You are on page 1of 12

Tugas Makalah

EKONOMI PERUSAHAAN
”PENGOLAHAN PERIKANAN
(STUDI KASUS CV. BENING JATI ANUGRAH)“

DISUSUN OLEH:

MUH. ALDAIR MUKSTOFA CARDA


L241 15 503

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau 13.000 menyebar


dari Sabang hingga Merauke1. Wilayah perairan Indonesia sebesar 5,8 juta km2,
yang terdiri dari 0,3 juta km2 laut teritorial, 2,8 juta km2 perairan Nusantara dan
2,7 km2 zona ekonomi ekslusif. Sekitar 70 persen wilayah Indonesia merupakan
daerah lautan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Seluruh total perairan
tersebut, diketahui potensi sumber daya ikan laut Indonesia mencapai 6,26 juta
ton/tahun. Oleh sebab itu, perikanan merupakan sub sektor yang sangat
potensial untuk dikembangkan dalam peningkatan perekonomian Indonesia.
Potensi tersebut dapat terlihat pula dari total produksi perikanan Indonesia yang
semakin meningkat. Total produksi ikan Indonesia mengalami peningkatan
sebesar 58,12 persen dari tahun 2005 – 2010, yakni dari 6,8 juta ton pada tahun
2005 menjadi 10,8 juta ton pada tahun 2010 (Agusta, 2009).

Menurut Widiarti dkk (2010), salah satu penyebab rendahnya tingkat


konsumsi ikan Indonesia karena alasan tingkat kepraktisan ketika mengonsumsi
ikan. Mengonsumsi ikan dinilai repot dan memerlukan alokasi waktu khusus,
karena mengonsumsi ikan utuh harus dikerjakan secara spesial dan tidak dapat
dilakukan sambil menyelesaikan pekerjaan lainnya. Melihat hal tersebut,
peningkatan ketersediaan produk olahan berbasis ikan yang beragam menjadi
kebutuhan yang diutamakan. Adanya pengembangan produk ikan diharapkan
mampu memberikan nilai tambah pada ikan dan memberikan variasi produk.
Sehingga produk olahan ikan tersebut dinilai tidak merepotkan lagi dan dapat
menjangkau pasar yang lebih luas.

Diharapkan dengan melakukan pengembangan produk olahan ikan, tingkat


konsumsi ikan nasional akan meningkat. Pengembangan produk olahan ikan
tersebut tentunya dapat membantu terwujudnya keinginan Departemen Kelautan
dan Perikanan yang menargetkan pada tahun 2011 ini tingkat konsumsi ikan
nasional mencapai 31,64 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2014 mencapai 38,67
kg/kapita/tahun. Produk olahan tentunya tidak terbatas pada ikan olahan yang
disandingkan dengan nasi, tetapi juga produk olahan ikan yang lebih menarik
seperti nugget ikan, kaki naga, dan lain-lain.
Peningkatan konsumsi ikan daerah tentunya akan berpengaruh pula pada
peningkatan konsumsi ikan nasional. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengembangan olahan ikan untuk merangsang tingkat konsumsi ikan di seluruh
Indonesia. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang
mengupayakan peningkatan konsumsi ikan masyarakatnya. Di Jawa Barat,
terdapat tiga kabupaten yang sudah siap menjadi daerah minapolitan7, yaitu
Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Indramayu8. Tingkat konsumsi ikan
masingmasing kabupaten adalah 20,95 9, 20,36 10 dan 32,07
kg/kapita/tahun11. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa Kabupaten Bogor
merupakan kabupaten kedua dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi di Jawa
Barat. Selain itu Kabupaten Bogor juga memiliki kemudahan dalam mengakses
pasar, informasi, dan legalitas usaha karena kedekatannya dengan pusat
pemerintahan. Oleh karena itu, Kabupaten Bogor memiliki prospek yang baik
untuk dijadikan tempat berbisnis subsektor perikanan termasuk bisnis olahan
ikan. Sehingga dengan adanya. Industri pengolahan ikan diharapkan tingkat
konsumsi ikan Kabupaten Bogor akan meningkat.

