You are on page 1of 43

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317344540

Struktur atom & term symbol, cuplikan buku ajar yang bersifat non komersial
untuk bahan ajar gratis

Chapter · January 2009

CITATIONS READS

0 3,845

1 author:

Adlim Adlim
Syiah Kuala University
46 PUBLICATIONS   209 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Exploring chitosan metal chemistry and the application View project

Chemical sensors for mecury(II) ions detection View project

All content following this page was uploaded by Adlim Adlim on 05 June 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISBN 978-979-8278-37-2

Kimia
anorganik

DR. ADLIM, M.Sc

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Perpustakaan Nasional RI

KIMIA ANORGANIK
Penulis : Dr. Adlim, M.Sc
--Cet. I: Universitas Syiah Kuala, 2009
vi+357 halaman; 15,50 cm x 23,00 cm
ISBN 978-979-8278-37-2

KIMIA ANORGANIK

© Hak cipta dilindungi undang-undang


All right reserved
ISBN 978-979-8278-37-2

Cetakan pertama, Januari 2009

Diterbitkan oleh UNIVERSITAS SYIAH KUALA


Darussalam Banda Aceh, 23111
1

KIMIA ANORGANIK

Domain Kimia Anorganik

Kimia anorganik merupakan cabang ilmu kimia yang


mempelajari struktur, sifat, kereaktifan, dan hubungan unsur
kimia dan senyawanya. Sebahagian para pakar kimia anorganik
memusatkan penelitian kimia anoganik teoritis yang melibatkan
mekanika kuantum, sebahagian lagi mengkaji interaksi antara
senyawa anorganik dengan gelombang elektromagnetik untuk
mengkaji struktur. Kelompok ini dikenal sebagai ahli
spektroskopis. Kelompok peneliti lainnya mensintesis dan
mempelajari sifat-sifat senyawa-senyawa baru kimia anorganik.
Kimia anorganik juga telah berkembang ke berbagai
disiplin ilmu seperti biologi, fisika, geologi dan bidang ilmu
kimia yang lain sehingga bidang yang dikaji juga melibatkan
multi disiplin ilmu seperti dijelaskan pada Gambar 1.1. Kajian
tentang organologam dan katalis logam untuk sintesis kimia
organik tidak dapat terlepas dari studi yang melibatkan sifat-
sifat logam kimia anorganik. Demikian juga sintesis
semikonduktor, super konduktor dan struktur padatan
merupakan kombinasi antara ilmu fisika dengan ilmu kimia
anorganik. Kimia anorganik juga berkembang dalam ilmu
geologi terutama bidang kajian struktur mineral. Kinetika
reaksi kimia dan teori ikatan yang banyak dikembangkan dalam
ilmu kimia fisika juga merupakan bagaian dari ilmu kimia
anorganik terutama yang melibatkan senyawa kompleks unsur-
unsur logam. Metaloenzim dan hantaran ion dalam bidang
biokimia dan biologi tidak terlepas dari ilmu kimia anorganik.
Redoks dan elektrokimia serta analisis spektra dalam kimia
analisis juga dibahas dalam ilmu kimia anorganik.
Ilmu kimia anorganik juga menjadi bagian dari berbagai
bidang kajian khusus seperti kramik, superkonduktor,

Adlim, Kimia Anorganik


2
semikonduktor, alloy & metalurgi, katalisis maupun
bioanorganik. Struktur kimia senyawa anorganik penting
dipelajari sebab dengan mengetahui struktur kimianya dapat
dikaji sifat fisika dan kimia serta sebaliknya. Sebagai contoh
misalnya ion besi (II) berwarna biru hingga hijau dan ion Fe(III)
berwarna kuning hingga orange. Fe (II) yang berstruktur
tetrahedral bersifat paramagnetik (dapat ditarik oleh medan
magnet). Sedangkan senyawa besi (II) dengan ligand kuat
seperti florida bersifat diamagnetik (tidak dapat ditarik medan
magnet). Senyawa nikel yang mempunyai yang struktur segi
empat planar umumnya bersifat diamagnetik sedangkan
senyawa nikel yang mempunyai struktur oktahedral dan
tetrahedral bersifat paramagnetik. Amonia dan air yang sama-
sama mempunyai hibridisasi sp3 dengan struktur tetrahedral
tetapi sudut ikatan struktur air lebih kecil dibandingkan sudut
ikatan antar atom dalam molekul amonia. Etanol dan dietil eter
mempunyai rumus molekul sama tetapi titik didih eter jauh
lebih rendah dibandingkan titik didih etanol.
KIMIA ORGANIK FISIKA
Organologam Semikonduktor Seperkonduktor
Katalis logam Struktur Padatan
KIMIA KIMIA FISIKA
GEOLOGI
Struktur Mineral ANOR- Kinetika Reaksi
Evolusi Stellar GANIK Teori Ikatan

BIOLOGI KIMIA ANALITIK


Metaloenzim Redoks/Elektrokimia
Hantaran ion Analisis Spektra

Gambar 1.1 Domain kimia anorganik


BIOLOGI/BIOKIMIA
KIMIA
ANALITIK

Adlim, Kimia Anorganik


3

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar:
Dapat menggunakan konsep konfigurasi elektron dalam
menjelaskan kronologis penggambaran orbital atom dan
keperiodikan unsur serta kedudukannya dalam sistem priodik.

INDIKATOR
Setelah proses pembelajaran ini selesai diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Menuliskan konfigurasi elektron serta pengecualian
tingkat energi orbital.
2. Menentukan elektron valensi.
3. Menjelaskan kronolis hingga terbentuk ilustrai
bentuk-bentuk orbital.
4. Menggambarkan dan menjelaskan bentuk-bentuk
orbital elektron.
5. Menentukan term simbol atom pada keadaan dasar
dan keadaan eksitasi.
6. Memperkirakan kecenderungan ukuran atom dalam
sistem priodik unsur-unsur.
7. Menjelaskan kaitan antara jari-jari atom dengan
potensial ionisasi serta elektronegatifitas.

