Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori
berkaitan dengan tugas akhir ini. Teori yang dirangkum mendukung
yang
perancangan, pembuatan alat dan analisa sistem.
2.1 Tinjauan Pustaka
HVAC adalah singkatan dari Heating, Ventilating, and Air Conditioning yang
merupakan aplikasi dari beberapa bidang ilmu meliputi termodinamika, mekanika
dan perpindahan panas. Sistem ini termasuk vital penggunaannya di beberapa
fluida
industri, gedung, perkantoran, dan bangunan lain dengan fungsi menjaga kondisi
udara sehingga tidak mengganggu kesehatan dan kenyamanan personal dan
melindungi peralatan yang ada seperti komputer, brangkas, asset berharga dan
barang lain yang perlu dijaga kelembaban udaranya. [1]
Dalam sistem HVAC terdapat beberapa unit kerja yang dapat melakukan
perubahan pada udara, suhu dan aliran udara yang mengalir dan beredar sehingga
kondisi udara dapat tetap terjaga. Unit kerja yang dimaksud antara lain AHU (Air
Handling Unit), Chiller, dan blower. Adapun saluran penyebaran udara yang
disebut ducting [2], dan juga perlengkapan lain seperti volume damper dan valve.
AHU merupakan alat yang dapat mendinginkan atau memanaskan udara yang
melawati pipa-pipa didalamnya melalui perpindahan kalor sehingga
mengakibatkan perubahan suhu dan kelembaban dalam ruang atau plant yang
dikontrol. AHU memiliki kapasitas kerja dengan satuan BTU (British Termal Unit)
yang biasanya dikomparasikan dengan satuan HP (1 HP = 9000 BTU). Faktor kerja
AHU dapat diketahui dari persentasi suhu udara yang masuk dari chiller dan udara
return yang kemudian berubah suhunya setelah melewati AHU. [3]
Untuk membuat suatu sistem berfungsi dengan baik dibutuhkan sebuah sistem
kendali. Dimana sistem kendali tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan yang
ingin dicapai oleh sistem yang dibuat dengan cara yang tepat dan mudah. Logika
Fuzzy merupakan istilah yang digunakan oleh Lotfi Zadeh pada Juli tahun 1964.
Fuzzy berarti samar atau tidak jelas. Untuk itulah Logika Fuzzy digunakan untuk
II-1
II-2
memisahkan suatu himpunan dengan hipunan lain yang batasnya samar dengan
menentukannya berdasarkan nilai derajat keanggotaan dalam himpunan. [4]
Telah dibuat beberapa penelitian mengenai pengontrolan kestabilan temperatur
dan kelembaban ruangan menggunakan metode logika Fuzzy oleh beberapa peneliti
diantaranya
[5] yang membuat simulasi tampilan pada GUI Matlab mengatakan
bahwa dengan hasil perhitungan dan penerapan input logika Fuzzy didapatkan suhu
optimal berdasarkan temperatur suhu yang dikeluarkan aplikasi. Pendapat lain dari
[6] bahwa dengan meggunakan logika Fuzzy sistem yang dirancang lebih efektif
mengklasifikasikan suhu ruangan dengan kemampun clustering pembacaan
dalam
suhu secara teori dan aplikasi. Selain kedua pendapat tersebut, [7] yang
II-3
suatu keadaan. Tiap himpunan akan memiliki anggota dengan derajat keanggotaan
tertentu. [10]
2.2.2 Himpunan Fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan pengelompokkan objek dalam batas yang samar.
Himpunan
tersebut dikaitkan dengan suatu fungsi yang menyatakan derajat
kesesuaian unsur-unsur dalam semestanya dengan konsep yang merupakan syarat
keanggotaan himpunan tersebut. Fungsi ini disebut fungsi keanggotaan dan nilai
fungsi itu disebut derajat keanggotaan suatu unsur dalam himpunan, yang
selanjutnya disebut himpunan kabur (fuzzy set). Dengan demikian setiap unsur
dalam
semesta mempunyai derajat keanggotaan (nilai keanggotaan) tertentu dalam
himpunan tersebut. Derajat keanggotaan dinyatakan dengan suatu bilangan riil pada
interval [0,1]. Himpunan fuzzy A dinotasikan dengan :
μA = x [0,1]
dengan: μA = nilai keanggotaan.