Kabupaten Bogor dipilih menjadi daerah minapolitan karena memiliki


sumberdaya alam yang cukup mendukung. Selain itu Kabupaten Bogor tahun
2010 menempati urutan ketiga ditingkat nasional dalam kontributor atau
pemasok ikan terbesar. Kabupaten Bogor memiliki empat kecamatan yang
dijadikan sentra minapolitan yaitu Kecamatan Ciseeng, Parung, Gunung sindur,
dan Kemang12. Kecamatan Parung cukup strategis digunakan untuk
menjalankan usaha pengolahan ikan. Daerah Parung memiliki akses pasar yang
cukup luas, seperti Kota Bogor, Bumi Serpong Damai, Tangerang dan Jakarta.
Salah satu perusahaan di Kecamatan Parung yang bergerak dibidang
pengolahan ikan yaitu CV Bening Jati Anugrah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Ikan Pelagis


Ikan pelagis yaitu jenis-jenis ikan yang sebagian besar menghuni perairan
sekitar atau dekat dengan permukaan laut. Ikan pelagis dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis besar
meliputi ikan tuna, cakalang, tongkol, cucut, dan marlin. Sedangkan ikan pelagis
kecil meliputi layang, kembung, lemuru, tembang, bentong, selar, dan cumi-cumi
(BRKP 2004). Ikan pelagis pada umumnya berenang berkelompok dalam jumlah
yang sangat besar yang bertujuan untuk mempermudah ikan-ikan tersebut
mencari makan ataupun mencari pasangannya. Ikan pelagis besar biasanya
dapat ditemukan dekat terumbu karang atau tubiran, dan juga ditemukan di laut
terbuka dengan suhu yang berubah-ubah, bahkan ada beberapa ikan pelagis
besar di terumbu yang dalam (Yoxx, 2010).

B. Sejarah dan Perkembangan CV. Bening Jati Anugrah

CV Bening merupakan perusahaan pengolahan ikan dengan bahan baku


ikan laut yaitu ikan pelagis seperti tuna, marlin dan kakap. Pada mulanya CV
Bening bergabung dan bekerjasama dengan perusahaan dibidang yang sama
pada tahun 2006, karena perbedaan visi maka pada Februari tahun 2007
perusahaan tersebut memisahkan diri menjadi dua perusahaan dengan
manajemen yang berbeda pula. CV Bening dipimpin oleh lulusan Sekolah Tinggi
Perikanan yaitu Ibu Purnani. Produk yang dihasilkan yaitu olahan dengan
bahan baku ikan, seperti bakso ikan yang merupakan produk unggulan dan
olahan lainnya seperti nugget ikan, kaki naga, siomay, ekado.

Produk-produk Bening telah memiliki sertifikat Halal dari MUI Jawa Barat
dengan No. 01101031860608 dan DEPKES RI P-IRT No. 213327603099 pada
tahun 2008. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, perusahaan ini masuk kedalam
kategori usaha kecil karena memiliki tenaga kerja sebanyak enam belas orang.

C. Lokasi dan Keadaan CV Bening Jati Anugrah

CV Bening berlokasi di kampung Jati Parung RT 3/ RW 4, Desa Parung,


Kecamatan Parung. Lokasi ini digunakan untuk tempat produksi dan kantor.
Perusahaan menempati lokasi dengan luas tanah 3200 m2, namun yang
digunakan sebagai pabrik pengolahan ikan hanya seluas 400 m2 yang terdiri
dari ruang penggilingan daging, ruang pengadaan bahan baku, ruang
pencucian, ruang perebusan, ruang pendinginan, ruang pengolahan, ruang
pengepakan dan ruangan penyimpanan produk yang berada dekat dengan
ruang administrasi. Sebagian lagi lahan digunakan untuk tempat tinggal para
karyawan. Tempat ini dipilih karena lokasinya yang memiliki banyak akses ke
beberapa daerah sehingga memudahkan dalam pemasaran dan melakukan
pembelian beberapa bahan produksi. Serta lokasi pabrik ataupun kantor dekat
dengan jalan utama yang memudahkan pemasok dalam pengiriman bahan
bakunya.

