You are on page 1of 19

LAPORAN KASUS

HIV DAN TB PADA ANAK

Disusun oleh:
Rini Risnawati Tardi
030.13.168

Pembimbing:
dr. Andri Firdaus, Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 4 JUNI 2018 – 26 AGUSTUS 2018
KARAWANG
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul:

“Rhinofaringitis Akut”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Anak RS Umum Daerah Karawang

Periode 4 Juni 2018 – 26 Agustus 2018

Yang disusun oleh:

Rini Risnawati Tradi

030.13.168

Telah diterima dan disetujui oleh dr. Andri Firdaus, Sp.A, M.Kes selaku dokter

pembimbing Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Karawang

Karawang, Juni 2018

dr. Andri Firdaus, Sp.A, M.Kes


BAB I

PENDAHULUAN

Rhinofaringitis akut adalah peradangan akut yang terjadi pada struktur


mukosa, submukosa hidung dan tenggorokan.1 Rhinofaringitis sering ditemukan
pada anak berusia di bawah 5 tahun. Sebagian besar kasus rhinofaringitis
disebabkan oleh virus (sekitar 40-60%), seperti Adenovirus dan Rhinovirus.
Selain virus, rhinofaringitis juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (sekitar 15-
30%), seperti streptococcus β haemoliticus dan streptococcus pyogenes.2,3 Bakteri
maupun virus dapat secara langsung menginvasi mukosa faring yang kemudian
menyebabkan respon peradangan lokal.4 Transmisi terjadi lewat udara dan sekret
hidung dari penderitanya. Sekret ini kemudian terhirup atau menempel di tangan
orang lain melalui benda-benda yang digunakan bersama.
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya
penyakit ini, antara lain gizi kurang atau buruk, tidak mengkonsumsi ASI, berat
badan lahir rendah (BBLR), imunisasi tidak lengkap dan lingkungan yang kurang
bersih.5 Manifestasi klinis yang terjadi pada rhinofaringitis adalah rhinorea
unilateral atau bilateral, hidung tersumbat, batuk yang dapat terjadi pada siang
atau malam hari, demam, nyeri tenggorokan dan disfagia.5 Penegakkan diagnosis
pada rhinofaringitis umumnya dilakukan berdasarkan riwayat penyakit. Sebagian
besar kasus rhinofaringitis disebabkan oleh virus sehingga terapi antibiotik tidak
diberikan tetapi hanya terapi simptomatik saja seperti dekongestan, antihistamin
atau antipiretik.3,6 Tetapi apabila dicurigai penyebab dari rhinofaringitis adalah
streptococcus, berikan antibiotik selama 10 hari seperti amoksisilin dengan dosis
25-50 mg/kgBB/hari (3 kali sehari).6
Secara umum, rhinofaringitis tidak menimbulkan komplikasi tetapi bila
disebabkan oleh streptococcus dapat menimbulkan komplikasi akibat penyebaran
langsung (otitis media, mastoiditis dan abses retrofaringeal) atau penyebaran
hematogen (meningitis, demam rematik dan glomerulonephritis). Prognosis untuk
rhinofaringitis umumnya baik.
BAB II

STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa : Rini Risnawati Tardi Pembimbing : dr. Andri
Firdaus, Sp.A, M.Kes
NIM : 030.13.168 Tanda tangan:

IDENTITAS PASIEN
Nama : AR Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun 4 bulan Suku Bangsa : Sunda
Tempat/Tanggal Lahir : Karawang, 21/01/2017 Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah Anak ke- : 3 dari 3
bersaudara
Alamat : Desa Mekarjati, Karawang No. RM : 00722736

Orang Tua / Wali


Profil Ayah Ibu
Nama W A
Umur 33 tahun 35 tahun
Alamat Desa Mekarjati, Kab. Desa Mekarjati, Kab.
Karawang Karawang
Pekerjaan Ibu rumah tangga Office Boy
Pendidikan SD SD
Suku Sunda Jawa
Agama Islam Islam
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung
I. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien
Lokasi : Rawamerta, RSUD Karawang
Tanggal/Waktu : 5 Juni 2018, 14.37 WIB
Tanggal masuk : 4 Juni 2018 pukul 12.00 WIB
Keluhan utama : Bab cair sejak 3 bulan
Keluhan tambahan : Demam,

A. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS, bersifat naik
turun. Keluhan disertai batuk berdahak berwarna jernih dan kental, batuk
hingga muntah berisi susu. Pasien juga mengeluh pilek sejak 1 minggu SMRS,
terdapat sekret hidung jernih. BAB sebanyak 1x/hari berwarna coklat dan
keras. BAK normal. Terdapat penurunan nafsu makan. Sebelumnya pasien
sudah berobat ke klinik tapi tidak ada perubahan. Mual, nyeri perut, sesak
disangkal.

