You are on page 1of 2

Cerpen : Malas Sekolah

Minggu adalah hari libur yang membuat orang malas beraktivitas. Ada yang
memilih berlibur tapi ada pula yang memilih tinggal di rumah melepas lelah

setelah seminggu penuh dengan aktivitas. Begitu pula dengan Banu, dia memilih

untuk bersantai di rumahnya. Sampai-sampai setelah hari Minggu Banu masih

belum siap menghadapi aktivitas sekolah yang membosankan baginya.


“Nu, kamu tidak berangkat sekolah? Ini sudah siang lho. Nanti telat.” Tanya
ibunya.
“Banu masih capek, Bu. Bolos sehari saja gak papa. Lagian gak ada PR dan tes

kok. Santai saja, Bu.”


“ Ya jangan begitu. Kamu sekolah itu bayar. Menuntut ilmu tidak bisa disepelekan

begitu saja Nu.” Jawab ibunya menyanggah.

“Sudahlah bu, Banu masih ngantuk mau tidur lagi.”

Melihat gelagat anaknya, ibunnya menjadi geram dan menyeret anaknya ke suatu
tempat. Kemudian ibunnya mengajaknya ke panti asuhan yang dipenuhi berbagai
anak dengan latar belakang yang berbeda.

“Nah, tuh, lihat mereka. Tak punya orang tua yang membiayai sekolah padahal
mereka juga ingin sepertimu.” Jelas ibunnya memberi tahu anaknya melalui kaca

dalam mobil.

Kemudian ibunya mengajaknya melihat anak-anak yang mengamen di jalanan.

“Lihat anak itu, dia mengemis mencari uang. Untuk makan saja susah apa lagi

sekolah.” Jelas ibunya lagi.


Kemudian Banu sadar dan akhirnya mau berangkat sekolah walau agak
terlambat. Dia diantar ibunnya sampai ke sekolah. Di perjalanan dia melihat anak

sekolah yang berjalan pincang,. Dalam hati dia berkata “Alangkah beruntungnya
aku, masih punya fisik yang sempurna tapi malah malas sekolah. Sedangkan anak

cacat saja bisa semangat seperti itu.”


Keutamaan Sedekah

“Bu, hari ini barang dagangan Bapak hanya sedikit yang laku. Hanya segini yang
bisa Bapak berikan pada Ibu.” Sambil memberikan uang kepada istrinnya untuk

kebutuhan rumah tangga.

“Iya Pak. Nda papa yang penting Bapak sudah berusaha dan selebihnya ini adalah

rejeki dari Tuhan.”


Keesokan harinya, si suami berangkat bekerja dengan membawa barang
dagangannya ke pasar. Di perjalanan ia bertemu dengan nenek tua yang
kebingungan di jalan.

“Ada apa nek?” Tanya pak Bejo menghampiri nenek tua tersebut.
“Nak, bolehkah saya meminta uang? Saya ingin pulang tapi tak ada ongkos.”

Pinta nenek lirih kepada Pak Bejo.

“Uangku juga mepet, dagangan dari kemarin gak laku, untuk makan saja kadang

masih kurang, ah tapi gak papa. Kata pak ustad sedekah bisa melancarkan rejeki,
bismillah saja.” Gumamnya dalam hati.
“Baiklah, Nek, ini ada uang segini buat naik bis nenek sampai tujuan ya. Biar saya

antar sampai terminal.” Ucapnya sambil mengantar nenek tersebut menuju


terminal.

“Terima kasih nak, semoga rejekimu selalu lancar.”

“Amin, Nek”.

Setelah mengantar nenek tersebut, Pak Bejo kembali ke pasar untuk menjual

dagangannya. Sesampainya di pasar, ada seorang pembeli yang memborong


dagangannya sampai habis.
“Alhamdulillah rejeki memang tak ke mana. Memang sedekah bisa melancarkan

rejeki.” Gumam Pak Bejo bersyukur.

You might also like