You are on page 1of 75

PENDAHULUAN

K E G U NAAN
Untuk mendukung bangunan bila
lapisan tanah keras sangat dalam

Untuk mendukung banguan yang


menahan gaya angkat ke atas

Untuk bangunan yang dipengaruhi


gaya benturan kapal dan gelombang
air (dermaga)

Untuk menahan gaya horizontal dan


gaya miring
KATEGORI

Tiang perpindahan besar (Large Displacement)


• tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton prategang, tiang
baja bulat dg ujung tertutup
Tiang perpindahan kecil (Small Displacement)
• tiang beton dg ujung terbuka, tiang beton prategang dg ujung
terbuka, tiang baja H ,tiang ulir
Tiang tanpa perpindahan (Non Displacement)
• tiang bor
Panjang dan beban maksimum dari
beberapa tipe tiang pancang
K L A S I F I K A S I (Metode Pelaksanaan)

TIANG
PANCANG

TIANG BOR
Ditinjau dari cara mendukung beban,
ada 2 macam tiang :

• Tiang Dukung
1 Ujung
(End Bearing)

• Tiang Gesek
2 (Friction)
Tiang • Kapasitas dukungnya
ditentukan oleh tahanan
ujung tiang
Dukung • Berada dalam zona tanah
lunak yang di dasarnya

Ujung terdapat tanah keras atau


batuan

• Kapasitas dukungnya ditentukan


oleh perlawanan gesek antara
Tiang sisi tiang dengan tanah di
sekitarnya
• Tahanan gesek dan pengaruh
Gesek konsolidasi lapisan tanah di
bawahnya diperhitungkan pada
hitungan kapasitas dukung tiang
Cara pemasangan tiang sangat
berpengaruh pada kelakuan
tiang dalam mendukung beban,
karena berakibat pada
perubahan sifat sifat tanah
yang berpengaruh pada
kapasitas.
Pengaruh pemancangan pada tanah
granular
Pada tanah granular, tiang yang dipancang dengan cara
dipukul atau ditekan ke dalam tanah mengakibatkan
perubahan susunan dan pecahnya sebagian butir tanah.
Pada kondisi ini, tanah mengalami pemadatan yang
menaikkan kuat geser atau berat volume tanah.

Jika tiang dipancang pada pasir yang tidak padat, depresi


tanah akan terjadi pada tanah yang ditekan oleh tiang, bila
tanah padat, pemadatan yang terjadi akibat pemancangan
relatif kecil dan tahanan terhadap penetrasi tiang sangat
tinggi, sehingga energi pemancangan yang dibutuhkan
juga besar
Pengaruh pemancangan pada tanah
kohesif
Pemancangan pada tanah kohesi akan
mengakibatkan kenaikan permukaan tanah di
sekitar tiang yang diikuti oleh konsolidasi tanah.
Deformasi akibat pemancangan dapat
mempengaruhi struktur di dekatnya dan dapat
mengakibatkan tiang yang dipancang lebih dahulu
terangkat ke atas akibat pemancangan tiang
sesudahnya. Dalam kondisi ini, pemancangan
ulang dibutuhkan dan mungkin dapat
dipertimbangkan untuk mengganti dengan tiang
bor
Pengaruh waktu pada kapasitas dukung
tiang
Saat dilakukan pemancangan, terjadi gangguan
tanah secara signifikan. Waktu pembentukan
kembali kekuatan tanah di sekeliling tiang akan
bergantung pada waktu, terutama pada tanah
lempung. Hal ini diakibatkan oleh proses
konsolidasi tanah. Bila tiang dipancang pada
lempung dan pasir longgar atau padat, atau pasir
halus, maka setelah selesai pemancangan akan
terjadi kenaikan kapasitas dukungnya. Kejadian
ini disebut “Soil Set up”
Pengaruh waktu pada kapasitas dukung
tiang
Terkadang, tiang yang dipancang dalam lapisan jenuh air
yang berupa pasir halus, lanau padat atau lapisan batuan
lunak, akan mengalami penurunan kapasitas dukung
setelah pemancangan, hal ini disebut “relaksasi”
Karena kapasitas dukung berkurang setelah
pemancangan, maka penting dilakukan penilaian kapasitas
dukung tiang saat setelah terjadinya keseimbangan dalam
tanah. FHWA (2006) menyarankan bila melakukan uji tiang
secara statis pada tanah lanau dan pasir halus yang padat
dan terendam air, maka pengujiannya harus menunggu
paling tidak 5 - 7 hari setelah pemancangan
KAPASITAS
DUKUNG TIANG
PANCANG
• Berdasarkan teori
mekanika tanah,
Statis dengan mempelajari
sifat-sifat teknis tanah