Adlim, Kimia Anorganik


4

Adlim, Kimia Anorganik


5

I STRUKTUR ATOM

1.1 Pengantar

Ikatan kimia membahas tentang ikatan antara atom-atom


atau molekul-molekul dalam suatu materi. Ikatan tersebut
melibat elektron-elektron. Agar mendapat gambaran yang jelas
mengenai ikatan tersebut maka perlu dibahas komponen-
komponen pembentukan ikatan yaitu elektron, atom dan
molekul.
Dengan eksperimen sinar katoda, Josep John Thomson
(1856-1940) menemukan elektron, muatannya adalah negatif
dan besarnya 1 x 10-19 Coulomb dan massanya adalah 9,100 x
10-31 kg. Sepuluh tahun kemudian ahli fisika Amerika R. A.
Millikan membuktikan kembali muatan elektron dengan
eksperimen yang lebih akurat dan ternyata nilainya tidak jauh
berbeda dengan penemuan Thomson. Muatan elektron
ditetapkan hingga saat ini yaitu 1,6022 x 10-19 C.
Beberapa eksperimen yang membuat revolusi konsep
fisika menemukan bahwa benda yang sedang panas dapat
memancarkan radiasi dan dikenal dengan eksperimen radiasi
benda hitam. Benda panas misalnya kompor, mula-mula
kemerahan, kemudian merah, putih dan biru secara bertahap
ketika temperaturnya semakin panas. Dalam hal ini frekuensi
radiasi tersebut dipancarkan dari frekuensi rendah (merah) ke
frekuensi yang lebih tinggi (biru) bersamaan dengan kenaikan
temperaturnya. Gejala radiasi benda hitam dijelaskan oleh ahli
fisika German, Max Planck dalam tahun 1900. Plank
mengasumsikan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh benda
panas disebabkan terjadi osilasi (flaktuasi, perubahan posisi)
elektron-elektron dalam partikel benda panas.

Adlim, Kimia Anorganik


6
Heinrich Hertz (1986 dan 1987) melakukan eksperimen
dan menemukan bahwa sinar ultraviolet yang arahkan pada
sekeping logam menyebabkan terlepasnya elektron dari
permukaan logam tersebut. Eksperimen ini dikenal dengan
“efek fotolistrik”.
Albert Einstein mengembangkan teori Planck dengan
mengemukakan bahwa Planck telah menemukan konsep
kuantisasi energi (energi yang dapat diukur secara kuantitatif)
yaitu  = hv. Planck menyakini bahwa begitu energi sinar
dipancarkan, ia berperilaku seperti gelombang. Einstein
mengusulkan sebaliknya bahwa radiasi tersebut merupakan
paket-paket energi,  = hv yang kemudian disebut foton. 
(dibaca epsilon).
Karena sinar yang dipancarkan dalam eksperimen
fotolistrik merupakan wujud keberadaan elektron maka elektron
disimpulkan memiliki wujud gelombang di samping juga
sebagai materi karena mempunyai massa. Sifat yang tidak lazim
pada benda biasa ini dikenal dengan sifat dualisme elektron atau
gelombang materi.
Dengan demikian ikatan kimia juga membahas sifat-
sifat gelombang elektron. Agar tidak terlalu rumit maka
molekul gas hidrogen yang hanya memiliki dua elektron sering
kali dijadikan model untuk membahas ikatan kimia berdasarkan
mekanika gelombang. Sebelum membahas molekul gas H2
terlebih dahulu perlu meninjau atom H yang hanya memiliki 1
satu elektron. Rydberg menunjukkan bahwa atom H yang hanya
memiliki satu elektron dalam keadaan gas menunjukkan garis-
garis spektrum yang dapat direkam pada lembaran film seperti
yang terlihat pada Gambar 1.

Adlim, Kimia Anorganik


7

Gambar 1.1. Spektrum emisi atom hidrogen yang direkam pada


lembaran film.

Garis-garis spektrum terjadi karena emisi elektron. Garis-garis


spektrum tersebut dikelompokkan sebagai deret Lyman, Balmer
and Paschen. Adanya garis-garis spektrum atom hidrogen
membuktikan bahwa elektron dapat berpindah dan menduduki
tingkat-tingat energi tertentu sambil memancarkan radiasi. Jika
perpindahan elektron dari tingkat lebih tinggi ke tingkat energi
yang lebih rendah berhenti pada kulit K (n1 = 1) maka emisi
yang dipancarkan dinyatakan sebagai deret Lyman. Demikian
juga jika perpindahan elektron tersebut berakhir pada kulit L (n1
= 2) maka spektrum yang terbentuk disebut spektrum Balmer.
Perpindahan hingga kulit M (n1 = 3) menghasilkan spektrum
garis Paschen. Frekwensi emisi elektron spektrum garis
hidrogen yang dihasilkan akibat perpindahan elektron dari
tingkat energi (kulit) yang tinggi ke yang rendah dapat dihitung
dengan rumus :

1 1
 R( 2
 2
) (1.2)
n1 n2
n1 = 1, 2, 3, 4, …
n2 = (n1 + 1), (n2 + 2), (n3 + 3), …

Adlim, Kimia Anorganik


8
Jika n1 = 1 menghasilkan deret Lyman,
n1 = 2 memberikan spektrum deret Balmer
n1 = 3 menunjukkan spektrum deret Paschen

R adalah constanta Rydberg = 109.678 cm -1 dan


v merupakan bilangan gelombang (cm-1)

1.2 Mekanika Gelombang

Tahun 1924 ahli fisika Prancis Louis Victor de Broglie


mengatakan bahwa semua benda dapat menunjukkan sifat
gelombang. Benda seperti elektron atau inti atom bergerak
dengan kecepatan  dan massa m akan berperilaku gelombang
dan panjang gelombangnya ialah :
h
 (1.3)
mv
h adalah konstanta Planck yaitu 6,626 x 10-34 J det, m adalah
massa, v merupakan kecepatan serta  adalah panjang
gelombang. Panjang gelombang ini sangat kecil dan sukar
terukur jika massa m besar. Akan tetapi bagi elektron
mempunyai massa sangat kecil yaitu 9,1 x 10 -31 kg nilai 
cukup berarti.

