You are on page 1of 35

a.

Roda gigi rantai dan rantai penggerak

Gambar 1.3 Roda Gigi Rantai Dan Rantai Penggerak

c. Roda gigi

Gambar 1.4 Roda Gigi

d. Bantalan

Gambar 1.5 Bantalan


Alignment merupakan suatu proses yang meliputi :

1. Kesatusumbuan pada kopling

Gambar 1.6 Kesatusumbuan Pada Kopling

2. Kesajajaran sumbu poros dan kesebarisan elemen mesin penggerak dengan


sumbu porosnya ,seperti pada puli.

Gambar 1.7 Kesejajaran Sumbu Poros


3. Ketidaklurusan antara elemen mesin penggerak dengan sumbu porosnya,
seperti pada roda gigi.

Gambar 1.8 Ketidaklurusan

1.1 Manfaat Pemeliharaan,Perawatan,Perbaikan Mesin

Maintenance adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga


fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau
penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi yang
memuaskan sesuai dengan yang direncanakan.

1.2.1 Manfaat dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan


- Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan selalu dalam
keadaan siap pakai.
- Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar
kembali modal yang ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan
keuntungan.

1.2.2 Manfaat bagi investor


- Dapat melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik yang
berupa bangunan gedung maupun peralatan produksi.
- Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan
berumur panjang.
- Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.
- Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
- Dapat mengetahui, mengendalikan biaya perawatan dan mengembangkan
data-data operasi yang berguna untuk membantu menentukan anggaran
dimasa yang datang.

1.2.3 Manfaat bagi manager


- Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.
- Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya
peralatan.
- Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.
- Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.
- Memelihara instalasi secara aman.
- Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
- Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material.
- Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang.
- Memperbaiki komunikasi teknik.Mengukur hasil kerja pabrik
- Sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakan yang akan datang.

1.2 Tujuan Pemeliharaan,Perawatan,Perbaikan Mesin


 Tujuan pemeliharaan
- Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas produksi guna
memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan target serta rencana
produksi.
- Mengurangi pemakaian dan pemyimpanan diluar batas dan menjaga
modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
- Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan
guna memenuhi apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga
agar kegiatan produksi tidak mengalami gangguan.
- Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin
serta peralatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.
- Mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan maintenance secara efektif dan efisien untuk
keseluruhnannya.
 Tujuan perawatan dan perbaikan mesin
- Mengoptimalkan daya dan hasil material sesuai fungsi dan
manfaatnya.
- Mencegah terjadinya kerusakan berat serta mendadak.
- Mencegah turunya efisiensi.
- Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
- Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
- Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
- Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Transmisi Kopling

Kopling digunakan sebagai elemen pemindah putaran atau daya dari


suatu poros penggerak ke poros yang digerakan, dimana kondisi sumbu poros
tersebut:

a. Satu sumbu
Gambar 2.9 Satu Sumbu

b. Sejajar

Gambar 2.10 Sejajar Pada Poros

c. Menyudut
Gambar 2.11 Menyudut

 Beberapa kopling selain digunakan untuk memindahkan daya atau putaran


juga dirancang untuk dapat beroperasi dan menerima kondisi seperti:

 Penyimpangan kesatusumbuan yang relatif kecil

Gambar 2.1 Penyimpangan kesatusumbuan


 Pergeseran aksial akibat pengaruh pemuaian panas
Gambar 2.13 Pergeseran Aksial Akibat Pengaruh Pemuaian Panas

 Hentakan dan getaran

Gambar 2.14 Hentakan dan getaran

2.1.1 Jenis kopling tetap

a. Sleeve coupling atau fixed bush coupling


Kopling ini digunakan untuk memindahkan beban yang ringan pada
putaran rendah dan biasanya pada poros berukuran kecil. Untuk
memindahkan beban digunakan pena, pasak atau baut pengikat. Kualitas
dari permukaan lubang mempengaruhi masa penggunaan.
Gambar 2.15 Sleeve Coupling Atau Fixed Bush Coupling

b. Split sleeve coupling


Kopling ini lebih mudah pemasangannya dan pelepasannya dibandingkan
sleeve coupling. Kopling ini menekan poros melalui baut atau ring tirus
sehingga momen puntir dipindahkan melaui gesekan.