D. Prospek Produk Olahan Ikan

Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan


mengandung lemak omega 3 tentunya sangat dibutuhkan bagi tubuh. Namun
seperti yang kita ketahui, ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak
(membusuk). Oleh karena itu agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya. Pengolahan
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari hasil proses
pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk
dijadikan sebagai bahan konsumsi.

Pada mulanya, usaha-usaha yang dilakukan dalam pengolahan ikan


dikerjakan secara tradisional. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, usaha dalam pengolahan ikan pun ikut berkembang pesat
dengan makin banyaknya peralatan mekanis yang digunakan dalam proses
pengolahan ikan tersebut. Sehingga dengan peralatan yang cukup modern,
proses pengolahan ikan menjadi lebih cepat dan memperbanyak produksi akhir
serta mampu memperbaiki hasil olahan. Menurut Balai Riset Pengolahan
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan tahun 2008, perkembangan
produk olahan mulai mendapatkan perhatian dari kalangan pengusaha yang
ditunjukkan dengan semakin banyaknya variasi produk olahan yang ada di
pasaran. Produk olahan ikan antara lain bakso ikan, nugget ikan, kaki naga,
otak-otak, dan lain-lain. Produk-produk tersebut saat ini makin banyak
diusahakan oleh perusahaan karena produk tersebut tentunya sedang diminati
masyarakat (Adawyah 2008).
E. Pengolahan Pasca Panen
Tujuan menyediakan dan mempertahankan sifat segar hasil perikanan
merupakan tujuan utama dalam penangkapan pasca tangkap. Sifat segar hasil
perikanan dapat dipertahankan dengan menurunkan suhu ikan dan
lingkungannya, seperti perlakuan pendinginan dengan mesin pendingin dan
pendinginan dengan es. Perlakuan pendinginan dengan es lebih banyak
dilakukan oleh para nelayan yang kapalnya tidak dilengkapi dengan mesin
pendingin. Perlakuan pendinginan dengan mesin pendingin banyak dilakukan
oleh kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan unit pendingin. Pendinginan
dengan es memiliki beberapa kelemahan yaitu air murni lebih cepat mencair dan
biasanya es terbuat dari air yang tidak bersih sehingga dapat menyebabkan hasil
perikanan yang cepat rusak (Hadiwiyoto, 1993 dalam Sari, 2011)
Pengolahan perikanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk
perikanan, baik yang berasal dari perikanan tangkap maupun akuakultur. Usaha
ini juga bertujuan untuk mendekatkan produk perikanan ke pasar dan diterima
oleh konsumen secara lebih luas. Selain itu, pengolahan perikanan dapat
berperan dalam menstabilkan ketersediaan produk perikanan di pasar. Melalui
pengolahan, permasalahan produk perikanan yang antara lain bersifat musiman
(terutama produk perikanan tangkap), fluktuatif, mudah busuk dan membutuhkan
penyimpanan khusus dapat diatasi sampai batas-batas tertentu. Usaha
pengolahan perikanan bertujuan untuk memproduksi makanan dan bahan baku
industri. Pengolahan perikanan untuk tujuan memproduksi makanan, meliputi
antara lain pengeringan, pengasinan, pengasapan, pemindangan, pengalengan
dan kegiatan pengolahan lainnya yang merubah sama sekali bentuk atau
morfologi bahan baku, seperti sosis, bakso, burger dan nugget ikan (Effendi dan
Oktariza, 2006 dalam Sari, 2011).

F. Pengertian Strategi

Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi
dimasa depan dan bagaimana cara mencapainya kondisi yang diinginkan
tersebut (T. Tripomo dan Udan, 2005: 18). Manajemen strategik menekankan
dan mengutamakan pengamatan dan evaluasi mengenai peluan, dan ancaman
lingkungan eksternal perusahaan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
dalam lingkungan internal perusahaan. Sementara itu, proses manajemen
strategik meliputi empat elemen dasar yaitu : pengamatan lingkungan,
perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi serta pengemdalian
(Husein, 2010: 16).