Contoh : Tentukan panjang gelombang elektron yang bergerak


dengan kecepatan cahaya 3 x 10 8 m det-1 dan
mempunyai massa 9,1 x 10-31 kg.
h 6,626 x10 34 kg m 2 det 2 det
Penyelesaian :   = 
mv (9,1x10 31 kg)(3x10 8 m det 1 )
= 0,243 x 10-11 m = 0,02 Å

Soal latihan : Tentukan panjang gelombang benda yang


bergerak dengan kecepatan cahaya 3 x 108 m det-1 dan
mempunyai massa 9,1 x 10-3 kg.

Dalam waktu hampir bersamaan dengan teori de


Broglie, Erwin Schrödinger, mengembangkan teori bahwa

Adlim, Kimia Anorganik


9
elektron dapat dapat diterangkan dengan persamaan gelombang
biasa yang telah banyak dibahas pada waktu itu. Persamaan
gelombang Schrödinger dikenal sebagai mekanika gelombang.
Persamaan Schrödinger yang disingkat menjadi

H = E (1.4)

H disebut operator Hemiltonian, E adalah energi dan  (di baca


psi) merupakan persamaan gelombang elektron. Jika operator H
diaplikasikan pada persamaan gelombang  maka diperoleh E
(energi) sebagai nilai eigen dari fungsi eigen .
d
Sebagai contoh operator diferensial diaplikasikan pada
dx
fungsi f (x) maka diperoleh derivative f(x). Jika f(x) = e 2 x

d
( e  x ) = -2 e-2x
2
Maka (1.5)
dx
Setelah didiffrensialisasi fungsi e 2 x muncul kembali dan
menghasilkan suatu konstanta -2. Maka konstanta -2 disebut
nilai eigen sama halnya dengan E pada persamaan di atas.
Sementara e  x disebut fungsi eigen dan analog dengan fungsi
2

gelombang  dalam persamaan Erwin Schrödinger


Persamaan gelombang elektron dikembangkan secara
bertahap untuk lebih mudah dipahami. Penyederhanaan pertama
ialah mengasumsikan bahkan elektron hanya berada dalam
kotak satu dimensi dengan persamaan misalnya  = A sin kx.
Tentu saja posisi elektron tidak hanya pada satu dimensi
melainkan tiga dimensi maka persamaan gelombang merupakan
akumulasi dari persamaan pada sumbu-x, y dan z. Teori
semakin berkembang bahwa elektron sebenarnya bukan dalam
kotak tetapi di alam dengan koordinat bola (polar). Posisi
elektron dalam sebuah bolah misalnya ditentukan berdasarkan
varial r, sudut  (dibaca teta) dan  (dibaca fi) dalam koordinat
bola seperti yang terlihat pada Gambar 1.2.

Adlim, Kimia Anorganik


10

Gambar 1.2. Koordinat polar; r adalah jarak,  adalah colattitue


dan  merupakan azimuth.

Persamaan gelombang elektron pun berubah menjadi

 (r, , ) = r (r),  (),  () (1.6)

Persamaan gelombang ini agak sukar diberi arti namun bentuk


kuadratik 2 dapat dipahami sebagai probabilitas ditemukannya
elektron di sekitar inti. Jarak dari inti merupakan varibel R(r)
yang kemudian disebut fungsi radial. Sedangkan posisi dalam
hal sudut (angular) tergambar pada variable (),() yang
dikelompokkan sebagai fungsi angular Y((,). Proses ini
dikenal dengan istalah “separation variable”. Elektron dapat
dikatakan terdistribusi dalam sebuah orbital (istilah diambil dari
konsep Bohr) yang ukurannya ditentukan oleh fungsi R(r) dan
bentuknya oleh fungsi Y(,) serta energinya E ditentukan
dengan persamaan H = E.

Fungsi radial secara umum dinyatakan dengan persamaan :


3/ 2
Z 
Rnl (r )  f (r )  e  (1.7)
 a0 
a0 adalah radius Bohr (0,53 Å) dan  = (Z)r/a0 , Z adalah
nomor atom, r merupakan jari-jari atom.

Fungsi angular secara umum mengikuti persamaan :

Adlim, Kimia Anorganik


11
1/ 2
 1 
Yl ,m ( ,  )    y ( ,  ) (1.8)
 4 
Setelah kedua komponen persamaan digabung ;  nl = Rnl Ylm
maka diperoleh persamaan gelombang orbital-orbital atom
hidrogen yang lengkap seperti yang tertera pada Tabel 1.1
berikut ini.

Tabel 1.1. Fungsi gelombang lengkap atom hidrogen. Z adalah


Zr
nomor atom dan   , a0 = jari-jari atom Bohr
a0

Sumber : http://scripturalphysics.org/qm/wave_functions3.gif

Adlim, Kimia Anorganik


12

Contoh Soal : Tuliskan fungsi gelombang elektron pada


subkulit 2py

Penyelesaian :
Subkulit 2p memilki bilangan kuantum utama n = 2, orbital; l =
1 dan m ada dua kemungkinan yaitu m = +1 atau m = -1.

Untuk m = + 1
3/ 2
1 Z 
 2 py      e  / 2 sin  sin 
4 2  a0 
Untuk m = -1
3/ 2
1 Z 
 2 py      e  / 2 sin  sin 
4 2  a0 

Latihan : Tuliskan fungsi gelombang elektron pada subkulit 2pz

Pertanyaan dan Soal-Soal :


1. Jelaskan kaitan konsep ikatan kimia dengan sifat-sifat
elektron !
Adlim, Kimia Anorganik
13
2. Terangkan kronologi hingga muncul teori mekanika
gelombang !
3. Jelaskan kaitan sifat materi dan sifat gelombang
elektron !
4. Berikan analogi bahwa energi elektron (E) adalah nilai
eigen dari fungsi gelombang Schrodinger ( ) yang
dioperasikan dengan operator Hemiltonian (H).
5. Tuliskan persamaan gelombang elektron pada sub kulit
3dz2.