B. Riwayat Kehamilan/Kelahiran
Kehamilan Morbiditas Tidak ada
kehamilan

Perawatan antenatal 1x/bulan hanya sampai kehamilan usia 5


bulan.

Kelahiran Tempat persalinan Di Rumah Paraji/ Dukun

Penolong persalinan Paraji/ Dukun

Cara persalinan Spontan pervaginam

Masa gestasi 9 bulan

Keadaan bayi Berat lahir: 2400 gram

Panjang lahir: 35 cm

Lingkar kepala: Tidak ingat


Langsung menangis: (+)

Kemerahan : (+)

Nilai APGAR : Tidak ingat

Kelainan bawaan : Tidak ada

Kesimpulan riwayat kehamilan dan kelahiran : Pasien lahir di Rumah ditolong


oleh Dukun/Paraji, spontan, cukup bulan, dengan berat badan lahir normal, sesuai
masa kehamilan.

C. Riwayat Perkembangan
Motorik kasar Komunikasi
Duduk : 6 bulan Menggumam : 3 bulan
Merangkak : 8 bulan Bicara mama-papa : 4 bulan
Berdiri : belum bisa berdiri
Jalan : belum bisa berjalan
Motorik halus Sosialisasi
Memegang botol : 8 bulan Senyum : 3 bulan
Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Terdapat
keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan pasien.

D. Riwayat Makanan
Usia (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0-6 ASI Mulai usia 5 Mulai usia 5 -
bulan bulan
6-12 ASI - - Mulai usia 7
bulan
12-18 ASI - - -
18-24 - - - -
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/Pengganti nasi 3x/hari (1 centong)
Sayur 3x/hari (3 sendok makan)
Daging 1x/minggu (1 potong)
Ikan 1x/minggu (1 potong)
Telur 1x/minggu (1 potong)
Tahu 1x/minggu (1 potong)
Tempe 1x/minggu (1 potong)
Kesimpulan riwayat makanan: Pasien mendapatkan ASI ekslusif hingga saat ini
usia 16 bulan. Pasien tidak diberikan susu formula, Biskuit dan bubur susu
diberikan dari usia 5 sampai 6 bulan. Nasi tim diberikan pada usia 7 bulan.

E. Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
Hepatitis B 2 bulan
BCG 1 bulan
Polio 2 bulan - -
DPT/PT - - -
Hib - - -
Campak 9 bulan
Kesimpulan riwayat imunisasi : Imunisasi dasar tidak lengkap.

F. Riwayat Keluarga
a. Corak Reproduksi
No Tanggal Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
lahir (umur) kelamin mati (sebab) kesehatan
1 09-12-1999 Laki-laki Ya (-) (-) (-) Baik
2 20-09-2005 Perempuan Ya (-) (-) (-) Baik
3 20-09-2017 Perempuan Ya (-) (-) (-) Pasien
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama A W
Perkawinan ke- 1 2
Umur saat menikah 33 tahun 31 tahun
Pendidikan terakhir SD SD
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Keadaan kesehatan Baik Baik
Kosanguinitas (-) (-)
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Penyakit Paru (-)
d. Riwayat Kebiasaan Keluarga
Ayah pasien merokok 1 bungkus/hari

Kesimpulan riwayat keluarga: kesehatan keluarga pasien baik.

G. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita


Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Ootitis (-) Morbili (-) TBC (+)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)
Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: pasien pernah
memiliki riwayat penyakit TBC dan sedang dalam pengobatan.

