Professional Documents
Culture Documents
Perilaku masyarakat yang masih banyak buang sampah sembarangan dan membakar
kasus penyakit berbasis lingkungan khususnya penyakit diare dan Ispa masih termasuk 10
penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Padang Kandis yang disebabkan oleh
buruknya pengelolaan sampah di masyarakat dan dikarnakan belum adanya tempat TPS dan
TPA di Nagari Tujuah Koto Talago. Selain itu,dampak pengelolaan sampah yang buruk
menimbulkan pencemaran terhadap air,udara dan tanah. Untuk mengurangi dampak negataif
yang di timbulkan oleh sampah tersebut maka adanya keinginan dari sekelompok masyarakat
untuk membuat Bank Sampah di Nagari Tujuah Koto Talago. Dimana kelompok yang
tergerak untuk membuat Bank Sampah tersebut adalah Lansia Nagari Tujuah Koto Talago
Lansia Nagari Tujuah Koto Talago merupakan sekelompok masyarakat yang sudah
banyak berperan serta dalam meningkatkan derajat kesehatan dimasyarakat dimana mereka
aktif di berbagai kegiatan diantaranya senam lansia, kegiatan sepeda santai ,kesenian
Talempong, Kelompok Tari yang sering tampil di acara-acara penting tingkat nagari dan
kecamatan dan punya kelompok kerajinan tangan seperti anyaman. Karena semangat dan
keinginan yang tinggi dari mereka dan bimbingan dari petugas Puskesmas Padang Kandis
mereka menpunyai ke inginan untuk mendirikan Bank Sampah yang diberinama “SASUPI”
Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk kegiatan Bank Sampah ini di Nagari
Tujuah Koto Talago adalah dengan melibatkan Lintas Sektor seperti Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Lima Puluh Kota dan LKKM. Dengan ini diharapkan peran serta tokoh
masyarakat dan lintas sektor lainya dapat memicu masyarakat untuk melakukan pengelolaan
1) Masih belum adanya TPS dan TPA di wilayah kerja Puskesmas Padang
Koto Talago
tidaklah efisien.
4) Adanya dukungan tokoh masyarakat (Toma) dan lintas sektor lainya dalam
di hadiri oleh perwakilan dari Walinagari Tujuah Koto Talago dan Masyarakat
Nagari Tujuah Koto Talago yang pada kesempatan itu banyak dihadiri oleh
hadiri oleh :
PKK
Kelompok Lansia
Masyarakat
tentang :
Sampah Organik
Merupakan sampah basah dari rumah tangga yang dapat diolah menjadi
perbankan tapi ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung
dikurangi
dimana Lansia Nagari Tujuah Koto Talago punya keinginan untuk membuat
pada tanggal 27 Desember 2016 mulailah Lansia Nagari Tujuah Koto Talago
untuk membuat satu Bank Sampah yang dikelola oleh Lansia Nagari Tujauh
Piti.
Gambar : Kegiatan kaji banding Bank Sampah SASUPI ke Bank Sampah Sei
Naning
3. Visi, Misi, dan Tujuan Bank Sampah SASUPI
Visi :
bank sampah sebagai wadah untuk mewujudkan masyarakat yang
peduli terhadap lingkungan.
Misi :
1. Mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
2. Memberikan pendidikan terhadap masyarakat agar sadar
tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan.
3. Memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan sampah.
4. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan bank sampah di Nagari Tujuah Koto Talago adalah :
Anggota : terlampir
2. Bentuk Kegiatan Bank Sampah SASUPI
Komunitas Usila
sampah kantong bukus sabun dll. Yang bisa dimamfaatkan seperti botol-
tabungannya masing-masing.
di olah di jual ke penadah yang ada di Jorong Koto Kociak Nagari Tujuah
Koto Talago.
f) Para pengerajin ini membeli sampah ke Bank Sampah yang bisa di buat
kerajinan ini.
Kandis
selalu menjadi masalah yang tak pernah selesai, baik itu dari segi kesehatan
1. Sampah Organik
memiliki Industri Rumah Tangga yang mengolah ubi kayu sebagai makanan
sebanyak 102 buah yang tersebar di 7 (tujuh) jorong. Dimana Jorong Padang
Kandis merupakan jorong yang memiliki Industri Rumah Tangga yang paling
kulit ubi kayu yang cukup banyak dimana setiap 500 kg ubi kayu
hari mengolah paling sedikit 500 kg - 1 ton. Hal inilah yang menjadi masalah
kayu sebagian sudah dimamfaadkan untuk pakan ternak tetapi masih banyak
pakan ternak. Padahal kulit ubi kayu memiliki kandungan carbon 59,31%,
hydrogen 9,78%, oksigen 28,74%, nitrogen 2,06%, sulfur 0,11%, dan air
kulit ubi kayu bermamfaat sebagai sumber nutrisi dan insektisida bagi
bahwa kulit ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alternative tanaman
rumput unggul.
musim hujan dan tempat hidupnya lalat yang dapat menimbulkan penyakit
diare.
tumpuk dimana-mana
3. Dapat menimbulkan tempat menumpuknya air jika musim hujan yang akhirnya
Pembuatan pupuk Kompos dari kulit ubi merupakan tindak lanjut dari :
yang digunakan untuk produksi ganepo ini tidak boleh di pupuk dengan
pupuk buatan.
2. Supaya sampah kulit ubi kayu yang dibuang ke tempat terbuka tidak
Pengolahan Pupuk Organik Kulit Ubi Kayu ini diawali dengan sosialisasi
hadiri oleh perwakilan dari Walinagari Tujuah Koto Talago dan Masyarakat Nagari
Tujuah Koto Talago. Sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3 R ini dilakukan
dengan didatangkan Narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan LKKM Kab.Lima
Puluh Kota. Dimana materi yang disampaikan adalah tentang gambaran penelolaan
PKK
Kelompok Lansia
Masyarakat
Di dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3R ini diberikan materi
tentang :
Gambaran Pengelolaan Sampah di Kabupaten Lima Puluh Kota termasuk di dalamnya Nagari
a. Sampah Organik
Merupakan sampah basah dari rumah tangga yang dapat diolah menjadi kompos
Merupakan sampah kering seperti kertas, plastik, botol dan logam. Dimana
pengelolaan sampah non organik dapat dijadikan nilai ekomi dengan cara dijual
2. Pemberdayaan Masyarakat
a. cara pemamfaatan sampah organic yang bisa di olah menjadi pupuk organic
Karena hal di atas pada tanggal 27 Desember 2016 timbul inisiatif bagaimana kalau
kulit ubi ini kita mamfaatkan sebagai pupuk organik yang dapat kita digunakan untuk
memupuk ubi kayu masyarakat. Sekarang di jorong Padang Kandis sudah ada
pembuatan kompos dari kulit ubi kayu yang di kelola oleh seorang masyarakat yang
TAHUN 2016