• Berdasarkan data
Dinamis yang diperoleh dari
pemancangan tiang
KAPASITAS DUKUNG
ULTIMIT CARA STATIS
Gambar 1
Kapasitas dukung ultimit netto tiang ( ), adalah jumlah
dari tahanan ujung bawah ultimit ( ) dan tahanan gesek
ultimit ( ) antara sisi tiang dan tanah di sekitarnya
dikurangi berat sendiri tiang ( )


= +  −  1

dimana :
 = berat sendiri tiang (kN)
 = kapasitas dukung ultimit netto (kN)
 = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
 = tahanan gesek ultimit (kN)
Tahanan ujung ultimit, dapat dihitung dengan
menggunakan kapasitas dukung ultimit pondasi dangkal :



= = ! "! +  " + #, % & ' "& 2


 = tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m2)
 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
 = kohesi tanah di sekitar ujung tiang (m2)
 = 
= tekanan “overburden” di dasar tiang (kN/m2)
 = berat volume tanah (kN/m3)
 = diameter tiang (m)
   = faktor kapasitas dukung berdasarkan 
Sehingga, Tahanan ujung ultimit ( ) :

= [! "! +  " + #, % & ' "& ] 3


Tahanan gesek sisi tiang (  ) dianalisis dari Teori Coulomb :


*+ = = + + ,- /0 + 4

dengan :
*+ = tahanan geser sisi tiang
+ = kohesi antara dinding – tanah
,- = ,. = tegangan normal pada sisi tiang
+ = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
Besarnya 12 13 pada tiang bergantung pada koefisien
tekanan tanah lateral :

67
5=  13 = 9 1: 5
68

dengan :
,4 = tegangan vertikal akibat berat tanah (tekanan
overburden)
,. = tegangan horizontal/tegangan lateral tanah di
sekitar tiang ( merupakan tegangan normal (,- )
yang bekerja tegak lurus tiang)
5 = 5+ = koefisien tekanan lateral pada sisi tiang
13 = 12 = 9' 1: = 9' ; dimana, 1: = ; = <&

sehingga, *+ = + + 5+ = /0 +
dengan :
 = kedalaman dari muka tanah
= = tekanan overburden rata – rata

Maka , Tekanan gesek dinding ultimit (  ) :

 = >  ?'

 = >  (!' + 9' ; @A B' ) 6


Sehingga , persamaan umum kapasitas dukung ultimit
tiang tunggal :

= +  − 

 =  [  +   + 0,5    ] + ∑  (+ + 5+ = /0 + ) − 

7
Dengan :
= = ,4 = ∑  D
= tekanan overburden rata – rata sepanjang tiang
E = + = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
 = luas selimut sisi tiang (= ⊙ x tinggi tiang)
 = tekanan overburden di ujung bawah tiang
Jika kapasitas dukung tiang ultimit diperhitungkan pada
kondisi keruntuhan waktu jangka pendek (undrained),
parameter tanah yang digunakan adalah , , + ,  pada
kondisi undrained, sehingga  OP = harus dihitung pada
kondisi tegangan total

Jika diperhitungkan pada waktu jangka panjang, maka


parameter tanah yang digunakan pada kondisi terdrainase
(drained).
Tegangan vertikal = tekanan overburden efektif Q OP =Q

Pada tanah lempung, tegangan vertikal di dekat tiang =


tekana overburden, dan pada tanah pasir, tegangan
vertikal di dekat tiang lebih kecil dari tekanan overburden
(Vesic,1967)
KAPASITAS DUKUNG TIANG
PADA TANAH GRANULAR
Karena pada tanah granular c = 0 dan diameter tiang relatif sangat
kecil jika dibandingkan dengan panjang tiang, maka   = 0 dan
0,5 diabaikan


