Professional Documents
Culture Documents
1. Komponen Biotik
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan
sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan terurai dan
meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan
(produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon dioksida
yang akan dipakai dalam proses fotositesis.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen
abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan.
Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara, suhu, dan lain-lain.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran
suhu tertentu.
Sinar matahari
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana
hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur
abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran
biji tumbuhan tertentu.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.ganisme
tersebutDaya Lenting Lingkungan
Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan
seimbang jika mengalami perubahan atau gangguan, sedangkan daya dukung lingkungan adalah
kemampuan lingkungan mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup di dalamnya.
Di sekitar kita ada lingkungan yang alami dan asri dan ada lingkungan yang rusak. Lingkungan
alami merupakan lingkungan yang seimbang, yaitu lingkungan dimana seluruh dinamika
ekosistemnya berjalan wajar dan dinamis yang di tandai dengan tidak adanya pertumbuhan yang
mencolok pada salah satu komponen ekosistem. Keseimbangan lingkungan yang di maksud
dapat terjadi jika faktor biotik dalam rantai makanan, jaring – jaring makanan, dan piramida
makanan berada dalam komposisi seimbang. Lingkungan yang rusak dapat berasal dari
pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara.
Definisi Ekotipe
Ekotipe adalah bagian dari populasi suatu jenis yang menunjukan cirri-ciri morfologi kimia, atau fisiologi
yang mantap dan agaknya diatur oleh faktor-faktor genetika yang berkorelasi dengan keadaan ekologi
tertentu.
Ekotipe merupakan bentuk genetic dari suatu jenis dalam suatu populasi sebagai hasil adaptasinya
terhadap lingkungan peralihan antara 2 atau lebih komunitas yang berbeda. Komunitas disini biasanya
lebih beranekaragam dibanding dengan komunitas yang mengapitnya. Hal ini yang disebut dengan edge
effect.
1. Autekologi , yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara
individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. biasanya tekanannya pada aspek siklus hidup,
adaptasi, sifat parasitis, dll.
Contoh autekologi : mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan
adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus
merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari
kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain
sebagainya.
2.Synekologi, Yaitu Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu
kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu, ekologi jenis, ekeologi populasi.
Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut,
atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka
margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya..
2. Ekologi estuaria,
Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan daerah percampuran
antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar
dan genangan air tawar). Lingkungan estuaria merupakan peralihan antara darat dan laut yang
sangat di pengaruhi oleh pasang surut, tetapi terlindung dari pengaruh gelombang laut .
3. Padang rumput
Padang rumput adalah daerah yang ditumbuhi tumbuhan yang berjenis rumput, seperti alang-
alang.
Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari , dengan bagian yang
mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome) yang menyebar luas di bawah
permukaan tanah.
Alang-alang dapat berkembang biak melalui biji dan akar rimpang, namun pertumbuhannya
terhambat bila ternaungi. Oleh karena itu salah satu cara mengatasinya adalah dengan jalan
menanam tanaman lain yang tumbuh lebih cepat dan dapat menaungi .
1. Ekologi tumbuhan
Ekologi ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor-faktor berikut:
FAKTOR CAHAYA
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem.
Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan
sistem ekologi, yaitu:
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari
tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan
berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu
akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju
kehilangan air dari organisme.
FAKTOR AIR
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air
seluruh organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting
karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam
tanah
2.Ekologi hewan
Ekologi hewan adalah cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi antara hewan dengan
lingkungannya yang menentukan sebaran (distribusi) dan kemelimpahan hewan-hewan tersebut
3.Ekologi mikroba
Mikroba ada dimana-mana seperti : udara, air, makanan, tanah, manusia (usus, kulit, hidung),
permukaan suatu benda atau bahan pangan. Dengan pembelahan yang cepat mikrooragnisme
berkembang biak dengan cepat dan kadang-kadang menghasilkan toksin. Dengan ukuran dan
massa yang kecil mikrooragnisme dapat berpindah dengan mudah.
4. Ekologi Manusia, menurut Amos H Hawley (1950:67) dikatakan, “Human ecology may be
defined, therefore, in terms that have already been used, as the study of the form and the
development of the community in human population.” (Ekologi manusia, dengan demikian bisa
diartikan, dalam istilah yang biasa digunakan, sebagai studi yang mempelajari bentuk dan
perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia).
4. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi
padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah
hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari
Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan
Timor.
☺TAHUKAH ANDA ?
Istilah Hutan Hujan Tropis pertama kali diperkenalkan oleh A. F. W. Schimper pada tahun 1898
di dalam bukunya Plant Geography, dan istilah ini terus dipergunakan sampai sekarang.
(T.C. Whitmore, 1975)
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali
dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti
menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.
Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk
(Coverage).
- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun
komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
Kanopi : 25 – 45 m
Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m
Daun penumpu : Sering dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar
Kauliflori : Sering dijumpai
Liana berkayu : Sering dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai
Kanopi : 15 – 33 m
Kanopi : 2 - 18 m
Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis,
hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan
tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan Papua
sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan
Maluku bagian Selatan.
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat
tumbuh yang miskin hara.
1. Hutan Mangrove
pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-
lain.
RANGKUMAN
1. Tipe hutan berdasarkan faktor iklim umumnya diklasifikasikan berdasarkan curah hujan, suhu
udara dan ketinggian tempat. Berdasarkan curah hujan dan suhu udara maka tipe hutan tropis
terdiri dari hutan tropis basah, hutan muson basah, hutan muson kering dan hutan savanna.
Berdasarkan ketinggian tempat hutan tropis terdiri atas hutan tropis dataran endah, hutan tropis
dataran tinggi dan hutan tropis pegunungan tinggi.
2. Tipe hutan berdasarkan physiognomi didasarkan pada ciri luar vegetasi yang mudah dikenali
seperti tinggi vegetasi, struktur dan life-form. Tipe hutan ini yaitu hutan hujan tropis dan hutan
musim (muson).
3. Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi didasarkan pada famili atau jenis yang dominant
penyusun hutan tersebut. Tipe hutan ini antara lain Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara
dan Hutan Eboni di Sulawesi.
LATIHAN
Soal-soal ini dikerjakan secara individual dan diselesaikan sebagai tugas di rumah dan anda
harus memasukkannya pada awal pertemuan berikutnya Soal :
2. Sebutkan tipe hutan tropis menurut curah hujan dan suhu udara yang terdapat di daerah
Maluku !
4. Menurut anda tipe hutan tropis yang ada di Maluku termasuk kedalam tipe hutan apa menurut
ciri physiognomy ?
6. Apakah terdapat tipe hutan yang didominasi oleh jenis atau famili tertentu di daerah Maluku ?
Jika ada sebutkan lokasi dan jenis atau famili yang mendominasi hutan tersebut !
7. Di daerah Maluku terdapat tipe-tipe Hutan Azonal. Sebutkan tipe hutan Azonal di daerah
Maluku yang saudara ketahui !
Ekotipe merupakan unit populasi suatu spesies yang memiliki nike (habitat) sendiri. Satu spesies
dapat dibina atas beberapa ekotipe. Adapun jenis ekotipe terbagi atas tiga, diantaranya ekotipe
Typha latifolia yang membahas tentang tumbuhan Red Bluff dan tumbuhan Point Reyes. Ekotipe
Sintanion hystrix yang membahas tentang populasi rumput Sintation hystrix dari elevasi yang
berbeda. Ekotipe Salidago vigaurea yang membahas tentang ekotipe matahari dan ekotipe
naungan.
Kata “Ekotipe” pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekolog bangsa Swedia bersama
Turesson (1922). Beliau mengadakan percobaan terhadap beberapa spesies tanaman yang
ditanam pada berbagai keadaan lingkungan yang berbeda. Ternyata masing-masing spesies yang
sama akan memperlihatkan sifat-sifat morfologis yang berbeda sehubungan dengan adanya
perbedaan lingkungan (Wilsie, 1962). Ekotipe adalah bagian dari populasi suatu jenis yang
menunjukan cirri-ciri morfologi kimia, atau fisiologi yang mantap dan agaknya diatur oleh faktor-
faktor genetika yang berkorelasi dengan keadaan ekologi tertentu. Ekotipe merupakan bentuk
genetic dari suatu jenis dalam suatu populasi sebagai hasil adaptasinya terhadap lingkungan
peralihan antara 2 atau lebih komunitas yang berbeda. Komunitas disini biasanya lebih
beranekaragam dibanding dengan komunitas yang mengapitnya. Hal ini yang disebut dengan
edge eSabana murni: sabana yang pepohonan penyusunnya hanya terdiri dari satu jenis
tumbuhan aja.
