You are on page 1of 10

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA INSTALASI GIZI ( 222 Tempat Tidur )

1. Kebutuhan tenaga Ahli gizi untuk asuhan gizi rawat inap dan penyelenggaraan makanan
berdasarkan jumlah konsumen :

Ratio tenaga ahli gizi : konsumen = 1 : 40


Hari pelayanan 7 hari/ mgg, hari kerja efektif 6 hari / mgg
Koreksi faktor cuti = 0,2
Jam kerja = 7 jam / hari dan istirahat 1 jam ( jam kerja efektif 6 jam )
Perhitungan dengan jumlah konsumen 222 adalah sebagai berikut :
Ratio 1 : 40 , 222/40 orang = 5,5 orang
Koreksi faktor hari kerja : 7/6 hari x 5.5 orang = 6.4 orang
Koreksi cuti, libur dll : 6.4 orang + ( 0,2 x 6.4 ) = 7.68 orang
Koreksi istirahat 1 jam : 7/6 x 7.68 orang = 8.9 orang
Maka kebutuhan tenaga ahli gizi adalah 9 orang, sedangkan jumlah ahli gizi yang tersedia 4
orang, jadi kurang 5 orang
Distribusi tenaga ahli gizi, adalah sebagai berikut :
Kepala Instalasi Gizi / Manager Gizi 1 orang
Ahli gizi penyelenggaraan makanan 1 orang
Ahli gizi distribusi makanan 1 orang
Ahli gizi pendidikan dan penelitian 1 orang
Ahli gizi rawat jalan /PKMRS 1 orang
Ahli gizi asuhan gizi rawat inap 4 orang

2. Tenaga Pengolahan, adalah sebagai berikut :

Kebutuhan tenaga pengolahan berdasarkan jumlah konsumen .


Ratio tenaga pengolah : konsumen = 1 : 25
Hari pelayanan 7 hari/ siklus, hari kerja efektif 6 hari / siklus
Koreksi faktor cuti = 0,2
Jam kerja = 8 jam rata-rata/ siklus dan istirahat 1 jam ( jam kerja efektif 7 jam )
Perhitungan , dengan jumlah konsumen 222 adalah sebagai berikut :
Ratio 1 : 25, 222/25 orang = 8.8 orang
Koreksi faktor hari kerja : 7/6 hari x 8.8 orang = 10.27 orang
Koreksi cuti, libur dll : 10.27 orang + (0,2 x 10.27) = 12.32 orang
Koreksi istirahat 1 jam : 8/7 x 12.32 orang = 14.08 orang
Maka kebutuhan tenaga pengolahan adalah 14 orang. Tenaga yang tersedia sudah 14 orang tetapi
pekerjaannya masih merangkap dengan pelayanan selain untuk pasien yaitu: untuk pesanan
menu penunggu, menu pegawai khusus, menu tindakan dokter operasi dan catering diet.
Sedangkan kebutuhan tenaga untuk pelayanan selain pasien di analisa sebagai berikut ;
Menu penunggu : 1 orang
Menu pegawai khusus : 1 orang
Menu dokter operasi dan catering : 1 orang
Analisa kebutuhan tenaga sebagai berikut :
Hari pelayanan 7 hari/ mgg, hari kerja efektif 6 hari / mgg
Koreksi faktor cuti = 0,2
Jam kerja = 7 jam / hari dan istirahat 1 jam ( jam kerja efektif 6 jam )
Perhitungan adalah sebagai berikut :
Koreksi faktor hari kerja : 7/6 hari x 3 orang = 3.5 orang
Koreksi cuti, libur dll : 3.5 orang + (0,2 x 3.5) = 4.2 orang
Koreksi istirahat 1 jam : 7/6 x 4.2 orang 4.8 orang
Maka kebutuhan tenaga pengolah untuk pelayanan selain pasien adalah 5 orang, sedangkan
tenaga yang tersedia 1 orang, jadi kurang 4 orang.

3. Tenaga persiapan dan pencucian alat masak

Kebutuhan tenaga bersiapan adalah sebagai berikut :


Persiapan bumbu : 1 orang
Persiapan lauk,sayur, buah : 1 orang
Pencucian alat masak : 1 orang
Analisa kebutuhan tenaga persiapan adalah sebagai berikut :
Hari pelayanan 7 hari/ mgg, hari kerja efektif 6 hari / mgg
Koreksi faktor cuti = 0,2
Jam kerja = 7 jam / hari dan istirahat 1 jam ( jam kerja efektif 6 jam )
Perhitungan adalah sebagai berikut :
Koreksi faktor hari kerja : 7/6 hari x 3 orang = 3.5 orang
Koreksi cuti, libur dll : 3.5 orang + ( 0,2 x 3.5 ) = 4.2 orang
Koreksi istirahat 1 jam : 7/6 x 4.2 orang 4.8 orang
Maka kebutuhan tenaga persiapan dan pencucian alat masak adalah 5 orang , sedangkan tenaga
yang tersedia 3 orang, jadi kurang 2 orang.
4. Tenaga distribusi makanan

Kebutuhan tenaga distribusi makanan berdasarkan jumlah konsumen .