Gambar 2.16 Split Sleeve Coupling

c. Flanged coupling
Bentuk permukaan dari sisi kopling ini bermacammacam, diantaranya
berbentuk lingkaran, elipsa , segitiga ujung radius, dan lain-lain. Sumbu
diantara poros pada kopling ini harus satu sumbu. Untuk meneruskan daya
atau putaran digunakan baut.
Gambar 2.17 Flanged Coupling

d. Grear coupling
Untuk memindahkan daya atau putaran pada poros digunakan sepasang
roda gigi yang berpasangan, yaitu roda gigi luar dan roda gigi dalam. Sifat
fleksibel didapat dari hubungan roda gigi.

Gambar 2.18 Grear Coupling


e. Disc coupling
Sebagai perantara diantara permukaan setengah kopling digunakan
piringan yang mempunyai beberapa lubang sebagai dudukan pena.
Kopling ini terdapat pula dengan flexibel disc.

Gambar 2.19 Disc Coupling

f. Jaws coupling
Rahang pada permukaan kopling mempunyai suaian dan pembagian sudut
yang teliti, sehingga beban terbagi secara merata pada baian sisi samping
dari rahang. Kopling jenis ini terdapat juga dalam konstruksi yang
fleksibel.

Gambar 2.20 Jaws Coupling


g. Spacer coupling
Kopling ini digunakan apabila jarak diantara poros penggerak dan yang
digerakan jauh. Sebagai patokan apabila “gap” kopling lebih besar dari
diameter kopling , maka kita sebut sebagai “spacer coupling”.

Gambar 2.21 Spacer Coupling

h. Floating shaft coupling


Pada kondisi tertentu poros penggerak atau yang digerakan menerima
beban atau pergerakan arah axial secara pasti, untuk mengatasi pemuaian
axial akibat panas tinggi digunakan “floating shaft coupling”.

Gambar 2.22 Floating Shaft Coupling


i. Chain coupling
Kopling ini digunakan untuk meredam hentakan pada putaran awal.
Penutup pada kopling digunakan untuk menghindari debu dan
mempermudah perawatannya. Penyimpangan sudut yang diijinkan ½ dan
penyimpangan paralel sebesar 0,01 sampai 0,02 inchi.

Gambar 2.23 Chain Coupling

j. Pind and rubber bush coupling


Pada saat digunakan pemasangan harus sesuai denganinstruksi pabrik
pembuat, seperti posisi bagian setengah kopling yang mana yang dipasang
pada poros penggerak.

Gambar 2.24 Pind And Rubber Bush Coupling


2.1.2 Jenis penyimpangan kesumbuan pada kopling
1. Penyimpangan menyudut vertikal
Penyimpangan ini terjadi apabila antara sumbu poros penggerak dan
yangdigerakkan menyudut. Perbaikan dilakukan dengan menaikan atau
menurunkan sumbu poros.

Gambar 2.25 Penyimpangan Menyudut Vertikal

2. Penyimpangan sejajar vertikal


Sumbu diantara dua poros sejajar, untuk memperbaiki kondisi tersebut
sumbu poros dinaikan atau diturunkan dengan besar yang sama.
Gambar 2.26 Penyimpangan Sejajar Vertikal
3. Penyimpangan menyudut horisontal
Untuk memperbaiki kondisi sumbu poros menyudut maka sumbu poros
harus digeser kearah kiri atau kanan dengan besar yang berbeda.

Gambar 2.27 Penyimpangan Menyudut Horisontal

4. Penyimpangan kesejajaran horisontal


Sumbu diantara dua poros sejajar, untuk memperbaiki kondisi tersebut
sumbu poros harus digeser ke arah kiri atau kanan dengan besar yang sama.

