You are on page 1of 17

Komponen dan Diagram Kelistrikan Sistem Penerangan Lampu Kepala/ Utama pada Mobil

juan prasetyadi 13:20

Seperti yang kita ketahui, bahwa penerangan sangat dibutuhkan terutama saat kondisi malam hari
dalam keadaan yang gelap.

Pada kendaraan, baik itu kendaraan roda dua ataupun roda empat pasti terdapat lampu kepala atau
lampu utama.

Lampu kepala pada kendaraan tersebut berfungsi sebagai penerang bagi pengemudi saat sedang
menjalankan kendaraannya pada malam hari dengan kondisi yang gelap.

Tanpa adanya sistem penerangan ini, maka akan membahayakan ketika sedang berkendara dalam
kondisi yang gelap, baik itu berbahaya bagi pengemudi sendiri maupun bagi orang lain.

Sistem penerangan lampu kepala pada kendaraan memiliki dua kondisi jarak penerangan yaitu
penerangan jarak pendek dan penerangan jarak jauh.

Sistem penerangan lampu kepala pada kendaraan mobil terdiri dari beberapa komponen, antara lain
baterai, fuse atau sekering, saklar untuk mengontrol lampu, saklar dim, relay, lampu kepala, indikator
lampu jarak jauh dan kabel.

Baterai

Baterai pada sistem penerangan lampu kepala berfungsi sebagai sumber listrik dengan arus searah atau
DC (Dirrect Current). Baterai juga biasa disebut dengan aki atau accu yang pada umumnya memiliki
tegangan sebesar 12 volt. Pada baterai terdapat dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif.
Fuse

Fuse atau sekering pada sistem kelistrikan lampu kepala memiliki fungsi sebagai pengaman bila terjadi
beban arus yang berlebih atau terjadi konseleting arus listrik. Fuse juga berfungsi untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada komponen-komponen kelistrikan lainnya seperti saklar, relay, kabel, lampu
dan lain sebagaimnya jika terjadi hubungan singkat (konseleting) atau beban arus berlebihan. Cara fuse
sebagai pengaman rangkaian yaitu dengan memutuskan hubungan, fuse akan putus jika arus yang
melewati fuse melebihi kapasitas dari fuse (kelebihan beban arus), dengan demikian arus tersebut tidak
akan dialirkan ke komponen kelistrikan lainnya sehingga komponen kelistrikan yang lain akan terhindar
dari kerusakan.

Fuse terdiri dari dua tipe, yaitu tipe tabung dan tipe blade, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah ini :

Saklar pengontrol lampu kepala


Saklar pengontrol lampu kepala berfungsi sebagai pengontrol nyala lampu, baik lampu jarak dekat jarak
jauh maupun dim. Cara menggunakan saklar pengontrol lampu kepala yaitu dengan cara menekan ke
depan untuk lampu jauh atau menarik kebelakang untuk lampu dekat, sedangkan untuk lampu dim
ditarik lebih kebelakang lagi.

Relay

Relay pada sistem penerangan lampu kepala merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang besar yang mengalir ke beban lampu kepala dengan
pengendali (saklar) yang cukup menggunakan arus kecil. Dengan pemakaian relay pada sistem
kelistrikan ini, maka akan dapat membuat saklar lebih awet karena saklar hanya dialiri arus yang kecil
sebagai pengontrolnya.

Relay yang biasa digunakan pada sistem penerangan lampu kepala adalah tipe NO (Normally Open)
Single Pole Single Throw. Relay tipe ini memiliki 4 kaki terminal yaitu terminal 30 yang dapat positif
baterai, terminal 87 yang dapat beban lampu kepala, terminal 85 yang dapat saklar dengan arus positif
(untuk pengendali positif), dan terminal 86 yang dapat massa atau negatif baterai. Relay tipe NO adalah
relay yang dalam keadaan awalnya, antara terminal 30 dan terminal 87 tidak terjadi hubungan atau
putus dan ketika relay aktif maka terminal 30 dan terminal 87 terhubung.

Lampu kepala

Lampu kepala pada kendaraan diletakkan pada bagian depan kendaraan yang berfungsi sebagai
penerang jalan. Pada lampu kepala memiliki dua jarak penerangan yaitu jarak dekat dan jarak jauh.

