemonidou C. Patien satisfaction: A key
dan hanya 9 responden (10,6%) merasa kurang concept for evaluating and improving nursing
puas. Sedangkan berdasarkan empathy petugas practice. J Nursing Management 1999.
kesehatan secara umum juga dinilai baik, yaitu 74 4. Parasuraman A, Zethami VA, Berry LI. A
responden (87,1%) merasa puas, 10 responden conceptual model of service quality and its
implications for future research. 1990
(11,7%) merasa kurang puas, dan hanya 1
5. Krowinski WJ, Steven RS. Measuring and
responden (1,2%) tidak puas. Dimensi terakhir, managing patient satisfaction. American
berdasarkan responsiveness, petugas kesehatan Hospital Publishing Inc.; 1996.
secara umum juga dinilai baik, yakni 67 6. Ansar J. Mutu pelayanan kesehatan RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2006.
responden (78,8%) merasa puas dan hanya 18
Makalah tidak dipublikasi. Konsentrasi
responden (21,2%) merasa kurang puas. Epidemiologi Program Pascasarjana Unhas;
2007.
SARAN 7. Wijono D. Manajemen mutu pelayanan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan kesehatan: Teori, strategi dan aplikasi, Vol. 2.
Surabaya: Airlangga University Press; 1999.
simpulan, disarankan kepada pihak RSUP Dr.
8. Azwar A. Manajemen mutu pelayanan
Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk terus kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Utama;
berupaya meningkatkan sarana dan prasana fisik 1996.

You might also like