You are on page 1of 11

PENGEMBANGAN KAPASITAS ( CAPACITY BUILDING) KELEMBAGAAN

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN JEPARA

Oleh:
Adhela Mahda Hapsari, Titik Djumiarti

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro

Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.idemail: fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
DEVELOPING INSTITUTIONAL CAPACITY IN MUNICIPAL OFFICE FOR
DISASTER PREVENTION OF JEPARA REGENCY

In performing their duties and responsibilities, organizations are often faced with
problems related to institutional capacity development. The Municipal Office for Disaster
Prevention of Jepara Regency is necessary to make efforts in evaluating disasters. The office,
including the providing facilities and infrastructure pursuant to the standards required by the
National Office for Disaster Prevention (BNPB), such as adequate budgets and capable
human resources. This descriptive-qualitative study aimed to find out the institutional
capacity development of the municipal office for disaster prevention (BPBD) of Jepara
Regency in preventing. The study found that the inistitutional capacity at BPBD of Jepara
Regency had not been optimally developed due to lacking budgets, poor quality and limited
human resources, and infrastructures as well as facilities. The study also found lacking
participation of all staff in the decision-making process. The supporting factors of the
institutional capacity development at the municipal office fore disaster prevention of Jepara
Regency included mutual commitment between stakeholders to preventing disasters and
environmental conservation. Whereas, the impending factors were staff resistance and legal
procedures dealing with the disaster prevention efforts. The stud recommended public-private
collaboration through corporate social responsibility programs as well as good cooperation
and periodical coordination with concerned municipal working units

Keywords: Organizational, institutional capacity building, resource

1
ABSTRAKSI
Penelitian ini, berbagai masalah yang sering dijumpai oraganisasi kurang mampu
mengembangkan kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dalam
mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelembagaan organisasi
BPBD Kabupaten Jepara dalam penanggulgan bencana melihat perlu adanya peningkatan
sumber daya, struktur organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data
wawancara, pengumpulan dokumentasi.
Pengembangan kapasitas kelembagaan BPBD Kabupaten Jepara dalam pelaksanaan
penangggulangan bencana masih terkendala dari kekurangan sarana dan prasarana
transportasi yaitu mobil toilet, mobil pengambil korban bncana dan peralatan-peralatan
khusus untuk dalam mendukung selain itu seumber daya manusia yang dimiliki masih sangat
minim kemampuan keahlian dalam penanggulangan bencana dan anggaran untuk mendukung
kegiatan pelaksanaan masih terbatas hal ini juga perlu adanya peningkatan kerjasama yang
baik dengan instansi-instansi dalam mencapai tujuan bersama. Faktor-faktor yang
menghambat dalam pengembangan kapasitas kelembagaan di BPBD Kabupaten Jepara
melainkan peraturan yang terkaadang tumpang tindih sehingga menjadi ketidak jelasan dalam
melakukan penanggulangan bencana dan daya dukung dari anggota dalam pengembangan
kapasitas kelembagaan masih kurang optimal.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan BPBD
Kabupaten Jepara perlu peningkatan pengembangan kapasitas kelembagaan dalam
penanggulangan bencana dengan menjalin kepada pihak swasta, membuka kerjasama dalam
pelatihan sumber daya manusia dan meningkatkan pengawasan secara langsung.

Kata Kunci : Organisasi, Pengembangan kapasitas kelembagaan, sumber daya

PENDAHULUAN menjaminan pemenuhan hak masyarakat


dan pengungsi yang terkena bencana
A. LATAR BELAKANG sesuai dengan standar pelayanan
Kabupaten Jepara merupakan minimum, melindungan masyarakat dari
kabupaten yang memiliki kerentanan yang dampak bencana, mengurangan risiko
cukup tinggi terhadap bencana. Adapun bencana dan pemaduan pengurangan risiko
jenis ancaman bencana di Kabupaten bencana dengan program pembangunan
Jepara adalah : banjir, tanah longsor, angin dan mengalokasian dana penanggulangan
puting beliung, kekeringan, kebakaran, bencana dalam anggaran pendapatan
abrasi daerah pantai, kegagalan teknologi belanja daerah yang memadai.
dan konflik sosial. Pada tahun 2011 bersamaan dengan
Menurut Undang – Undang Nomer disahkannya Peraturan Daerah Kabupaten
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Jepara Nomor 16 Tahun 2011
Bencana menegaskan bahwa Pemerintah tentangPenyelenggaraan Penanggulangan
dan pemerintah daerah menjadi Bencana di Kabupaten Jepara dan
penanggung jawab dalam penyelenggaraan Peraturan Daerah Kabupaten Jepara
penanggulangan bencana, Pemerintah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi
daerah bertanggung jawab dalam dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