Sabana campuran: sabana yang pepohonan penyusunnya terdiri dari berbagai jenis
tumbuhan
Sabana termasuk bioma terbesar di bumi yang wilayahnya meliputi Benua Afrika, Amerika
Selatan, dan Australia. Suhu di sabana tetap hangat sepanjang tahun.
Dua musim yang sangat berpengaruh di sabana adalah musim kering dan musim panas.
Pada musim kering, hanya ada kira-kira empat inci curah hujan. Di antara bulan Desember dan
Februari bahkan tidak ada hujan sama sekali.
Pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada
bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25 inci sepanjang waktu.
Cuaca menjadi panas dan lembap selama musim hujan berlangsung. Setiap hari, udara yang
panas dan lembap menguap dan beradu dengan udara dingin sehingga berubah menjadi hujan.
Wilayah sabana di Amerika Selatan, atau lebih tepatnya Brazil, kolombia dan Venezuela luasnya
mencapai 2,5 juta kilometer persegi. Beberapa jenis tanaman bisa beradaptasi tumbuh di
genangan air, dan hewan capybara serta rusa rawa pun menyesuaikan diri untuk hidup di
lingkungan semi-akuatik.ffect.
Ciri-ciri tumbuhan gurun biasanya mempunyai akar panjang yang turun ke bawah tanah. Hal ini
berfungsi untuk menyerap air tanah di kedalaman. Selain itu, tumbuhan gurun juga berdaun kecil
untuk mengurangi penguapan.
Pohon kurma.
Kurma jika ditanam di tanah berpasir akan menghasilkan buah yang manis dan hasilnya
melimpah.
Thyme
Tumbuhan ini mengeluarkan bau harum dari seluruh tubuhnya. Jika dikeringkan bau harumnya
justru bertambah kuat. Walau dipanaskan pun, harumnya tidak akan hilang.
Mugwort
Tumbuhan ini mengandung bahan yang dapat meredakan rasa sakit. Sangat baik untuk obat
datang bulan wanita.
Akasia padang gurun
Akasia ini ternyata mempunyai akar yang mampu menembus hingga 50 meter ke dalam tanah
untuk menyerap air. Akar ini dipenuhi duri, sehingga bisa digunakan sebagai perangkap hewan
buruan.
Kaktus
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae. Kaktus
dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang
kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk
mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan
dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri
sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada
waktu yang lama tanpa air.
Semak Creosote
Semak creosote dinamai demikian karena aromanya. Tumbuhan ini tumbuh ketika mendapat
area yang lapang di sekitarnya. Akarnya menyebar dan menyerap air yang dikumpulkan
beberapa sentimeter di bawah permukaan tanah. Tumbuhan ini sangat efektif mengumpulakn air
sehingga tidak ada tumbuhan lain yang dapat hidup di dekatnya. Lapisan lilin pada daunnya
membantu mengurangi penguapan air.
Tag Search :
Binturung
Koala
Musang
Orang utanKetika proses suksesi dimulai dengan permukaan batu yang gundul atau badan air
yang tidak memiliki tanah atau vegetasi, hal itu disebut suksesi primer. Jadi, komunitas secara
bertahap tumbuh dalam jangka panjang. Suksesi primer jarang terjadi, karena peluang yang
langka. Suksesi primer terjadi bila tanah atau danau terbentuk selama gletser atau muncul pulau
baru oleh letusan gunung berapi.
Permukaan batu yang gundul memberikan lingkungan yang lebih bersahabat bagi sebagian besar
organisme. Jadi, sebagai penjajah utama, seperti lumut ganggang dan ganggang hijau biru, yang
disebut autotrof dapat mentolerir lingkungan keras ini. Mereka mengeluarkan bahan kimia, yang
akan memecahkan permukaan batu dan menyerap bahan anorganik, yang mereka butuhkan untuk
pertumbuhan mereka. Setelah kematian penjajah primer, pembusukan bahan organik akan
menjadi sumber yang baik untuk pengurai. Ini adalah tahap awal untuk pembentukan tanah, dan
penuh nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Maka akan dijajah dengan tanaman yang toleran
dengan mekanisme penyebaran benih yang baik (Taylor et al, 1998).