Ratio tenaga distribusi : konsumen = 1 : 25
Hari pelayanan 7 hari/ mgg, hari kerja efektif 6 hari / mgg
Koreksi faktor cuti = 0,2
Jam kerja = 7 jam / hari dan istirahat 1 jam ( jam kerja efektif 6 jam )
Perhitungan , dengan jumlah konsumen 222 adalah sebagai berikut :
Ratio 1 : 25 , 222/25 orang = 8.8 orang
Koreksi faktor hari kerja : 7/6 hari x 8.8 orang = 10.3 orang
Koreksi cuti, libur dll : 10.3 orang + ( 0,2 x 10.3 ) = 12.4 orang
Koreksi istirahat 1 jam : 7/6 x 12.4 orang = 14.5 orang
Maka kebutuhan tenaga distribusi makanan adalah 15 orang. Tenaga yang tersedia 15 orang.

5. Tenaga distribusi minuman

Kebutuhan tenaga minuman adalah sebagai berikut :


Dinas pagi : 2 orang
Dinas siang : 1 orang
Dinas malam : 1 orang
Analisa kebutuhan tenaga sebagai berikut :
Hari pelayanan 7 hari/ mgg, hari kerja efektif 6 hari / mgg
Koreksi faktor cuti = 0,2
Jam kerja = 7 jam / hari dan istirahat 1 jam ( jam kerja efektif 6 jam )
Perhitungan adalah sebagai berikut :
Koreksi faktor hari kerja : 5/4 hari x 4 orang = 5 orang
Koreksi cuti, libur dll : 5 orang + (0,2 x 5) = 6 orang
Koreksi istirahat 1 jam : 7/6 x 6 orang = 7 orang

Maka kebutuhan tenaga minuman adalah 7 orang, sedangkan tenaga yang tersedia 5 orang jadi
kurang 2 orang.

Instalasi gizi telah menerapkan pola dan prosedur ketenagaan/kepegawaian yang


didukung dengan sejumlah peraturan dan kebijakan demi terciptanya Sumber Daya Manusia
yang stabil dan efektif. Masing-masing ketenagaan/kepegawaian memiliki prosedur yang
berbeda. Prosedur kerja pramusaji di ruang rawat inap (Teratai) di RSUD Pandanarang Boyolali
terdapat 2 shift yaitu dinas pagi dan dinas sore.
Dinas Pagi
1. Jam dinas : 06.00 – 13.00 WIB
2. Kualifikasi
a. Latar belakang : SMK boga, SMA dan sederajat
b. Telah mengikuti pelatihan selama 2 minggu di Instalasi gizi
3. Garis kewenangan
a. Secara langsung dibawah koordinasi Penata Gizi Rawat Inap
b. Secara tidak langsung dibawah Penanggung Jawab Pelayanan Yanzi Diklatlitbang dan Instalasi
Rawat Inap
4. Fungsi dan Tanggung Jawab
a. Fungsi

Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makan pagi, selingan pagi dan makan siang diruang
rawat inap
b. Tanggung jawab
Menyelesaikan semua kegiatan penyelenggaraan makan dan administrasi yang ada diruang
rawat inap pagi dan siang.
c. Uraian tugas  terlampir pada kegiatan pokok
Dinas sore
1. Jam dinas : 13.00 – 20.00 WIB
2. Kualifikasi
a. Latar belakang : SMK boga, SMA dan sederajat
b. Telah mengikuti pelatihan selama 2 minggu di Instalasi gizi
3. Garis Kewenangan
a. Secara langsung dibawah koordinasi Penata Gizi Rawat Inap
b. Secara tidak langsung dibawah Penanggung Jawab Pelayanan Yanzi Diklatlitbang dan Instalasi
Rawat Inap
4. Fungsi dan Tanggung Jawab
a. Fungsi

Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan selingan sore dan makan sore di ruang rawat inap
b. Tanggung jawab

Menyelesaikan semua kegiatan penyelenggaraan makan dan administrasi yang ada diruang
rawat inap sore.
c. Uraian tugas  terlampir pada kegiatan pokok