2
Bencana Daerah Kabupaten Jepara bencana baik peralatan kantor maupun
membentuk BPBD (Badan Penangulangan peralatan penanggulangan bencana.
Bencana Daerah) yang merupakan
lembaga/Instansi Pemerintah Kabupaten Kualitas pemimpin selaku
Jepara yang bergerak dalam pengelola dan pelaksana utama dalam
penyelenggaraan Penanggulangan proses penanganan bencana sebenarnya
Bencana di tingkat Daerah sebagai juga sangat mempengaruhi pengembangan
implementasi dari diundangkannya kapasitas Badan Penanggulangan Bencana
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 (BPBD) Kabupaten Jepara dan daya
Tentang Penanggulangan Bencana dan dukung peraturan BPBD Kabupaten Jepara
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun haruslah memberikan kemudahan dalam
2008 tentang Penyelenggara melaksanakan tugas dan ini berkaitan
Penanggulangan Bencana. pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

Badan Penangggulangan Bencana Pada prinsipnya, kinerja Badan


Daerah Kabupaten Jepara dalam Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
menjalankan tugas dan fungsinya tidak Kabupaten Jepara harus senantiasa
lepas adanya hambatan-hambatan dalam ditingkatkan melalui pengembangan
meningkatkan kapasitas kelembagaannya kapasitas kelembagaan dengan tujuan
antara lain anggaran. Program-program memperbaiki permasalahan yang ada agar
kegiatan Prabencana Badan lebih maksimal
Penanggulangan Bencana Daerah B. RUMUSAN MASALAH
Kabupaten Jepara membutuhkan anggaran Berdasarkan uraian yang telah
yang cukup besar diantaranya program disebutkan pada latar belakang, maka
pencegahan dini dan penanggulangan rumusan masalah dalam penelitian ini:
korban bencana alam namun anggaran 1. Bagaimana pengembangan
prabencana masih sangat kapasitas pada tingkat
minim.Selanjutnya tidak kalah penting kelembagaan di Badan
bahwa BPBD Kabupaten Jepara Penanggulangan Bencana Jepara?
berkoordinasi antara lembaga yang terkait 2. Faktor-faktor apa yang mendukung
dalam menuntaskan permasalahan bencana dan menghambat dalam
namun masih terdapat egos sektoral SKPD pengembangan kapasitas pada
terkait dalam penanggulangan bencana. tingkat kelembagaan di Badan
Hambatan dalam penanggulangan bencana Penanggulangan Bencana Jepara?
juga terdapat pada sumberdaya manusia di
dalam organisasi. Apabila tingkat C. TUJUAN
kemampuan sumberdaya manusia baik Adapun tujuan penelitian ini
tentu mempengaruhi dalam melaksanakan adalah sebagai berikut:
tugasnya, sumberdaya manusia yang
dibutuhkan BPBD Kabupaten Jepara yang 1. Mendiskripsikan pengembangan
memiliki keprofesionalan dalam kapasitas pada tingkat
menangapi bencana. Selain sumber daya kelembagaan di Badan
manusia organisasi memerlukan sarana Penanggulagan Bencana Daerah
dan prasarana dalam menunjang kegiatan Kabupaten Jepara.
penanggulangan bencana. 2. Menganalisis Faktor-faktor yang
BPBD Kabupaten Jepara tergolong mendukung dan menghambat
organisasi yang masih baru terbentuk yaitu dalam pengembangan kapasitas
pada tahun 2012 sehingga masih banyak pada tingkat kelembagaan di
membutuhkan sarana dan prasarana untuk Badan Penanggulagan Bencana
menunjang kegiatan penanggulangan Daerah Kabupaten Jepara.