Ketika komunitas mengalami gangguan besar seperti kebakaran, hembusan angin kencang atau
penebangan disebut suksesi sekunder. Jenis proses suksesi lebih umum daripada suksesi primer.
Dalam suksesi sekunder, proses suksesi alami telah terganggu oleh aktivitas manusia atau proses
alam. Penjajah tanah sudah hadir dan tidak perlu untuk tahap awal. Jadi, tahap awal
pembentukan tanah tidak terjadi. Beberapa bagian vegetatif, yang membantu dalam menjajah
ceruk, akan tetap, dan mereka menumbuhkan tanaman baru. Tanah yang ada terstruktur dengan
baik dan dimodifikasi oleh vegetasi sebelumnya. Generasi baru perlahan-lahan akan muncul.
Suksesi sekunder dimulai oleh beberapa mekanisme seperti fasilitasi dan inhibisi serta interaksi
trofik.
1. Ketika proses suksesi dimulai dengan permukaan batu yang gundul atau badan air yang tidak
memiliki tanah atau vegetasi, hal itu disebut suksesi primer, sedangkan komunitas yang
dibentuk setelah gangguan besar seperti kebakaran, tiupan angin kencang atau penebangan
disebut suksesi sekunder.
2. Suksesi primer adalah lebih jarang daripada suksesi sekunder.
3. Penjajah utama akan terlibat dalam suksesi primer, sedangkan tidak ada kebutuhan penjajah
utama dalam suksesi sekunder.
4. Tanah sudah ada dalam suksesi sekunder, tetapi dalam suksesi primer, penjajah utama terlibat
dalam menciptakan tanah.
5. Tanah yang ada terstruktur dengan baik dan dimodifikasi oleh tanaman sebelumnya, sedangkan
tanah yang baru terbentuk selama proses suksesi.
6. Beberapa bagian vegetatif, yang membantu dalam menjajah ceruk, akan tetap, dan mereka
meregenerasi dalam suksesi sekunder, tetapi dalam suksesi primer setelah pembentukan tanah
itu akan dijajah dengan tanaman dengan mekanisme penyebaran yang baik, yang menjamin
kedatangan tanaman ke lokasi.
7.
C. Jenis-jenis ekosistem
1. Berdasarkan Proses terjadinya
Dibedakan menjadi 2 :
a. ekosistem alamiah, terjadi karena pengaruh alam di sekitarnya. Misal ekosistem hutan, rawa,
sungai, padang pasir, padang rumput dan laut.
b. ekosistem buatan, terjadi sengaja di buat manusia. Misal sawah, kolam, akuarium, kebun dan
waduk.
2. Berdasarkan tempat terjadinya
a. ekosistem darat, ekosistem yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaan tanah,
iklim, kelembaban udara, cahaya matahari dan tingkat curah hujan. Misal ; hutan, pantai, gurun,
padang rumput dan kebun
b. ekosistem air, misal laut, kolam, waduk, air payau dan sungai
Formasi Barringtonia
Di sebelah belakang formasi Pes-caprae biasa ditemukan formasi semak belukar dan pepohonan
yang dinamai formasi Barringtonia. Formasi ini mendapatkan namanya dari pohon butun
(Barringtonia asiatica) yang khas, meski terkadang tidak dijumpai, di tipe vegetasi ini. Pohon ini
biasa membentuk asosiasi yang tipikal bersama nyamplung (Calophyllum inophyllum), ketapang
(Terminalia catappa), kampis cina (Hernandia peltata), waru (Hibiscus tiliaceus), waru laut
(Thespesia populnea), kepuh (Sterculia foetida), dungun (Heritiera littoralis), malapari
(Pongamia pinnata) dan lain-lain.[2][3] Di bagian yang lebih terbuka didapati semak-semak
bakung laut (Crinum asiaticum), gagabusan (Scaevola taccada), lempeni (Ardisia elliptica),
pandan duri (Pandanus tectorius), kanyere laut (Desmodium umbellatum), tarum laut (Sophora
tomentosa), jati pasir (Guettarda speciosa), dan sejenisnya[1][3][6].