Adlim, Kimia Anorganik


14

KONFIGURASI ELEKTRON, KEPERIODIKAN


II SIFAT UNSUR DAN TERM SIMBUL

2.1 Konfigurasi elektron

Prinsip aufbau (penyusunan) menjelaskan bahwa


penyusunan elektron-elektron dalam orbital atom mengikuti
kesetabilan orbital yang urutannya sebagai berikut :

1s > 2s > 2p > 3s > 3p > 4s  3d > 4p > 5s  4d > 5p >…

Dengan cara ini dapat ditentukan konfigurasi (susunan) elektron


yang stabil atau yang mempunyai energi terendah (ground
state). Exited state iaitu posisi elektron tidak seperti ground
state dan menyalahi aturan konfigurasi elektron dapat terjadi
seandainya elektron menerima energi dari luar misalnya dalam
bentuk radiasi atau kalor. Dengan adanya suplay energi ini
elektron dapat saja pindah ke orbital yang lebih tinggi. Pada
unsur K dan Ca dan pada keadaan ground sate, orbital 4s lebih
dahulu terisi baru kemudian orbital 3d. Sifat yang sama juga
dapat dilihat pada unsur yang mempunyai sub kulid 4d dengan
nomor atom 25-85 seperti diagram pada Gambar 2.1.
Penyimpangan lainnya dapat pula dilihat pada konfigurasi
elektron kromium dan tembaga dimana 3d terisi setengah penuh
dan justru orbital 4s tidak terisi penuh.

Cr [Ar] 3d5 4s1 Cu [Ar] 3d10 4s1


Penyimpangan juga terjadi pada orbital 5s dan 4d (Nb, Mo, Ru,
Rh, Pd dan Ag) serta pada orbital 6s, 5d dan 4f (La, Ce, Gd, Pt
dan Au).

Adlim, Kimia Anorganik


15

Gambar 2.1 Diagram tingkat energi orbital atom

2.2 Orbital Atom

Persamaan gelombang elektron yang telah dibahas di


atas mengandung koordinat polar. Seperti juga koordinat
kartesius misalnya y = mx jika diberikan nilai y dan x maka
gambar yang akan terbentuk merupakan garis lurus. Sedangkan
fungsi y = x2 dapat melukis grafik parabola. Untuk kurva polar
misalnya r = a cos 2  maka kurva yang dihasilkan seperti
Gambar 2.2.
Dari persamaan-persamaan gelombang elektron dapat
digambarkan bentuk-bentuk orbital seperti yang sudah
dijelaskan dalam kuliah kimia dasar. Sebagai contoh plot
1
2
 
3 cos 2   1 yang berhubungan dengan persamaan 320 atau

orbital 3d z 2 dapat dilukis sebagaimana terlihat pada Gambar


2.2.

0 0
00

Gambar 2.2.
(a) Kurva polar r = ea
(a) (b)
(b) Kurva polar r = a cos 2

Adlim, Kimia Anorganik


16

Gambar 2.3. Plot ½ (3 cos2  -1) dari fungsi angular


1/ 2
 5 
Y 0
2   (3 cos 2   1) karena bagian
 16 
angular adalah orbital 3d0 yang mengarah pada
sumbu-z dalam system koordinat polar,
pers.gelombang 3d0 sering disebut orbital d z2

Demikian juga dengan memplot persamaaan gelombang yang


ada pada Tabel 1.1 di atas maka dapat dihasilkan contour
(lukisan grafis) yang kemudian disederhanakan sehingga
menyerupai bentuk-bentuk orbital seperti yang sudah banyak
dibahas dalam buku-buku kimia dasar. Perbandingan contour
dan bentuk orbital yang sudah disederhanakan dapat dilihat
pada Gambar 2.4 dan 2.5.

Adlim, Kimia Anorganik


17

Gambar 2.4. Peta contour probabilitas orbital atom-atom


hidrogen.

(a) Bentuk orbital s & p atom (b) bentuk orbital d


yang telah disederhanakan

Adlim, Kimia Anorganik


18

(c) Bentuk orbital f

Gambar 2.5 (a)-(b) Bentuk-bentuk orbital atom yang telah


disederhanakan

2.3 Term Simbol Atom

Seperti yang dijelaskan di atas elektron bergerak


mengelilingi inti dan jika berputar pada porosnya. Gerakan
elektron mengelilingi inti menghasilkan momentum (massa kali
kecepatan, m x v ) yang disebut momentum anguler. Demikian
juga gerakan elektron pada porosnya akan menghasilkan
momentum spin atau disebut spin saja. Interaksi antara elektron-
elektron yang masing-masing memiliki momentum disebut
coupling (gabungan). Momentum angular individual elektron
dilambangkan dengan ml dan gabungan dari beberapa ml disebut
total momentum angular dan dilambangkan dengan ML .
Demikian juga spin, ms , gabungan dari beberapa ms disebut total
momentum spin, MS. Penjelasan yang lebih lengkap dapat
dilihat pada Tabel 2.1

Adlim, Kimia Anorganik


19
Tabel 2.1 Bilangan-bilangan kuantum dan Penjelasannya
Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum utama; memberi informasi
N tentang besar orbital dan energinya. (di sekolah
menengah : n menyatakan nomor kulit)
Bilangan kuantum azimuth atau bilangan kuantum
orbital; memberikan informasi tentang bentuk
L
orbital. (di sekolah menengah : l menyatakan nomor
sub kulit)
Bilangan kuantum magnetik; menyatakan nomor
orbital yang berkaitan dengan gerakan elektron pada
ml
sumbu-z. (di sekolah menengah : dilambangkan m
untuk menyatakan nomor orbital)
Bilangan kuantum spin; menyatakan arah rotasi
ms elektron pada sumbunya + ½ atau - ½ elektron
tunggal (di sekolah menengah : dilambangkan m)
M L   ml (2.1)
M S   ms (2.2)

dan kemudian L merupakan nilai mutlak dari ML , dan S adalah


nilai mutlak MS

L  ML S  MS

Setiap keadaan dapat didefinisihkan oleh nilai nilai L dan S.


Russell dan Saunders mengembangkan simbol L dan S sebagai
“superscript”, yang kemudian disebut Term Simbol atom.