3
D. KERANGKA PEMIKIRAN d. Peningkatan kapasitas sarana dan
TEORITIS prasarana kerja sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan tugas
Pengembangan kapasitas dalam e. Penerapan standar prosedur operasi
organisasi publik, institusi (standard operating procedure)
Pemerintahan dapat dilakukan dalam f. Peningkatan kapasitas tata laksana
beberapa tingkatan (level) dalam penyelenggaraan tugas pokok dan
mencapai kapasitas yang maksimal fungsi setiap unit kerja
dibawah ini dijelaskan tingkatan pemerintahan daerah;
dalam pengembangan kapasitas a. Sumber Daya
menurut Milen sebagai berikut. Bryson dalam (Tjanja dkk,
GTZ (Deutsche Gesellschaft 2005:48) menjelaskan bahwa, untuk
furTechnische Zusammenarbeit) lebih meningkatkan kinerja organisasi
dalam Milen (2006: 22), publik secara teoritis menyeluruh
menggambarkan bahwa dalam proses aspek-aspek yang berpengaruh
pengembangan kapasitas terdapat tiga terhadap kinerja, pertama aspek-aspek
tingkatan (level) yang harus menjadi input atau sumberdaya-
fokus analisis dan proses perubahan sumberdayanya antara lain : Sumber
dalam suatu organisasi. Ketiga Daya Manusia, Sarana dan Prasarana
tingkatan itu yaitu tingkatan dan anggaran
sistem/kebijakan terdiri dari b. Budaya Organisasi
Peraturan per Undangan, Kebijakan, Menurut Daniel R. Denison
tingkatan organisasi/lembaga terdiri dalam Laksmi Asri (2011: 7), budaya
dariSumber Daya, Ketatalaksanaan, organisasi adalah nilai-nilai,
Struktur Organisasi, Sistem keyakinan, dan prinsip-prinsip dasar
Pengendalian Keputusandan tingkatan yang merupakan landasan bagi sistem
individu/sumber daya manusia terdiri dan praktek-praktek manajemen serta
dariPengetahuan, Keterampilan, perilaku yang meningkatkan dan
Kompetensi, Etika. menguatkan prinsip-prinsip tersebut.
Berdasarkan Peraturan Presiden Ada beberapa karakteristik
No.59 Tahun 2012 Tentang Kerangka budaya organisasi yang perlu
Nasional Pengembangan Kapasitas mendapatkan perhatian dari organisasi
Pemerintah Daerah, Pengembangan menurut Robbins dalam Laksmi Asri
kapasitas kelembangaan dapat (2011: 21-23), antara
dilakukan melalui : lain:Kepemimpinan, Inovasi, Inisiatif
a. Peningkatan kapasitas struktur Individu, Toleransi terhadap resiko,
organisasi yang efektif, efisien, Pengarahan, Integras, Dukungan
rasional dan proporsional; manajemen, Pengawasan, Identitas,
b. Pelembagaan budaya kerja Sistem penghargaan, Toleransi
organisasi yang produktif dan terhadap konflik dan Pola
positi berdasarkan nilai-nilai luhur Komunikasi.
budaya bangsa;
c. Peningkatan kapasitas anggaran c. Sistem Pengambilan Keputusan
untuk mendukung peningkatan Menurut Prof. Dr.J.Salusu, M.A.
kualitas dan kuantitas dalam buku Pengambilan Keputusan
pembangunan dan Stratejik ( 2005:47) Pengambilan
penyelenggaraan pemerintahan keputusan ialah proses memilih suatu
daerah; alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai situasi.

4
Proses itu untuk menemukan dan dan sumber data sekunder. Teknik
menyelesaikan masalah organisasi. pengumpulan data Peneliti menggunakan
analisa kualitatif dengan model analisis
d. Struktur Organisasi interaktif.

Organisasi mengakui adanya HASIL PEMBAHASAN


kebutuhan untuk mengkoordinasikan 1. Pengembangan Kapasitas ( Capacity
pola interaksi para anggota organisasi Building ) Kelembagaan BPBD
secara formal. Bahwasebuah struktur Kabupaten Jepara
organisasi mempunyai tiga komponen: Pengembangan kapasitas
kompleksitas, formalisasi, dan kelembagaan merupakan sebuah
sentralisasi(Stephen R, 1995: 6) upaya peningkatan kemampuan
organisasi dalam mengikuti perubahan
e. Tata Laksana dengan mempertimbangkan seluruh
faktor-faktor yang ada didalam
Menurut Peraturan Kementrian
organisasi dengan bertujuan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
mengakselerasikan pelaksanaan
Reformasi Negara (Nomer 12 Tahun
desentralisasi sesuai dengan ketentuan
2011 : 4) Manajemen Tatalaksana
yang berlaku, pemantau secara
pendekatan yang banyak digunakan di
proposional, tugas, fungsi, sistem
lingkungan manajemen organisasi.
keuangan, mekanisme dan tanggung
Penatatan tatalaksana merupakan
jawab dalam pelaksanaan peningkatan
suatu silus perencanaan, pelaksanaan,
kapasitas.Badan Penanggulangan
pemberlakuan, monitoring dan
bencana Daerah Kabupaten Jepara,
evaluasi.
ada beberapa dimensi yang diamati
f. Standart Operating Production dalam penelitian ini, dimensi tersebut
Procedures (SOP) yaitu kepemilikan sumber daya,
Berdasarkan Peraturan Nomer struktur organsasi, ketatalaksanaan,
12 Tahun 2011Standart Operating pengambilan keputusan, SOP (
Production Procedures (SOP) adalah Standard Operating Prosedur) dan
dokumen tertulis yang memuat faktor-faktor pendorong dan
prosedur kerja secara rinci, tahap demi penghambat pengembangan kapasitas
tahap dan sistematis. SOP memuat kelembagaan
serangkaian instruksi secara tertulis Dimensi pertama kepemilikan
tentang kegiatan rutin. organisasi dapat dilihat beberapa
aspek yaitu sarana dan prasana,
E. METODE PENELITIAN anggaran dan sumber daya manusia.
Tipe penelitian yang digunakan dalam Aspek pertama sarana dan prasarana.
penelitian ini adalah jenis penelitian Sarana dan prasarana tebagi menjadi 3
diskriptif kualitatif dengan pengumpulan yaitu alat alat transportasi, alat
data melalui wawancara, observasi, dan penanggulangan bencana dan
studi kepustakaan. Informan yang diambil peralatan kantor. Alat transportasi
oleh peneliti adalah Kepela pelaksana BPBD Kabupaten Jepara memang
BPBD Kab. Peneliti menggunakan terbatas, sedangkan melihat kebutuhan
indikator panduan pelaksanaan program dalam menjalankan tugas
TTG dari paten Jepara, Sekretaris , Ketua penanggulangan bencana sebelum
Pelaksana kesiapsiagaan dan pencegahan, terjadi bencana (pra bencana) dan
Ketua seksi kedaruratan dan Logistik, pada saat terjadi bencana
Ketua rehabilitasi dan rekontruksi.Sumber membutuhkan ketersediaan alat
data yang digunakan sumber data primer transportasi yang memadai