Pembentukan himpunan fuzzy merupakan suatu proses untuk mengubah suatu
variabel input bentuk crisp menjadi variabel linguistik dalam bentuk himpunan-
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaannya masing-masing. [9]
Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam pengoperasian logika fuzzy, yaitu:
1. Variabel fuzzy
Variabel fuzzy adalah variabel yang hendak dibahas dalam suatu fuzzy.
Contohnya yaitu kecepatan, temperatur, tegangan dan sejenisnya. Dalam hal ini
variable fuzzy terbagi menjadi variabel input dan variabel output.
2. Himpunan fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi atau
keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: variabel kecepatan terdiri dari
tiga himpunan fuzzy, yaitu lambat, cepat dan sangat cepat.
3. Scope/domain
Scope/domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam
semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Contoh
II-4
: lambat = [0, 500], cepat = [300, 1000], sangat cepat = [800, 1200].
4. Semesta pembicaraan
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan
dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: semesta pembicaraan untuk
kecepatan
[0,1200].
5. Derajat keanggotaan
Fungsi dari derajat keanggotaan ini adalah untuk memberikan bobot pada suatu
input yang telah kita berikan, sehingga input dapat dinyatakan dengan nilai.
Misalnya putaran adalah lambat, dengan adanya derajat keanggotaan maka putaran
lambat
dapat mempunyai suatu nilai misal 0,5. Batas dari derajat keanggotaan dari
0 –1.
6. Fungsi Keanggotaan
Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang
menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (derajat
keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui
pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan seperti representasi
II-9 linear, representasi kurva segitiga, representasi kurva trapesium, representasi
kurva bentuk bahu, represeentasi kurva-s, dan representasi kurva bentuk lonceng a.
Fungsi Keanggotaan Linier Terdapat dua fungsi keanggotaan linier, yaitu linear
naik dan turun. Pada linear naik, himpunan fuzzy dimulai pada nilai domain yang
memiliki dearajat keanggotaan nol bergerak ke kanan menuju domain yang
memiliki derajat keanggotaan yang lebih tinggi.
a. Fungsi Keanggotaan Linier
Terdapat dua fungsi keanggotaan linier, yaitu linear naik dan turun. Pada linear
naik, himpunan fuzzy dimulai pada nilai domain yang memiliki dearajat
keanggotaan nol bergerak ke kanan menuju domain yang memiliki derajat
keanggotaan yang lebih tinggi seperti yang diperlihatkan pada gambar II.1
II-5
Gambar II.1 Fungsi keanggotaan liner naik
Fungsi keanggotaan :
…………………………………….(2.1)
Untuk mencari derajat keanggotaan fungsi kurva segitiga, dapat dicari melalui
persamaan:
……………………………(2.2)
II-6
………………………………(2.3)
2.2.3.1 Fuzzifikasi
Merupakan proses pengubahan variabel numerik menjadi variabel linguistik.
Suatu besaran dimasukkan sebagai input (crisp input). Crisp input kemudian
dimasukkan pada batas domain sehingga input tersebut dinyatakan sebagai label
seperti lambat, sedang, cepat dari fungsi keanggotaan. Kemudian dari fungsi
keanggotaan ini dapat diketahui berapa derajat keanggotannya. Fuzzifikasi
memiliki peranan mentransformasikan bilangan tegas yang diperoleh dari sebuah
pengukuran ke dalam penaksiran sebagai pemetaan dari ruang masukan ke
himpunan fuzzy dalam semesta pembicaraan. Untuk keperluan tersebut diperlukan
II-7
suatu operator fuzzy. Sinyal masukan pada fuzzycontroller berupa nilai tegas yang
diambil dari selisih antara set point dengan nilai keluaran aktual berupa nilai
kesalahan error (e) dan turunan pertama dari nilai error yang disebut delta error
(de).