L=0 S
L=1 P
L=2 D
L=3 F
L=4 G
. .

Adlim, Kimia Anorganik


20

2 S 1
L (2.3)

Contoh : Term simbol untuk Hidrogen pada keadaan dasar


(ground state) ialah
1H 1 s1 ml = 1 ms =½
2
maka term simbol : S (dublet S)

Jika elektron 1s1 tereksitasi ke 2s1


2s ml = 1 ms =½
2
maka term simbol S (dublet S) ; namun agar berbeda
dengan term symbol ground state maka ditulis menjadi 2S’
(dibaca dublet S prime atau aksen)
Contoh soal 2.

Tentukan term simbol untuk atom nitrogen pada keadaan dasar


Jawab : 7N : 1s2 2s2 2p3

-1 0 +1
ML = ml + ml + ml = -1 + 0 + 1 = 0 L=0
MS = ½ + ½ + ½ = 3/2 S = 3/2
4
Maka S
Jika satu elektron dari orbital subkulit 2s tereksitasi ke orbital
3d maka term simbolnya menjadi ;

-2 -1 0 +1 +2

ML = ml + ml + ml = -2 = nilai muktak = 2 L=2


MS = ½ S = 1/2
2
Maka D

Adlim, Kimia Anorganik


21
Jadi dengan term simbol dapat memberi gambaran perbedaan
ekektron suatu atom dalam kedaan dasar atau dalam keadaan
eksitasi.

Degenerasi beberapa kemungkinan susunan elektron dalam


orbital dapat ditentukan;
Term simbol D berasal dari nilai L = 2. Nilai L = 2 terdiri dari 5
kemungkinan nilai ML iaitu -2, -1, 0, +1 dan +2. Multiplisiti 2D
adalah 2 yang berasal dari S = ½. Nilai S = ½ memiliki 2
kemungkinan nilai MS iaitu +1/2 dan -1/2. Jadi 5 kemungkinan
nilai MS dan 2 kemungkinan nilai MS maka jumlah
degenerasinya = 5 x 2 = 10 kemungkinan state (keadaan) yang
mempunyai energi yang sama. Pengertiannya adalah ada lima
kombinasi nilai ML dan MS, [ML, MS]. Nilai L = 2, mempunyai 5
kemungkinan nilai ML iaitu (-2, -1, 0, +1, +2). Untuk doblet (S
= ½) ada dua kemungkinan nilai MS iaitu +1/2 dan -1/2.
Sehingga kombinasinya :

ML/MS -2 -1 0 +1 +2
+1/2 -2,+/2 +1/2,-1 +1/2,0 +1/2,+1 +1/2, +2
-1/2 -2,-/2 -1/2, -1 -1/2,0 -1/2,+1 -/2, +2

Kopling Spin-Orbital atau Kopling LS


Elektron bergerak mengelilingi suatu benda bermuatan
menghasilkan momen magnet. Momen magnet tersebut parallel
dengan vektor momentum sudut orbital (L). Demikian juga
gerakan elektron pada porosnya menghasilkan momen magnetik
yang searah dengan momentum spin (S). Kedua magnet saling
berinteraksi dan disebut kopling LS. Total momentum angular
dinyatakan dengan :
J=L+S (2.4)
Nilai J terdiri dari beberapa kemungkinan yaitu :
J = (L+S), (L+S-1), …I L-S I
Term symbol atom yang lebih lengkap ialah dengan memasuk
kopling LS yaitu
2 S 1
LJ (2.5)

Adlim, Kimia Anorganik


22
Jika terdapat beberapa kemungkinan term symbol atom maka
term symbol yang paling stabil atau keadaan dasar dapat
ditentukan berdasarkan aturan Hund yaitu :
(a) Term yang mempunyai multiplicity tertinggi adalah
yang paling stabil atau term pada keadaan dasar,
misalnya kesetabilan 3P > 2P > 1P.
(b) Jika multiplisiti sama besar maka untuk orbital kurang
dari setengah penuh, term yang mempunyai J terkecil
adalah yang paling stabil.
(c) Jika orbital terisi elektron lebih dari setengah penuh,
term yang memiliki J paling besar merupakan term
symbol keadaan dasar.

Contoh : tentukan term symbol keadaan dasar atom 5B


Jawab : 5B : 1s2 2s2 2p1

-1 0 +1
ML = ml = -1 L=1
MS = ½ S=½
J = L + S, L+S-1 .., I L-S I = 3/2, 1/2 ,
Maka term symbol 2P3/2 dan 2P1/2
Karena orbital kurang dari setengah penuh maka term symbol
keadaan dasar (ground state) adalah :
2
P1/2
Soal latihan :
Tentukan term simbol keadaan dasar (ground state) atom 17Cl

2.4 Ukuran Atom dan Ion

Volume atom atau ion tergantung pada lingkungannya


dan berhubungan dengan ikatan kimia. Orbital elektron yang
dimiliki atom dapat juga menggambarkan ukuran atom tersebut.
Atom yang hanya memiliki orbital 1s lebih kecil dibandingkan
dengan atom yang memiliki orbital 2p dan seteruskan. Posisi
orbital elektron ini terhadap inti atom dapat dilihat pada Gambar
2.6. Namun demikian dapat dibuat dibuat beberapa generalisasi
ukuran dalam dalam sistem priodik.

Adlim, Kimia Anorganik


23

Gambar 2.6. A plot jarak inti dengan kerapatan fungsi dari


elektron menggambarkan jarak orbital electron
dari inti.

Dalam satu prioda : Dari kiri ke kanan jari-jari atom


bertambah kecil.

Contoh. Jari-jari atom Li adalah 157 pm sedangkan jari-jari


atom F hanya 71 pm. Demikian juga jari-jari atom B > C > N.

Alasan : Dalam satu prioda nomor atom bertambah maka


jumlah proton dan elektron juga bertambah. Walaupun elektron
bertambah tetapi jumlah kulitnya (tingkat energinya) tetap
sehingga tidak mampu mengimbangi muatan inti yang juga
bertambah. Dengan kata lain elektron terluar tidak cukup
terlindungi dari pengaruh inti sehingga seolah-olah atom
mengerut dan menyebabkan jari-jari berkurang. Konsep kulit
(istilah lama) sudah jarang digunakan. Istilah diganti dengan
istilah tingkat energi atau bilangan kuantum utama.