5
mempercepat proses menuju lokasi Kabupaten Jepara masih
kejadian bencana dan evakuasi korban membutuhkan sumber anggaran
bencana sehingga BPBD Kabupaten dukungan untuk mengcover
Jepara harus mampu mengelola dan kekurangan pembiyaan kegiatan atau
menggunakan alat transportasi ini program. BPBD Kabupaten Jepara
secara efektif untuk mengcover meminta bantuan ke BNPB atau
seluruh aktivitas dalam bantuan dari pusat untuk membiayai
penanggulangan bencana. Alat program kegiatan dana tersebut yakni
transportasi BPBD Kabupaten Jepara melalui DSP (Dana Siap Pakai). Dana
yaitu mobil rescue tersedia 2 unit, siap pakai yang dikucurkan dari
mobil pick up 1 unit, motor trail 4 unit (BNPB) berjumlah Rp.463.000.000
dan motor operasional 4 unit juta dialokasikan untuk membiyai
sedangkan kebutuhan mengenai program kegiatan
kecukupan sarana dan prasarana Aspek ketiga dalam sumber
dalam prakteknya untuk mendukung daya yaitu sumber daya manusia.
pelaksanaan tugas penanggulangan BPBD Kabupaten Jepara berasal dari
bencana alat transportasi yang harus organisasi kemanusiaan dan relawan
dimiliki oleh BPBD Kabupaten Jepara bencana. Kemampuan sumber daya
yaitu ketersediaan motor trail 10 unit manusia dalam melaksanakan tugas
dan ketersediaan mobil rescue 4 unit. penanggulangan membutuhkan tenaga
Peralatan BPBD Kabupaten Jepara teknis lapangan yang memiliki
belum sesuai dengan peraturan BNPB keahlian khusus dalam
serta menyesuaikan ancaman bencana penanggulangan bencana.
di Kabupaten Jepara baik kendaraan Dimensi kedua dalam melihat
atau alat transportasi dan peralatan kapasitas kelembagaan yaitu Budaya
penanggulangan bencana berdasarkan Organisasi. BPBD Kabupaten Jepara
denmgan jenis bencana. Selain sarana pada prakteknya belum menerapkan
BPBD (Badan Penanggulangan pemberian penghargaan kepada
Bencana Daerah) Kabupaten Jepara pegawai yang memiliki prestasi dalam
membutuhkan prasarana yaitu gedung bekerja. Prestasi yang dimiliki
di dalam pelaksanaan penanggulangan pegawai dalam bekerja tidak ada
bencana dengan melihat luas dedikasi yang diberikan, sebagian
bangunan kantor 1336 M2 sangat besar pegawai mengeluhkan tidak ada
sempit baik untuk ruang kerja, gedung balas saja yang diberikan saat
alat transportasi dan tidak ada tuang melampaui kinerja yang dilakukan
tamu perlu adanya peningkatan berupa pengikutsertakan dalam
kapasitas. latihan-latihan pengembangan
Aspek yang kedua yaitu kemampuan selain permasalahan
anggaran. BPBD Kabupaten Jepara penghargaan adanya pelanggaran atas
dalam membiayai kegiatan atau perilaku pegawai dalam menjalankan
program penanggulangan bencana tugas penanggulangan bencana BPBD
menggunakan sumber pendapatan Kabupaten Jepara yaitu keterlambatan
APBD. Sumber anggaran APBD pegawai pada jam kerja yang
membiayai seluruh kegiatan untuk melebahi waktu kerja yang sudah
seksi pencegahan dan peringatan dini, ditetapakan dan adanya beberapa
seksi kedaruratan dan logistik dan pegawai terkadang pulang jam kerja
seksi rehabilitasi rekontrusi dengan sebelum waktu ideal waktu kerja
jumlah Rp. 1,175,000,000, sumber selesai .
anggaran APBD tersebut untuk Dimensi ketiga dalam melihat
membiayai ke 3 seksi tersebut BPBD pengembangan kapasitas adalah