= +  − 


= R +  R − 

Q Q

= " +
  ' ; @AS − 
9 
8
Tahanan Ujung Ultimit

   T = Q  9

UVOPO ∶
 = tahanan ujung ultimit (kN)
 = luas penampang ujung tiang (m2)
 ′ = tekanan vertikal efektif tanah pada ujung bawah tiang (kN/m2)
T = tahanan ujung per satuan luas (kN/m2)
Sudut gesek dalam () umumnya diambil dari nilai N dari uji SPT

Gambar 2
Atau bisa dicari dengan persamaan (Kishida,1967) :

Q
 = 20  + 15°
10
Tahanan Gesek Ultimit

Karena tanah granuler lolos air, maka perhitungannya harus


didasarkan pada tinjauan tegangan efektif dan
persamaannya menjadi :
 =  T
Q Q 11
 =  (+ + 5+ = /0 E )
karena nilai kohesi = 0, maka

T = 5+ =Q /0 E 12
dengan :
T = 5+ =Q /0E = tahanan gesek per satuan luas
5+ = koefisien tekanan tanah yang tergantung pada kondisi
tanah
E = + ′ = sudut gesek dinding efektif antara sisi tiang dan
tanah
 = luas selimut tiang
= ′ = tekanan vertikal efektif, yang besarnya sama dengan
tekanan overburden efektif untuk  ≤ 
 = kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
 = kedalaman kritis, yaitu kedalaman dimana tekanan
overburden eektif dihitung dari titik ini dianggap
konstan
Bila tiang berbentuk meruncing ke bawah, persamaan
menjadi :

 = ]^  5+ =Q /0 E  = ]^  T
13

]^ = faktor pengaruh bentuk tiang


Gambar 3

Nilai ]^ untuk tiang


meruncing pada
pasir
(sudut kemiringan
_ dalam radian)
(Nordlund,1963)
Saat tiang dipancang pada tanah granular, gerakan tiang dan
getaran yg timbul menyebabkan tanah pasir memadat, yang
menaikkan sudut gesek dalam efektif  Q sehingga koefisien
tekanan tanah lateral 5= menuju ke nilai 5 .
Jadi, batas atas tekanan tanah lateral setelah pemancangan
adalah nilai 5 tersebut
Tetapi, kenaikan tegangan yang tinggi di sekitar tiang hanya
berpengaruh pada jarak ± 3 – 4 kali diameter tiang.
Penyesuaian tegangan atau rangkak (creep) secara perlahan –
lahan akan mereduksi kenaikan tekanan tanah tersebut, yang
nilainya kira – kira sedikit lebih besar 5= (Bowles,1996)
Untuk pasir terkonsolidasi normal, Jaky (1944)
menyarankan :

5= = (1 − aUP Q ) 14

Nilai – nilai tipikal 5= untuk pasir terkonsolidasi normal


(Bowles,1996):
Tabel 1. Nilai 5=
Pasir 5=
Longgar 0,5
Kepadatan sedang 0,45
Padat 0,35
Nilai 5+ untuk tiang pancang pada tanah granular ( Mansur
dan Hunter,1970)
Tabel 2 Nilai 5+
Bahan tiang 5'
Tiang baja H 1,40 – 1,90
Tiang pipa baja 1,00 – 1,30
Tiang beton pracetak 1,45 – 1,60
Uji tarik tiang (8 tiang) untuk seluruh tipe tiang 0,40 – 0,90

Dari nilai – nilai dalam tabel tersebut, 5+ /0E akan berkisar


di antara 0,3 untuk pasir longgar dan 1 untuk pasir
padat
METODE
POULOS DAN DAVIS
TAHANAN UJUNG ULTIMIT

Gambar 4 Distribusi tegangan vertikal di sekitar tiang pada tanah pasir (Poulos
dan Davis,1980)
Tahanan ujung ultimit dinyatakan :
 =  T T = Q 
Dengan nilai  diambil dari usulan Berezantsev (1961)

Gambar 5
Hubungan 
dengan ′
Gambar di atas merupakan fungsi dari L/d (L = kedalaman,
d = lebar /diameter tiang) dan sudut gesek dalam efektif
tanah.

