Nama Mahasiswa : Tri Setiawati Jawak Tanggal : 13 Februari 2018
NIM : 20170305028 Ruang : ICU RSPAD GS
1. Identitas klien : Ny. L, 52 tahun
2. Diagnosa medis : tumor mediastinum 3. Tindakan keperawatan : melakukan suction 4. Diagnosa keperawatan : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafa 5. Data Ny. L 52 tahun dibawa ke ruang ICU dengan diagnosa medis tumor mediastinum, tanda- tanda vital TD: 105/72 mmHg HR: 92 x/menit S: 360C P: 12 x/menit, kesadaran somnolent, sekret pada ETT (+), reflek batuk (-), respirasi on ventilator, mode PSV, peep +5, FiO2 40%, O2sat 100%, ETT terpasang batas bibir 23 cm, suara nafas ronkhi, produksi slym kering berwarna putih. 6. Prinsip tindakan dan rasional a. Kaji dengan ketat kelancaran jalan nafas Rasional : agar tidak terjadi atau adanya obstruksi. Obstruksi dapat disebabkan penggumpalan sputum b. Evaluasi pergerakan dada dan auskultasi dada Rasional : pergerakan yang simetris dan suara nafas yang bersih c. Lakukan penghisapan lender sesuai terapi Rasional : penghisapan lender tidak selalu rutin dan waktu dibatasi untuk mencegah hipoksia d. Persiapan alat : Set penghisap sekresi atau suction portable, kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa, sarung tangan steril dan bersih, kassa steril, kom berisi air untuk membilas kateter suction Rasional : menjaga kelengkapan alat untuk dilakukannya suction 7. Tujuan tindakan Membantu mengeluarkan sekret yang menumpuk pada jalan nafas, membebaskan jalan nafas dan mempertahankan kepatenan jalan nafas. 8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya a. Hipoksia / Hipoksemia b. Nyeri hebat yang dirasakan oleh klien c. Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal d. Inflamasi di area saluran pernafasan dan meningkatkan resiko infeksi
9. Analisa sintesa Penurunan tingkat kesadaran
Terpasang ETT
Reflek batuk menurun
Akumulasi sekret pada jalan napas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Dengan tindakan penghisapan lendir (suction)
dapat mengurangi penumpukan sekret pada jalan napas
10. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya)
a. Sekret banyak yang keluar (terhisap) b. Meningkatnya suara napas c. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure yang ditandai menurunnya ketegangan saluran pernapasan, meningkatnya dynamic compliance paru, dan meningkatnya tidal volume. d. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas atau saturasi oksigen yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter. e. Hilangnya sekresi pulmonal. ANALISA SINTESA
Nama Mahasiswa : Tri Setiawati Jawak Tanggal : 14 Februari 2018
NIM : 20170305028 Ruang : ICU RSPAD GS
1. Identitas klien : Ny. R, 63 tahun
2. Diagnosa medis : DM tipe 2 3. Tindakan keperawatan : perawatan luka 4. Diagnosa keperawatan : kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi 5. Data Ny. R 63 tahun dibawa ke ruang ICU dengan diagnosa medis DM tipe 2, tanda-tanda vital TD: 118/82 mmHg HR: 70 x/menit S: 3650C P: 19 x/menit, kesadaran CM, terpasang NRM O2 10 lpm, O2sat 99%, luka diabetik (+) ekstremitas bawah dextra. 6. Prinsip tindakan dan rasional a. Kaji perubahan suhu tubuh klien Rasional : mengetahui setiap perubahan yang suhu tubuh yang terjadi b. Melakukan perawatan luka secara aseptik Rasional : agar dapat mencegah terjadinya infeksi c. Menggunakan cairan NaCl 0,9% secukupnya tergantung dari besarnya luka Rasional : dengan menggunakan cairan NaCl dapat mencegah timbulnya iritasi saat mengangkat sisa balutan yang menempel pada luka. 7. Tujuan tindakan Mencegah terjadinya infeksi, mempercepat proses penyembuhan luka dan meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis. 8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya a. Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali dapat menyebabkan pasien merasa nyeri b. Tidak bisa menjaga kesterilan alat yang digunakan 9. Analisa sintesa
hiperglikemia (kelainan kadar glukosa dalam darah)
defisiensi insulin (kerja insulin yang tidak adekuat)
adanya luka diabetik (gangren)
lakukan perawatan luka
10. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya)
a. Hasil : 1) Luka klien mulai kemerah-merahan 2) Tidak ada jaringan nekrotik 3) Pus berkurang b. Maknanya Proses proliferasi penyembuhan luka mulai berjalan dengan baik ANALISA SINTESA
Nama Mahasiswa : Tri Setiawati Jawak Tanggal : 13 Februari 2018
NIM : 20170305028 Ruang : ICU RSPAD GS
1. Identitas klien : Ny. E, 47 tahun
2. Diagnosa medis : post ERCP + biopsy tumor periampular a/i obstructive jaundice 3. Tindakan keperawatan : mengambil sampel darah arteri untuk AGD 4. Diagnosa keperawatan : resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveoli 5. Data Ny. E 47 tahun dibawa ke ruang ICU dengan diagnosa medis post ERCP + biopsy tumor periampular a/i obstructive jaundice, tanda-tanda vital TD: 121/78 mmHg HR: 88 x/menit S: 360C P: 21 x/menit, kesadaran composmentis, terpasang NRM O2 10 lpm, O2sat 100%, luka diabetik (+) ekstremitas bawah dextra. 6. Prinsip tindakan dan rasional a. Kaji kondisi umum klien, fungsi pernapasan, diagnosa medis, dan program medis b. Persiapan alat spuit 2,5 cc, heparin, etiket identitas, kapas alkohol, pengalas, sarung tangan. c. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan d. Pengambilan darah arteri 7. Tujuan tindakan Mengetahui gangguan pertukaran gas O2 dan CO2 dalam alveoli yang dapat mengganggu perfusi jaringan. 8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya a. Yang terambil darah arteri, pastikan jarum menusuk pada tempat denyutan arteri radialis. Tidak perlu diaspirasi setelah jarum masuk, darah arteri akan masuk secara otomatis kedalam spuit karena adanya tekanan. b. Timbul pendarahan pada lokasi penusukan. Setelah selesai penusukan tekan area penusukan dengan alkohol swab selama 2 menit. 9. Analisa sintesa
Penurunan tingkat kesadaran
reflek batuk menurun
akumulasi sekret dijalan napas dan alveoli
pertukaran O2 dan CO2 dimembran kapiler alveolar terganggu
dapat diketahui dari hasil pemeriksaan AGD
10. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya)
a. Darah arteri untuk AGD terambil 2 cc b. Tidak terjadi perdarahan dilokasi penusukan AGD c. Hasil dikirim ke lab dan menunggu hasil laboratorium untuk dilakukan tindakan lebih lanjut