6
struktur organisasi. BPBD Kabupaten yang terkait dan membagi tugas dan
Jepara dalam menyelesaikan tugas terakhir melaksanakan Operasi
selain koordinasi diantara setiap seksi Pencarian dan Pertolongan (SAR) dan
dalam menanggulangi bencana Evakuasi di lokasi kejadian.
berkoordinasi dengan SKPD terkait Dimensi keenam dalam
dalam mendukung kegiatan mengukur pengembangan kapasitas
penanggulangan bencana namun kelembagaan yaitu sistem
dalam pelaksanaan masih terhalang pengambilan keputusan. Anggota
dalam persamaan persepsi dalam dalammengambil sebuah keputusan
penanggulangan untuk menyelesaikan sebuah
Dimensi keempat dalam melihat permasalahan anggota tidak memiliki
pengembangan kapasitas kelembagaan andil secara langsung dalam
yaitu ketatalaksanaan. Keterlibatan menuntaskan sebuah permasalahan
anggota atau pegawai dalam rangka seluruh keputusan berada ditangan
perumusan perencanaan pimpinan.
penanggulangan bencana sering kali
ditemui susah untuk diajak berdikusi 2. Faktor Pendukung dan
dalam sebuah rapat dalam Penghambat Pengembangan
merumuskan kegiatan program hal ini Kapasitas Kelembagaan BPBD
menyebabkan program atau kegiatan Kabupaten Jepara
yang disusun sama dengan tahun-
tahun ( copy paste ) sebelumnya serta Pembangunan kapasitas lembaga di
dengan menyesuaikan dengan Indonesia paling tidak terdapat faktor yang
kebutuhan yang ada. mempengaruhi keberhasilan dan terdapat
Dimensi kelima dalam menilai pula faktor-faktor yang mengahambat
pengembangan kapasitas kelembagaan keberhasilan pengembangan kapasitas
yaitu SOP (Standard Operating lembaga
Prosedure). Pelaksanaan tugas dalam A. Komitmen bersama
penanggulangan bencana di BPBD - Anggota BPBD Kabupaten Jepara
Kabupaten Jepara berdasarkan dengan perlu adanya peningkatan semangat
SOP (Standartd Operasi Prosedur) dan komitmen dalam bekerja
yaitu mulai dari awal hingga akhir - Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaam pertama-tama melihat memberikan anggaran kepada BPBD
hasil informasi kejadian bencana Kabupaten Jepara perlu adanya
setelah itu koordinasi dengan instansi penambahan
terkait kemudian BPBD Kabupaten - Tidak ada jalinan kerjasama anggaran
Jepara menugaskan Tim Reaksi Cepat dan peran serta dalam
(TRC) Penanggulangan Bencana penanggulangan bencana dengan
menuju lokasi untuk melaksanakan pihak swasta
tugas pengkajian secara cepat, tepat, - Kepedulian dan nilai-nilai masyarakat
dan dampak bencana/musibah. BPBD yang mulai luntur dalam menjaga
Kabupaten Jepara menyiapkan kelestarian alam sekitar
peralatan-peralatan memfasilitasi
pencarian dan pertolongan (SAR) dan B. Kepemimpinan yang kondusif
evakuasi /Penanggulangan Bencana - Sebagai pemimpin peduli terhadap
bergerak kelokasi kejadian kemudian kebutuhan sumber daya yang
TRC (Tim Reaksi Cepat) melakukan dibutuhkan BPBD Kabupaten Jepara
koordinasi dengan Intansi terkait dan - Sebagai pemimpin selalu terbuka
mengadakan briefing kepada personil dengan seluruh anggota baik
Satgas SAR dan Relawan serta Dinas permasalahan maupun informasi.