Gambar ini digunakan untuk ujung tiang yang dipancang ke


tanah granular dengan kedalamn paling sedikit 5 kali lebar
atau diameter tiangnya.
TAHANAN GESEK ULTIMIT 
Tahanan gesek ultimit tiang dapat dihitung dengan rumus :

T = 5+ =Q /0 E

Dengan berdasarkan hasil pengujian Vesic (1967), Poulos


dan Davis mengevaluasi nilai – nilai hubungan 5+ /0E dan
b / , ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 6 a. Hubungan  terhadap 
b. Hubungan 5+ /0E terhadap 
Gambar di atas didasarkan pada hubungan kerapatan
relati (de ) dan sudut gesek dalam efektif (′) (Vesic,1967
dan Meyerhof,1956) :
 Q = 28° + 15 de 15

Nilai – nilai pada kurva tersebut berdasarkan pengujian


tiang pipa baja, tetapi Poulos dan Davis menyatakan
gambar tersebut secara pendekatan bisa digunakan untuk
bahan tiang lain.
Untuk tiang bor/ tiang
dongkrak (jacked pile)
Poulos dan Davis (1980)
menyarankan 5+ /0E dari
usulan Meyerhof,1976
seperti pada gambar
disamping.
Pada gambar ini, Meyerhof
menganggap S = #, g%B′

Gambar 7
Hubungan 5+ /0E terhadap 
(Metode Meyerhof,1976)
Dalam menentukan sudut gesek dalam ( Q ) untuk hitungan
kapasitas dukung ultimit, Poulos dan Davis (1980) menyarankan
:
 Untuk tiang pancang, tahanan ujung ditentukan dengan
memperhatikan nilai  di bawah ujung tiang. Nilai
 ditentukan dengan mengambil  Q pada akhir pemancangan,
yang disarankan oleh Kishida,1967 :
h
BQ = (Bh Q + j#°)
i

Bh Q = sudut gesek dalam efekti tanah asli di lapangan

Untuk hitungan tahanan gesek tiang, nilai sudut gesek dalam


di sepanjang tiang yang dipakai untuk menentukan nilai 5+ /0E
dan b / dalam gambar (a) dan (b) dilakukan dengan
mengambil sudut gesek dalam untuk perancangan :

k
BQ = (Bh Q + h#°) 16
j
 Untuk tiang bor,  dan b / disarankan dengan
mengambil :
BQ = BQh − k° (untuk gambar a) dan
BQ = BQh (untuk gambar c)

Nilai sudut gesek dalam tanah berkurang, karena


pengaruh gangguan tanah akibat pengeboran dan
pemasangan tiang.

Untuk tiang bor ini, nilai 5+ /0E diambil dari gamabr (c)
yang didasarkan pada sudut gesek dalam tanah asli
atau sebelum pemancangan
 Untuk tiang cor ditempat dengan pipa luar yang ditarik
kembali, hitungan kapasitas dukung tiang harus
dipertimbangkan terhadap kondisi tanah yang telah
terganggu akibat penarikan pipa. Pada tipe tiang ini,
hitungan estimasi berdasarkan kerapatan antara sisi
tiang dan tanah yang bergantung pada derajat kerapatan
beton saat pengecoran. Pada waktu beton dipadatkan,
luas penampang tiang bertambah besar, akibatnya
tahanan gesek tiang bertambah. Untuk itu, dapat
dianggap bahwa setelah penarikan pipa, tanah pasir di
sekeliling tiang berada pada kondisi kepadatan sedang.
Untuk tiang dengan pipa luar tidak ditarik ke luar (ujung
tertutup), tahanan ujung dihitung berdasarkan luas
penmapang bawah tiang
METODE
U.S ARMY CORPS
TAHANAN UJUNG ULTIMIT
Metode ini hampir sama dengan metode Poulos dan Davis,
yaitu tahanan ujung satuan bertambah secara linier dengan
kedalaman, dan kemudian konstan pada kedalaman b

Untuk tahanan ujung, U.S Army Corps menggunakan :

 =  T T = Q 
Nilai kedalaman kritis bergantung pada kepadatan pasir :
b = 10+  untuk pasir longgar
b = 15+  untuk pasir kepadatan sedang
b = 20+  untuk pasir padat
Untuk tahanan ujung,
 ditentukan dari
gambar di samping
(Resse et al,.2006)

Gambar 8
Hubungan ′ dan  (Reese et al., 2006)
TAHANAN GESEK ULTIMIT 
Persamaan yang digunakan adalah :