Lampu kepala terdapat 2 tipe yang sering digunakan, yaitu tipe sealed beam dan tipe semi sealed beam
(bola lampu). Lampu kepala tipe sealed beam adalah lampu kepala yang kontruksi bohlam lampu, dan
kaca refrektornya menjadi satu kesatuan sehingga jika lampu putus maka harus diganti lampu dan kaca
reflektornya karena tidak dapat dipisahkan sedangkan lampu kepala tipe semi sealed beam yaitu lampu
kepala yang kontruksi bohlam lampunya dapat dilepas dari kaca reflektornya sehingga bila bohlam
lampunya putus maka dapat diganti bohlamnya saja.

Pada bohlam lampu tipe semi sealed beam terdiri dari dua jenis bohlam lampu, yaitu tipe bohlam lampu
biasa (tungsten) dan bohlam lampu quarz halogen. Pada bohlam lampu biasa, dia menggunakan kawat
filament sebagai sumber cahaya sedangkan pada bohlam lampu tipe quarz halogen dia menggunakan
gas halogen di dalam tabungnya.

Kabel

Kabel dalam sistem kelistrikan memiliki sebagai penghantar listrik dari komponen kelistrikan satu
dengan lainnya. Kabel tersusun dari bagian inti yang biasanya terbuat dari kawat tembaga dan bagian
luar yang berfungsi sebagai isolator agar tidak terjadi kebocoran listrik. Ukuran diameter kawat inti
berbeda-beda besarnya, hal ini disesuaikan dengan besar arus yang mengalir pada kabel tersebut, bila
arus yang mengalir besar maka diameter inti kabel harus semakin besar pula.
Diagram kelistrikan lampu kepala

Lampu kepala pada mobil tidak dilewatkan kunci kontak dan biasanya menggunakan tipe pengendali
positif yang artinya arus dari postif baterai langsung menuju ke saklar pengontrol lampu. Di bawah ini
diperlihatkan rangkainan kelistrikan lampu kepala yang menggunakan pengendali positif.

Keterangan :

1. Lampu kepala kiri

2. Lampu kepala kanan

3. Relay lampu kepala untuk jarak dekat

4. Relay lampu kepala untuk jarak jauh

5. Saklar lampu kepala jarak dekat dan jarak jauh

6. Saklar utama

7. Sekering atau fuse

8. Fuse link
9. Baterai atau accu

Cara kerja :

Ketika saklar lampu kepala di “On” kan maka arus positif baterai akan mengalir melewati fuse dan
menuju ke saklar lampu. Ketika saklar lampu pada posisi 56a maka arus dari baterai akan menuju ke
terminal 85 pada relay yang ditunjukkan oleh angka 4 kemudian akan mengaktifkan magnetic switch
pada relay sehingga akan menghubungkan terminal 30 dan 87. Ketika terminal 30 dan 87 terhubung
maka arus positif yang dihubungkan di terminal 30 akan disalurkan ke terminal 87 dan nantinya akan
diteruskan ke beban lampu (jarak jauh atau jarak dekat). Begitu pula ketika saklar pengontrol lampu di
posisikan pada terminal 56b maka relay yang aktif adalah relay yang ditunjukkan oleh angka 4.

Fungsi Relay 4 kaki dan 5 kaki (Plus Cara


Kerja dan Rangkaiannya)
Cara Kerja Relay – Pada rangkaian kelistrikan mobil kita sangat familiar dengan yang
namanya relay, lantas apa anda sudah sepenuhnya mengerti apa itu fungsi relay
bagaimana cara kerja relay ? diartikel ini akan kita bahas sedetail mungkin mengenai
cara kerja relay 4 kaki dan relay 5 kaki.

Fungsi relay adalah sebagai jembatan penghubung antara arus dari baterai langsung
ke masa. Penggunaan relay akan memotong alur arus listrik yang melewati rangkaiaan
untuk mencapai beban. Artinya, relay akan membuat aliran arus lebih sederhana dan
lebih ringkas. Hasilnya, hambatan yang terjadi pada rangkaian kelistrikan tersebut akan
lebih kecil sehingga penggunan listrik bisa lebih hemat dan beban kelistrikan bisa lebih
maksimal kinerjanya.