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial


yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen
strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi dan evaluasi serta
pengendalianya (David J hunger dan L. Wheelen, Thomas, 2003: 4). Pengertian
strategi menurut David (2006: 17) yaitu tindakan potensial yang membutuhkan
keputusan manjerial tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah
besar. Sedangkan manajemen strategi adalah rangkaiaan proses formulasi,
implementasi dan evaluasi strategi dalam mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan.

G. Struktur Organisasi CV Bening Jati Anugrah

CV Bening memiliki struktur organisasi yang masih sederhana, yaitu:


direktur, kepala administrasi dan keuangan, kepala produksi serta kepala
operasional. Bagian-bagian ini menjadi acuan dalam menjalankan kegiatan
usaha. Setiap bagian memiliki tanggung jawab dan wewenang yang berbeda,
namun pada kenyataannya bagian-bagian tersebut masih saling tumpang tindih
pekerjaan. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur
perusahaan sebagai berikut:

1. Direktur
Tugas dan tanggung jawab direktur adalah memimpin perusahaan,
melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan perusahaan, mengambil keputusan
mengenai segala kegiatan perusahaan, menggambil keputusan akhir
perusahaan, melakukan pemasaran untuk produk olahan.
2. Kepala Administrasi & Keuangan
Tugas dan tanggung jawab kepala administrasi dan keuangan adalah
melakukan pengecekan administrasi dan keuangan baik harian, mingguan,
dan bulanan perusahaan. Sehingga menghasilkan laporan akhir administrasi
dan keuangan.
3. Kepala Produksi
Tugas dan tanggung jawab kepala produksi adalah mengawasi kegiatan
produksi perusahaan, hingga mengontrol hasil akhir produk sehingga
kualitas produk tetap terjaga dengan baik.
4. Kepala Operasional
Tugas dan tanggung jawab kepala operasional adalah bertanggung jawab
dalam pengadaan kebutuhan perusahaan seperti mengontrol pengadaan
bahan baku, pengambilan bahan baku ke penyuplai bahan baku.
Struktur organisasi CV Bening dapat dilihat pada Gambar 1, sebagai
berikut:

H. Sumberdaya CV Bening Jati Anugrah


Sumberdaya merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan suatu
usaha. Faktor sumberdaya ini membantu perusahaan mencapai tujuan dalam
melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan perusahaan di dalam
persaingan yang ada. Perusahaan membagi sumberdaya menjadi tiga bagian,
yaitu: sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, dan sumberdaya modal. Ketiga
sumberdaya tersebut sama-sama memiliki peranan penting dalam berjalannya
usaha.
1. Sumberdaya Manusia
CV Bening memiliki tenaga kerja tetap yakni sebanyak enam belas orang.
Jumlah tersebut terdiri dari pemilik, bagian administrasi dan keuangan, bagian
produksi dan bagian operasional. Adapun pembagian jumlah tenaga kerja dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 1. Pembagian Jumlah Tenaga Kerja CV Bening Jati Anugrah
Tenaga kerja tersebut tidak melalui perekrutan yang rumit. Calon tenaga
kerja berasal dari warga setempat, calon yang dekat dengan karyawan lama
perusahaan, ataupun kenal dengan pemilik. Tenaga kerja ini kemudian dipilih
berdasarkan pandangan pemilik secara langsung terhadap calon tenaga kerja
yang dianggap rajin, pekerja keras, serta bisa diajak bekerjasama. Untuk status
pendidikan tidak terlalu dipermasalahkan. Status pendidikan tenaga kerja
merata, untuk kepala bagian di pegang oleh lulusan sarjana dengan berbagai
jurusan. Direktur yang sekaligus pemilik memiliki latar belakang D4, STP, kepala
bagian administrasi dan keuangan merupakan lulusan S1 Teknik Geodesi,
kepaala bagian produksi dan operasional merupakan lulusan S1 STP Mesin
Perikanan, sedangkan karyawan ada yang lulusan SD, SMP dan SMA. Pemilik
tidak terlalu mempermasalahkan pendidikan akhir karena pemilik yakin dengan
pengajaran dasar dalam pengolahan ikan kepada karyawan baru, semua
karyawan dapat dengan cepat beradaptasi dalam kegiatan perusahaan.
2. Sumberdaya Fisik
Sumberdaya fisik yang dimiliki cukup bisa mendukung berjalannya kegiatan
usaha CV Bening sumberdaya tersebut terdiri dari bangunan, peralatan
produksi, transportasi, peralatan kantor, dan fasilitas komunikasi. Bangunan
terdiri dari pabrik, kantor, gudang penyimpanan bahan baku, dan hasil produksi
dengan status milik sendiri. Peralatan produksi yang terdiri dari mesin chopper,
silent cutter, kompor satu set, mesin cetak bakso, freezer yang statusnya milik
sendiri serta memiliki cold storage yang statusnya pinjaman dari pemerintah.
Sarana transportasi yang mobil pick-up dan motor. Peralatan kantor yang
dimiliki yaitu laptop, printer, meja administrasi, dan kursi. Fasilitas komunikasi
berupa telepon. Adapun rincian sumberdaya fisik perusahaan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Perincian Sumberdaya Fisik CV Bening Jati Anugrah
3. Sumberdaya Modal
Berjalannya suatu usaha juga dipengaruhi oleh modal usaha. Modal
usaha CV Bening berasal dari modal pribadi pemilik yaitu ibu Purnani. Sehingga
ketika ingin melakukan pengembangan usaha terkendala dengan modal. Hingga
saat ini perusahaan tidak menggunakan pinjaman ataupun menggunakan
kerjasama dengan penanaman investasi.
BAB III
PENUTUP

CV Bening merupakan perusahaan pengolahan ikan dengan bahan baku


ikan laut yaitu ikan pelagis seperti tuna, marlin dan kakap. Pada mulanya CV
Bening bergabung dan bekerjasama dengan perusahaan dibidang yang sama
pada tahun 2006, karena perbedaan visi maka pada Februari tahun 2007
perusahaan tersebut memisahkan diri menjadi dua perusahaan dengan
manajemen yang berbeda pula. CV Bening dipimpin oleh lulusan Sekolah Tinggi
Perikanan yaitu Ibu Purnani. Produk yang dihasilkan yaitu olahan dengan bahan
baku ikan, seperti bakso ikan yang merupakan produk unggulan dan olahan
lainnya seperti nugget ikan, kaki naga, siomay, ekado.
DAFTAR PUSTAKA

Adawyah Rabiatul. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi


Aksara.
Yoxx. 2010. Sedikit Tentang Ikan
Pelagis.http://yoxx.blogspot.com/2010/05/sedikit-tentangikan-
pelagis.html [Diakses 25 Mei 2018]
Sari, Kiki M. 2011. Analisis Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kabupaten Cilacap.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rochman, Fadlika F. 2011. Strategi Pengembangan Bisnis PT. Ojid Kharisma
Nusantara. Skripsi. Universitas Islam Negeri. Jakarta.
Agusta, Ferry. 2009. http://ferragusta.wordpress.com/2009/12/04/konflik-
pemanfaatan-sumberdaya-perikanan-laut-kasus-nelayan-di-perairan-
utara-jawa-timur. [Diakses 25 Mei 2018]
Administrator. 2010. Empat Kecamatan Ditetapkan Jadi Sentra Minapolitan.
http://antarajawabarat.com/lihat/berita/30675/kabupaten-bogor-
kembangkan-minapolitan-diempat-kecamatan [ Diakses 25 Mei 2018]
Indriyashari, Nuning. 2011. Analisis strategi Bisnis Pengolahan Ikan Pada CV.
Bening Jati Anugrah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

You might also like