   T = 5+ =Q /0 E

Nilai E diambil dari tabel berikut ini :

Tabel 3 Nilai S (U.S Army Corps)

Bahan Tiang E
Tiang baja 0,67Q − 0,83′
Tiang beton 0,90Q − 1.00′
Tiang kayu 0,80Q − 1,00′
Nilai dalam tabel ini hanya berlaku untuk tiang pancang, tidak berlaku untuk tiang
bor, bor semprot, maupun dengan pemukul getar (vibratory hammer)
Untuk nilai 5+ (untuk tiang tekan) dan 5q (untuk tiang tarik):

Tabel 4 Nilai 5+ dan 5q (U.S Army Corps)

Tanah 5' 5q
Pasir 1,0 – 2,0 0,5 – 0,7
Lanau 1,0 0,5 – 0,7
Lempung 1,0 0,7 – 1,0

Dalam hitungan  dipertimbangkan adanya kedalaman


kritis (b ) seperti dalam perhitungan tahanan ujung ( )
METODE
COYLE DAN CASTELLO
TAHANAN UJUNG ULTIMIT
Coyle dan Castello (1981) menyarankan cara empiris
perhitungan kapasitas dukung ujung tiang dalam tanah pasir
dengan memprtimbangkan penurunannya. Hal ini didasarkan
pada beban yang menyebabkan penurunan tiang 10% dari
diameternya (0,1d)

Beban kerja tiang tidak lebih dari 1/3 beban ultimit, dan
penurunan tiang dukung ujung tidak lebih dari 12mm.

Kecuali itu, jika tiang mempunyai tahanan gesek yang besar,


penurunan akibat beban bekerja akan lebih kecil lagi.

Dari hasil uji beban 16 tiang, Coyle dan Castello menyarankan


hubungan antara T , kedalaman penetrasi tiang (L) dan diameter
tiang (d) serta sudut gesek dalam (ϕ), seperti gamabr dibawah
ini
Gambar 9
Tahanan ujung netto
(T), tiang dalam tanah
pasir (Coyle dan
Castello)
Cara ini tidak memperhatikan kompresibilitas atau kondisi
air tanah, dan disarankan untuk menggunakan T tidak
lebih dari 15000 kPa atau sekitar 150 kg/cm2

Tahanan ujung ultimit tiang dinyatakan dengan persamaan:

 =  T

Dengan nilai T diambil dari gambar kurva di atas


TAHANAN GESEK ULTIMIT 
Coyle dan Castello menyarakan hubungan empiris antara
tahanan gesek satuan (T ) dengan kedalaman dan sudut
gesek dalam () pada gambar berikut ini.

Nilai z/d dalam gambar, z = kedalaman titik di tengah –


tengah lapisan; dan d = diameter tiang.

Tahanan gesek ultimit dihitung dengan persamaan :

  
Dengan nilai T diambil dari gambar
Gambar 10
Tahanan gesek satuan T
tiang dalam tanah granular
(Coyle dan Castello)
METODE
KULHAWY
TAHANAN UJUNG ULTIMIT
Kulhawy (1983) mengembangkan teori Vesic (1977) dalam
mengevaluasi tahanan ujung dengan memperhatikan indeks
kekakuan (rigidity index) tanah :

r
te = 17
2 1 + s Q /0

dengan,
r = modulus elastisitas tanah (kN/m2)
s = rasio Poisson tanah (s = 0,2 untuk pasir longgar, s = 0,35
untuk pasir padat)
Q = tegangan vertikal eekti pada elevasi dasar tiang (kN/m2)
 = sudut gesek dalam tanah
Tabel 5 Nilai rasio Poisson (Kulhawy et al.,1983)

Tanah atau batu Rasio Poisson (u)

Lempung jenuh, kondisi undrained 0,50


Lempung tak jenuh 0,30 – 0,40
Pasir padat kondisi terdrainase 0,30 – 0,40
Pasir longgar kondisi terdrainase 0,10 – 0,30
Batupasir 0,25 – 0,30
Granit 0,23 – 0,27

Modulus elastisitas tanah (E) secara pendekatan dapat ditentukan dengan


menggunakan data hasil uji SPT dan sondir.
Untuk pasir longgar dan padat, Kulhawy menyarankan:

30
te = 18
 ′ /0(28° aOVOU 26°)
Dalam persamaan di atas, satuan  ′ (ton/ft2 ; 1 ton/ft2
=1,08 kg/cm2 = 106 kPa)

Nilai te berkisar 10 – 400, semakin tinggi te maka model


keruntuhan tanah mendekati keruntuhan geser umum,
semakin rendah te maka kompresibilitas tanah menjadi
faktor penting dan keruntuhaan cenderung merupakan
keruntuhan geser lokal atau keruntuhan penetrasi

Tahanan ujung ultimit dinyatakan dengan persamaan :

 =  T T = dγ +  ′ 19

Nilai  dan  yang disarankan oleh Kulhawy, ditunjukkan


pada gambar berikut :
Gambar 11
Faktor kapasitas dukung  Faktor kapasitas dukung 
TAHANAN GESEK ULTIMIT 
Bila 5= koefisien tekanan lateral sebelum pemancangan (tidak
terganggu) dan 5+ koefisien yang telah terganggu, maka rasio 5+ /5=
berkisar 0,5 – 2
Rasio 5+ /5= yang disarankan Kulhawy, ditunjukkan pada tabel berikut
ini

Tabel 6 Rasio 9' /9; (Kulhawy et al.,1983)


Tipe pondasi dan metode pelaksanaan 5+ /5=
Tiang - semprot (jetted) 0,5 – 0,7
Tiang - perpindahan kecil,pancang 0,7 – 1,2
Tiang - perpindahan kecil,pancang 1,0 – 2,0
Tiang bor – metode kering dengan gangguan dinding samping kecil 0,9 – 1,0
dan pengeoran cepat
Tiang bor – metode cair dengan kecakapan kerja tinggi 0,9 – 1,0
Tiang bor - metode cair dengan kecakapan kerja rendah 0,6 – 0,7
Tiang bor – metode pipa selubung di bawah muka air tanah 0,7 – 0,9
Menurut Mayne dan Kulhawy, untuk tanah mendatar :

5= = (1 − aUP Q )xyz D-{Q 20

Dengan :
5= = koefisien tekanan tanah lateral saat diam
Q = sudut gesek dalam efektif
OCR = overconsolidation ratio ( rasio konsolidasi
berlebihan)
Nilai rasio 5+ /5= bergantung pada :

Metode pamasangan tian. Tiang pancang mengakibatkan kompresi tanah,


tiang bor menhasilkan relaksasi

Perpindahan tanah akibat pemacangan. Perpindahan besar menghasilkan


rasio 5+ /5= yang besar. Namun dengan berjalannya waktu, nilai tersebut akan
berkurang oleh adanya rangkak (creep) yang mengendorkan tegangan
horizontal

Konsistensi tanah. Tanah yang padat tahan terhadap distorsi sehingga 5+ /5=
lebih besar

Cara pemasangan tiang khusus, pengeboran atau penyemprotan


melonggarkan tanah, sehingga mengurangi 5+ /5=
Kulhawy et al.,1983 menyarankan nilai rasio E/′ seperti
pada tabel berikut :
Tabel 7 Nilai rasio S/B′
Gesekan antara tanah dan bahan tiang E/′
Pasir dengan beton kasar (beton cetak di tempat) 1
Pasir dengan beton halus (beton pra cetak) 0,8 – 1,0
Pasir dengan baja kasar (baja kasar,meruncing) 0,7 – 0,9
Pasir dengan baja halus (profil H/ pipa bulat) 0,5 – 0,7
Pasir dengan kayu 0,8 – 0,9
Tiang bor dengan metode kering atau dengan selubung 1
sementara dan pelaksanaan bagus
Tiang bor dengan metode basah/cair (nilai lebih besar jika 0,8 – 1,0
pelaksanaan dilakukan dengan hati – hati)

Pada pasir jenuh dan padat, nilai E/′ pada tabel tersebut dapat diambil
maksimum, sedangkan pada tanah granular kering dan longgar diambil nilai
minimum
Tiang baja yang tidak dilindungi cat, sepeti pipa dan tiang baja, maka
mempunyai E/′ diantara baja licin dan kasar
Tahanan gesek ultimit dapat dihitung dengan persamaan :

  
5+ E
T = 5= = ′ 21
5= ′

You might also like