Relay bekerja seperti saklar biasa namun saklar ini akan digeraka oleh skema
elektromagnetik yang diatur oleh saklar utama. Dalam hal ini saklar didalam relay akan
menghubungkan arus langsung dari baterai ke beban kelistrikan, sehingga arus besar
dari baterai tersebut tidak perlu berputar-putar melewati saklar yang letaknya didalam
dashboard.

Hampir semua sistem kelistrikan mobil memakai relay, contohnya pada rangkaian
lampu atau klakson pemakaian relay terbukti membuat cahaya lampu lebih terang dan
bunyi klakson juga lebih keras. Hal ini bisa dimodifikasi untuk membuat penghematan
pemakaian arus listrik sehingga tingkat keekonomisan bahan bakar juga akan
berpengaruh.
Secara umum pada sebuah relay memiliki 4 buah terminal antara lain

 Terminal 30, sebagai penyedia arus dari baterai


 Terminal 87, sebagai terminal yang terhubung dengan beban kelisrikan
 Terminal 85, sebagai sinyal dari saklar utama untuk menentukan kapan relay
bekerja.
 Terminal 86, merupakan masa dari solenoid yang tepasang didalam relay.

dari keempat terminal diatas, relay ada yang memiliki karakteristik NO (normaly open)
aliran listrik pada tipe ini akan terputus saat relay dalam kondisi mati. Dan katakteristik
NC (normaly close) yang rangkaian arusnya tersambung saat kondisi relay mati dan
rangkaian ini akan terputus ketika relay bekerja.

Dilihat dari jumlah kaki atau terminalnya, relay juga mengalami perkembangan.
Setidaknya ada 5 jenis relay yang dibedakan dari jumlah terminal antara lain.

 Relay 3 kaki, relay ini memiliki tiga terminal antara lain terminal 30 sebagai
sumber arus, 87 sebagai penghubung beban, dan 86 sebagai control relay.
Sementara terminal 85 sudah tersambung ke terminal 30 didalam relay, untuk
pengaturan kinerja relay dilakukan dari control masa terminal 86 relay.
 Relay 4 kaki, relay yang menjadi dasar relay ini dipakai pada rangkaian
kelistrikan beban tunggal seperti klakson dan foglamp. relay ini memiliki kontrol
power dari terminal 85 untuk mengatur kapan relay hidup.
 Relay 5 kaki, relay ini juga sebenarnya sama seperti relay 4 kaki hanya saja ada
terminal 87a sebagai output kedua, dengan kata lain ada dua buah output pada
relay ini. Hal itu memungkinkan suatu rangkaian dengan beban ganda bisa
dijalankan melalui satu relay. Contoh relay ini ada pada rangkaian headlam (low
and High), dan Stop lamp (tail and Brake).
 Relaty 8 kaki, relay ini memang jarang ditemukan pada rangkaian kelistrikan
mobil. Apda relay ini memungkinkan ada dua perintah saklar pada sebuah relay.

Cara Kerja Relay Pada Rangkaian Kelistrikan

1. Relay 3 kaki

Kontrol pada relay 3 kaki terletak pada terminal 86 yang harusnya terhubung dengan masa.
Memang terminal 86 terhubung dengan masa namun sebelum menyentuh masa aliran listrik
akan dialirkan pada sebuah saklar kelistrikan.
Misal pada rangkaian horn atau klakson, maka arus dari baterai masuk ke terminal 30 relay.
Didalam terminal 30 arus akan disalurkan ke kontak relay dan ke solenoid yang terletak
dibawah kontak. Output dari solenoid yakni terminal 86 terminal dihubungkan ke saklar klakson
didalam kabin, baru setelah itu rangkaian terhubung dengan masa.

Jika klakson ditekan maka terminal 86 terhubung dengan masa, hal itu akan menimbulkan
kemagnetan pada solenoid. Kemagnetan tersebut akan menarik kontak relay sehingga terminal
85 dan 87 terhubung.

2. Relay 4 kaki

Untuk relay 4 kaki biasanya dipakai untuk kontrol positif pada rangkaian kelistrikan beban
tunggal. Contohnya rangkaian foglamp, arus dari baterai masuk ke terminal 30 relay dan
terhubung ke kontak relay. Pada sisi lain, saklar foglamp akan mengirimkan arus masuk ke
terminal 85 relay dan terminal 86 relay sudah terhubung ke masa secara default.