2.2.3.2
Evaluasi Rule
Proses ini berfungsi untuk untuk mencari suatu nilai fuzzy output dari fuzzy
input. Prosesnya adalah suatu nilai fuzzy input yang berasal dari proses fuzzifikasi
kemudian dimasukkan kedalam sebuah rule yang telah dibuat untuk dijadikan
sebuah fuzzy output. Evaluasi rule merupakan bagian utama dari fuzzy, karena
disinilah
sistem akan menjadi pintar atau tidak. Jika tidak pintar dalam mengatur
rule (basis aturannya) maka sistem yang akan dikontrol menjadi kacau. Basis aturan
berisi aturan-aturan fuzzy yang digunakan untuk pengendalian sistem. Aturan-
aturan ini dibuat berdasarkan logika dan intuisi manusia, serta berkaitan erat dengan
jalan pikiran yang membuatnya. Jadi tidak salah bila dikatakan bahwa aturan ini
bersifat subjektif, tergantung dari ketajaman yang membuat. Aturan yang telah
ditetapkan digunakan untuk menghubungkan antara variabel-variabel masukan dan
variabel-variabel keluaran. Aturan ini berbentuk ‘JIKA – MAKA’ (IF – THEN).
2.2.3.3 Defuzzifikasi
Defuzzifikasi merupakan cara untuk mendapatkan nilai tegas dari nilai fuzzy
secara representatif. Secara mendasar defuzzifikasi adalah pemetaan dari ruang aksi
kendali fuzzy yang didefinisikan dalam semesta pembicaraan keluaran ke dalam
ruang aksi kendali nyata (non fuzzy). Proses ini berfungsi untuk menentukan suatu
nilai crisp output. Prosesnya adalah: suatu nilai fuzzy output yang berasal dari
evaluasi rule diambil kemudian dimasukkan ke dalam suatu fungsi keanggotaan
keluaran (membership function output).
Besar nilai fuzzy output dinyatakan sebagai degree of membership function
output. Nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam suatu rumus untuk mendapatkan
hasil akhir yang disebut crisp output. Crisp output adalah suatu nilai analog yang
dibutuhkan untuk mengolah data pada sistem yang telah dirancang. Terdapat
beberapa metode pada defuzzyfikasi, metode tersebut yaitu metode Tsukamoto,
metode Tsukamoto dan metode Tsukamoto. Pada metode Tsukamoto, setiap
konsekuen pada aturan yang berebentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan
II-8
suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Pada metode
Tsukamoto, output tidak berupa himpunan fuzzy, namun berupa konstanta atau
persamaan linier. Sedangkan untuk metode Tsukamoto nilai tegas diperoleh dengan
cara mengambil titik pusat daerah fuzzy. Metode yang dipakai yaiu metode
Tsukamoto
weight average.
2.2.4 Operator Fuzzy Logic
Terdapat beberapa operasi yang dapat digunakan untuk mengkombinasi dan
memodifikasi himpunan fuzzy. Selain itu terdapat nilai keanggotaan yang didapat
dari operasi 2 himpunan yang disebut α–predikat. Terdapat 2 operasi dasar pada
fuzzy, operasi tersebut yaitu:
2.2.4.1 Operator AND
Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α–
predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil
nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang
bersangkutan.
μAnB = min(μAμB[y])…………………………………………………….....(2.4)
2.2.4.2 Operator OR
Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α–predikat
sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai
keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.
μAuB = max(μA[x],μB[y])……………………………………………….….(2.5)
II-9
= ...............................................................................................(2.6)
Masukan Keluaran
Sistem Kontrol
II-10
f. Variabel terkendali, merupakan nilai yang dikendalikan, sering disebut
Process Variable (PV).
g. Aktuator, merupakan piranti elektromekanik, dapat dibuat dari sistem motor
listrik, sistem pneumatik atau hidrolik dengan fungsi menghasilkan gerak.
h. Transduser, adalah perangkat yang berfungsi sebagai pengalih sinyal atau
pengubah suatu energi ke bentuk energi lain.
i. Transmiter, berfungsi mirip dengan transduser yaitu membaca sinyal sensor
kemudian mengubahnya menjadi sinyal atau besaran yang dapat dimengerti
kontoler, namun lebih spesifik penggunaannya dalam sistem pengukuran.
j. Measurement Variable, cerminan sinyal yang pengukran yang keluar dari
transmiter.
k. Set Point, nilai variabel proses yang dikehendaki.
l. Plant, merupakan objek fisik yang dikontrol oleh sistem kendali.