7
- Sebagai pemimpin totalitas dalam
menjalankan tugas penanggulangan
bencana dan ikut terjun langsung KESIMPULAN DAN SARAN
dalam proses evakuasi kejadian Kesimpulan
bencana. Sikap pemimpin dalam
mengarahkan anggota tegas. dan Pengembangan Kapasitas
dalam memutuskan sebuah masalah Kelembagaan adalah sebuah jawaban atas
mempertimbangangkan anggota. tuntutan pelayanan publik dan
- Komunikasi yang terjalin baik internal permasalahan untuk melakukan perubahan
organisasi BPBD Kabupaten Jepara organisasi menjadi lebih baik
dan komunikasi dengan pusat Badan mengahadapi tantangan baik faktor
Nasional Penanggulangan Bencana lingkungan internal dan faktor eksternal
(BNPB) sangat bagus . organisasi. BPBD Kabupaten Jepara untuk
- Sebagai pemimpin selalu antusias meningkatkan kemampuan dan eksitensi
dalam mencarikebutuhan sumber- melalui Pengembangan Kapasitas
sumber daya dan tugas yang diemban Kelembagaan (Capacity Building) yang
yang dijalankan dapat dilihat dalam Peraturan Presiden No.
C. Resistensi Legal Prosedural 59 2012 dan teori Anneli Millen.
- Pemahaman yang berbeda dengan 5. 1. 1. Pengembangan Kapasitas
Pemerintah Daerah berkaitan dengan Kelembagaan di BPBD Kabupaten
peraturan penanggulangan bencana Jepara
yang mempengaruhi kebutuhan sarana
dan prasarana BPBD Kabupaten Pengembangan Kapasitas
Jepara. Kelembagaan (Capacity Building) yang
- Pelaksanaan tugas Penanggulangan dilakukan oleh BPBD Kabupaten Jepara
Bencana BPBD Kabupaten Jepara melalui beberapa indikitor sebagai berikut
dalam proses evakuasi bencana :
terkadang bukan menjadi tugas pokok
a. Kepemilikan Sumberdaya
fungsi dalam memberikan bantuan.
Kepemilikan sumberdaya di
Hal ini dikarenakan kurang adanya
dalam organisasi terbagi menjadi
kejelasan tugas dengan SKPD terkait.
beberapa aspek yaitu sarana dan
D. Resistensi dari Staff
prasarana, anggaran, budaya organisasi
- Anggota di BPBD Kabupaten Jepara
dan sumber daya manusia.
sulit diajak berkembang kea rah lebih
 Sarana prasarana BPBD Kabupaten
maju hal ini dikarenakan faktor
Jepara yaitu alat transportasi mobil
tingkat pendidikan.
rescue tersedia 2 unit, mobil pick up 1
- BPBD Kabupaten Jepara prasarana
unit, motor trail 4 unit dan motor
gedung terbatas ruang kerja sehingga
operasional 4 unit sedangkan
tidak merasa nyaman dalam
peralatan kantor yaitu komputer tidak
melakukan aktivitas
semua pegawai memiliki dalam
- Sumber daya manusia yang ada di
mempermudah dalam menjalankan
BPBD Kabupaten Jepara tidak ada
tugas. Sarana dan prasarana
kemauan meningkatkan kemampuan
seharusnya dapat mempermudah
diri dalam penanggulangan bencana
menjalankan tugas namun di BPBD
- Perlu adanya peningkatan motivasi
Kabupaten Jepara baik alat transpotasi
dan inovasi anggota dalam
dan peralatan kantor sebanding
menjalankan tuigas
dengan jumlah tenaga kerja. Melihat
- Anggota di BPBD Kabupaten Jepara
sarana dan prasarana yang ada di
tidak ada kompetisi dalam bekerja
BPBD Kabupaten Jepara juga belum
untuk menjadi yang terbaik.
semua terstandarisasi berdasarkan
8
undang-undang yang telah ditetapkan Susunan strukur organisasi
alat-alat penanggulangan bencana BPBD Kabupaten Jepara tergabung
hanya bersifat sederhana dan kondisi dalam setiap seksi dalam menjalankan
penataan ruang yaitu ruang bekerja, tugas penyelenggaraan
ruang tamu, ruang gudang, ruang penanggulangan bencana yaitu seksi
fasilitas umum di BPBD Kabupaten kesiasiagaan dan pencegahan, seksi
Jepara sangat minim jarak antar ruang kedaruratan dan logistik dan seksi
saling berhimpitan satu sama lainya. rehabilitasi dan rekontruksi,
 Sumber anggaran BPBD Kabupaten seharusnya adanya pemisahan dalam
Jepara selain dari Pemerintah Daerah setiap seksi untuk mengurangi
Kabupaten Jepara yaitu berjumlah Rp, kewenangan. Pembagian tugas dan
1,175,000,000 untuk membiayai koordinasi di BPBD Kabupaten Jepara
seluruh kegiatan seksi-seksi bersinergi dengan seluruh seksi-seksi
penanggulangan bencana namun dalam menangani bencana namun
dalam perencanaannya alokasi dalam berkoordinasi dengan SKPD
anggaran yang ada tidak dapat merata terkait BPBD Kabupaten Jepara
yaitu jumlah alokasi anggaran terbesar jalinan komunikasi terkadang terjadi
pada seksi kesiapsiagaan dan perbedaan dalam menyamakan
pencegahan, anggaran juga berasal persepsi.
dari BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) yang c. Ketatalaksanaan
berjumlah Rp.463.000.000 untuk
menutup kekurangan pembiyaan Perencanaan program di BPBD
kegiatan seksi-seksi di BPBD Kabupaten Jepara tidak ada
Kabupaten Jepara dan jumlah pembahasan yang mendetail dalam
anggaran BPBD Kabupaten Jepara merumuskan kegiatan hal ini
berdasarkan dengan kemampuan didasarkan program kegiatan tahun-
Pemerintah daerah. tahun sebelumnya dan hanya sebatas
 Sumber daya manusia BPBD kegiatan rutin. Pelaksanaan program
Kabupaten Jepara dalam kegiatan tidak dapat maksimal
menyelenggaraaan penanggulangan disebabkan keterbatasan anggaran,
bencana berdasarkan ketersediaan dalam pelaksanaan BPBD Kabupaten
untuk mengerjakan kegiatan Jepara hanya melakukan pengawasan
administrasi dan pelaksanaan kegiatan berbentuk laporan kegiatan tidak
teknis sering terjadi rangkap tugas. adanya pengawasan secara langsung
BPBD Kabupaten Jepara sebagai untuk memastikan kelancaran
pelaksana teknis penanggulangan pelaksanaan tugas. Evaluasi program
bencana melihat kualitas sumber daya kegiatan dalam mengelola website
manusia yang masih berdasarkan untuk memberikan informasi kepada
wawasan pengetahuan belum seluruh masyarakat Jepara tidak
memiliki keahlian khusus yang berfungsi dengan baik dan optimal
tersertivikasi yaitu keahlian informasi yang diberikan tidak ada
menyelam, keahlian rekontruksi sangkut pautnya dengan kebencanaan
bangunan dan keahlian psikologi. di Kabupaten Jepara.
d. Budaya organisasi
BPBD Kabupaten Jepara belum
menerapkan pemberian penghargaan
kepada pegawai yang memiliki
b. Struktur Organisasi prestasi anggota yang berprestasi
dalam menjalankan tugasnya tidak