Sehingga ketika saklar fog lamp dihidupkan akan membuat kemagnetan didalam solenoid yang
menarik kontak relay sehingga terminal 30 dan 87 terhubung. Dan hasilnya timbul aliran listrik
ke beban dalam hal ini lampu fog.

3. Relay 5 kaki
Pada relay 5 kaki, ada dua buah output. Output 87a akan terhubung dengan terminal 30 relay
saat relay mati, hal itu membuat ketika ada arus yang mengalir ke terminal 30 maka terminal
87a juga akan mengalirkan arus. Biasanya, pada rangkaian ini terminal 30 tidak tersambung
langsung ke baterai tapi ada kontrol lain misal pengaruh ignition.

Kita ambil contoh stop lamp. Ketika saklar dihidupkan, maka akan timbul aliran arus dari
terminal 30 ke terminal 87a sehingga lampu tail hidup.

Saat rem ditekan, maka terminal 85 akan mengirmkan arus ke solenoid sehingga terjadi
kemagnetan dan terjadilah canging, kontak pada relay berpindah dari 87a ke terminal 87 akibat
tarikan magnet solenoid. Hal itu membuat aliran arus berganti melalui terminal 87, terminal 87
akan langsung menghubungkan arus ke lampu rem yang memiliki sinar lebih terang.

Fungsi Relay dan Macam-Macam Relay


juan prasetyadi 21:45

Relay merupakan salah satu komponen elektronika yang beroperasi atau bekerja jika ada aliran
listrik yang menuju ke relay. Relay ini bekerja seperti saklar, yaitu digunakan untuk memutus
dan menghubungkan arus.

Pada relay terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian kumparan atau elektromagnet dan bagian
kontak point (saklar).
Bagian kumparan, bila dialiri arus listrik maka pada bagian kumparan ini akan menghasilkan
gaya elektromagnet.

Pada bagian kumparan inilah nantinya yang berfungsi untuk menarik kontak point agar dapat
terputus atau terhubung tergantung dengan jenis relaynya.

Bila kontak point terhubung maka arus listrik dapat mengalir sedangkan bila kontak point
terbuka maka aliran arus listrik terputus.

Fungsi relay pada rangkaian kelistrikan

Relay yang digunakan pada rangkaian kelistrikan pada umumnya memiliki fungsi sebagai
berikut :

 Relay berfungsi untuk mengendalikan sirkuit dengan tegangan tinggi dengan bantuan
signal tegangan rendah.
 Relay berfungsi untuk mengamankan saklar dari arus yang besar.
 Relay berfungsi untuk memperpanjang umur saklar.
 Relay dapat memperkecil terjadinya penurunan tegangan atau voltage drop yang
menuju ke beban.
 Pengunaan relay dapat mempersingkat atau memperingkas rangkaian, arus dari baterai
dapat langsung ke beban tanpa melewati komponen elektronika lainnya.

Kontruksi relay

Kontruksi dari komponen relay dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pada gambar diatas diperlihatkan relay dengan empat terminal, yaitu terminal 30, terminal 87,
terminal 86 dan terminal 85.

 Terminal 30 dihubungkan dengan terminal positif baterai.


 Terminal 87 dihubungkan dengan beban (contohnya lampu, klakson, motor starter dan
lain-lain).
 Terminal 85 dihubungkan ke saklar dan mendapatkan arus positif (digunakan sebagai
signal).
 Terminal 86 dihubungkan ke massa atau ground atau negatif baterai.
Jenis relay berdasarkan posisi awal dari kontak pointnya dibagi menjadi dua yaitu tipe Normally
Close (NC) dan tipe Normally Open (NO).

 Relay tipe Normally Close atau NC yaitu relay yang kondisi awalnya sebelum diaktifkan
akan berada pada posisi terhubung atau menutup (close).
 Relay tipe Normally Open atau NO yaitu relay yang kondisi awalnya sebelum diaktifkan
akan berada pada posisi terputus atau terbuka (open).