Gambar 2.28 Penyimpangan Kesejajaran Horisontal


2.1.2 Tanda terjadinya penyimpangan pada kopling
1. Pada mesin beroperasi
- Terjadi getaran yang tidak normal di sekitar komponen, terutama pada
poros timbul suara yang tidak normal

Gambar 2.29 Terjadi Getaran Pada Kopling

- Poros beserta kopling terlihat mengayun, terutama apabila jarak poros


penggerak dan yang digerakan jauh

Gambar 2.30 Poros Dan Kopling Terlihat Mengayun

- Terjadi panas yang berlebihan pada kopling

Gambar 2.31 Panas Berlebihan Pada Kopling


2. Panas saat mesin diam

Gambar 2.32 Kerusakan Atau Keausan Pada Kopling

Gambar 2.33 Kerusakan Pada Bantalan

2.1.3 Metode Pemeriksaan Penyimpangan Kesumbuan pada Kopling


1. Menggunakan “staightedge” dan “Feeler gauge” “staightedge” digunakan
untuk memeriksa kerataan suatu permukaan. Feeler gauge digunakan
untuk mengukur celah atau ruang antara Untuk memeriksa penyimpangan
paralel digunakan“staightedge” pada permukaan diameter luar
kopling.Besar penyimpangan yang terjadi diukur dengan feeler.
Gambar 2.34 Menggunakan Straightedge

Untuk memeriksa penyimpangan menyudut digunakan “feeler gauge”pada


jarak diantara permukaan sisi kopling. Kedalaman “feeler gauge”pada
empat posisi harus sama.

Gambar 2.35 Menggunakan Feeler Gauge

2. Menggunakan jangka sorong dan mistar baja


Mistar baja digunakan untuk memeriksa penyimpangan paralel dan
sebagai pengganti “straightedge”.
Gambar 2.36 Menggunakan Mistar Baja

Pada kopling yang memiliki jarak antara permukaan sisi kopling yang
agak besar, untuk memeriksa penyimpangan menyudut digunakan jangka
sorong pada empat posisi dengan kedalaman yang sama.

Gambar 2.37 Menggunakan Jangka Sorong

3. Menggunakan Dial Indicator


Dial indicator digunakan untuk memeriksa penyimpangan paralel dan
menyudut secara bersamaan. Arah putaran jarum pada dial indicator
menunjukan posisi penyimpangan sumbu kopling.
Gambar 2.38 Menggunkan Dial Indicator

Ada beberapa metode dalam menggunakan dial indicator :


 Metode face and rim
Metode ini sangat teliti apabila dilakukan pada kopling dimana jarak
antara permukaan kopling (gap) lebih kecil dari diameter kopling.

Gambar 2.39 Pengukuran Pada Permukaan Kopling

Apabila dial indicator tidak dapat menunjukan posisi pemasangan pada


kopling, sepasang alat bantu harus dibuat dan dipasang pada poros.
Gambar 2.40 Menggunakan Alat Bantu

Hasil pengukuran didapat pada empat posisi (0o , 90o , 180o , dan 270o )
untuk masing- masing dial indicator.Hasil tersebut akan menentukan
posisi penyimpangan paralel dan menyudut (horisontal dan vertikal).

Gambar 2.41 Menunjukan Penyimpangan Pada Dial Indicator


Apabila konstruksi mesin menggunakan “journal bearing” atau “bush”
(memungkinkan poros bergeser kearah aksial), maka poros harus dikunci,
sehingga tidak bergeser ke arah aksial yang akan mempermudah
pemeriksaan posisi menyudut.
Gambar 2.42 Menggunakan journal bearing atau bush

2.2 Transmisi Roda Gigi


Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan
putaran yang tepat serta jarak yang ralatif pendek. Roda gigi dapatberbentuk
silinder atau kerucut.Transmisi roda gigi mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas,putaran lebih tinggi dan tepat, dan
daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkandipilihnya roda gigi di
samping cara yang lain, karena memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam
pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaannya.