H. Riwayat Lingkungan Perumahan


Rumah terdiri dari 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Jendela, ventilasi dan
cahaya matahari cukup. Lingkungan sekitar padat penduduk. Air bersumber
dari PAM.
Kesimpulan keadaan lingkungan : rumah luas untuk ditempati pasien,
sanitasi lingkungan cukup baik

I. Riwayat Sosial Ekonomi


Pendapatan Rp. 900.000,-/bulan
Kesimpulan sosial ekonomi: penghasilan orang tua pasien tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

J. Riwayat Pengobatan
Sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
Kesimpulan pengobatan: pengobatan tidak adekuat

II. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Kesan sakit : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Kesan gizi : tampak gizi buruk
Keadaan lain : tidak pucat , tidak ikterik , tidak sianosis, anemis
Data antropometri
Berat badan : 10 kg
Panjang badan : 87 cm
Status Gizi (CDC)
BB/U : 10/13x100%=76,92%
TB/U : 87/90x100%=96,67%
BB/TB : 10/12,5x100%=80%
Kesan gizi :
BB/U  berat badan kurang
TB/U  tinggi badan baik/normal
BB/TB  gizi kurang

Tanda vital
Tekanan darah : tidak diperiksa
Nadi : 180x/menit
Nafas : 40x/menit
Suhu : 39,3°C
Kepala : normocephal, CA -/-, SI -/-

Rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Wajah : dismorfik wajah (-), simetris (+)

Mata
Oedem palpebra : (-/-) Visus : tidak dilakukan
Ptosis : (-/-) Lagoftalmos : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-) Cekung : (-/-)
Konjungtiva anemis : (-/-) Injeksi : (-/-)
Eksoftalmos : (-/-) Enoftalmos : (-/-)
Strabismus : (-/-) Pupil : bulat, isokor
Refleks cahaya : (+/+)

Telinga
Bentuk : normotia
Nyeri tarik aurikula : (-)
Nyeri tekan tragus : (-)
Liang telinga : hiperemis (-), oedem (-)

Hidung
Bentuk : tidak ada kelainan Napas cuping hidung : (-)
Sekret : (+/+) Deviasi septum : (-)
Mukosa hiperemis : (-/-)

Bibir : labio-palato-gnatoskisis (-), sianosis (-)


Mulut : Mukosa basah, hipersalivasi (-), palatoskisis (-)

Lidah : bentuk lidah normal, merah, sianosis (-), typhoid tongue (-),
geographic tongue (-)

Tenggorokan : hiperemis (+)

Leher : KGB dan tiroid tidak membesar

Thoraks : simetris fusiformis, retraksi (-)


 Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat di ICS V line midclavicularis sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : HR = 180x/menit, reguler, murmur (-)
 Paru-paru
Inspeksi : gerak nafas simetris, pola nafas abdomino-thorakal
Palpasi : RR = 40x/menit, ireguler
Perkusi : sonor
Auskultasi : SNV +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi : supel, datar
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-)

Genitalia : jenis kelamin : ♀, dalam batas normal


Kelenjar getah bening
Preaurikuler : tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Superior cervical : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraclavicula : tidak teraba membesar
Axilla : tidak teraba membesar
Inguinal : tidak teraba membesar

Ekstremitas
Inspeksi : sianosis eks sup (-/-), eks inf (-/-), kelainan kongenital (-)
Palpasi : akral hangat eks sup (+/+), eks inf (+/+), oedem eks sup (-/-),
eks inf (-/-), CRT<2”

Kulit : sianosis (-), jejas (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


10 Mei 2018 pukul 07.59WIB
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,9 g/dL 10,5-14,5 g/dL
Eritrosit 4,89 x 106/uL 3,6-5,2 x 106/uL
Leukosit 15,56 x 103/uL 6,3 – 14,0 x 103/uL
Trombosit 309 x 103/uL 150 – 400 x 103 /uL
Hematokrit 33,9 % 35-53%
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1,0-3,0
Neutrofil 84 54-62
Limfosit 13 25-33
Monosit 3 3-7
MCV 69 fL 72-88 fL
MCH 24 pg 24-30 pg
MCHC 35 g/dL 32,00-36,00 g/dL
RDW-CV 14,1% 12,0-14,8 %
KIMIA
Gula Darah Sewaktu 133 mg/dL 50 – 90 mg/dL
IMUNOLOGI
S. Thyposa H Negatif Negatif
S. H Paratyphi A Negatif Negatif
S. H Paratyphi B Negatif Negatif
S. H Paratyphi C Negatif Negatif
S. Thyposa 0 Negatif Negatif
S. 0 Paratyphi A Negatif Negatif
S. 0 Paratyphi B Negatif Negatif
S. 0 Paratyphi C 1/40 Negatif

IV. RESUME
F, perempuan, usia 2 tahun 6 bulan, BB=10 kg, PB=87 cm, status gizi
kurang, datang dengan demam sejak 1 minggu SMRS yang bersifat naik turun.
Keluhan disertai dengan batuk berdahak hingga muntah, dahak jernih dan kental.
Batuk hingga muntah berisi susu. Pasien juga mengeluh pilek sejak 1 minggu
SMRS, terdapat sekret hidung jernih. BAB sebanyak 1x/hari berwarna coklat dan
keras. BAK normal. Terdapat penurunan nafsu makan. Sebelumnya pasien sudah
berobat ke klinik tapi tidak ada perubahan. Mual, nyeri perut, sesak disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak sakit
sedang, tampak gizi kurang.

