Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Akuntansi telah
meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu
kondisi nasional ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan
timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktek di
seluruh dunia.
Pada tingkatan yang agak kurang, faktor yang sama juga dapat dilihat
secara langsung di Negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Philipina,
Swedia dan Taiwan. Berkebalikan dengan sifat warisan akuntansi yang
internasional tersebut adalah bahwa di banyak Negara, akuntansi tetap merupakan
masalah nasional, dengan standar dan praktik nasional yang melekat sangat erat
dengan hukum nasional dan aturan profesional. Hanya terdapat sedikit
pemahaman atas ketentuan yang sejenis dengan Negara lain. Namun demikian,
akuntansi melayani manusia dan organisasi yang lingkup keputusannya semakin
internasional. Mengatasi paradoks sejarah akuntansi ini telah lama menjadi
perhatian baik bagi para pengguna maupun penyusun informasi akuntansi. Dalam
tahun-tahun terakhir, usaha-usaha institusi untuk mempersempit perbedaan dalam
pengukuran, pengungkapan dan proses auditing di seluruh dunia semakin intensif
dilakukan. Apabila usaha-usaha mengurangi perbedaan akuntansi internasional
merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini terdapat sejumlah faktor
1
tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional.
Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang signifikan dan terus-menerus
hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi
bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi. Pengendalian nasional
terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait
telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga
mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional. Kemajuan dalam
teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi
produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara vertical tidak lagi
menjadi bukti model operasi yang efisien. Hubungan informasi, secara global dan
seketika memberi makna bahwa produksi semakin dialihkontrakkan kepada siapa
saja dengan ukuran apa pun dimana saja di dunia yang memiliki kemampuan
terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan
tersebut. Hubungan wajar timbale-balik yang menjadi karakter hubunngan
perusahaan dengan pemasok, perantara dengan pelanggan mereka digantikan
dengan hubungan kerja sama global dengan pemasok, pemasok dari pemasok,
perantara, pelanggan, dan pelanggan dari pelanggan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Sistem pendanaan
b. Sistem hukum
4
adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan
akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi
hukum (kode hukum) cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya.
c. Perpajakan
5
e. Inflasi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya,
jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh,
kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset
merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal
yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah
menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan
pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi
semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti
penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya manusia semakin berkembang.
g. Tingkat pendidikan
6
salah satu contoh Negara di mana permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi.
Pada situasi lainnya, sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau
mengirim warganya ke Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal
terakhir inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina. kebanyakan negara-
negara Eropa Kontinental dan Jepang memiliki sistem kodifikasi hukum dan
bergantung pada perbankan atau pemerintah untuk memperoleh kebanyakan
pendanaan. Aturan akuntansi di sana pada umumnya sesuai dengan hukum pajak.
Sangatlah sulit untuk menentukan mana yang penyebab dan mana yang akibat.
Jenis sistem hukum mungkin terlebih dahulu mempengaruhi sistem keuangan di
suatu Negara. Sistem hukum umum menekankan hak pemegang saham dan
menawarkan perlindungan investor yang lebih baik dibandingkan kodifikasi
hukum. Hasilnya adalah pasar ekuitas yang kuat berkembang di Negara-negara
hukum dan pasar ekuitas yang lemah berkembang di Negara-negara yang
menganut kodifikasi hukum. Perpajakan merupakan fungsi akuntansi yang
penting di setiap Negara yang mengenakan pajak penghasilan perusahaan. Apakah
pajak mendominasi orientasi akuntansi bergantung pada apakah akuntansi
memiliki tujuan kompetisi, yaitu memberikan informasi kepada pemegang saham
luar. (Akuntansi Pajak tidak cocok untuk tujuan ini). dengan demikian, jika
hukum umum menghasilkan pasar ekuitas yang kuat, perpajakan tidak akan
mendominasi.
h. Budaya
Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara
(seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai
social): (1) individualise, (2) jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian,
dan (4) maskulinitas
7
2. Klasifikasi akuntansi internasional
a. Pendekatan Deduktif
8
bisnis dan pemakai, termasuk manager, pemerintah dan otoritas
perpajakan.
b. Pendekatan Induktif
Sementara Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980)
membagi Negara-negara ke dalam 5 Group besar yaitu (1) model persemakmuran
Inggris, (2) model Amerika Latin / Eropa Selatan, (3) model Eropa Utara dan
Tengah, (4) model Amerika Serikat dan (5) Chili berdasarkan perbedaan dalam
praktek pengungkapan dan penyajian. Nair dan Frank juga menilai tingkat
hubungan pengelompokkan Negara-negara tersebut dengan sejumlah variable
seperti bahasa, struktur ekonomi dan perdagangan. Ternyata terdapat perbedaan
antara pengungkapan dan pengukuran di masing-masing kelompok Negara
tersebut. Sementara Nobes dalam Journal of Business Finance and
Accounting(Spring 1983) mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan
sistem akuntansi yaitu: 1) Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan, 2)
Tingkat kepastian hokum, 3) Peraturan pajak dalam pengukuran, 4) Tingkat
konservatisme, 5) Tingkat keketatan penerapan dalam historical cost, 6)
Penyesuaian replacement cost, 7) Praktek konsolidasi, 8) Kemampuan untuk
memperoleh provisi, dan 9) Keseragaman antar perusahaan dalam menerapkan
peraturan.
9
3. Tujuan dibentuknya akuntansi internasional
10
1. Dikebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan
akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2. Perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang
diharuskan secara suka rela.
