You are on page 1of 6

Nayla Berliana Nugrahandhini

NIM. 201710401011035

9. INSPEKSI SCLERA
 Alat dan bahan yang dibutuhkan
 Pen Light
 Slit Lamp
 Prosedur tindakan:
MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI SKLERA
(Termasuk dalam pemeriksaan segmen anterior)
1 Sebelum melakukan pemeriksaan jangan lupa memberi salam,
memperkenalkan diri, menerangkan mengenai tujuan dan prosedur
pemeriksaan, serta meminta persetujuan pasien
2 Cuci tangan.
3 Ruangan dibuat agak gelap. Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak
jangkauan tangan. Lakukanlah pemeriksaan menggunakan lampu senter yang
cukup terang dengan sinar yang terfokus dengan baik, dimulai dari mata
kanan terlebih dahulu.
4 Di saat melakukan pemeriksaan segmen anterior dari bagian terluar ke bagian
terdalam, pada saat pemeriksaan sklera evaluasi bagaimanakah warnanya
(normalnya berwarna putih dan berwarna kekuning-kuningan di bagian
ujungnya), evaluasi kekeruhannya, kemudian nilai adakah tanda-tanda radang,
adakah penipisan pada skleranya, serta evaluasi apakah ada kelainan-kelainan
yang lain.
5 Menjelaskan bahwa pemeriksaan telah selesai.
6 Cuci tangan
7 Menjelaskan hasil dari pemeriksaan, interpretasinya, dan melakukan edukasi
kepada pasien

Sclera normal Sclera ikterik Peradangan sklera


Nayla Berliana Nugrahandhini
NIM. 201710401011035

10. INSPEKSI ORIFICIUM DUCTUS LACRIMALIS


 Alat dan bahan yang dibutuhkan
 Pen Light
 Slit Lamp
 Prosedur tindakan:
MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI ORIFICIUM DUCTUS
LACRIMALIS
1 Sebelum melakukan pemeriksaan jangan lupa memberi salam,
memperkenalkan diri, menerangkan mengenai tujuan dan prosedur
pemeriksaan, serta meminta persetujuan pasien
2 Cuci tangan.
3 Ruangan dibuat agak gelap. Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak
jangkauan tangan. Lakukanlah pemeriksaan menggunakan lampu senter yang
cukup terang dengan sinar yang terfokus dengan baik, dimulai dari mata
kanan terlebih dahulu.
4 Evaluasi orificium ductus lacrimalisnya, adakah suatu sumbatan dan nilai
adakah tanda-tanda radang.
5 Menjelaskan bahwa pemeriksaan telah selesai.
6 Cuci tangan
7 Menjelaskan hasil dari pemeriksaan, interpretasinya, dan melakukan edukasi
kepada pasien
Nayla Berliana Nugrahandhini
NIM. 201710401011035

11. PALPASI LIMFONODUS PRE-AURIKULAR


MELAKUKAN PEMERIKSAAN PALPASI LIMFONODUS PRE-
AURIKULAR
1 Sebelum melakukan pemeriksaan jangan lupa memberi salam,
memperkenalkan diri, menerangkan mengenai tujuan dan prosedur
pemeriksaan, serta meminta persetujuan pasien
2 Cuci tangan.
3 Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak jangkauan tangan. Melakukan
pemeriksaan dari sebelah kanan terlebih dahulu.
4 Inspeksi limfonodus pre-aurikular, dilakukan untuk melihat adanya
pembesaran, peradangan pada limfonodi seperti penyakit tuberculosis,
limfoma maligna, metastase, HIV/ AIDs.
5 Palpasi limfonodus pre-aurikular. Pada keganasan kelenjar getah bening,
terutama limfoma, dinilai kelenjar mana saja yang membesar, multipel atau
tunggal, permukaannya licin atau berdungkul-dungkul, mobile atau terfiksasi,
konsistensinya bagaimana, terdapat perubahan suhu atau tidak, terdapat nyeri
tekan atau tidak, adakah luka pada kelenjar tersebut atau tidak. Limfadenopati
yang hanya berukuran kecil, discrete dan mobile dapat bersifat
fisiologis.Adanya nyeri tekan menunjukkan inflamasi.Limfadenopati yang
keras pada palpasi dan terfiksasi mengindikasikan keganasan.
6 Menjelaskan bahwa pemeriksaan telah selesai.
7 Cuci tangan
8 Menjelaskan hasil dari pemeriksaan, interpretasinya, dan melakukan edukasi
kepada pasien

Kiri : pocket lymphadenopathy cervicalis porterior pada TBC,


Nayla Berliana Nugrahandhini
NIM. 201710401011035

Kanan : metastase karsinoma nasofaring ke kelenjar limfe leher.

Limfonodi leher

Palpasi limfonodi, kiri : lnn. preaurikuler, tengah : lnn. cervicalis anterior danposterior,
kanan : lnn. Supraklavikularis
Nayla Berliana Nugrahandhini
NIM. 201710401011035

12. PENILAIAN POSISI DENGAN CORNEAL REFLEX IMAGE (PEMERIKSAAN


HIRSCHBERG)
 Alat dan bahan yang dibutuhkan
 Pen Light
 Prosedur tindakan:
MELAKUKAN PEMERIKSAAN PENILAIAN POSISI DENGAN CORNEAL
REFLEX IMAGE (PEMERIKSAAN HIRSCHBERG)
1 Sebelum melakukan pemeriksaan jangan lupa memberi salam,
memperkenalkan diri, menerangkan mengenai tujuan dan prosedur
pemeriksaan, serta meminta persetujuan pasien
2 Cuci tangan.
3 Ruangan dibuat agak gelap. Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak
jangkauan tangan. Lakukanlah pemeriksaan menggunakan lampu senter yang
cukup terang dengan sinar yang terfokus dengan baik.
4 Penlight disinarkan setinggi mata pasien, sebagai sinar fiksasi, terletak 30 cm
dari pasien.

5 Mengevaluasi reflek sinar pada kornea, menggambarkannya dan


menginterpretasikannya.
Dikatakan sebagai eksotropia jika:
- reflek cahaya jatuh di tepi pupil nasal 15 derajat eksotropia.
- reflek cahaya jatuh di tepi pupil sampai limbus nasal 30 derajat eksotropia.
- reflek cahaya jatuh di luar limbus bagian nasal 45 derajat eksotropia.
Dikatakan sebagai esotropia jika:
- reflek cahaya jatuh di tepi pupil temporal 15 derajat esotropia.
- reflek cahaya jatuh di tepi pupil sampai limbus temporal 30 derajat
esotropia.
- reflek cahaya jatuh di limbus bagian temporal 45 derajat esotropia.
6 Menjelaskan bahwa pemeriksaan telah selesai.
7 Cuci tangan
8 Menjelaskan hasil dari pemeriksaan, interpretasinya, dan melakukan edukasi
kepada pasien
Nayla Berliana Nugrahandhini
NIM. 201710401011035

You might also like