9
adanya perbedaan sedangkan dalam mendukung penyelenggaraan
seharusnya di pegawai membutuhkan pengembangan kapasitas dalam
penghargaan dalam pencapai prestasi memberikan bantuan anggaran ditolak
kerja yang dilakukan dan kesalahan- oleh BPBD Kabupaten Jepara karena
kesalahan yang dilanggar atau tidak tidak ada juknis yang jelas dan peran
ditaati oleh pegawai dalam masyarakat dalam hal ini nilai-nilai
penyelenggaraan penanggulangan moral sudah menurun dalam mengaja
bencana BPBD Kabupaten Jepara kelestarian alam untuk mencegah
belum menarapkan sebuah peraturan terjadinya bencana.
untuk memberikan hukuman dan 2. Kepemimpinan yang Kondusif
mengatur perilaku pegawai dalam
bekerja. Kepemimpinan di BPBD
e. Sistem Pengambilan Keputusan Kabupaten Jepara sudah kondusif baik
Anggota di BPBD Kabupaten dalam memberi arah dan mengelola
Jepara dalam mengambil sebuah sumber daya organisasi yaitu selalu
keputusan untuk menyelesaikan berusaha mencari kebutuhan suber
sebuah permasalahan tidak memiliki daya yang dibutuhkan, keterbukaan
andil secara langsung, tetapi pemimpin dalam setiap maslah yang
permasalahan atau keputusan yang terjadi kepada setiap anggota, sikap
akan diambil akan diputuskan atau pemimpin yang tegas dalam
diselesaikan ditangan pemimpin mengambil sebuah keputusan dan
memberikan arahan dan
f. SOP (Sistem Operating Prosedur) mengembangkan inovasi baru dalam
mengembangkan kapasitas
Pelaksanaan tugas dalam kelembagaan.
penanggulangan bencana di BPBD
Kabupaten Jepara berdasarkan dengan 3. Rsistensi Legal Prosedural
SOP (Standartd Operasi Prosedur) BPBD Kabupaten Jepara dalam
yaitu mulai dari awal hingga akhir menjalankan tugas penyelenggaraan
pelaksanaam penanggulangan bencana pada
prakteknya masih terjadi tabrakan
2. Faktor pendukung dan faktor peraturan dengan Pemerintah Daerah
penghambat dalam pengembangan yaitu BPBD Kabupaten Jepara
kapasitas kelembagaan di BPBD berlandaskan peraturan BNPB
Kabupaten Jepara sedangkan Pemerintah berdasarkan
1. Komitemen Bersama dengan peraturan Kemendagri
Komitmen dapat dilihat 4 aspek maupun peraturan Daerah hal ini
yaitu komitmen organisasi, berkaitan dengan pemenuhan sarana
pemerintah daerah, swasta dan dan prasarana dalam menunjang
masyarakat. Komitmen organisasi kegiatan penanggulangan bencana.
dalam penyelenggaraan terutama Tabrakan peraturan ini juga terjadi
anggota organisasi dalam dengan SKPD terkait tupoksi yang
penanggulangan bencana masih seharusnya bukan menjadi ranah
kurang hal ini disebabkan belum BPBD Kabupaten Jepara dalam
adanya pemberian penghargaan menanggulangi bencana namun
tyerhadap kinerja anggota dalam menjadi tugas yang dilaksanakan.
menjalankan tugas selanjutnya 4. Resintensi Staff
komnitmen pemerintah daerah dalam Daya dukung anggota dalam
memberikan anggaran masih rendah organisasi sangat penting dalam
dalam menunjang kegiatan BPBD pengembangan kapasitas kelembagaan
Kabupaten Jepara. Peran swasta organisasi. Anggota di BPBD