2.2.1 Jenis jenis roda gigi


1. Roda gigi lurus
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang
sejajar poros. Pembuatannya paling mudah, tetapi menghasilkan gaya
aksial sehingga cocok dipilih untuk gaya keliling besar. Roda gigi lurus
memiliki sifat bising pada putaran tinggi.
Gambar 2.43 Roda Gigi Lurus

2. Roda gigi helix ( Helical Gear)


Jenis roda gigi ini pemotongan gigi -giginya tidak lurus tetapi
sedikit membentuk sudut di sepanjang badan gigi yang
berbentuk silinder. Bila dilihat arah alur giginya nampak bahwa
alur tersebut membengkok.

Gambar 2.44 Roda Gigi Helix

3. Roda gigi payung (straight bevel gear)


Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi -giginya adalah pada
bagian yang konis. Pada permukaan yang konis ini gigi -gigi
dibentuk yang arahnya lurus dan searah dengan poros roda gigi .

Gambar 2.45 Roda Gigi Payung


4. Roda gigi spiral (spiral gear)

Gambar 2.46 Roda Gigi Spiral (spiral gear)

5. Roda gigi cacing


Jenis roda gigi ini biasanya merupakan satu pasangan yang
terdiri dari batang berulir cacing dan roda gigi cacing. Pada
batang ulir cacing bentuk giginya seperti ulir. Dan pada roda
gigi cacing bentuk giginya hampir sama dengan roda gigi helix,
akan tetapi permukaan giginya membentuk lengkungan ke
dalam.

Gambar 2.47 Roda Gigi Cacing

6. Roda gigi dalam (Internal Gear)


Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi -giginya adalah pada
bagian dalam dari permukaan ring/lubang. Biasanya bentuk
giginya adalah lurus seperti roda gigi lurus (spur gear).

Gambar 2.48 Roda Gigi Dalam (Internal Gear)


2.2.2 Fungsi roda gigi
Secara umum fungsi dari roda gigi adalah untuk :
- Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan.
- Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan, yaitu dari putaran tinggi ke putaran rendah atau
dari putaran rendah ke putaran tinggi. Bisa juga mengubah
putaran di sini berarti membuat arah putaran poros yang
digerakkan berlawanan dengan arah putaran poros penggerak.
- Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain,
misalnya oli, minyak tanah, dan sebagainya. Jadi, fungsi roda
gigi di sini adalah sebagai pompa zat cair. Dalam otomotof
dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi.

2.2.3 Beberapa istilah penting dalam roda gigi


Untuk mengetahui elemen-elemen yang penting dalam roda
gigi dapat dilihat Gambar di bawah ini.

Gambar 2.49 Spesifikasi Roda Gigi


1. Diametral pitch (P)
banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter lingkaran
pitch. Diametral pitch ini hanya merupakan harga secara
hipotesis saja yang harganya tidak bisa diukur.

2. Modul (m)
Panjang dari diameter lingkaran pitch untuk tiap gigi. Satuan
untuk modul adalah milimeter.
Rumus :
𝐷 1
M= =
𝑁 𝑃
3. Circular Pitch (CP)
Jarak arc (lengkungan) yang diukur pada lingkaran pitch dari
salah satu sisi sebuah gigi ke sisi yang sama dari gigi yang
berikutnya.
Rumus :

4. Addendum (Add)
Jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada ujung puncak dari
gigi.
Rumus :
5. Kelonggaran (Clearance)
Jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi yang satu
ke bagian dasar dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu
pasangan roda gigi. Harga-harga standar dari clearance ini
adalah :

6. Deddendum (Dedd)
Jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari gigi.

7. Diameter blank (blank diameter)


Jarak yang panjangnya sama dengan diameter lingkaran pitch
ditambar dengan dua addendum.
8. Ketebalan gigi
Jarak tebal gigi yang diukur pada lingkaran pitch dari satu sisi
ke sisi yang lain pada gigi yang sama. Pengukuran tebal gigi ini
bermacam-macam caranya yang akan dibicarakan tersendiri pada
pengukuran tebal dalam Bab V ini juga. Secara nominal dapat
ditentukan tebal gigi sebagai berikut :
Tebal gigi nominal = ½ Circular Pitch (CP)

