Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyakit kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang paling ditakuti oleh
seluruh masyarakat dunia. Kanker payudara khususnya menjadi salah satu penyebab
kematian utama wanita di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan
saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada
usia 18 tahun. Dari total 58 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2005, kanker
menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari seluruh kematian. Kanker Payudara menyebabkan
502.000 kematian per tahun. Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker terjadi di
meningkat, dengan 9 juta orang diperkirakan meninggal karena kanker pada tahun 2015
dan 11,4 juta meninggal pada tahun 2030. Di Indonesia, kanker payudara telah menjadi
tumor ganas tertinggi diikuti tumor ganas leher rahim. Insiden kanker payudara sebesar
Menurut WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2008 dari 7,6 juta kematian di dunia
yang terjadi akibat penyakit, 13 % kematian tersebut disebabkan oleh penyakit kanker dan
prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal data sebelumnya
1
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional
(UICC) memprediksi, akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300
persen di seluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70 persennya berada di negara
bagi pengobatan. Soehartati mengatakan, pusat pengobatan kanker di Indonesia baru dapat
melayani 15 persen pasien kanker. "Padahal, angka itu saat pasien kanker di Indonesia
masih diprediksi 1 banding 1.000," ungkap profesor di bidang radiasi onkologi ini.
lokasi yang merata. "Pusat pengobatan kanker di Indonesia masih 22 rumah sakit negeri,
dan 2 rumah sakit swasta. Itu pun letaknya tidak merata. Selain jumlah, perlu juga
diperhatikan jaraknya”. Namun yang lebih penting, lanjut Soehartati, masyarakat perlu
mewaspadai risiko kanker dengan memulai pola hidup sehat merupakan yang utama.
"Sekitar 43 persen dari kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan 30 persen dari
kanker dapat terdeteksi". Kanker merupakan penyakit dengan proses perkembangan yang
panjang dan memiliki banyak faktor risiko. Penyebab kanker tidak dapat ditentukan dari
satu faktor risiko saja, tetapi gabungan dari banyak faktor risiko.
"Jika hanya memiliki satu atau dua faktor risiko belum tentu dapat mengembangkan
kanker, asalkan menghindari faktor risiko yang lain," kata Soehartati. Faktor risiko kanker
antara lain riwayat keluarga, infeksi virus, paparan bahan kimia, dan radiasi. Sedangkan
untuk mencegah kanker diperlukan pencegahan primer yang terdiri dari berpikir positif,
bergerak aktif, dan menjaga pola makan, serta pencegahan sekunder yaitu deteksi dini dan
vaksinasi.
2
Secara Nasional insiden kanker di Indonesia dari beberapa pusat registrasi kanker
terdapat 23.310 kejadian kanker. Data RISKESDAS 2013 untuk Indonesia ada 61.682
penderita, sedangkan NTT terdapat 1252 kasus (Pusat data dan informasi kementrian
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran asupan zat gizi dan status gizi penderita Kanker serviks di
Rawat Inap Edelweis RSUD Prof. DR. W. Z. Yohannes Kupang.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui asupan zat gizi makro penderita Kanker serviks
2. Mengetahui status gizi penderita kanker serviks
3. Mengetahui asupan zat gizi makro dan status gizi penderita kanker serviks.
1.4 Manfaat
1. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti tentang
asupan zat gizi makro dan status gizi penderita kanker serviks di ruang rawat inap
edelweis RSUD Prof. DR. W. Z. Yohanes kupang.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan masukan meningkatkan mutu Pendidikan
3. Bagi pasien
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada penderita kanker
khususnya bagi pasien kanker serviks tentang pentingnya asupan zat gizi makro.
4. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan atau informasi tentang asupan gizi makro dan status gizi
dalam memberikan pelayanan pada penderita Kanker serviks.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker serviks yang biasa disebut kanker mulut rahim merupakan sebuah
penyakit yang paling ditakuti oleh kaum hawa. Pasalnya banyak orang yang
meninggal gara-gara mengidap penyakit yang satu ini. Kanker serviks sendiri
merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher Rahim, yaitu area
bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina. Kanker ini
disebabkan oleh virus bernama Human Papiloma Virus – atau yang lebih
dekenal viru HPV. Kanker ini terjadi pada servik uterus, yaitu suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Rozi, 2013).
Kanker serviks disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal pada
daerah mulut atau leher rahim. Serviks adalah bagian bawah dari uterus atau
rahim, di atas saluran vagina. Kenker serviks tumbuh ketika sel-sel yang
abnormal di saluran serviks berkembang biak di luar control dan membentuk
lesi prakanker. Bila berlanjut, lesi tersebut berubah menjadi tumor dan
menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan hingga ke dinding panggul (Rozi,
2013).
Dalam (Rozi, 2013) The Tampon Safety and Research Act of 1999, H.R. 890
USA 1999 (kongres tentang penelitian dan keamanan Tampon di Amerika
Serikat tahun 1999) menyatakan bahwa :
4
1. Menurut yayasan kanker Indonesia, saat ini penyakit Kanker Leher
Rahim menyebabkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita per
tahun.
2. “ Sebanyak 52 juta dari sekitar 115 juta perempuan Indonesia beresiko
terkena kanker rahim (Serviks) karena berbagai alasan”, kata dr Djemi,
SPOG dalam seminar Deteksi Dini Kanker Rahim dan Payudara pada
Wanita, di Palu Maret 2007 (Kutipan harian Analisa, minggu
25/03/2007).
3. Salah satu penyebab wanita terjangkit infeksi vagina disebabkan oleh
pemakaian pembalut yang tidak berkualitas.
4. Kebanyakan produsen pembalut wanita menggunakan bahan-bahan
kimia yang berbahaya bagi penggunanya dan mengakibatkan berbagai
penyakit dalam sistem reproduksi wanita.
5. Mahkota wanita teramat penting untuk diperhatikan karena salah satu
faktor keharmonisan rumah tangga terletak padanya. Namun saat ini
banyak wanita sering mengabaikannya, lebih mementingkan perawatan
muka daripada mahkotanya.
6. Jika seorang wanita sejak berumur 20 tahun telah terjangkit infeksi
vagina, maka sedikitnya 6 tahun waktu hidupnya akan dihabiskan hanya
untuk proses pengobatan dan perawatan infeksi.
7. Pada saat ini, banyak wanita dalam masa usia subur yang telah diangkat
rahimnya, yang pada akhirnya mereka tidak bias mendapatkan keturunan.
2.1.3 Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui jelas namun ada beberapa
faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada
usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan sering gonta ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kanker serviks
ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papilloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
5. Sosial ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi
rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi,
imunitas, dan kebersihan perorangan. Pada kalangan sosial ekonomi
5
rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan Sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita
yang pasangannya be;lum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non
sirkum hygiene penis tdk terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan
smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan
pemakaian AKDR akan berpengaruh pada terhadap serviks yaitu bermula
dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa
radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya
kanker serviks.
A. Mikroskopik
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis.
Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat
dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium Karsinoma Insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh
lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma
insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa
kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium Karsinoma Mikroinvasif
Pada karsinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat
pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana
basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari
membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya
ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium Karsinoma Invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol
besar dan bentuk sel bervariasi. Pertumbuhan invasif muncul diarea
bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu
jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan
korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan Eksofilik, berbentuk bunga kol, tumbuh kearah
vagina tanpa ilfitrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini
mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan Endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh
progresif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri
dan parametrius.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang
lambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
6
B. Makroskopik
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa.