Dapat dilihat pada gambar II.6, sinyal feedback yang didapat dari proses yang
telah dilakukan dibandingkan dengan nilai set point untuk memperkecil kesalahan
dan menghasilkan keluaran sistem mendekati nilai yang diinginkan. Kendali loop
tertutup memiliki ketepatan yang lebih tinggi dan tidak peka terhadap gangguan
dan perubahan dari lingkungan.
II-11
2.4 Pengertian dan Prinsip Kerja Sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air
Conditioning)
Sistem HVAC merupakan sistem tata udara sebagai pengatur suhu pada ruang
tertutup
seperti gedung, bangunan ataupun kendaraan komersil [13], meningkatkan
sirkulasi
udara dari luar ke dalam ruang tertutup juga mengeluarkan udara segar
keluar ruang tertutup yang terlebih dahulu disaring untuk mengurangi konsentrasi
kontaminan di udara.
Sistem HVAC mengontrol dan menyesuaikan suhu dalam ruang sehingga
kenyamanan meningkat, begitu pula efisiensi energi yang digunakan akan
meningkat. Selain variabel suhu, ada beberapa variabel lain yang dikontrol oleh
sistem HVAC yaitu, variabel kelembaban dan variabel kebersihan udara yang dapat
menciptakan kebersihan udara yang bersirkulasi dalam ruang tertutup. Kebersihan
udara sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan manusia yang beraktifitas dalam
ruang tertutup tersebut. [3]
Prinsip kerja sistem HVAC tidak jauh berbeda dengan prinsip kerja pendingin
ruangan. Udara dari saluran balikan ruangan kemudian dicampurkan dengan udara
segar dari luar, dimana komposisi dari udara luar dan udara balikkan dapat
ditentukan. Udara diolah dengan melewati serangkaian proses (filtrasi,
pemanasan/pendinginan) untuk mendapatkan kebersihan dan kesesuaian suhu
ruang yang diinginkan.
2.5.1 Kompresor
Kompresor merupakan bagian inti dari sebuah sistem kompresi yang
mendorong aliran refrigeran dari satu bagian sistem ke bagian sistem lain, hal
tersebut dapat terjadi karena kompresor membuat tekanan yang lebih tinggi pada
II-12
bagian-bagian sistem tertentu. Karena perbedaan tekanan tersebut, refrigeran dapat
mengalir dari bagian pengolahan menuju evaporator.
Kompresor berfungsi menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga
refrigeran
cair di evaporator dapat mendidih atau menguap pada suhu yang lebih
rendah
dan menyerap panas lebih banyak dari ruang di dekat evaporator. Fungsi
lain dari kompresor adalah menghisap refrigeran uap dari evaporator dengan suhu
rendah dan tekanan rendah lalu memampatkan uap tersebut sehingga menjadi uap
bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi. Kemudian mengalirkannya ke
kondensor, sehingga uap refrigeran tersebut dapat melepaskan panasnya kepada zat
yang
mendinginkan kondensor lalu mengembun. [15]
2.5.2 Kondensor
Kondensor berfungsi membuang kalor dan mengubah wujud refrigeran dari
uap bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi menjadi cair jenuh bertekanan
tinggi dan bertemperatur tinggi, juga digunakan untuk melakukan kondensasi
refrigeran uap dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi.