Adlim, Kimia Anorganik


24

Dalam satu golongan : Dari atas ke bawah Jari-jari atom


bertambah besar.

Contoh: Jari-jari atom Ca > Mg > Be

Alasan : Dalam satu golongan dari atas ke bawah terjadi


peningkatan jumlah tingkat energi (kulit) yang berarti jari-jari
atom bertambah besar.

Pada atom yang sama penambahan elektron menyebabkan jari-


jari ion bertambah M2+ < M+ < M0 < M- < M2- < …
Bertambahnya muatan negatif menyebabkan jari-jari ion
bertambah besar: 16S2- > 17Cl- > 18Ar0 > 19K+ > 20Ca2+
Alasan: Penambahan jumlah elektron menyebabkan
perlindungan (shielding) terhadap elektron terluar semakin
besar. Sebaliknya pengurangan elektron semakin menambah
daya tarik inti dan melemahkan perlindungan terhadap elektron
valensi.

Adlim, Kimia Anorganik


25

2.5 Energi Ionisasi

Energi Ionisasi (EI) dapat didefinisihkan sebagai energi


yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom
dalam berfasa gas. Proses ini selalu endotermik, dan H > 0
untuk persamaan :
M0 (g) M+(g) + 1e- H = EI
Tentu saja memungkinkan dilepaskan lebih dari satu elektron,
sehingga terdapat beberapa nilai EI.

Nilai energi ionisasi atau potensial ionisasi bertambah dari kiri


ke kanan walaupun terdapat beberapa pengecualian misalnya
pada EI B yang lebih kecil dari EI Be dan EI O lebih kecil dari
EI O . Ilustrasi ukuran ion terhadap prioda sesuai dengan
susunan dalam sistem priodik unsur-unsur dilukiskan
sebagaimana Gambar 2.7. Sedangkan kecenderung kenaikan
energi ionisasi menurut sistem priodik unsur-unsur dapat dilihat
pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Ilustrasi ukuran ion berdasarkan susunan


dalam sistem priodik

Adlim, Kimia Anorganik


26

Gambar 2.8. Kecenderungan kenaikan energi ionisasi menurut


sistem priodik unsur-unsur

2.6 Affinitas Elektron

Affinitas elektron (E) sering didefinisihkan sebagai


energi yang dibebaskan pada saat suatu atom dalam fasa gas
menerima satu elektron. Affinitas elektron merupakan kebalikan
dari energi ionisasi. Dalam persamaan :
M(g) + 1e M-(g) H = -EI

Dalam satu prioda dari iri ke kanan affinitas elektron cenderung


meningkat dan dari atas ke bawah dalam satu golongan, afinitas
elektron berkurang.

2.7 Elektronegatifitas

Elektronegatifitas didefinisihkan sebagai kecenderungan


/ kemampuan suatu atom menarik elektron terhadapnya
sehingga bermuatan negatif. Konsep elektronegatifitas banyak
digunakan dalam membahas ikatan kimia. Beberapa
elektronegatifitas (skala Pauling) unsur yang sering membentuk
senyawa dapat diurutkan sebagai berikut :

Adlim, Kimia Anorganik


27
B < P < C < S < I < Br < N < O < Cl < F
2,04 2,19 2,55 2,58 2,66 2,96 3,04 3,44 3,16 3,98

Pertanyaan dan Soal-Soal


1. Tuliskan konfigurasi elektron 26Fe, 29Cu, 24Cr dan 79Au
2. Tentukan elektron valensi, 22Ti 53I dan 86Rn
3. Jelaskan kronolis hingga terbentuk ilustrai bentuk-bentuk orbital.
4. Jelaskan perbedaan bentuk-bentuk orbital elektron.
5. Menentuan term simbol atom C pada keadaan dasar dan jika
elektron dari subkulit 2s tereksitasi ke subkulit 2p (keadaan
eksitasi).
6. Jelaskan kecenderungan ukuran atom dalam system priodik unsure-
unsur.
7. Jelaskan kaitan antara jari-jari atom dengan potensial ionisasi serta
elektronegatifitas.

Adlim, Kimia Anorganik


28

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar:
Dapat menggunakan konsep sifat gelombang elektron
dalam menjelaskan orbital molekul dan ikatan kimia

INDIKATOR
Setelah proses pembelajaran ini selesai diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Mejelaskan perbedaan konsep orbital atom dengan
orbital molekul.
2. Menjelaskan konsep pembentukan ikatan bonding
dan anti bonding.
3. Menjelaskan keterkaitan fungsi gelombang dengan
orbital molekul.
4. Menjelaskan perbedaan ikatan ,  dan .
5. Menuliskan konfigurasi orbital molekul dan
menghitung orde ikatan.
6. Menggambarkan tingkat-tingkat energi molekul serta
menentukan sifat magnetik molekul.
7. Menghubungan orde ikatan dengan kekuatan,
jumlah, panjang dan energi ikatan.
8. Menentukan term simbol molekul pada keadaan
dasar.

Adlim, Kimia Anorganik


29

Adlim, Kimia Anorganik


30

TEORI ORBITAL MOLEKUL DAN TERM


III SIMBUL MOLEKUL

3.1 Orbital Molekul

Orbital molekul terbentuk dari penggabungan orbital-


orbital atom. Penggabungan ini dikenal dengan teori LCAO-MO
(Linear Combination Atomic Orbital-Molecular Orbital).
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa wujud elektron dalam
orbital atom adalah gelombang. Gelombang mempunyai puncak
dan lebah sebagai amplitudo positif (pada koordinat positif,
puncak) dan amplitude negative (lembah). Penggabungan dua
orbital yang berisi elektron dapat terjadi dua kemungkinan. Jika
penggabungan itu satu fasa misalnya lemah dengan lembah atau
puncak dengan puncak maka terbentuk gelombang baru yang
lebih kuat dan orbital molekul yang terjadi disebut orbital
molekul bonding. Sebaliknya jika penggabungannya tidak satu
basa kedua gelombang saling meniadakan dan membentuk
simpul (node) dan orbital molekul tersebut merupakan orbital
anti-bonding seperti ilustrasi pada Gambar 3.1.