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah memgenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya
seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
7
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
2. Pembentukan senyawa tubuh yang essensial
3. Regulasi keseimbangan air
4. Mempertahankan netralitas tubuh
5. Pembentukan antibody
6. Transportasi zat gizi
Klasifikasi secara umum, sistem kalsifikasi yang kadang-kadang
bertentangan satu sama lain. Pada umunya protein diklasifikasi
berdasarkan; struktur molekulnya, kelarutan air, nilai gizinya (nilai
biologisnya). (Muchtadi, 2009)
3. Lemak
Peranan lemak dalam bahan pangan yang utama adalah sebagai sumber
energi. Lemak merupakan sumber energi yang dapat menyediakan energi
sekitar 2,25 kali lebih banyak daripada yang diberikan karbohidrat (pati,
gula) atau protein.
Peranan lemak di dalam tubuh adalah sebagai persediaan energi, yang
disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak juga berperan sebagai regulator
tubuh. Karena lemak merupakan precursor prostaglandin, maka
pengambilan dan ekskresi nutrient oleh sel dapat dikatakan diatur oleh
lemak.
Kategori lemak berdasarkan sumbernya, dapat dibedakan lemak hewan
dan lemak nabati. Salah satu kelebihan lemak nabati adalah karena banyak
diantaranya yang mengandung asam lemak esensial yaitu asam linileat dan
linoleate dalam jumlah tinggi, misalnya minyak kedelai, jagung dan minyak
biji bunga matahari. (Muchtadi, 2009)
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi paling penting bagi
mahkluk hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap
digunakan oleh sel. Secara kimia, karbohidrat dapat didefenisikan sebagai
turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidrik (karena mengandung
gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai senyawa yang menghasilkan
turunan tersebut apabila dihidrosis.
Berdasarkan sifat ketersediannya bagi tubuh, maka karbohidrat yang
terkandung dalam bahan pangan maka karbohidrat dikelompokkan menjadi
golongan, yaitu :
a. Karbohidrat tersedia adalah karbohidrat yang dapat dicerna dan/atau
diserap serta dimetabolisasi dalam tubuh. Kelompok ini meliputi
monosakrida (misalnya glukosa, fruktosa dan galaktosa); disakarida
dan oligosakarida (misalnya sukrosa, laktosa, maltose, thehalosa dan
oligosakarida lain yang sejenis dengan maltose dan isomaltose);
polisakarisa glucan (misalnya pati, dekstrin dan glikogen); termasuk
pula kelompok gula alkohol dan senyawa-senyawa sejenis, baik yang
terdapat secara alami dalam bahan pangan maupun yang sengaja
ditambahkan (misalnya sebagai pemanis untuk menggantikan
sukrosa).
b. Karbohidrat tidak tersedia adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis oleh enzim-enzim yang terdapat dalam saluran
pencernaan manusia, sehingga akhinya tidak dapat diserap oleh
tubuh. Karbohidrat termasuk dalam kelompok ini adalah
oligosakarida yang tergolong sebagai seri rafinosa (rafinosa,
8
stakhiosa, dan verbaskosa); polisakarida glukan (selulosa);
polisakarida turunan (hemiselulosa, lignin, gum, pektin); serta
beberapa macam disakarida misalnya laktusola. Karbohidrat yang
tidak tersedia ini dapat difermentasi oleh microflora yang terdapat
dalam saluran pencernaan, menjadi asam lemak rantai pendek dan
asam laktat. (Muchtadi, 2009)
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Terapi Diit
Terapii diit bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dengan cara :
a. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit
serta daya terima pasien
b. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
c. Mengurangi resiko akibat kanker
Terapi untuk penderita kasus kanker serviks menurut (Instalasi Gizi RSSA
Malang, 2014) adalah :
a. Energi diberikan tinggi dengan menggunakan perhitungan BEE dengan
memperhitungkan faktor aktivitas dan faktor stress untuk kanker
b. Protein tinggi yaitu 1-1,5 gr/kg BB atau 15-20% total kalori jika pasien
berada dalam keadaan hipermetabolik (malnutrisi, ascites/effuse
metastase, post operasi, sepsis).
c. Lemak sedang yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, diutamakan
sumber lemak omega 3 dan omega 6 (kedelai, minyak jagung, minyak
zaitun) yang ditujukan untuk meningkatkan sistem imun.
d. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total dikurangi
kebutuhan energi untuk protein dan lemak.