Sumber :https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSBkBUlylGF4MJLiBFW2HzusaoLcl0DaoMq0vgyhC21
RffFPIPimw
Faktor penting yang menentukan kapasitas kondensor dengan pendinginan
udara adalah :
1. Luas permukakaan yang didinginkan dan sifat perpindahan kalornya.
2. Jumlah udara permenit yang dipakai untuk mendinginkan
3. Perbedaan suhu antara bahan pendingin dengan udara luar.
4. Sifat dan karakteristik bahan pendingin yang dipakai. [15]
II-13
Untuk menentukan kapasitas kondensor pada ruangan terdapat persamaan (2.7)
adalah :
Kebutuhan BTU =(L x W x H x I x E) / 60……………………………(2.7)
Keterangan :
BTU = British Thermal Unit
L = Panjang Ruang (dalam feet)
W = Lebar Ruang (dalam feet)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan
ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
II-14
2.5.4 Evaporator
Evaporator berfungsi membuang panas ke udara sekitar yang berasal dari panas
objek didekatnya. Perancangan evaporator harus memperhatikan penguapan yang
efektif
dari refrigeran dengan penurunan tekanan yang minimum dan pengambilan
panas
dari objek yang didinginkan secara efisien. Perancangan evaporator
tergantung dalam penempatannya dan wujud objek yang akan didinginkan apakah
gas, cair atau padat. Pada semua keadaan beban, refrigeran akan menguap saat
mengalir sepanjang pipa evaporator atau permukaan evaporator dan diusahakan
agar cairan tetap membasahi semua bagian dari evaporator. [15]
2.5.5 Refrigeran
Refrigeran adalah suatu substansi kerja dalam suatu sistem refrigerasi, yang
bertindak sebagai media penyerap dan pembuang kalor di evaporator. Refrigeran
menyerap kalor dari objek yang diinginkan sehingga wujud refrigeran berubah dari
cair menjadi uap, sedangkan di kondensor refrigeran membuang panas ke
lingkungan atau bahan lain sehingga wujudnya berubah dari uap menjadi cair. Zat
yang dapat dipakai sebagai refrigeran harus memiliki struktur kimia, sifat-sifat fisis,
dan termodinamis tertentu sehingga dapat digunakan dengan aman dan ekonomis.
[16]
2.6 AC Central
AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik
atau tempat dan di distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan
kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan
saluran udara / ducting AC. Beberapa fator yang dikontrol oleh AC Central adalah
temperatur dan kelembaban udara, ventilasi udara, gerakan aliran udara, kebersihan
(bau dan debu), penyebaran dan distribusi yang merata ke seluruh ruangan.
Kelebihan AC sentral antara lain adalah tidak ada suara di dalam ruangan dan
estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.
Pada AC central terdapat beberapa komponen yaitu :
II-15
dihasilkan oleh chiller selanjutnya didistribusikan ke penukar kalor AHU (Air
Handling Unit) seperti yang diperlihatkan pada gambar II.2
Sumber :http://www.empirebake.com/images/direct2.jpg
Keuntungan menggunakan Water Chiller adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi biaya operasional yang diakibatkan Waktu Beban Puncak (WBP).
2. Mengurangi jumlah peralatan pendinginan langsung.
3. Pengunaan mesin pendingin fleksibel.
4. Memiliki kemampuan back-up sistem pendingin utama.
Pertimbangan penggunaan air sebagai penyimpan kalor karena air memiliki
kapasitas kalor sebesar 1,285 watt jam/kg untuk setiap 1°C perubahan suhu. Jika
air masukkan AHU (Air Handling Unit) bertemperatur 6 °C dan keluaran suhu dari
kumparan pendingin adalah 13°C, maka setiap kg akan memiliki kapasitas
penyimpanan (13-5) x 1,285 watt jam/kg = 10,28 watt jam/kg. Asumsi 1m3 air
beratnya 998 kg, sehingga setiap 1m3 dapat menyimpan kalor 10,28 watt jam/kg x
998 kg/m3 = 10,260 watt/jam/m3 atau 10,26 kWh/m3. Thermal storage
diklasifikasikan sesuai dengan jenis media penyimpanan kalor yang digunakan baik
menyimpan kalor sensibel atau laten. Air dingin yang dihasilkan oleh chiller
selanjutnya didistribusikan ke penukaran kalor AHU (Air Handling Unit).