Status Gizi:

BB/U : 76,92% (berat badan baik/cukup)

TB/U : 96,67% (panjang badan normal)


BB/TB : 80% (gizi baik/cukup)
Tanda vital : nadi 180x/menit, nafas: 40x/menit, dan suhu 39,3°C

Status generalis:
Kepala : normocephal, CA -/-, SI -/-
Rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : dismorfik wajah (-), simetris (+)
Mata : pupil bulat isokor, RC +/+, CA -/-, cekung -/-, SI -/-
Telinga : normotia, lapang, sekret -/-, hiperemis-/-
Hidung : kelainan bentuk (-), sekret +/+, nafas cuping hidung -/-
Bibir : labio-palato-gnatoskisis (-), sianosis (-)
Mulut : hipersalivasi (-), palatoskisis (-), mukosa basah
Lidah : bentuk lidah normal, merah, sianosis (-), typhoid tongue (-),
geographic tongue (-)
Thoraks : simetris fusiformis, retraksi (-)
: HR = 180x/menit, reguler, murmur (-)
: RR = 40x/menit, reguler, rh -/-, wh -/-
Abdomen : supel, datar, BU(+), timpani, supel, turgor kulit baik
Genitalias : ♀, dalam batas normal
KGB : tidak teraba membesar
Ekstremitas : kelainan kongenital (-)
: AH eks sup (+/+) , inf (+/+)
: sianosis eks sup (-/-), inf (-/-)
: oedem eks sup (-/-), inf (-/-)
Kulit : sianosis (-), jejas (-)

Pemeriksaan penunjang pada 10 Mei 2018 pukul 07.59WIB


PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Leukosit 15,56 x 103/uL 6,3 – 14,0 x 103/uL
Hematokrit 33,9 % 35-53%
Neutrofil 84 54-62
Limfosit 13 25-33
MCV 69 fL 72-88 fL
KIMIA
Gula Darah Sewaktu 133 mg/dL 50 – 90 mg/dL
.
V. DIAGNOSIS KERJA
- Rhinofaringitis akut
- Gizi kurang
- Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

VI. DIAGNOSIS BANDING


(-)

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN(7)


- Pemeriksaan darah lengkap
- Skin prick test atau IgE spesifik darah
- Swab tenggorokan

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
 IVFD RL 25tpm
 Antipiretik : Paracetamol 10 mg/kgBB/kali (3-4 kali sehari)
 Dekongestan : Pseudoefedrin 0,8 ml/kali
 Antihistamin : Cetirizin HCL 2,5 mg/hari (1 kali sehari)
2. Non-medikamentosa
 Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi untuk
menjaga daya tahan tubuh
 Banyak minum air putih
 Pemberian nutrisi 1250 kkal
 Hindari alergen penyebab

IX. FOLLOW UP
TANGGAL
10 Mei 2018 11 Mei 2018
S Demam (+), Batuk (+) berdahak Demam (-), batuk (+), muntah (+),
jernih kental hingga muntah, minum sedikit
sesak (+), BAK lebih kuning
daripada biasanya.
O Kesan sakit : tampak sakit ringan Kesan sakit : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis Kesadaran : compos mentis
HR : 155x/menit HR : 133x/menit
RR : 36x/menit RR : 34x/menit
T : 39,5°C T : 36,5°C
Kepala : normosefali, CA -/-, SI - Kepala : normosefali, CA -/-, SI -
/-, PCH +/+ /-, PCH -/-
Leher : KGB dan Tiroid tidak Leher : KGB dan Tiroid tidak
membesar membesar
Thorax : simetris, SNV +/+, Rh Thorax : simetris, SNV +/+, Rh
+/+, Wh -/-, retraksi (+), BJ I/II +/+, Wh -/-, retraksi (-), BJ I/II
reguler, M(-), G(-) reguler, M(-), G(-)
Abdomen : supel, datar, BU(+) Abdomen : supel, datar, BU(+)
Genitalia : dalam batas normal Genitalia : dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat di ke- Ekstremitas : Akral hangat di ke-
empat ekstremitas, Oedem -/- di empat ekstremitas, Oedem -/- di
ke-empat ekstremitas, CRT <2” ke-empat ekstremitas, CRT <2”
A Rhinofaringitis akut Rhinofaringitis akut
P - IVFD RL 25tpm - IVFD RL 25tpm
- Paracetamol 10 - Dekongestan : Fenoterol
mg/kgBB/kali (3-4 kali (nebulisasi) 50 mcg/kgBB
sehari) - Antihistamin : Cetirizin
- Dekongestan : Fenoterol HCL 2,5 mg/hari (1 kali
(nebulisasi) 50 mcg/kgBB sehari)
- Antihistamin : Cetirizin
HCL 2,5 mg/hari (1 kali
sehari)