9
e. Vitamin dan mineral cukup, terutama anti oksidan seperti vitamin A,
B2, C, E, Zn, Cu, Se dan senyawa antioksidan non gizi seperti senyawan
fenol, polifenol, tannin dan klorofil.
f. Pemberian disesuaikan kemampuan dan ada tidaknya gangguan pada
saluran disgetif.
g. Porsi makan kecil dan sering.
10
2.1.9 Kerangka Konsep
Asupan Energi
Asupan Protein
Asupan Lemak
Asupan Karbohidrat
Status Gizi
11
2.1.10 Kerangka Teori
Kelainan
Metabolisme
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif menggambarkan asupan zat gizi
makro dengan status gizi penderita Kanker Serviks di Ruang Rawat Inap Edelweis
RSUD prof. W. Z. Yohanes Kupang.
E. Defenisi Operasional
Tabel 1.
Lebih : Kuesioner
Asupan zat Jumlah asupan zat
>100% AKG recall 1 x 24
gizi makro gizi makro yang
diasup dari makanan jam dan
1. (karbohidrat, Sedang : 80- Ordinal
yang dikonsumsi dikonversikan
lemak, 99% AKG.
pasien kanker dalam CD
protein).
serviks yang Kurang : Menu.
13
diperoleh dari hasil 70-79%
recall 24 jam. AKG.
Defisit : <
70% AKG
2. IMT
Kurus : <
18,5
Obesitas :
25,0 – 29.9
14
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Cara pengumpulan data
a. Data asupan zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) pasien kanker serviks
diperoleh dari hasil recall konsumsi makan 24 jam selama tiga hari, kemudian
dari hasil tersebut dikonversi kedalam berat bahan mentah kemudian dianalisis
dengan menggunakan CD Menu.
b. Untuk mengetahui tingkat asupan yang dikonsumsi maka digunakan rumus : %
𝐴𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛
= 𝑥 100%
𝐴𝐾𝐺
Bobot kriteria penilaian :
i. Lebih : ≥ 110% Angka Kebutuhan Gizi
ii. Baik : 90 – 110% Angka Kebutuhan Gizi
iii. Sedang : 80 – 89% Angka Kebutuhan Gizi
iv. Kurang : 70 – 79% Angka Kebutuhan Gizi
v. Defizit : < 70% Angka Kebutuhan Gizi
c. Status gizi dapat menggunakan rumus :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
IMT = 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚2)
Dengan kriteria penilaian :
i. Kurus : < 18,5
ii. Normal : 18,5 – 22,9
iii. Overweight : ≥ 23,0
iv. Resiko Obesitas : 23,0 – 24,9
v. Obesitas : 25,0 – 29.9
2. Analisis Data
Analisis data menggunakan yaitu kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk
menggambarkan subjek penelitian dengan dengan tabel univariat.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi persentase.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rozi, F., M. 2013. Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks. Yogyakarta: Penerbit Aulia
Publishing.
Sjamsuhidajat R. (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, ECG, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media komputindo,
Jakarta
Sarwono, dkk. 2006. Onkologi dan Ginekologi. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Depkes. RI. 2005. Penanggulangan Kanker Serviks dengan Vaksin HPV. Departemen
Kesehatan RI
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Supariasa, dkk. 2013. Penilaian Status Gizi Revisi Terbaru. Jakarta: Penerbit Kedokteran
ECG
Lifestyle.kompas.com/read/2013/03/21/19425358/Penderita.kanker.di.Indonesia.meningkat
Tim Asuhan Gizi, 2014. Buku Panduan Diet. Malang : Instalasi Gizi RSUD Saiful Anwar
16