II-16
2.6.2 AHU (Air Handling Unit)
Air Handling Unit merupakan unit pendistribusian udara dingin. Air Handling
Unit biasanya berupa kotak besar yang terbuat dari logam yang berisi blower,
elemen
pemanas atau pendingin, filter, peredam suara seperti yang diperlihatkan
pada gambar II.3
Sumber :http://zenhospital.in/wp-content/uploads/2015/11/AHU-OT-ICU.jpg:
a. Filter
Air filter ini merupakan alat yang berfungsi sebagai penyaring udara yang akan
masuk ke dalam ruangan agar tetap bersih dari kotoran dan debu. Itulah sebabnya
mengapa sebuah ruangan yang menggunakan AC memiliki kadar debu yang jauh
lebih sedikit dibandingkan yang tidak menggunakannya. [17]
II-17
Gambar II.10 Filter AHU (Air Handling Unit)
Sumber :https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTnTOeYWZB0M0ZqWcE2LDjdqVR3w5K6Zsp8nnPs_
w9dkpYT-SNGQA
b. Fan Centrifugal
Fan atau kipas, adalah alat mekanika yang berfungsi untuk menghasilkan Flow
atau aliran pada suatu fluida, biasanya berupa gas. Fan terdiri dari beberapa bagian
yaitu, Case, Sudu (Blade), dan penggeraknya. Blade berputar untuk menghasilkan
aliran udara yang diinginkan. Kebalikan dari fungsi kompresor yang menghasilkan
udara bertekanan dengan aliran rendah, Fan menghasilkan aliran udara dengan
aliran tinggi dan tekanan yang rendah. [18]
Sumber :www.fansandblowers.com/product-range
II-18
c. Koil Pendingin
Koil Pendingin berfungsi menurunkan temperatur udara yang disalurkan
melalui ducting.
Sumber :https://3.imimg.com/data3/UU/RQ/MY-7826626/ahu-250x250.jpg
d. Ducting
Ducting berfungsi sebagai saluran udara tertutup tempat mengalirnya udara,
dan penghubung utilitas ke ruangan. Ada 2 buah saluran yang dibuat dengan
Ducting, saluran udara masuk (Ducting Supply) dan saluran udara balikan (Ducting
Return).
II-19
Gambar II.13 Ducting
Sumber :https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcREVpV9XL2DIDQbNlw1AShpj8wzgHOES3s2iRm7mY
lOhJTdGJ6V
e. Damper
II-20
Gambar II.15 Pompa Sirkulasi
https://www.bukalapak.com/p/elektronik/lain-lain-208/1cc0tv-jual-12v-pompa-air-dc-pompa-air
https://d1qgevqwrecpov.cloudfront.net/uploads/component/image/2/small_rectangle_b3e3bd30-
a9f7-495d-bc4b-6fe259a5b275.jpg
2.8 Sensor
2.8.1 Pengertian Sensor
Sensor merupakan sebuah alat yang dapat mendeteksi atau mengukur satuan
daya, yang kemudian merubah satuan daya yang terdeteksi ke satuan daya yang lain
yang dapat langsung dibaca pada keluarannya. Daya yang terdeteksi antara lain
dapat berupa daya mekanis, magnetis, panas, cahaya, dan kimia yang kemudian
dirubah ke satuan arus dan tegangan listrik. Sebagai contoh, dalam dunia robotika,
II-21
sensor dapat bekerja sebagai alat pengindra seperti indra pengecap, indra pencium,
indra peraba dan indra penglihatan yang kemudian hasil deteksi akan diolah oleh
kontroler sebagai otak dari sistem.