+ + + +
- + - - -

orbital atom (1) orbital atom (2) penggabungan orbital molekul


simetris bonding

Adlim, Kimia Anorganik


31

+ + + +
+
- - - -

orbital atom (1) orbital atom(2) penggabungan orbital molekul


tidak simetris antibonding

Gambar 3.1. Ilustrasi penggabungan gelombang satu fasa


(simetrik) dan berbeda fasa (asimetrik).

Secara matematik sering dinyatakan


bonding = c11 + c22 anti bonding = c11 - c22

1 dan 2 adalah orbital atom 1 dan atom 2 serta c 1 dan c2


adalah konstanta persamaan gelombang masing-masing orbital.
Penggabungan orbital-orbital atom dapat menghasilkan
beberapa jenis orbital molekul. Orbital molekul sigma ( )
terbentuk dari penggabungan orbital atom dan overlap terjadi
hanya pada satu posisi. Orbital s-s, s-p dan p-p merupakan
penggabungan orbital atom yang dapat menghasil orbital 
(bonding) dan * (antibonding). Orbital molekul (phi)  dan
delta () juga dibedakan berdasarkan berdasarkan posisi overlap
tumpang tindih). Orbital molekul  overlap pada dua posisi
sedangkan orbital molekul sigma terbentuk dari overlap pada 4
posisi. Orbital molekul  dihasilkan dari penggabungan orbital
p-p, p-d dan d-d. Orbital molekul sigma hanya dibentuk oleh
orbital d-d ilustrasi dari penggabungan ini dapat dilihat pada
Gambar 3.2 (a), 3.2 (b) , 3.2 (c) dan 3.2 (d):

Adlim, Kimia Anorganik


32
+ + + + +
+

s
+
+ +
+ + +
+

s*
H + H H2

1s 1s 
Gambar 3.2 (a) Sketsa orbital molekul sigma bonding dan anti
bonding yang terbentuk dari gabungan orbital-
orbital s atom H.

++ + - - _ + - +
- ++ +- +

pz pz z
-- ++ + +- +- -- ++ - ++

pz pz z*

Gambar 3.2 (b) Sketsa orbital molekupl sigma bonding dan


anti bonding yang terbentuk orbital-orbital pz.

+ + + +
+
+

- -
- - -

py atau px py atau px 

+ -
+ -

+
- +
- +

py atau px py atau px *

Gambar 3.2 (c) Sketsa orbital molekul , * dari px atau py

Adlim, Kimia Anorganik


33
_ + _
+
+
+
_ _ +
+ + +
+ _ _
+ _
_ _
_
Tipe- (dz2-dz2) tipe- (dxz-dxz)
atau (dyz-dyz) tipe-(dxy-dxy)
atau dx2-dy2-dx2-dy2

Gambar 3.2 (d) Sketsa orbital molekul sigma, phi dan delta
bonding yang terbentuk orbital-orbital d.

3.2 Tingkat Energi Orbital Molekul

Pada sistem atomik, tingkat energi orbital atom


diurutkan dari energi terendah ke energi tertinggi dan dikenal
sebagai konsep konfigurasi elektron. Demikian untuk orbital
molekul maka tingkat energi orbital-orbitalnya dapat diurutkan
dari yang rendah ke yang lebih tinggi walaupun tidak semuna
dan seluas konfigurasi elektron atom. Beberapa pedoman dapat
diperoleh dari literatur di antaranya urutan kesetabilan orbital:
s > s* > s* > x,y > x,y* > s* (??)

untuk molekul yang mempunyai total elektron kurang dari 15


maka urutan tingkat energi orbital sebagai berikut :

(1s)2(*1s)2(2s)2(*2s)2(2px-y)4(2pz)2(*2px-y)4(*2pz)2

sedangkan untuk molekul yang memiliki total elektron 15


urutan tingkat energi orbital ada sedikit perubahan dimana *2s2
lebih rendah tingkat energi dibandingkan 2x-y4 sehingga
urutannya sebagai berikut :
(1s)2(*1s)2(2s)2(*2s)2(2pz)2(2px-y)4(*2px-y)4(*2pz)2

untuk orbital molekul yang melibat orbital atom d tiga jenis


orbital molekul dapat terbentuk :
1. Intraksi d x 2 - d x 2 (tipe sigma,  ) : overlap terjadi hanya
pada sumbu-x ujung dengan ujung sehingga

Adlim, Kimia Anorganik


34
menghasilkan orbital molekul sigma bonding dan juga
anti bonding.
2. Intraksi dxz-dzx dan dyz-dzy (tipe phi, ) : Overlap terjadi
di dua sisi dan menghasilkan orbital phi bonding dan
antibonding.
3. Intraksi dxy-dyx dan d x 2  y 2 - d x 2  y 2 ( tipe delta, ) :
overlap terjadi pada empat posisi.

Ilustrasi sketsa intraksi antar orbital digambarkan sebagai


berikut:
 <  <  < * < * < *

3.3 Orde ikatan

Orde ikatan suatu molekul dapat menjadi informasi yang


bermanfaat untuk memperkirakan jumlah, panjang, dan
kekuatan kuatan antar atom dalam molekul. Orde ikatan dapat
dihitung dengan persamaan :

Orde ikatan atau Bond Order =

Jumlah elektron bonding  jumlah elektron nonbonding


2
Contoh Soal :

(a) Tuliskan konfigurasi orbital molekul, (b) gambarkan


diagram tingkat energi orbital molekul, (c) tentukan orde
ikatan serta jelaskan sifat magnetik molekul O2.
Jawab :
Nomor atom O adalah 8 maka jumlah total elektron untuk
O2 adalah 16 elektron.