Komposisi floristik formasi ini cenderung seragam di seluruh Malesia; beberapa jenisnya bahkan
didapati menyebar luas dari pantai Afrika, melalui kawasan Malesia, hingga ke pulau-pulau di
Pasifik[3]. Banyak jenisnya yang tidak dijumpai di luar formasi ini, dan beberapa yang lain
mencirikan vegetasi pantai berpasir di seluruh daerah tropika[5]. Liana dan parasit jarang
terdapat, sementara jenis-jenis pakis, bambu, dan palma --kecuali kelapa-- pada dasarnya tidak
ada[6]; keberadaan epifit seperti sarang semut Myrmecodia sering menunjukkan kurangnya unsur
hara tertentu[5]. Pelapisan tajuk (layering) kurang terlihat, dengan tinggi tajuk antara 5-25 m[6].
Sedangkan lebar formasi hutan ini ke arah daratan jarang melebihi 25-50 m; pada lahan yang
berbatu-batu atau berkarang bahkan umumnya sangat sempit[3], kadang-kadang dengan pohon-
pohon yang mengerdil[6].
Pada pantai-pantai yang tererosi oleh abrasi, formasi Barringtonia sering berhadapan langsung
dengan garis pasang. Dalam keadaan demikian, pada baris terluar acap didapati pohon-pohon
yang miring atau yang dahan-dahannya menjuntai di atas laut, dengan dahan terbawah rusak oleh
gempuran ombak. Di sisi belakang, formasi ini umumnya menyatu, dan sukar dibedakan dari
hutan dataran rendah, atau perlahan-lahan beralih menjadi hutan payau atau hutan bakau tanpa
garis demarkasi yang jelas.[3]
Gumuk pasir atau bukit pasir (sand dunes) terbentuk dari tumpukan pasir-pasir yang tertiup
angin. Formasi ini agak serupa dengan formasi pes-caprae, dengan kondisi yang lebih kering dan
tutupan vegetasi yang terpencar-pencar. Rumput lari-lari Spinifex khas sebagai penciri wilayah
ini, kadang-kadang pula dengan cemara laut Casuarina yang cenderung kerdil[2]. Formasi ini
contohnya berada di pantai utara Madura, sekitar Pantai Parangtritis di Yogyakarta, dan di pantai
selatan Jawa dekat Lumajang dan Puger.
Vegetasi Pantai
Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang menempati daerah intertidal mulai dari
daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam pulau atau daratan dimana masih terdapat
pengaruh laut. Secara umum kelompok tumbuhan darat yang tumbuh di daerah intertidal atau
daerah dekat laut yang memiliki salinitas cukup tinggi, dapat dibagi menjadi 3 (Noor et al, 1999)
:
Di daerah pasang surut, vegetasi didominasi oleh tumbuhan perintis yang menjalar atau rumput-
rumputan tertentu dan dikenal sebagai “Formasi Pes-Caprae”. Dinamakan demikian karena
mengacu pada tumbuhan menjalar tapak kambing (Ipomoea pes-caprae) yang sangat dominan di
daerah tersebut. Kelompok tumbuhan ini diikuti oleh kelompok tumbuhan semak dan perdu
yang berukuran lebih besar dan berada di belakang vegetasi perintis (ke arah darat). Kelompok
tumbuhan ini disebut “formasi Barringtonia” yang penamaannya juga mengacu pada salah satu
jenis tumbuhan yang umum ditemukan di di daerah ini, yaitu : Barringtonia asiatica.
Tenggara Timur. Istilah mamar yang berarti kunyah sirih sangat populer di kalangan petani Nusa
Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor. Istilah ini diberikan karena jenis tanaman yang
dominan dalam ekosistem mamar adalah pinang dan sirih yang merupakan bahan dasar tradisi
kunyah sirih (Jawa: nginang). Istilah mamar, oleh petani-petani di Timor Tengah Selatan selalu
dikaitkan dengan adanya air yang mengairi tanaman pinang, kelapa, dan sirih sebagai tanaman
utama yang menjadi spesifikasi ekosistem mamar.
Ekosistem mamar merupakan suatu bentuk wanatani tradisional yang umumnya ditemui di
sekitar sumber-sumber air dan sepanjang aliran sungai yang selalu berair sepanjang tahun, serta
relatif dekat dengan pemukiman petani. Wanatani ini dilakukan dengan menanam campuran
tanaman tahunan dan tanaman pangan, tanaman pakan dan tanaman hutan. Selain itu, ada usaha
tani tambahan berupa pemeliharaan ternak ataupun ikan pada lahan yang sama. Di Pulau Timor
ekosistem mamar dimiliki secara komunal maupun individu, dicirikan oleh adanya sumber air,
dan memiliki kondisi ekologi yang spesifik. Dalam pengelolaan ekosistem tersebut diterapkan
konsep banu.