2.8.2 Macam-Macam Sensor
Sensor dibagi menjadi 3 kelompok besar :
1. Sensor Biologi
Contoh sensor biologi antara lain sebagai berikut :
a. Sensor pengukuran molekul dan biomolekul
b. Sensor pengukuran tingkat glukosa, oksigen dan osmolitas
c. Sensor pengukuran protein dan hormon
2. Sensor Fisika
a. Sensor Gaya
b. Sensor Percepatan
c. Sensor Suhu
d. Sensor Cahaya
e. Sensor Suara
3. Sensor Kimia
a. Sensor Gas
b. Sensor Ledakan
c. Sensor PH
II-22
100% RH dengan akurasi absolut +/- 3%, sedangkan akurasi pengukuran suhu +/-
0,4°C pada suhu 25 °C [19]
Sumber :www.sensirion.com
Terdapat spesifikasi sensor SHT11 seperti yang diperlihatkan pada tabel II.1
yaitu :
Tabel II.1 Spesifikasi sensor SHT 11
Seperti yang diperlihatkan pada tabel II.1 terdapat prinsip kerja sensor SHT 11
yaitu :
II-23
Sumber :www.sensirion.com
Tabel II.2 Pin SHT11
Pin Nama Keterangan
1 DATA Data serial
3 SCK Serial clock
4 GND Ground
8 VDD Supply 2.4 V – 2.5 V
2.9 Perhitungan Coefficient of Performance (COP)
Coefficient of performance (COP) dari sebuah unit/sistem merupakan salah
satu parameter yang dapat menjadi acuan baik atau tidaknya kinerja/performansi
dari sistem tersebut. Terdapat 2 macam parameter COP yang dikenal dalam sistem
refrigerasi, yakni COPaktual dan COPCarnot. Adapun persamaan yang digunakan
untuk menghitung besarnya COPaktual adalah sebagai berikut:
……………………………………………………………(2.8)
keterangan:
qe : kalor penguapan/evaporasi (kJ/kg)
W : kerja kompresi
Adapun besarnya kalor penguapan/evaporasi dan kerja kompresi didapat dari
perubahan entalpi spesifik pada proses kompresi maupun evaporasi. Besarnya nilai
entalpi spesifik tersebut didapatkan dari diagram P-h. Besarnya kalor penguapan
dan kerja kompresi pada sistem dihitung dengan persamaan:
……………............................................................................(2.9)
………………........................................................................(2.10)
Keterangan:
qe : kalor penguapan/evaporasi (kJ/kg)
W: kerja kompresi (kJ/kg)
ℎ1: entalpi spesifik di titik suction (kJ/kg)
ℎ2: entalpi spesifik di titik discharge (kJ/kg)
ℎ4: entalpi spesifik di titik masukan evaporator (kJ/kg)
II-24
COPCarnot didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
..........................................................................(2.11)
2.10 Motor DC
= .....................................................................................................(2.12)
dengan :
Sesuai dengan kaidah tangan kiri seperti Gambar II.19, arah garis gaya magnet
bergantung pada arah arus yang mengalir pada konduktor dan arah garis gaya antara
dua kutub. Kaidah tangan kiri menyatakan bahwa ibu jari menunjukkan vektor arah
gaya yang bekerja pada konduktor, jari telunjuk menunjukkan vektor arah
kerapatan fluks dan jari tengah menunjukkan vektor arah dari arus. Medan magnet
hanya akan terbentuk di sekitar konduktor bila arus mengalir di sebuah konduktor.
Konduktor berarus ditempatkan diantara dua kutub magnet menghasilkan
pembengkokan garis gaya. [20]
II-25
https://agesa21.files.wordpress.com/2014/03/peraturan2btangan2bkiri2bflemming.jpg
II-26
Gambar II.20 Konstruksi Motor Servo
http://2bfly.com/assets/rotary-servo-anatomy1.png
Motor servo mampu bekerja dua arah, searah jarum jam dan berlawanan arah
jarum jam. Arah dan besar sudutnya dapat diatur dengan pemberian duty cycle
sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya. [21]
a. Motor servo standar 180°, motor ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)
dengan defelksi sudut putar 90° ke kiri dan kanan.
b. Motor servo continous, motor ini mampu bergerak dua arah tanpa batasan
defleksi sudut putar ke kiri dan kanan.