(a) (1s)2(*1s)2(2s)2(*2s)2(2pz)2(2px-y)4(*2px-y)2*2pz)0

Adlim, Kimia Anorganik


35
(b) diagram tingkat energi orbital molekul O2
(*2pz)0

(*2px-y)2

2p (2px-y)4 2p

(2pz)2

2s (*2s)2 2s

(2s)2

(*1s)2
1s 1s

(c) Orde ikatan = (10-6)/2 = 2, gas O2 bersifat


paramagnetic karena mengandung elektron yang
tidak berpasangan.

3.4 Spektra fotoelektron menunjukkan keberadaan orbital


molekul

Konfigurasi elektron molekul N2 adalah (1s)2 (*1s)2


(2s)2 (*2s)2 (2pz)2 (2px-y)4. BO N2 sama dengan 3 yang
menunjukkan ikatan rangkap tiga yang cukup kuat energi ikatan
924 kJ mol-1 dan panjang ikatan 110 pm. Banyak mahasiswa
sukar mengerti keberadaan orbital molekul karena memang
sangat abstrak.

Adlim, Kimia Anorganik


36
Pada eksperimen fotolistrik, radiasi ultraviolet diarahkan
pada permukaan logam, energi kinetik elektron yang keluar dari
atom-atom logam yang ada dipermukaan logam dapat diukur
secara eksperimen. Eksperimen yang sama juga dapat dilakukan
dalam fasa gas. Logam dipanaskan hingga menjadi molekul-
molekul gas-gas dan kemudian diradiasi dengan sinar
mempunyai energi misalnya sinar-X. Dengan demikian maka
elektron keluar dari molekul-molekul gas. Energi yang
diperlukan melepaskan elektron dari molekul gas merupakan
manifestasi kekuatan elektron terikat dalam molekul. Energi
yang mengikat elektron dalam sebuah molekul disebut energi
ikatan atau binding energy. Energi ikatan sebuah elektron dalam
sebuah molekul tergantung pada orbital molekul yang
ditempatinya. Makin rendah tingkat energi orbital yang
ditempatinya, makin banyak energi yang diperlukan untuk
membebaskan elektron dari molekul tersebut.
Pengukuran energi elektron yang terlepas dari akibat
penyinaran tiba-tiba pada molekul gas disebut photoelektron
spectroscopy atau spektroskopi fotoelektron. Spektra
fotoelektron untuk gas N2 dapat dilihat pada Gambar 3.3. Setiap
puncak pada spektra menunjukkan tingkat energi orbital
molekul N2. Dari Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa elektron
yang berada pada orbital 1s atom N terikat secara kuat dengan
energi ikat 39,5 MJ.mol-1. Demikian juga energi ikatan pada
orbital molekul N2 terikat dengan urutan kekuatan

(2s) > (*2s) > (2px) > 2pz) (lihat gambar 3.3)

Adlim, Kimia Anorganik


37

Gambar 3.3 Spektrum fotoelektron N2. Puncak-puncak kurva


ini menunjukkan adanya elektron yang dari obital-
orbital molekul N2.

Ada beberapa versi notasi orbital molekul yaitu versi sederhana,


LCAO-MO (Linier Combination of Atomic Theory-Molecular
Orbital) dan SCF-LCAO-MO (Self-Consistent Field, SCF).
Perbandingan beberapa notasi orbital molekul dapat dilihat pada
Table 3.1 berikut ini:

Adlim, Kimia Anorganik


38
Tabel 3.1. Perbandingan notasi orbital molekul pada beberapa
sistem
Sederhana (simple) LCAO-MO SCF-LCAO-MO
1s g1s 1g
*1s u1s 1u
2s g2s 2g
*2s u2s 2u
2px u2px 1u
2py u2py 1u
2pz g2pz 3g
*2px g2px 1g
*2py g2py 1g
*2pz u2pz 3u

3.5 Term Simbol Molekul

Sama seperti term simbol atom, term simbol molekul ditentukan


berdasarkan nilai ML dan S yang disimbulkan secara umum
sebagai berikut :

multiplisiti

2S+1
ML
MO ML Huruf
 0 
 1 
 2 
 3 

Contoh :
Tentukan Term simbol molekul B2

5B, B2 = 10 elektron, maka konfigurasi orbital molekulnya


adalah (1s)2 (*1s)2 (2s)2 (*2s)2 (2px-y)2
elektron terluar pada orbital molekul  maka ml = +1 atau -1

Adlim, Kimia Anorganik


39
demikian juga ms adalah +1/2 atau -1/2. Jadi ada 6 kombinasi
sebagai berikut :

Kombinasi ml ms ml ms ML MS Term simbul


+1 -1 e-1 e-1 e-2 e-2 total *ground
state
+1 +1/2 -1 +1/2 0 1 3

+1 +1/2 -1 -1/2 0 0 1

+1 +1/2 +1 -1/2 2 0 1
 3

-1 +1/2 -1 -1/2 -2 0 1

+1 -1 -1 -1/2 0 -1 3

+1 -1/2 -1 +1/2 0 0 1

*ground state adalah term simbol molekul yang paling rendah


tingkat energinya :

aturan Hund juga berlaku pada orbital molekul. Menurut aturan


Hund yang paling rendah tingkat energinya adalah yang
mempunyai multiplisiti terbesar.

Soal-Soal dan Pertanyaan

1. Jelaskan perbedaan konsep orbital atom dengan orbital


molekul.
2. Jelaskan konsep pembentukan ikatan bonding dan anti
bonding.
3. Jelaskan keterkaitan fungsi gelombang dengan orbital
molekul.
4. Jelaskan perbedaan ikatan ,  dan .
5. Tuliskan konfigurasi orbital molekul N2, Be2, B2, F2 dan
hitung orde ikatannya masing-masing.

Adlim, Kimia Anorganik


40
6. Gambarkan tingkat-tingkat energi molekul soal no. 5
serta menentukan sifat magnetic molekul.
7. Jelaskan hubungan orde ikatan dengan kekuatan,
jumlah, panjang dan energi ikatan molekul pada soal
No. 5 dengan membandingkan parameter tersebuat pada
setiap molekul.
8. Tuliskan term symbol molekul N2 dan tentukan tem
keadaan dasar.

Adlim, Kimia Anorganik

View publication stats

You might also like