TANGGAL
12 Mei 2018 14 Mei 2018
S Demam (-), batuk (+) berdahak Demam (-), batuk (+) berdahak
jernih, muntah (+), nafsu makan jernih
kembali normal
O Kesan sakit : tampak sakit ringan Kesan sakit : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis Kesadaran : compos mentis
HR : 140x/menit HR : 121x/menit
RR : 32x/menit RR : 34x/menit
T : 36,8°C T : 37,3°C
Kepala : normosefali, CA -/-, SI - Kepala : normosefali, CA -/-, SI -
/-, PCH -/- /-, PCH -/-
Leher : KGB dan Tiroid tidak Leher : KGB dan Tiroid tidak
membesar membesar
Thorax : simetris, SNV +/+, Rh Thorax : simetris, SNV +/+, Rh
+/+, Wh -/-, retraksi (-), BJ I/II +/+, Wh -/-, retraksi (-), BJ I/II
reguler, M(-), G(-) reguler, M(-), G(-)
Abdomen : supel, datar, BU(+) Abdomen : supel, datar, BU(+)
Genitalia : dalam batas normal Genitalia : dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat di ke- Ekstremitas : Akral hangat di ke-
empat ekstremitas, Oedem -/- di empat ekstremitas, Oedem -/- di
ke-empat ekstremitas, CRT <2” ke-empat ekstremitas, CRT <2”
A Rhinofaringitis akut Rhinofaringitis akut
P - Dekongestan : Fenoterol - Dekongestan : Fenoterol
(nebulisasi) 50 mcg/kgBB (nebulisasi) 50 mcg/kgBB
- Antihistamin : Cetirizin - Antihistamin : Cetirizin
HCL 2,5 mg/hari (1 kali HCL 2,5 mg/hari (1 kali
sehari) sehari)

X. DIAGNOSIS AKHIR
- Rhinofaringitis akut
- Gizi kurang
- Imunisasi dasar lengkap

XI. PROGNOSIS
- Ad vitam : ad bonam
- Ad functionam : ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Herawati S, Rukmini S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorok. Jakarta: EGC. 2015.
2. Wantania JM, Naning R, Wahani A. Epidemiologi Infeksi Respiratorik.
Dalam: Buku ajar respirologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
2010;1(2).
3. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Ilmu Kesehatan
Anak Esensial. Saunders Elsevier 2014;6:513-7.
4. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2 Jakarta.
Penerbit: Buku Kedokteran. EGC. 2011.
5. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia 2011; 150-3.
6. Higler PA. Penyakit Orofaring dan Nasofaring dalam Buku Ajar Penyakit
THT-KL. Edisi 6. Jakarta. Penerbit: Buku Kedokteran. EGC. 2014.
7. Tortora. Gerard J. Derrickson. Brvan H. (eds). Principles of Anatomi and
Physiology. 112th edition. New York: John Wiley & Sons. Inc. 2010.
8. Brozek JL, Bousquet J, Baena-Cagnani CE, Bonini S, Canonica GW,
Casale TB, dkk. Allergic rhinitis and its impact on asthma (ARIA)
guidelines: 2010 revision. J Allergy Clin Immunol. 2010;126:466-76.
9. Naning R, Triasih R, Setyati A. Faringitis, tonsilitis, tonsilo-faringitis akut.
Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI 2010;1(2).
10. Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J,
Abdoerachman MH, et al. Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak.
Jakarta: Sagung Seto 2017(2).

You might also like