3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar
akuntansi jika dengan melakukanya operasi dan posisi keuangan
perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasil.
11
1. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mmengandung
infomasi berkualitas tinggi
2. Tranparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang
periode yang disajikan
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna
4. Meningkatkan investasi
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh
dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas
tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan
memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
mengenai merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat
disebarkan dalam mengembangkan standard global yang berkualitas
tertinggi.
1. Negara Cina
12
mencerminkan prinsip – prinsip Marxisme dan pola – pola yang dianut Uni
Soviet.
Pelaporan Keuangan
a) Neraca
b) Laporan laba Rugi
c) Laporan Arus kas
d) Catatan atas laporan keuangan
e) Penjelasan kondisi keuangan
Pengukuran Akuntansi
13
c) Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan.
d) Akun – akun anak perusahaan dikonsolidasikan apabila kepemilikan
melebihi 50% dan atau terdapat kekuatan untuk mengendalikan.
e) Biaya historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud, revaluasi
aktiva tidak diperkenankan.
f) Aktiva berwujud didepresiasikan selama perkiraan masa manfaat,
umumnya dengan metode garis lurus.
g) Metode depresiasi dipercepat dan unit produksi juga diperbolehkan.
h) Persediaan dinilai sebesar yang lebih rendah anatara biaya perolehan atau
nilai pasar dan metode FIFO, LIFO dan rata – rata tertimbang merupakan
yang diperbolehkan.
i) Aktiva tidak berwujud yang dibeli juga dicatat berdasarkan harga
perolehannya dan diamortisasi selama masa manfaat.
j) Aktiva tidak berwujud juga dicatat berdasarkan biaya dan diamortisasi
selama tidak lebih dari 10 tahun.
k) Perusahaan yang memperoleh hak untuk menggunakan tanah dan hak
property industrial menyajikannya sebagai aktiva tidak berwujud.
l) Penelitian dan pengembangan boleh dikapitalisasikan jika terkait dengan
proyek – proyek yang telah berhasil diselesaikan dan mampu
menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.
2. Negara Taiwan
14
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pelaporan Keuangan
a) Neraca
b) Laporan Laba Rugi
c) Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik
d) Laporan Arus Kas
e) Catatan
15
d) Komitmen dan kewajiban kontijensi yang berjumlah material.
e) Pembatasan dan pembagian laba.
f) Peristiwa penting yang berkaitan dengan ekuitas pemilik.
g) Peristiwa setelah tanggal neraca yang penting.
h) Pos – pos lain yang memerlukan penjelasan untuk menghindari kesan
kesalahpahaman atau yang memerlukan klarifikasi untuk membantu dalam
menyajikan laporan keuangan secara wajar.
Selain hal diatas laporan keuangan harus komparatif dan periode fiscal
haruslah tahun kalender. Laporan keuangan yang diaudit oleh CPA diwajibkan
untuk perusahaan milik publik / bukan public yang lebih besar. Perusahaan yang
dijalankan oleh pemerintah diaudit oleh pemerintah dan perusahaan yang
sahamnya tercatat pada bursa efek harus memberikan laporan keuangan tengah
tahun, laporan keuangan kuartalan yang direview oleh CPA dan laporan penjualan
tahunan.
Pengukuran Akuntansi
16
8) Neraca perusahaan asing yang independen dari induk perusahaannya
ditranslasikan berdasarkan kurs akhir tahun dan laporan laba rugi
ditranslasikan berdasarkan kurs rata – rata.
9) Aktiva tetap termasuk tanah dan SDA dan aktiva tidak berwujud dapat
direvaluasi.
10) Persediaan dinilai sebesar yang lebih rendah anatara biaya perolehan atau
nilai pasar dan metode FIFO, LIFO dan rata – rata tertimbang merupakan
asumsi arus biaya yang diperbolehkan.
3. Negara Indonesia
17
Pelaporan Keuangan
1) Neraca
2) Laporan laba rugi komprehensif
3) Laporan perubahan ekuitas
4) Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan
arus kas atau laporan arus dana
5) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan
4. Negara India
Laporan Keuangan
Neraca dua tahun, laporan laba rugi, laporan arus kas dan kebijakan
akuntansi serta catatan. Perusahaan tidak terdaftar hanya perlu menyiapkan
laporan inti saja. Perusahaan terdaftar harus menyiapkan laporan gabungan dan
laporan inti, laporan keuangan triwulan dan menyediakan diskusi dan analisis
manajemen yang menyangkut semua topik seperti halnya struktur industri dan
pengembangannya, kesempatan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan,
kendali internal dan risiko yang mempengaruhi performa bisnis atau produk.
18
peraturan baru, yaitu IFRS, dan institusi akuntansi menanggapi kemungkinan
tersebut dengan mempelajari penerapan IFRS secara utuh di India.
Regulasi :
5. Negara Meksiko
19
Komisi Prosedur dan Standar Auditing
Pelaporan Keuangan
Pengukuran Akuntansi
20
e) Perusahaan afiliasi yang dimiliki sebesar 20 sampai 50 persen dihitung
menggunakan metode ekuitas
f) Penilaian aktiva berdasarkan daya beli konstan
g) Depresiasi dihitung berdasarkan ekonomi
h) Penilaian persediaan dengan menggunakan metode LIFO dapat diterima
i) Sewa guna usaha pembiayaan dikapitalisasi
j) Pajak tangguhannya diakui
21
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
22