Professional Documents
Culture Documents
bolak balik frekuensi tinggi. Federal Communications Commision (FCC) telah menetapkan 3 frekuensi
yang digunakan pada short wave diathermy, yaitu :
3) Frekuensi 40,68 MHz (jarang digunakan) dengan panjang gelombang 7,5 meter.
Frekuensi yang sering digunakan pada SWD untuk tujuan pengobatan adalah frekuensi 27,12 MHz
dengan panjang gelombang 11 meter
Indikasi
Indikasi SWD baik continuos SWD maupun pulsed SWD adalah kondisi-kondisi subakut dan
kronik pada gangguan neuromuskuloskeletal (seperti sprain/strain, osteoarthritis, cervical
syndrome, NPB dan lain-lain).
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari continuos SWD adalah pemasangan besi pada tulang, tumor atau kanker,
pacemaker pada jantung, tuberkulosis pada sendi, RA pada sendi, kondisi menstruasi dan
kehamilan, regio mata (kontak lens) dan testis. Kontraindikasi dari pulsed SWD adalah tumor
atau kanker, pacemaker pada jantung, regio mata dan testis, kondisi menstruasi dan kehamilan.
Pada gangguan akut neuromuskuloskeletal merupakan kontraindikasi dari continuos SWD
tetapi bagi pulsed SWD bisa diberikan dengan pulsasi yang rendah. Commented [w1]:
Infra Red
Indikasi Terapi Infra Merah
a. Nyeri otot, sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. Misal: nyeri punggung
bawah, nyeri leher, nyeri punggung atas, nyeri sendi tangan, sendi lutut, dsb.
b. Kekakuan sendi atau keterbatasan gerak sendi karena berbagai sebab.
c. Ketegangan otot atau spasme otot.
d. Peradangan kronik yang disertai dengan pembengkakan.
e. Penyembuhan luka di kulit.
Kontra indikasi relatif ( boleh diberikan tetapi dengan pengawasan ketat dari dokter ataupun
terapis yang memberikan ) meliputi :
a. Trauma atau peradangan akut.
b. Kehamilan.
c. Gangguan sirkulasi darah.
d. Gangguan regulasi suhu tubuh.
e. Bengkak atau edema.
f. Kelainan jantung.
g. Adanya metal di dalam tubuh.
h. Luka terbuka.
i. Pada kulit yang sudah diolesi obat-obat topikal atau obat gosok.
j. Kerusakan saraf
Hendaya
Hendaya kondisi fisik merupakan ketidakmampuan secara fisik untuk
melakukan gerak. Ketidakmampuan seorang anak dengan adanya keterbatasan secara
fisik-non-sensori (fisik-motorik) menyebabkan ia mempunyai permasalahan untuk
hadir kesekolah dan belajar di kelas. Ketidakmampuan secara fisik motorik pada
anak untuk melakukan gerakan tubuh menyebabkan ia membutuhkan layanan-layanan
khusus, latihan dengan pola tertentu, peralatan-peralatan yang sesuai, dan fasilitas
pendukung lainnya. Seringkali terjadi pada anak yang mempunyai hendaya kondisi
fisik, juga mempunyai hendaya penyerta lain seperti: hendaya perkembangan
fungsional, kesulitan belajar, gangguan emosional, kelainan berbicara dan berbahasa,
atau mempunyai keberbakatan tertentu.
Umumnya, masalah utama pada gerak yang dihadapi oleh anak spina bifida adalah kelumpuhan
dan kurangnya kontrol gerak, pada anak hydrocephalus adalah
mobilitas gerak, anak dengan cerebral palsy mempunyai masalah dengan persepsi
visual meliputi: gerakan-gerakan untuk menggapai, menjangkau dan menggenggam
benda, serta hambatan dalam memperkirakan jarak dan arah.