Proses pembentukan ekosistem mamar berlangsung dalam waktu yang cukup lama melalui
beberapa tahapan suksesi vegetasi. Proses pembentukannya diawali dengan berkebun di lahan
bukaan hutan atau semak belukar yang biasanya berada di sekitar susmber-sumber air.
Agar sumberdaya alam mamar mampu memberikan manfaat cukup besar dan berkelanjutan bagi
kehidupan masyarakat adat di sekitarnya, perlu dikelola secara bijaksana berdasarkan asas
manfaat dan lestari. Sampai kini hambatan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya
ekosistem mamar, antara lain belum tersedianya data ekologi, potensi, dan sosial. Berkenaan
dengan itu, penelitian menyangkut aspek ekologi, potensi, dan sosial ekosistem mamar di
Kabupaten Timor Tengah Selatan sangatlah urgen untuk dilaksanakan.
Dalam penelitian ini dikaji beberapa masalah, antara lain: kondisi ekologi, potensi, dan konsep
pengelolaan ekosistem mamar. Menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, penelitian ini
bertujuan: mengetahui kondisi ekologi, menggali potensi ekonomi, serta mengetahui upaya,
peran, dan perilaku masyarakat adat dalam mengelola ekosistem mamar. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah bagi penelitian-penelitian lanjutan yang terkait, bahan
pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan tata guna lahan dan upaya
pengelolaan secara berkelanjutan sumberdaya alam lokal yang potensial.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dari bulan Agustus 2004 sampai
dengan Oktober 2004. Bahan yang digunakan adalah Ekosistem Mamar Lalip di Desa Benlutu,
Kecamatan Batu Putih. Adapun alat yang dipakai: kompas, peta wilayah, roll meter, altimeter,
teropong, abney level, soil tester, dan counter. Data primer berupa informasi-informasi aspek
sosial, ekologi, dan produksi ekosistem mamar, sedangkan data sekundernya berupa informasi
tambahan yang relevan dengan pengelolaan ekosistem tersebut. Pengambilan data dilakukan di
area sampel yang sengaja dipilih. Selanjutnya, data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
Lahan Ekosistem Mamar Lalip dibedakan atas 3 zona, yaitu zona inti, penyangga, dan
pemanfaatan. Tanahnya terdiri atas 2 jenis, yaitu kambisol dan renzina.
Vegetasi zona inti didominasi oleh pinang, disusul pulai, dan jambu air dengan selang nilai
35,4904–57,3618%, sedangkan zona penyangga didominasi oleh pinang, kelapa, dan jambu air
dengan selang nilai 30,7555–37,9683%. Tingkat kestabilan komunitas di zona inti tergolong
tinggi, dengan indeks dominansi 0,2066 dan indeks keragaman 2,1683, demikian juga di zona
penyangga dengan indeks dominansi 0,1265 dan indeks keragaman 2,3284. Vegetasi gulma
kebun jagung didominasi oleh jenis Emilia sonchifolia selang nilai 25,93–30,39%, petak sawah I
didominasi jenis Cyperus difformis, E. sonchifolia, dan Enhydra fluctuans dengan selang nilai
21,20–25,26%, sedangkan petak sawah II didominasi oleh jenis Lindernia ciliata dengan selang
nilai 25,93–30,39%.
Keragaman jenis makrovertebrata dalam Ekosistem Mamar Lalip adalah 23 jenis yang termasuk
dalam klas Mammalia (3 jenis), Aves (13 jenis), Reptilia (3 jenis), Amphibia (1 jenis), dan
Pisces (3 jenis). Sebagian besar dari kelompok fauna tersebut merupakan jenis liar, kecuali sapi
bali dan 4 jenis ikan air tawar.
Ketiga zona dalam Ekosistem Mamar Lalip memiliki tingkat produksi yang berbeda-beda. Ini
disebabkan oleh perbedaan jumlah, skala usaha, dan jenis tanaman bernilai ekonomi serta usaha
perikanan di masing-masing zona. Kontribusi kalori dari ekosistem tersebut bagi pemenuhan
kebutuhan ekonomi masyarakat berturut-turut dari yang terbesar berasal dari zona penyangga
(24.169.078,90 kkal/ha/th), zona pemanfaatan (16.232.123,15 kkal/ha/th), dan zona inti
(13.984.035,00 kkal/ha/th). Kontribusi kalori terbesar di zona inti berasal dari sirih buah dan
pinang, di zona penyangga dari usaha perikanan dan sirih buah, sedangkan di zona pemanfaatan
disumbang oleh padi.
