You are on page 1of 3

RS Dr.

Hafiz
ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan
Tanggal diterbitkan
STANDAR Direktur RS Dr. Hafiz
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. Renyta Amelia, MARS

Pengertian Asfiksia neonatorum adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada
bayi baru lahir.
Prinsip dasar :
1. Asfiksia merupakan penyebab kwmatian neonatal.
2. Asfiksia neonatal bisa terjadi selama antepartum, intrapartum dan post
partum.
3. Ditandai dengan :
 Bayi tidak bernafas atau nafas megap – megap.
 Denyut jantung <100 x/menit.
 Kulit sianosis dan pucat.
 Tonus otot menurun.
4. Untuk mendiagnosis asfiksia tidak perlu menggu AFGAR
Tujuan 1. Menangani asfiksia.
2. Mengurangi angka kematian dan kecatatan pada neonatus.
Kebijakan Ditetapkan pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum.
Prosedur 1. Melakukan langkah resusitasi.
2. Kolaborasi dokter dalam pemberian terapi medikamentosa.
3. Beri oksigen bila perlu atau bayi masih sianosis yang ditunjukan
oksimeter belum mencapai target sesuai usia bayi, kurangi sampai
batas terendah sampai bertahap.
4. Perawatan dan pmantauan pasca resusitasi :
 Bayi di rawat di ruang perinatologi bukan di rawat langsung,
untuk memantau keadaan pasca asfiksia.
 Pantau keadaan umum bayi, denyut nadi, saturasi nafas dengan
oksimeter, produksi urin dan suhu bayi.
 Jaga kehangatan bayi
5. Mencatat tindakan resusitasi :
 Kondisi bayi saat lahir
 Tahapan resusitasi yang telah dilakukan.
 Waktu antara lahir dengan memulai pernafasan.
 Pengamatan klinis selama dan sesuai tindakan resusitasi.
 Bila resusitasi gagal apa penyebab kemungkinan penyebab
kegagalan.
 Nama – nama tenaga kesehatan yang melakukan resusitasi.
RS Dr. Hafiz
ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan
Tanggal diterbitkan
STANDAR Direktur RS Dr. Hafiz
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. Renyta Amelia, MARS
Prosedur 6. Yakinkan pasien mempunyai refleks menghisap dan menelan
setelah keadaan bayi stabil tanpa oksigen dengan pemberian asi
dan menetek pada Ibu.
7. Bila bayi masih belum bisa menyusu dan masih memakai oksigen
berikan asi perah dengan pipa lambung.
8. Bila bayi tidak bisa menerima asi dengan pipa lambung sekaligus,
pasang cairan infus dan beri cairan D10% sesuai dosis rumatan.
9. Konseling kepada keluarga :
 Bila resusitasi berhasil : beritahu ibu dan keluarga tentang
keadaan bayi, senta ditundanya untuk dilakukan IMD dan rawat
gabung.
 Bila resusitasi gagal : beri dukungan emosional kepada
keluarga terutama keluarga bayi.
Unit Terkait Ruang VK, Perinatologi, IGD, OK.

You might also like