9. Back lash
Menurut arti katanya kira-kira gerak terlambat. Untuk istilah
back lash pada roda gigi pengertiannya adalah jarak dari sisi
ujung gigi yang satu sampai pada sisi kerja (working flank) dari
gigi yang lain pada satu pasangan roda gigi.
Untuk jarak antara pusat kedua roda gigi dari pasangan roda
gigi dapat dihitung bila jumlah gigi dari kedua roda gigi dan
diametral pitchnya sudah diketahui.
Rumus :
2.2.4 Jenis penyimpangan pada roda gigi
1. Penyimpangan roda gigi pada poros
Penyimpangan ini terjadi karena proses pembuatan bakal roda gigi yang
tidak sempurna, dimana lubang dudukan poros roda gigi tidak tegak lurus
terhadap bagian sisi roda gigi.

Gambar 2.50 Penyimpangan Roda Gigi Pada Poros

2. Penyimpangan posisi antara roda gigi


Penyimpangan ini disebabkan karena posisi antara sumbu poros yang tidak
teliti, akibatnya gigi-gigi pada roda gigi memindahkan beban tidak
sempurna dan roda gigi akan cepat rusak.
Gambar 2.51 Penyimpangan Posisi Antara Roda Gigi

Pada saat beroperasi terjadinya penyimpangan pada roda gigi di


tandai dengan rusaknya poros dan roda gigi

Gambar 2.52 Rusaknya Roda Gigi

Pada saat roda gigi tidak beroperasi, penyimpangan ditandai dengan


keausan yang tidak merata sepanjang permukaan gigi pada diameter tusuk
roda gigi.
Gambar 2.53 Permukaan Roda Gigi

2.3 Transmisi Rantai Penggerak Dan Roda Gigi


Rantai penggerak dapat digunakan pada kondisi dimana jarak antara
sumbu poros terlalu besar bagi roda gigi danmenghindari terjadinya “slip”.
Ukuran dari rantai penggerak bermacam-macam sehingga dapat digunakan
untuk memindahkan tenaga mulai yang kecil sampai yang besar.

Gambar 2.54 Rantai Penggerak


 Keuntungan penggunaan roda gigi rantai:
- Dapat digunakan pada temperatur tinggi
- Mudah dalam pemasangan
- tidak memerlukan tegangan awal
Panjang dari rantai penggerak dapat diatur dengan jalan memasang atau
melepas rantai, melalui sambungan berupa:
a. Kelingan
b. Ring
c. Pena belah
d. Mur

2.3.1 Posisi pemasangan rantai penggerak


1. Horisontal
Posisi garis yang menghubungkan titik pusat sumbu poros mendekati
posisi horisontal. Susunan ini digunakan dimana jarak antara sumbu pusat
poros lebih panjang dari biasanya.

Gambar 2.55 Posisi Horisontal

2. Vertikal dengan idler sprocket


idler sprocket” yang berfungsi mengatasi keausan normal yang terjadi.
Posisi pemasangan “idler sprocket”
a. Di luar rangkaian rantai penggerak

Gambar 2.66 Posisi idler Sprocket Di Luar Rantai Penggerak

b. Di dalam rangkaian rantai penggerak

Gambar 2.67 Posisi idler Sprocket Di Dalam Rantai Penggerak

3. Vertikal tanpa idler sprocket

Gambar 2.68 Vertikal tanpa idler sprocket


4. Majemuk
Sistem pemasangan ini sering dijumpai pada mesin tenun, yang
mempunyai beberapa poros. Perawatan pada sistem penggerak ini lebih
sulit bila dibandingkan dengan ke tiga sistem sebelumnya.

Gambar 2.67 Pemasangan Majemuk

You might also like