10
Kabupaten Jepara dalam teknis setiap 3 kali dalam satu bulan
penyelenggaraan penanggulangan dalam penanggulangan bencana
bencana susah diajak maju yang 5. BPBD Kabupaten Jepara melakukan
dipengaruhi dari tingkat pendidikan pengembangan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh pegawai di BPBD berdasarkan standarisasasi minimal
Kabupaten Jepara sebagai besar SLTA peralatan penanggulangan bencana
dan dilihat dari inovasi pegawai dan standarisasi peralatan kantor
rendah tidak adanya kompetisi dan dengan melakukan rapat koordinasi
tidak adanya kemauan untuk antara Pemkab Jepara dan CSR atau
mengembangkan diri disebabkan tidak Swasta dan membuka peluang
adanya penghargaan yang diberikan kerjasama anggaran untuk
serta adanya faktor keterbatasan pembiayaan kegiatan.
anggaran dalam mendukung 6. BPBD Kabupaten Jepara melibatkan
mengikutsertakan pelatihan-pelatihan peran masyarakat dalam setiap
dan keterbatasan kondisi ruangan kegiatan penanggulangan bencana
dalam menyelenggarakan tugas dengan melakukan kerjasama antara
membuat anggota menjadi tidak kelompok masyarakat dan tokoh
nyaman dalam melakukan gerak hal masyarakat dalam hal pencegahan
ini juga dipengaruhi oleh kapasitas terjadinya bencana, saat terjadi
anggaran yang ada bencana dan setelah terjadinya
bencana.
Saran 7. BPBD Kabupaten Jepara melakukan
1. BPBD Kabupaten Jepara melakukan harmonisasi koordinasi dengan SKPD
penataan sarana dan prasarana baik dengan melakukan forum
peralatan kantor dan alat transportasi pengintegrasian pemahaman dan
sesuai dengan peraturan BNPB yang pembahasan pelaksanaan program
sudah ditetapkan untuk mempermudah terkait kebencanaan.
dan menjaga kualitas sarana dan
prasarana DAFTAR PUSTAKA
2. BPBD Kabupaten Jepara melakukan
penataan sarana dan prasarana baik Basuki. 2007. Pengelolaan KEUANGAN
peralatan kantor dan alat transportasi DAERAH . Kreasi Wacana: Yogyakarta
sesuai dengan peraturan BNPB yang
sudah ditetapkan untuk mempermudah Cardoso Gomes, Faustino. 2003.
dan menjaga kualitas sarana dan MANAJEMEN Sumber Daya MANUSIA.
prasarana Andi Offset : Yogyakarta
3. BPBD Kabupaten Jepara Laksmi Riani, Asri. 2011. Budaya
mengikutsertakan anggota dalam Organisasi. Jakarta: Graha Ilmu
pelatihan-pelatihan dengan melakukan
kerjasama dengan AL, BASARNAS Milen, Anneli. 2006. CAPACITY
dan Lembaga –lembaga yang bergerak BUILDING Meningkatkan Kinerja Sektor
dalam kemanusiaan untuk Publik. Yogyakarta:PEMBARUAN
meningkatkan kulitas kemampuan
sumber daya manusia dalam Robbbins, PS. 1994. Teori Organisasi.
penanggulangan bencana Jusuf Udayana Hak cipta
4. BPBD Kabupaten Jepara menerapkan terjemahan Indonesia : Arcan
pengawasan dengan melakukan
monitoring langsung secara berkala Yuwono, Sony dkk, Penanganggaran
pada setiap kegiatan lapangan atau SEKTOR PUBLIK. Malang:
Bayumedia

11

You might also like