Rata-rata rasio antara produksi Ekosistem Mamar Lalip dengan standar kebutuhan kalori per
orang per tahun adalah 4,58. Ini mengindikasikan bahwa untuk setiap orang standar kalorinya
dapat tercukupi dengan tersedianya lahan dari ekosistem mamar seluas 0,22 ha yang mampu
memproduksi kalori setara dengan 2.200 kkal/hari atau 803.000 kkal/th.
Kearifan masyarakat adat dalam mengelola ekosistem mamar sebenarnya terbangun dari mitos
dan kekuatan aturan adat yang diwariskan generasi terdahulu. Peran masyarakat adat dalam
melestarikan ekosistem tersebut diwujudkan melalui komitmen untuk meregenerasi jenis
vegetasi yang menjadi spesifikasi ekosistem mamar. Budaya konservasi flora dan fauna ternyata
sudah mendarah daging dengan kehidupan masyarakat adat di sekitar ekosistem tersebut.
Berpijak dari hasil penelitian ini, dirumuskan beberapa implikasi logis sebagai berikut. Pertama,
dalam pengelolaan ekosistem mamar sebagai situs untuk melestarikan nilai-nilai ekologi, religi,
sosial, budaya, dan ekonomi perlu dipertimbangkan potensi dan daya dukungnya. Kedua,
vegetasi di zona inti dan zona penyangga, perlu diregenerasi secara artifisial dengan
mengintroduksikan jenis unggul lokal. Ketiga, produksi ekosistem mamar dapat ditingkatkan
dengan: mengintroduksikan jenis unggul lokal untuk tanaman sirih dan pinang di zona inti,
jagung, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan padi di zona pemanfaatan; dan mengintensifkan
usaha perikanan. Keempat, kondisi lingkungan ekosistem mamar perlu diintroduksikan pada
sumber air yang kecil dan lingkungan yang gersang. Kelima, budaya konservasi flora dan fauna
dalam ekosistem mamar perlu dipertahankan. Keenam, banyak aspek yang perlu digali seperti,
dekomposisi seresah, populasi dan kepadatan mikrofauna, dan suksesi vegetasi, sehingga aspek-
aspek ekologi dari ekosistem tersebut menjadi lebih lengkap.
Add Comment
biologi
Monday, March 9, 2015
tulisan kali ini saya akan membuat beberapa pengertian mengenai kata asosiasi dalam
ilmu biologi, asosiasi sendiri dalama arti kata secara umum dapat diartikan sebagai
hubungan, namun disini akan kami jelaskan dengan batasan dalam ilmu biologi istilah
yang mempunyai pasangan kata asosiasi:
permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, dan mengapa bioma ini hanya disebutkan berada di
belahan bumi utara , ini yang harus kita tahu , karena belahan utaralah yang bisa kita dapatkan daratan
dari tropis hingga kutub, untuk bumi selatan hanya berujung Australia yang belum berada pada zona
kutub 'sisanya ada;ah aquatika.
Tundra
Taiga
Gurun (padang pasir)
Padang rumput savana
Padang Rumput stepa
Hutan hujan tropis
Hutan deciduous (hutan gugur)
Marilah kita pelajari bagaimana ciri atau karakteristik dari tiap-tiap jenis bioma tersebut.
1.Tundra
Bioma tundra merupakan bioma yang terdapat di daerah lingkar kutub utara dan sebagian kecil di selatan
. Pada bioma ini tidak terdapat pepohonan yang dapat tumbuh, yang ada hanya tumbuhan kecil sejenis
rumput dan lumut.
Bioma ini terdapat di sekitar lingkar Artik , Greenland di wilayah kutub utara.
Di wilayah kutub selatan terdapat di Antartikaa dan pulau-pulau kecil disekitar Antartika.
Bioma tundra berdasarkan pembagian iklim terdapat di daerah beriklim es abadi ( ET) dan iklim Tundra
(ET).