Analisis kebutuhan tenaga kerja di Instalasi Gizi RSUD Pandanarang Boyolali


Pengamatan terhadap : Tenaga Pramusaji IRNA RSUD Pandanarang Boyolali
Unit kerja : Dapur IRNA Teratai
Waktu Pengamatan : 14 dan 15 Oktober 2014
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Waktu yang dibutuhkan oleh seorang tenaga pramusaji IRNA Teratai menyiapkan makanan
pokok dan snack untuk bekerja setelah dikurangi hari libur, cuti, ijin, sakit, dan kegiatan
pelatihan yaitu
Adapun rumus waktu kerja tersedia yaitu:

Waktu kerja tersedia = [A - (B+C+D+E)] X F

Keterangan :
A = Hari kerja
Dapur pantry IRNA IV Teratai (6 hari kerja/minggu) →
365 hari - 48 hari = 317 hari
B = Cuti tahunan → 12 hari
C = Pendidikan dan pelatihan → belum pernah
D = Hari libur nasional → tidak libur
E = Ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu satu tahun,
karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa pemberitahuan atau izin) → tidak ada
F = Waktu kerja dalam satu hari / Rata – rata sehari kerja di RS
Shift Pagi : 2 jam 10 menit

Tabel . Waktu Kerja Yang Tersedia Dalam 1 Tahun


Unit Kerja Pagi
Dapur pantry 660.83 jam / 39650
menit

2. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori Tenaga


a. Unit Kerja Dapur Pantry IRNA Teratai
Kategori Tenaga : Pramusaji
Shift Pagi (Pukul 06.00 – 13.00)

3. Menyusun Standar Beban Kerja


Standar beban Kerja :Volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun yaitu

Waktu kerja yang tersedia per tahun (menit)


Satuan waktu per kegiatan pokok (menit)
4. Penyusunan Standar Kelonggaran

Rata – rata waktu faktor kelonggaran (menit)


Waktu kerja tersedia per tahun

Standar Kelonggaran :

 230 menit : 39650 menit = 0.0058

No Jam Dinas Standar kelonggaran


1 Dinas Pagi 0,0058

5. Kuantitas Kegiatan
Jumlah rata- rata pasien IRNA dalam 1 tahun terakhir
Pagi = 600 pasien

6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Per Unit Kerja

Kuantitas kegiatan pokok + Standar kelonggaran


Standar beban kerja (SBK)

7. Perbandingan jumlah tenaga pramusaji IRNA IV antara sesungguhnya dan hasil perhitungan

Jumlah Kesesuaian
Jumlah tenaga Rasio
No Jenis tenaga tenaga hasil dengan
sesungguhnya WISN
perhitungan perhitungan
1 Dinas Pagi 1 2 Tidak sesuai 0,5
Jadi dari perhitungan tenaga menurut WISN pada pramusaji IRNA teratai tidak sesuai

dengan jumlah tenaga yang sesungguhnya pada IRNA teratai. Menurut hasil perhitungan,

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 2 orang pada dinas pagi, sedangkan pada keadaan

sesungguhnya terdapat 1 tenaga kerja pada dinas pagi.

Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga pramusaji IRNA Teratai tidak sesuai dengan

hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Ketidaksesuaian ini disebabkan pendistribusian

tenaga pramusaji yang belum merata. Hal ini menyebabkan beban tenaga kerja yang berlebih .

Makin tinggi beban kerja, maka kinerja makin menurun. Beban setiap jenis pekerjaan berbeda

tergantung pada jenis dan lama pekerjaannya. Setiap pekerjaan apa pun jenisnya apakah

pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi

yang melakukan. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental ataupun beban sosial

sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku (Notoatmodjo, 1997). Akibat beban kerja yang terlalu

berat atau kemampuan fisik yang lemah, dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita

gangguan atau penyakit akibat kerja (Depkes, 2000). Pembebanan kerja yang berlebihan juga

dapat mengakibatkan kelelahan kerja (Budiono, 2000). Sarana kerja yang tidak antropometris

dan waktu kerja yang panjang dapat memberikan tambahan beban kerja dan menimbulkan

terjadinya kelelahan dini, bahkan dapat berakibat fatal bagi kesehatan pekerja (Purwanto,