Jenis relay berdasarkan jumlah Pole dan Throw

Pada relay juga terdapat pole dan throw. Pole artinya yaitu banyaknya kontak yang dimiliki oleh
relay, sedangkan throw artinya banyaknya kondisi yang dimiliki oleh kontak point.

Jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw nya dibagi menjadi empat yaitu :

1. Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST)

Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) ini memiliki empat kaki terminal, dua kaki terminal
sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya untuk kumparan elektromagnet. Dua
terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan satu lagi sebagai throw.
2. Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT)

Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) ini memiliki lima kaki terminal, tiga kaki terminal
digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya digunakan sebagai
kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole
dan dua sebagai throw.

3. Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST)

Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) ini memiliki memiliki enam kaki terminal, emapat
kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya digunakan sebagai
kumparan elektromagnet. Empat terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari
dua pasang saklar single pole double throw.

4. Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT)

Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) ini memiliki delapan buah terminal, enam
terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal digunakan sebagai
kumparan elektromagnet. Enam terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari
dua pasang saklar single pole double throw.

Untuk lebih jelasnya untuk memahami tipe relay berdasarkan jumlah pole dan thrownya,
perhatikan gambar di bawah ini :
Pada kendaraan, komponen relay ini banyak digunakan yaitu contohnya pada rangkaian
kelstrikan lampu kepala pengendali positif, rangkaian horn (klakson), rangkaian kelistrikan
motor starter dan lain sebagainya.
Saklar Kombinasi (Combination Switch)

Saklar kombinasi ini adalah saklar pada kendaraan roda empat yang sudah mewakili beberapa
saklar antara lain:
a. saklar lampu kota
b. saklar lampu kepala jarak pendek
c. saklar lampu kepala jarak jauh
d. saklar lampu sein/tanda belok kanan dan kiri
e. saklar lampu hazard/lampu tanda bahaya
f. saklar klakson
g. saklar washer/penyemprot air
h. saklar wiper/penghapus kaca
ada 2 tuas apabila anda lihat digambar 01. yaitu cara pemakaiannya sebagai berikut:
1. Tuas Kanan pada gambar A: meliputi bagian yang bisa diputar bisa digunakan untuk putaran
pertama aktif lampu kota,putaran kedua aktif lampu kepala jarak dekat, sedangkan saat diangkat
akan mengaktifkan lampu kepala jarak jauh / blitz yang umum digunakan pada lampu peringatan
jika kendaraan berniat mendahului sebagai tambahan peringatan selain membunyikan klakson.
2. Pada gambar A juga bisa mengaktifkan saklar lampu sein misal saat didorong kemuka yang
aktif lampu sein kiri dan saat didorong kebelakang yang aktif lampu sein kanan
3. Pada gambar B adalah switch lampu hazard
4. Pada gambar C adalah Switch klakson yang bisa dihubungkan dengan relay dengan rakitan
control massa/negative, artinya switch ini me-masa-kan pada kaki 85 di komponen relay pada
rangkaian klakson.
5. Pada gambar D ada dua bagian aktif, yang pertama posisi off artinya saklar wiper mati,
kemudian posisi low artinya saklar wiper bergerak menghapus kaca dengan pelan, kemudian
high artinya wiper bergerak cepat, dan intro artinya wiper bergerak secara interval putus gerak
putus gerak.
6. Pada gambar E adalah hubungan kaki-kaki kabel yang menghubungkan dari saklar kombinasi
kepada rangkaian kelistrikan mobil meliputi:
Kaki-kaki saklar kombinasi (lihat yang ditunjukkan E):
1. sambungan lampu sein/reteng:
*30=positif accu, 49=input flasher, 49a=output flasher, R= ke reteng kiri, L=ke reteng kanan
2. sambungan lampu kepala:
* 30=Positif accu dari sekring, 56a ke lampu kepala jauh dihub dengan relay kaki 86, 56b=
kelampu kepala dekat dihub dengan relay kaki 86.
3. saklar lampu kota= 58, dengan 15= kunci kotak ig
4. saklar washer: 31b merupakan pemassa untuk penyemprot air jika 30 washer ke positif accu.
31b yang lain saklar untuk relay kontrol masa untuk rangkaian klakson.
5. sambungan wiper: 31- massa, 53, 53a,53b adalah terhubung dengan wiper dengan berbagai
kecepatan.

You might also like