NOTE
Secara altituda bentang alam vertikal (berdasarkan ketinggian-altimeter) sebenarnya Negara kita
Indonesia bisa juga didapatkan Bioma Tundra meskipun di daerah tropis , caranya mudah kita cari
tempat / pegunungan yang sangat tinggi pada semua garis lintang.
Pada area ini, mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut kerak , bryophuta (lumut)
rerumputan, dan pohon dari bangsa conifer, kemudian diakhiri dengan hamparan lichenes yang tertutup
padang , yang disebut Bioma Tundra ( datanglah ke Pegunungan Jaya Wijaya Irian Jaya Indonesia )
Jenis-jenis vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya lumut kerak, lumut Sphagnum, rumput
dan tumbuhan pendek lainnya yang biasanya hanya berumur 4 bulan, mengingat interval matahari
muncul hanya 4 bulan selebihnya 8 bulan dingin
FAUNA TUNDRA
Karena memiliki iklim es abadi dan iklim tundra, maka wilayah bioma tundra selalu bersuhu dingin
sehingga fauna yang terdapat di wilayah ini memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal untuk tetap
membuat tubuhnya hangat. Contoh fauna di bioma tundra misalnya rus, rubah, kelinci salju, hewan-
hewan pengerat, hantu elang, dan beruang kutub.
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang
curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan.
Bioma Stepa : Padang rumput tanpa diselingi kumpulan pepohona
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika,
Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka jenis
tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
Hutan Basah
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
1. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
2. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
3. Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
4. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus
dasar hutan.
5. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada
pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
Jenis tumbuhan yang hidup di daeran hutan basah antara lain :
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering
tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan
pemanjat sejenis primata, seperti :
Terdapat di daerah yang memilki 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin).
Pohon-pohon gugur yang padat dan tegak berdiri merupakan cirri khas hutan gugur, seperti hutan di
Great Smoky Mountains National Park di North Carolina.
Hutan gugur ditemukan di seluruh garis lintang pertengahan di mana terdapat cukup air untuk
menyokong pertumbuhan pohon-pohon besar.
Hutan gugur lebih terbuka dibandingkan hutan hujan.
Hutan gugur memiliki lapisan vertical yang jelas, yang meliputi satu atau dua strata pohon, di bawahnya
terdapat semak, dan di bagian dasar terdapat tumbuhan herba.
Pohon-pohon hutan gugur menggugurkan daunnya sebelum musim dingin, ketika suhu yang ada terlalu
rendah untuk terjadi fotosintesis yang efektif dan kehilangan air melalui transpirasi tidak dengan mudah
digantikan dari tanah yang beku.
Banyak hewan mamalia hutan gugur juga memasuki keadaan dorman musim dingin yang disebut
hibernasi, dan beberapa spesies burung melakukan migrasi ke wilayah dengan iklim yang lebih hangat.
Hampir semua hutan gugur asli di Amerika Utara dirusak oleh penebangan hutan untuk mendapatkan
kayu dan penebangan untuk lahan pertanian serta pembangunan kota.
Berlawanan dengan bioma yang lebih kering, hutan-hutan ini cenderung pulih setelah gangguan, dan
saat ini kita melihat pohon-pohon gugur mendominasi daerah yang kurang dikembangkan jauh di atas
kisaran sebelumnya.
Tumbuhan yang dominan adalah tumbuhan berdaun lebar, seperti pohon oak, elm, maple dan beech.
Pohon-pohon di hutan ini menghijau pada musim panas, dan menggugurkan daunnya pada musim
gugur, dan pada musim dingin daunnya ‘habis’.
Memasuki musim semi pohon-pohon tersebut mulai menumbuhkan daunnya.
Note
EKOSISTEM AQUATIKA
Estuaria
Hewan
Spesies endemik (seluruh hidupnya tinggal di estuaria) seperti berbagai macam kerang dan kepiting
serta berbagai macam ikan.
Spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva, beberapa spesies udang dan ikan yang
setelah dewasa berimigrasi ke laut.
Spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya
seperti sidat dan ikan salmon.
Tumbuhan
Terumbu karang
Pada dasarnya terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang
dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, ordo
Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur
serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu karang yang disebut
polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit.
Tiap mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang tumbuh keluar
dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar penentuan spesies karang.
Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit luar yang dinamakan epidermis dipisahkan oleh
lapisan jaringan mati (mesoglea) dari kulit dalamnya yang disebut gastrodermis