2004).
Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
A. Kualifikasi Tenaga Gizi Rumah Sakit
1. Kepala Unit Pelayanan Gizi (UPG)
Kepala UPG adalah penanggung jawab umum organisasi UPG yang ditunjuk oleh pimpinan
rumah sakit berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Fungsi dan
tugas kepala UPG rumah sakit adalah :
 Menyusun perencanaan pelayanan gizi
 Menyusun rencana evaluasi pelayanan gizi
 Melaksanakan pemantauan
 Melaksanakan pengkajian data kasus
 Melaksanakan penelitian dan pengembangan
Untuk melaksanakan tugas diatas, seorang kepala UPG rumah sakit harus memenuhi criteria
sebagai berikut :
 Rumah Sakit kelas A : Lulusan S2-Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/Kesehatan dengan
pendidikan dasar D3-Gizi, atau minimal lulusan D4-Gizi dengan pengalaman kerja
tertentu.
 Rumah Sakit kelas B : Lulusan S2-Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/Kesehatan dengan
pendidikan dasar D3-Gizi, atau minimal lulusan D4-Gizi.
 Rumah Sakit kelas C : S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
lulusan D4-Gizi, atau minimal lulusan D3-Gizi dengan pengalaman kerja tertentu.
Koordinator Unit-Unit
Hal-hal yang menjadi tugas koordinator unit adalah :
 Perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi
 Pengawasan dan pengendalian dalampenyelenggaraan pelayanan gizi
 Pemantauan proses pelayanan
 Pengkajian data kasus
 Penelitian dan pengembangan
Untuk melaksanakan tugas diatas, seorang koordinator unit harus memenuhi criteria sebagai
berikut :
 Rumah Sakit kelas A dan B : Lulusan S2-Gizi/Kesehatan atau S1-Gizi/Kesehatan
dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau minimal lulusan D4-Gizi.
Rumah Sakit kelas C : S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi, atau
lulusan D4-Gizi, atau minimal lulusan D3-Gizi.
3. Supervisor
Seorang supervisor bertugas mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaraan
pelayanan gizi rumah sakit mulai dari perencanaan sampai pendistribusian dan pelayanan
pasca rawat dan rujukan. Ruang lingkup yang diawasi dapat mencakup aspek diatetik dan
non-dietetik. Untuk melaksanakan tugas pengawasan tersebut, seorang supervisor UPG
rumah sakit harus memenuhi criteria sebagai berikut :
 Rumah Sakit kelas A dan B: Lulusan S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-
Gizi, atau lulusan D4-Gizi, atau minimal D3-Gizi/Perhotelan.
 Rumah Sakit kelas C : Lulusan S1-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-Gizi,
atau lulusan D4-Gizi, atau D3-Gizi/Perhotelan, atau minimal lulusan SMK Tataboga
dengan pengalaman di bidang penyelenggaraan makanan minimal 3 tahun.
Supervisor bersifat tidak menetap atau dapat ditukar/digantikan (rolling) bergiliran sesuai
kemampuan teknis,keterampilan, maupun masa tugas.
4. Pelaksana
a. Juru masak
Juru masak adalah tenaga pengolah bahan makanan yang bertugas mulai dari persiapan
hingga pendistribusian. Kriterianya adalah
 Rumah Sakit kelas A dan B:Lulusan SMK Tataboga/SMU + Kursus masak.
 Rumah Sakit kelas C : Lulusan SMU/SLTP + Kursus masak
. Urusan gudang/perbekalan
Tenaga ini bertugas pada unit penyimpanan bahan makanan untuk menjamin ketersediaan
dan kesiapan bahan makanan sesuai dengan menu harian, serta kondisi fisik bahan makanan
yang bermutu sesuai dengan spesifikasi (standar) yang telah ditentukan. Kriteria petugas
gudang adalah :
 Rumah Sakit kelas A dan B:Lulusan D3-Gizi,D1-Gizi, atau SMU
 Rumah Sakit kelas C : Lulusan D1-Gizi,SMU/sederajat
Operator computer terutama bertugas dalam memformulasi dan mengakurasi
perencanaan anggaran serta kebutuhan bahan makanan mulai dari perencanaan hingga
evaluasi. Selain itu juga bertugas dalam mengorganisasikan data untuk mendukung efektifitas
pelaporan. Pendidikan dasar untuk tenaga ini adalah SMU atau D3-Gizi+kursus computer.
d. Tata usaha
Tugas bagian ini meliputi regsitrasi pesanan,pembukuan keuangan, penyiapan laporan
berkala, penyiapan laporan khusus, serta pengaturan mengenai kepagawaian. Pendidikan
yang diperlukan pada bagian ini adalah D3-Gizi, D1-Gizi, SMU+kursus administrasi
ketatausahaan, atau SMK-administrasi.
e. Juru masak ruangan
Juru masak ruangan adalah pelaksana penyajian makanan di ruang-ruang rawat inap, mulai
dari penataan di dapur ruangan sampai menyajikan ke pasien. Kriterianya adalah :
 Rumah Sakit kelas A dan B:Lulusan SMK Tataboga atau SMU+kursus masak
 Rumah Sakit kelas C : Lulusan SMU/SLTP+kursus masak
f. Pekarya
Pekarya adalah pelaksana yang membantu pelaksanaan tugas operasional di dapur
penyelenggaraan makanan dan dapur ruang rawat inap.

You might also like