a. Analog
II-27
bernilai high saat tegangan referensi lebih besar dari tegangan gigi gergaji
(tegangan carrier), sebaliknya, bila tegangan carrier lebih besar dari tegangan
referensi maka output bernilai low. Besar tegangan referensi dapat diatur untuk
mendapat
nilai duty cycle yang diinginkan dari sinyal output rangkaian. Secara
umum
dapat ditulis :
− = 100%...............................................................(2.13)
http://www.kompy.info/rangkaian-buck-dan-boost-regulator-dengan-kontrol-
pwm/2924_html_m4119909.png
b. Digital
Perubahan PWM pada metode ini dipengaruhi oleh resolusi. Untuk PWM
digital 8 bit, PWM tersebut memiliki resolusi 28 = 256, ini berarti bahwa nilai
keluaran PWM tersebut memiliki 256 variasi. Dengan demikian duty cycle 0%-
100% dari keluaran PWM diwakili oleh variasi 0-255 resolusi. [22]
Sama seperti metode analog, dimana variasi duty cycle didapat dari pengaturan
besar tegangan referensi, sehingga dihasilkan juga pengaturan lebar pulsa on (high)
dan off (low) seperti gambar . Persamaan duty cycle pada metode digital adalah
sebagai berikut :
= 100%........................................................................(2.14)
II-28
https://www.mathworks.com/matlabcentral/answers/111916-find-the-voltage-from-a-pwm-
signal?requestedDomain=www.mathworks.com
2.11.2 L298
IC L298 merupakan sebuah IC buatan SG5 Thomson Microelectron Inc. yang
berfungsi sebagai driver untuk sebuah motor. IC ini merupakan komponen driver
motor yang berbentuk seperti transistor TIP namun memiliki 15 kaki. Konfigurasi
pin pada IC L298 adalah sebagai berikut :
https://www.sparkfun.com/datasheets/Robotics/L298_H_Bridge.pdf
II-29
L298 bekerja dengan prinsip H-Bridge, rangkaian H-Bridge merupakan
rangkaian pengendali motor yanga menghasilkan keluaran berupa putaran motor
yang berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam, dengan
kemampuan
menggerakkan motor DC sampai arus 2A dan tegangan maksimum 40
Volt DC. [23]
2.12 Mikrokontroler
b. Read Only Memory, alat untuk menyimpan data yang dapat dibaca saat ini saja.
c. Random Access Memory data pada RAM dapat dibaca dan ditulis berulang kali.
2.12.2 ATMega32
Mikrokontroler ATMega 32 termasuk dalam keluarga AVR dengan arsitektur
Reduced Instruction Set Computing 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam
kode 16 bit. Pin ATMega sebanyak 40 buah, dimana 32 buah dapat digunakan untuk
kebutuhan port Input/Output sesuai dengan konfigurasi program yang dibuat.
Konfigurasi keseluruhan pin dapat dilihat pada gambar II.24 berikut:
II-30
http://www.atmel.com/Images/Atmel-8155-8-bit-Microcontroller-AVR-
ATmega32A_Datasheet.pdf
II-31
6. PORTD (PORTD0-7), pin I/O dua arah, berfungsi khusus yaitu Komparator
Analog, Interupsi eksternal dan komunikasi serial USART.
7. RESET, berfungsi mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 untuk external clock.
2.13 LCD
LCD display dot matrix merupakan sebuah komponen dengan fungsi
menampilkan tulisan, berupa angka atau huruf, sesuai dengan program kontrol yang
digunakan. Huruf atau angka yang ditampilkan pada LCD dikirimkan dalam bentuk
kode ASCII yang kemudian diolah oleh mikrokontroler dalam LCD menjadi tulisan
yang terbaca sebagai huruf dan angka pada layar. Untuk beroperasi LCD
membutuhkan 5V tegangan VDC. Adapun konfigurasi pin pada LCD seperti pada
gambar II.25 adalah sebagai berikut :
D1-D7 menerima data dari mikrokontroler saat Pin 5 mendapat logika 0, data
tersebut dikirimkan ke mikrokontroler bila Pin 5 berlogika 1. Proses penerimaan
dan pengiriman data tersebut membutuhkan perpindahan sinyal E dari logika 1 ke
logika 0. Bila RS dan RW berlogika 1 maka akan dilakukan penulisan data ke
DDRAM. Karakter yang terbaca saat RS dan RW bernilai 0 akan ditampilkan ke
display, dan akan tersimpan di DDRAM. [27]
II-32
Gambar II.25 LCD
http://circuits4you.com/wp-content/uploads/2016/05/lcd-16x2-pinout-300x196.png